Dengan
penerapan pendekatan pembelajaran mendalam di satuan pendidikan, maka perlu
satuan pendidikan melakukan pengembangan keprofesional guru dan tenaga
kependidikan secara sistematis. Salah satunya disarankan dengan model atau
pendekatan inkuiri kolaboratif yang terdiri dari empat tahap. Namun bukan hanya
dengan inkuiri kolaboratif saja yang dapat dilakukan untuk pengembangan
professional guru dan tenaga kependidikan secara kolaboratif. Pada tulisan ini
ada 5 strategi yang dapat digunakan untuk pengembangan professional guru dan
tenaga kependidikan.
Kamis, 04 September 2025
5 Strategi Pembelajaran Profesional Kolaboratif (Collaborative Professional Learning) di Sekolah
Minggu, 24 Agustus 2025
35 Contoh Strategi Guru untuk Asesmen Formatif Sebagai Umpan Balik dalam Pembelajaran Mendalam
Kita selaku guru masih sering
menggunakan metode pembelajaran yang monoton. Dimulai dengan guru menjelaskan
materi pembelajaran, kemudian ada penugasan, dan selanjutnya ada asesmen
sumatif di akhir pembelajaran. Kalaupun ada perubahan misalnya dengan lebih
aktif siswa mencari sumber informasi supaya kelihatan ada pembelajaran dengan
mengaktifkan siswa. Namun akhirnya akan tetap saja langsung ada asesmen sumatif
dengan biasa dengan tes tulis.
Senin, 18 Agustus 2025
Teori ke Praktik: Bagaimana Guru Dapat Menerapkan Taksonomi SOLO Pada Pembelajaran Mendalam di dalam Kelas?
Sesuai dengan pendekatan
pembelajaran mendalam khususnya pada pengalaman belajar menyatakan bahwa siswa harus memahami dulu baru dapat mengaplikasikan
dan merefleksi pembelajarannya. Maka dengan Taksonomi SOLO ini
merupakan pengembangan dari Taksonomi Bloom dengan tingkat berpikir yang
mudah diamati pada setiap levelnya dan guru dapat menentukan jenis bantuan
yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Minggu, 17 Agustus 2025
Seperti Apa Tingkatan Pemahaman Taksonomi SOLO di dalam Kelas?
Sebelumnya sudah kita bahas
secara umum konsep tentang Taksonomi SOLO mulai dari pengertian, asalnya,
prinsip, tingkat, perbedaan dengan Taksonomi Bloom, dan manfaatnya. Maka pada
tulisan ini khusus menjelaskan seperti apa tingkatan pemahaman Taksonomi SOLO
di dalam kelas?
Silakan pahami materi sebelumnya
melalui tautan di bawah ini:
Taksonomi SOLO (Struktur Hasil
Pembelajaran yang Diamati) menguraikan lima tingkat pemahaman, berkembang dari
pemahaman dasar ke pemahaman yang lebih kompleks: Prastruktural,
Unistruktural, Multistruktural, Relasional, dan berpikir Abstrak yang Mendalam.
Tingkatan ini membantu pendidik memahami dan menilai bagaimana siswa memahami
konsep dan menunjukkan pembelajaran mereka
Mari kita uraikan ini ke dalam
istilah yang lebih praktis untuk lebih memahami seperti apa tingkat pemahaman
ini di dalam kelas.
1. Prastruktural
Biggs berpendapat
bahwa “respons pra-struktural tidak tepat sasaran” dan “menunjukkan sedikit
bukti pembelajaran yang relevan” (Biggs & Tang, 2007, hlm. 87).
Kita dapat
mengamati bahwa seorang siswa berada dalam tahap prastruktural ketika mereka
menanggapi pertanyaan dengan jawaban sederhana seperti:
·
"Saya
tidak mengerti."
·
"Apa
yang harus aku lakukan?"
·
"Saya
belum pernah mendengar hal ini sebelumnya."
·
"Aku
tidak tahu"
·
"Saya
punya satu ide."
·
"Saya
dapat mendefinisikan suatu istilah."
·
"Saya
bisa melakukan prosedur sederhana."
·
“Saya
hanya mengulang apa yang seharusnya saya katakan”, atau dengan komentar yang
tidak relevan.
2. Unistruktural
Biggs menjelaskan: “Respons
unistruktual berurusan dengan terminologi, sesuai jalur tetapi tidak lebih dari
itu” (Biggs & Tang, 2007, hlm. 87).
Pada tingkat ini,
seorang siswa mungkin dapat mengidentifikasi dan menyebutkan beberapa hal dan
mengikuti prosedur sederhana yang telah diajarkan kepada mereka.
Meskipun beberapa
elemen suatu topik mungkin telah dibahas oleh siswa, mereka juga akan
kehilangan banyak bagian penting dari topik tersebut yang dibutuhkan untuk
benar-benar memahaminya.
Seorang siswa yang memberikan jawaban tidak terstruktur terhadap suatu pertanyaan kemungkinan besar akan berkata:
· "Saya punya banyak ide tentang topik ini!"
· "Saya dapat menjelaskan beberapa ide saya."
· “Saya memiliki pemahaman tentang topik ini'
· "Saya tidak mengerti bagaimana ide-ide ini saling berhubungan.
3. Multistruktural
Pengetahuan
siswa masih terbatas pada mengingat, menghafal, dan menirukan apa yang telah
mereka pelajari. Oleh karena itu, siswa hanya memiliki pemahaman tingkat
permukaan. Mereka tidak dapat menggunakan suatu konsep dengan cara yang baru
dan inovatif karena mereka belum memahaminya dengan cukup baik.
Contoh:
Siswa multistruktur itu seperti tukang bangunan tanpa alat: semua bagiannya ada, tetapi ia tidak tahu bagaimana menghubungkannya. Anda mungkin pernah merasakan hal ini ketika membongkar beberapa furnitur Ikea dan ternyata tergeletak di lantai berkeping-keping!
Siswa pada tingkat relasional mungkin berkata:
·
"Saya
tahu bagaimana ide-ide ini saling berhubungan."
·
"Saya
dapat menerapkan apa yang telah saya pelajari."
· "Saya
tahu beberapa hal tentang topik ini" atau "Saya telah mengumpulkan
beberapa informasi tentang topik ini".
·
"Saya
dapat menjelaskan MENGAPA ini terjadi."
4. Relasional
Sebagaimana
dikemukakan Biggs: "perubahan kualitatif dalam pembelajaran dan
pemahaman telah terjadi. Ini bukan lagi soal mencatat fakta dan detail"
(Biggs & Tang, 2007, hlm. 87).
Pada
tingkat relasional, siswa mulai melihat bagaimana bagian-bagian suatu topik
disatukan. Mereka dapat:
·
Mengidentifikasi
pola.
·
Jelaskan
bagaimana bagian-bagian suatu topik saling terkait.
·
Bandingkan
dan bedakan berbagai elemen suatu topik.
·
Melihat
suatu topik dari beberapa perspektif.
Inti
dari pengetahuan relasional adalah kemampuan untuk menciptakan struktur dan
sistem untuk memilah pengetahuan. Siswa mulai menjelaskan hubungan antar
berbagai hal dengan menggunakan pemodelan sistemik dan beberapa pemodelan
teoretis.
Siswa pada tingkat
abstrak yang diperluas mungkin berkata:
·
"Saya
dapat menggunakan apa yang saya pelajari dan menerapkannya pada hal lain."
·
"Saya
dapat membuat prediksi berdasarkan apa yang saya pelajari."
·
"Saya
dapat mengevaluasi sesuatu berdasarkan apa yang saya pelajari."
·
“Saya
dapat melihat hubungan antara informasi yang telah saya kumpulkan”.
5. Berpikir Abstrak yang Mendalam
Biggs
berpendapat bahwa esensi dari respons abstrak yang diperluas "melampaui
apa yang telah diberikan" (Biggs & Tang, 2007, hlm. 87). Dengan
kata lain, siswa dapat menciptakan pengetahuan baru dan menerapkan pengetahuan
yang mereka miliki dalam berbagai konteks berkat pemahaman mereka yang mendalam
tentang topik tersebut.
Sebuah
Contoh: Misalnya, seorang siswa dapat mempelajari sesuatu di kelas dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka di luar kelas dalam konteks yang sama
sekali berbeda.
Siswa
juga mungkin dapat menghasilkan ide-ide teoritis dan kemudian menggunakannya
untuk membuat asumsi tentang kejadian di masa mendatang.
Siswa pada tingkat
abstrak yang diperluas mungkin berkata:
·
"Saya
dapat menggunakan apa yang saya pelajari dan menerapkannya pada hal lain."
·
"Saya
dapat membuat prediksi berdasarkan apa yang saya pelajari."
·
"Saya
dapat mengevaluasi sesuatu berdasarkan apa yang saya pelajari."
· “Dengan
merenungkan dan mengevaluasi pembelajaran saya, saya dapat melihat gambaran
yang lebih besar dan menghubungkan banyak ide yang berbeda bersama-sama”.
Sumber:
https://www.structural-learning.com/post/what-is-solo-taxonomy
https://learn.rumie.org/jR/bytes/how-do-i-use-solo-taxonomy-to-help-my-students-succeed/
https://www.educationperfect.com/article/solo-taxonomy/
https://helpfulprofessor.com/solo-taxonomy/
https://blog.tcea.org/tag/solo-taxonomy/
http://www.myrossbush.school.nz/solo-taxonomy.html
Taksonomi SOLO, Sebuah Pendekatan untuk Memahami Berbagai Tingkat Pemahaman Siswa Sesuai dengan Pembelajaran Mendalam
Ruang kelas masa kini beragam.
Peserta didik datang ke kelas kita dari berbagai latar belakang dan posisi
yang berbeda dalam perkembangan dan pembelajaran mereka. Sebagai guru, kita
harus berupaya menciptakan dan menyediakan pengalaman pembelajaran di
mana: semua pelajar adalah peserta aktif dalam pembelajaran mereka dan semua
pelajar diberikan dukungan yang menawarkan mereka kesempatan untuk sukses.
Inilah pola pikir untuk praktik
inklusif yang bermakna dan disengaja. Melalui praktik inklusif, kita
berupaya mengidentifikasi apa yang harus diketahui, dipahami, dan mampu
dilakukan peserta didik sebagai hasil dari pengalaman pendidikan ini,
mengartikulasikan tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan yang jelas,
serta menyediakan perancah yang diperlukan dan tepat agar setiap peserta
didik dapat mencapai kriteria keberhasilan tersebut. Lalu, bagaimana kita dapat
berhasil menyediakan lingkungan inklusif yang secara aktif melibatkan peserta
didik dari berbagai latar belakang dan di berbagai posisi dalam perjalanan
perkembangan mereka?
Rabu, 30 Juli 2025
Cara Satuan Pendidikan Merencanakan Kegiatan Kokurikuler (Pengganti P5) pada Pembelajaran Mendalam
Dengan
keluarnya Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10 Tahun 2025
tentang Standar Kompetensi Lulusan, maka Permendikbudristek Nomor 5 Tahun 2022 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah tidak berlaku lagi. Sehingga dampaknya juga profil
lulusan sebelumnya yang berupa Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari 6
rumusan karakter dan kompetensi (Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia; Berkebinekaan global; Bergotong royong; Mandiri; Bernalar
kritis; dan Kreatif) berganti dengan 8 Dimensi Profil Lulusan yang
terdiri dari: keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; kewargaan; penalaran
kritis; kreativitas; kolaborasi; kemandirian; kesehatan; dan komunikasi. Selain
itu juga sebelumnya ada rapor P5 dan sekarang tidak ada lagi rapor P5 diganti
dengan ada satu kolom untuk deskripsi kokurikuler pada rapor yang memuat
mata pelajaran seperti biasanya. Kegiatan kokurikuler ini dilaksanakan untuk semua
kelas dan bukan hanya kelas level bawah saja.
Minggu, 20 Juli 2025
Pembelajaran Kolaboratif Lintas Disiplin Ilmu Sebagai Salah Satu Kokurikuler Pengganti P5 pada Pembelajaran Mendalam
Berdasarkan Permendikdasmen No 13
Tahun 2025 tentang Struktur Kurikulum terdapat pembelajaran yang bersifat kokurikuler.
Kalau pada struktur kurikulum sebelumnya digunakan untuk Proyek P5. Kokurikuler
dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu,
gerakan 7 (tujuh) kebiasaan anak Indonesia hebat, dan/atau cara lainnya. Pembelajaran
kolaboratif lintas disiplin ilmu ini dapat dilaksanakan berupa pembelajaran
berbasis proyek, STEM, STEAM, atau pembelajaran kolaboratif lainnya.
Jumat, 18 Juli 2025
Kumpulan Peraturan, Pedoman, Panduan, dan Sumber Belajar untuk Pembelajaran Mendalam dan Koding/Kecerdasan Artifisial
Sekarang
ini lagi saatnya Kementerian Pendidikan Dasar Menengah melalui Balai/Kantor
Guru dan Tenaga Kependidikan di setiap provinsi di seluruh Indonesia
melaksanakan pelatihan untuk Pembelajaran Mendalam (PM) dan Koding serta Kecerdasan
Artifisial (KKA). Maka untuk itu kami mengumpulkan bahan-bahan yang berupa
peraturan, pedoman, panduan, dan sumber belajar yang berhubungan dengan dua
tema tersebut. Semoga bermanfaat.
Jumat, 11 Juli 2025
30 Contoh Jingle dan Yel-Yel MPLS Ramah Tahun Ajaran Baru 2025/2026
Pengenalan
lingkungan sekolah menjadi tahap penting untuk membentuk kesan awal peserta
didik baru. Oleh sebab itu, kehadiran jingle dan yel-yel MPLS Ramah 2025
memberikan pendekatan kreatif yang mampu menyemarakkan suasana secara
menyenangkan sesuai dengan prinsip dari MPLS yaitu ramah dan edukatif.
Maka di bawah ini terdapat 30 contoh jingle dan yel-yel yang dikumpulkan dari
berbagai sumber untuk dapat digunakan pada kegiatan MPLS. Semoga bermanfaat.
Kamis, 10 Juli 2025
Apa itu Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah dan Bagaimana Teknis Pelaksanaannya?
Masa sekarang ini ketika awal tahun pelajaran pada hari-hari minggu pertama masuk sekolah pasti sekolah atau satuan pendidikan disibukkan dengan persiapan pengenalan lingkungan sekolah atau disebut dengan MPLS. Maka Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengeluarkan panduan resmi masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) untuk siswa PAUD, SD, SMP dan SMA/SMK baru tahun ajaran 2025/2026 dalam bentuk surat edaran nomor 10 tahun 2025 dan panduan pelaksanaannya. Dalam surat edaran tersebut jelas sekali perbedaanya dengan tahun sebelumnya, mulai dari waktu, jenis kegiatan, materi, dan sampai larangan dalam kegiatan MPLS ini. Maka tulisan ini akan menguraikan hal-hal tersebut dan pada akhir tulisan ada tautan sumber belajar MPLS Ramah dan bahan yang dapat Anda unduh. Semoga setiap satuan pendidikan dapat mengimplementasikannya dengan baik.
Minggu, 29 Juni 2025
Inkuiri Kolaboratif Sebagai Pengganti Komunitas Belajar Untuk Memperkuat Implementasi Pembelajaran Mendalam
Jepang terkenal dengan kualitas
pendidikannya dengan berhasil mempertahankan posisinya di sepuluh besar untuk
standar pendidikan tertinggi di dunia selama ini. Salah satu rahasianya dengan Lesson
Study. Lesson Study menciptakan ruang aman tempat guru
dapat mengeksplorasi pendekatan dan mengambil risiko, sambil mengamati
dengan saksama dampaknya pada pembelajaran siswa mereka dan dengan berfokus
bersama pada pembelajaran siswa mereka, mereka memahami inti dari apa yang
harus diubah dalam pengajaran mereka. Maka kita di Indonesia mencoba dengan
pendekatan baru dalam pengembangan professional guru dengan inkuiri
kolaboratif yang sebelumnya dikenal juga dengan komunitas belajar (Kombel)
dengan siklus refleksi awal, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Mari kita
simak bersama seperti apa inkuiri kolaboratif itu mulai dari pengertian,
perbedaan dengan inkuiri tradisional, pentingnya, manfaat, prinsip, dan nilai
yang harus dipegang oleh guru dengan berbagai peran didalamnya.
Sabtu, 21 Juni 2025
Bagaimana Penerapan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial di Satuan Pendidikan?
Pemanfaatan teknologi seperti
kecerdasan artifisial (AI), mahadata (big data), dan Internet of
Things (IoT) makin mendominasi berbagai sektor. Digitalisasi telah mengubah
cara manusia bekerja, berkomunikasi, dan memecahkan masalah. Agar setiap anak
memiliki kesempatan yang sama untuk menghadapi tantangan ini, sistem pendidikan
perlu memastikan bahwa literasi digital, termasuk pembelajaran koding dan
kecerdasan artifisial, menjadi bagian dari kurikulum. Dengan demikian, pendidikan
yang bermutu dapat diakses oleh semua peserta didik, tanpa terbatas pada
daerah atau latar belakang tertentu.
Jumat, 06 Juni 2025
Apa itu Tes Kemampuan Akademik (TKA) dan Bagaimana Persiapan Sekolah?
Evaluasi tentang kelulusan siswa
terus jadi perbincangan banyak orang. Pasalnya, setelah lama tidak adanya Ujian
Nasional kini akan kembali dilaksanakan dengan format baru: Tes Kompetensi
Akademik (TKA). Sekilas, kehadiran TKA memberikan secercah harapan bagi sistem
evaluasi yang lebih manusiawi. Namun, dibalik itu muncul pertanyaan. Apakah TKA
benar-benar membawa perubahan atau justru sekadar reinkarnasi UN dalam bentuk
yang lebih diperhalus? Gambar di bawah menampilkan perkembangan evaluasi di negara kita. Mari kita simak paparan berikut ini.
Jumat, 30 Mei 2025
Apa Saja 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat? Apa Peran Sekolah? Ini Penjelasan Lengkapnya
Pendidikan karakter merupakan
fondasi penting dalam membentuk generasi unggul yang tidak hanya cerdas secara
akademik, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan kepribadian kuat. Gerakan ini
merupakan wujud nyata komitmen bersama untuk membentuk anak-anak Indonesia
sebagaimana diharapkan oleh para pendiri bangsa dalam konstitusi. Kita harapkan
dapat membentuk anak Indonesia menjadi anak-anak yang hebat, cerdas, sehat,
berkarakter, berakhlak mulia, terampil, dan memiliki dedikasi kepada bangsa dan
negara. Mereka adalah generasi yang nanti akan memimpin Indonesia menuju Indonesia
Emas 2045.
Minggu, 11 Mei 2025
Strategi untuk Mengurangi Efek Negatif Telepon Pintar (Smartphone) di Lingkungan Pendidikan
Penggunaan telepon pintar ibarat
pedang bermata dua. Telepon pintar telah menjadi alat yang efektif di era
digital ini, yang memungkinkan siswa untuk mengakses sejumlah besar informasi
dengan cepat dan mudah. Namun, di sisi lain juga dapat berimbas negatif yang
dapat mempengaruhi karakter, psikologi, dan akademis siswa yang akan berdampak
terhadap pembelajaran siswa.
Meningkatnya prevalensi telepon
pintar di lingkungan pendidikan telah memicu perdebatan sengit di antara para
pendidik, orang tua, dan pembuat kebijakan, karena mereka bergulat dengan sifat
ganda dari perangkat ini. Di satu sisi, telepon pintar digembar-gemborkan
sebagai alat pendidikan yang kuat yang dapat meningkatkan pembelajaran dan
memfasilitasi komunikasi. Di sisi lain, mereka dipandang sebagai sumber
gangguan yang signifikan yang dapat mengurangi kinerja akademis dan
kesejahteraan mental siswa.
Minggu, 04 Mei 2025
Dampak Negatif Penggunaan Telepon Pintar (Smartphone) terhadap Prestasi Akademik Siswa
Teknologi
seluler telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari,
dan dampaknya terhadap pendidikan sangat signifikan. Dengan maraknya telepon
pintar dan tablet, siswa dan guru sama-sama memiliki akses ke banyak informasi
dan sumber daya di ujung jari mereka hal ini dibuktikan pada hasil survei di
bawah ini dengan Indonesia berada pada urutan 4 pengguna telepon pintar
terbanyak di dunia.
Jumat, 18 April 2025
TIME LINE KEGIATAN PUSAT PRESTASI NASIONAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2025
Kegiatan ajang talenta merupakan
wahana aktualisasi unjuk prestasi peserta didik, yang juga menjadi momentum
untuk menemukenali anak-anak berbakat atau yang mempunyai potensi talenta di
atas rata-rata. Dalam mengikuti ajang talenta, mereka akan mendapatkan
tantangan terutama dalam menghasilkan suatu karya dan menjadi yang terbaik.
Kegiatan ajang talenta merupakan bagian dari proses pembinaan prestasi talenta
secara berkelanjutan, dan turut andil dalam mengembangkan karakter anak
Indonesia hebat, dengan gerakan 7 kebiasaan baik dan Pendidikan bermutu untuk
semua.
Senin, 14 April 2025
Bagaimana Cara Penilaian Formatif dan Sumatif untuk Pemikiran Tingkat Tinggi (HOT)?
Sebagai seorang guru kita sering memberikan penilaian, namun kita harus tahu mana yang termasuk penilaian formatif atau sumatif. Maka pada tulisan ini akan kami paparkan perbedaan antara dua penilaian ini dan kita hubungkan dengan penilaian untuk pemikiran tingkat tinggi (HOT). Pemikiran tingkat tinggi (HOT) mengharuskan kita melakukan sesuatu dengan fakta. Kita harus memahaminya, menyimpulkan darinya, menghubungkannya dengan fakta dan konsep lain, mengkategorikannya, memanipulasinya, menyatukannya dengan cara baru atau unik, dan menerapkannya saat kita mencari solusi baru untuk masalah baru.
Minggu, 13 April 2025
10 Strategi Praktis untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) di dalam Kelas
“Ketika seseorang menghafal dan
memberikan kembali informasi tanpa harus memikirkannya, kita menyebutnya
hafalan. Itu karena ia sangat mirip dengan robot; ia melakukan apa yang
diprogramkan untuk dilakukannya, tetapi ia tidak berpikir sendiri”
Seiring bertambahnya usia siswa,
guru meminta mereka untuk melakukan lebih banyak hal dengan informasi yang
telah mereka simpan di otak mereka. Jenis permintaan ini memerlukan akses ke
pemikiran tingkat tinggi (HOT).
Kamis, 10 April 2025
Aturan Terbaru Hari Belajar Guru dan Beberapa Catatan yang Perlu Diperhatikan Oleh Pemerintah Daerah
Seperti kita ketahui bersama
bahwa guru perlu terus mengembangkan kompetensinya untuk melaksanakan tugas
pokoknya dengan istilah 5M. Selama ini wadah dalam mengembangkan kompetensi
tersebut kita kenal dengan komunitas belajar. Namun untuk saat ini ada kebjakan
terbaru yang berkaitan dengan kegiatan pengembangan kompetensi guru, maka
Kemendikdasmen mengeluarkan surat edaran Nomor 5684/MDM.B1/HK.04.00/2025
Tentang Hari Belajar Guru yang ditujukan kepada Kepala Daerah di seluruh
Indonesia. Ada beberapa informasi berkaitan dengan Pengembangan Kompetensi
Berkelanjutan (PKB) bagi guru.
Senin, 24 Maret 2025
50 Contoh Kalimat Perintah (Promt) ChatGPT yang Dapat Digunakan Guru Untuk Berbagai Kebutuhan dalam Pembelajaran
Saat ini penggunaan kecerdasan
buatan atau AI sudah merambah ke berbagai bidang dan termasuk bidang
pendidikan. Guru misalnya menggunakan Canva Premium melalui akun belajar.id
sudah mendapatkan banyak manfaat untuk pembelajaran. Maka melalui tulisan ini
penulis ingin berbagi untuk penggunaan aplikasi lain terutama ChatGPT
yang dapat merespon sesuai keinginan kita dengan menggunakan kalimat perintah
(Promt). Aplikasi ChatGPT ini dapat kita arahkan untuk membuat tujuan
pembelajaran, modul ajar/rencana pembelajaran, membuat asesmen, membuat lembar
kerja, membuka/menutup pembelajaran sampai membuat exit ticket untuk
refleksi di akhir pembelajaran. Untuk setiap kalimat perintah yang ada
dilengkapi dengan kerangka perintah dan contoh Promt yang dapat
Bapak/Ibu modifikasi sesuai kebutuhan serta tautan aplikasinya dan Video Tutorialnya. Selamat
mencoba dan semoga bermanfaat.
Jumat, 21 Maret 2025
Bagaimana Membuat Perintah (Promt) yang Efektif Saat Menggunakan Kecerdasan Buatan atau AI?
Selama setahun terakhir, Anda
mungkin mendengar bisikan-bisikan tentang ChatGPT, baik yang memuji
kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan atau yang takut akan teknologi yang
sedang berkembang pesat ini. Ini adalah perdebatan yang layak dan memerlukan
pembicaraan serius tidak hanya tentang etika tetapi juga keadilan teknologi
tersebut. Pada bulan November 2022, OpenAI mengembangkan dan menyediakan
chatbot canggih, yang merupakan alat pemrosesan bahasa alami yang menggunakan
kecerdasan buatan untuk menyediakan percakapan layaknya manusia dan konten
berkualitas tinggi. Namun, chatbot ini tidak seperti pendahulunya. “GPT”
merupakan singkatan dari generative pre-trained transformer.
ChatGPT menggunakan pembelajaran terbimbing dan pembelajaran penguatan.
Minggu, 16 Maret 2025
102 Aplikasi Artificial Intelligence (AI) Terbaik untuk Guru dalam Pembelajaran
Sesuai dengan kerangka
pembelajaran pada pembelajaran mendalam yang dirumuskan oleh Kemendikdasmen
terdapat salah satunya pemanfaatan digital dalam pembelajaran. Teknologi
digital dapat dimanfaatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen
pembelajaran. Peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang lebih interaktif,
fleksibel, dan kolaboratif. Contoh:
Perencanaan Pembelajaran: merancang dan mengelola kelas digital, manajemen
perencanaan pembelajaran berbasis proyek), desain bahan ajar visual dan
infografis, pembuatan konten interaktif seperti kuis dan simulasi, pemanfaatan
kecerdasan artifisial, serta aplikasi desain instruksional, dan perencanaan
pembelajaran lainnya.
Rabu, 05 Maret 2025
27 Strategi, Teknik, dan Aktivitas Pembelajaran untuk Mengembangkan Metakognitif di Dalam Kelas
Bagi siswa, memiliki keterampilan
metakognitif berarti mereka mampu mengenali kemampuan kognitif
mereka sendiri, mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, mengevaluasi kinerja
mereka, memahami apa yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan mereka, dan
mempelajari strategi baru. Keterampilan ini juga dapat membantu mereka
mempelajari cara merevisi. Hal ini karena keterampilan ini mengoptimalkan
proses kognitif dasar mereka, termasuk memori, perhatian, aktivasi pengetahuan
sebelumnya, dan kemampuan memecahkan atau menyelesaikan tugas. Keterampilan ini
membuat mereka belajar lebih efisien dan lebih efektif, sehingga mereka mampu
membuat lebih banyak kemajuan. Hal ini melibatkan keterlibatan siswa dalam penilaian
diri dan refleksi, memberikan umpan balik yang konstruktif dan tepat
waktu, dan menyesuaikan pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan kemajuan
siswa.
Selasa, 04 Maret 2025
Metakognisi, Menumbuhkan Refleksi untuk Membantu Siswa Menjadi Pembelajar yang Terbiasa Menerapkan Regulasi Diri dalam Pembelajaran
Di dalam Naskah Akademik
Pembelajaran Mendalam yang dikeluarkan Kemendikdasmen bahwa ada tiga
peran guru dalam implementasi Pembelajaran Mendalam yaitu sebagai aktivator,
pembangun budaya, dan kolaborator. Sebagai kolaborator, guru bersikap
aktif memberikan respon terhadap setiap proses belajar peserta didik. Umpan
balik sangat penting diberikan oleh guru kepada peserta didik, untuk mendorong
munculnya metakognisi dan regulasi diri, yaitu kemampuan untuk
menganalisis, mengevaluasi, serta melakukan perbaikan dan tindak lanjut.
Sabtu, 01 Maret 2025
Perbedaan dan Aturan Terbaru Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 Berdasarkan Permendikdasmen Nomor 3 Tahun 2025
Mulai tahun 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi mengubah istilah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menjadi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Kemendikdasmen menegaskan bahwa SPMB bukan sekadar perubahan nama, tetapi bagian dari kebijakan baru yang bertujuan memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih baik dan merata. Dengan sistem ini, diharapkan tidak ada lagi kesenjangan dalam akses pendidikan, sehingga seluruh anak Indonesia dapat menikmati layanan pendidikan yang berkualitas.
Pada tulisan ini terdapat juga video yang menjelaskan Permendikdasmen No 3 Tahun 2025 sebagai dasar untuk aturan SPMB Tahun 2025 ini dan terdapat juga paparan dokumennya. Semoga bermanfaat.
Jumat, 28 Februari 2025
8 Strategi yang Disarankan pada Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk Diterapkan di dalam Kelas
Strategi, metode, dan model
pembelajaran banyak yang dapat digunakan di dalam pembelajaran. Namun untuk
digunakan dalam pembelajaran mendalam haruslah strategi, metode, atau model
yang mengikuti prinsip pembelajaran, kerangka pembelajaran, dan pengalaman
belajar dari pembelajaran mendalam. Kemudian pada akhirnya dapat mewujudkan
siswa yang mempunyai 8 dimensi profil lulusan seperti pada gambar kerangka
kerja pembelajaran mendalam di bawah ini.
Senin, 24 Februari 2025
Prinsip dan Strategi untuk Mewujudkan Pembelajaran yang Menggembirakan (Joyful Learning) di dalam Kelas
Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif,
menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu
peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami,
mengingat, dan menerapkan pengetahuan. Ketika peserta didik menikmati proses
belajar, motivasi intrinsik mereka akan tumbuh, mendorong rasa ingin tahu,
kreativitas, dan keterlibatan aktif. Dengan demikian, pembelajaran membangun
pengalaman belajar yang berkesan. Bergembira dalam belajar juga
diwujudkan ketika setiap peserta didik merasa nyaman, peserta didik terpenuhi
kebutuhannya seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis, kebutuhan
rasa aman, kebutuhan kasih sayang dan rasa memiliki, kebutuhan
penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi diri.