Hal terpenting, asesmen awal ,
formatif, dan sumatif menciptakan landasan bagi guru untuk mendesain
pembelajaran berdiferensiasi untuk mendukung siswa dengan lebih baik, seperti
yang dijelaskan dalam "Sorotan" berikut.
Minggu, 08 September 2024
CARA GURU MEMAHAMI STRATEGI ASESMEN PADA PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Senin, 01 Januari 2024
50 CONTOH RUBRIK UNTUK ASESMEN BERBAGAI MATA PELAJARAN PADA KURIKULUM MERDEKA
Sistem
pendidikan harus mendorong tumbuhnya praktik belajar-mengajar yang menumbuhkan
daya nalar dan karakter peserta didik secara utuh. Pencanangan kebijakan ”Merdeka
Belajar” dengan Kurikulum Merdeka oleh pemerintah memberikan peluang
yang seluas-luasnya pada guru dan sekolah untuk mengembangkan kreativitas dan
inovasi dalam mendesain sebuah rencana pembelajaran dan penilaian yang
bertanggungjawab, sehingga pencapaian kompetensi siswa secara komprehensif
untuk semua kompetensi siswa semakin meningkat. Untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan tersebut, tentu saja harus dapat dibuktikan melalui penilaian (asesmen)
pendidikan secara akuntabel. Asesmen menggunakan rubrik akan lebih akurat menilai kompetensi siswa, karena siswa menampilkan hasil belajarnya secara langsung baik berbasis kinerja/performans maupun produk dibandingkan kalau hanya berbasis tes tulis yang sekedar penguasaan konsep belaka.
Minggu, 25 Juni 2023
Bagaimana Merancang Rubrik pada Kurikulum Merdeka sebagai Asesmen Formatif dan Sumatif?
Dengan demikian, pendidik tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak
(misalnya, 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang paling disarankan
adalah menggunakan deskripsi, namun jika dibutuhkan, maka pendidik
diperkenankan untuk menggunakan interval
nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya).
Minggu, 05 Maret 2023
3 Jenis Instrumen Asesmen yang dapat Digunakan untuk Menentukan Ketuntasan Belajar pada Kurikulum Merdeka : Daftar Ceklis, Rubrik, dan Rating Skala
Pada tahun pelajaran 2023/2024 ini
seyogyanya semua satuan pendidikan menggunakan pendekatan pembelajaran
dan asesmen sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen pada kurikulum
merdeka, karena sudah dikeluarkannya Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Kurikulum 2013 yang baru oleh Kemdikbudristek. Salah satu poin pentingnya
adalah mengenai asesmen.
Asesmen merupakan suatu kegiatan yang
sangat penting dalam pembelajaran. Asesmen yang dilakukan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pembelajaran. Karena ada asesmen yang dilakukan sebelum
pembelajaran dimulai, ada ketika saat pembelajaran berlangsung, dan
ada ketika selesai suatu pembelajaran. Begitu juga dengan teknik dan
bentuk penilaiannnya juga beragam. Maka guru harus mempunyai keterampilan untuk
memilah dan memilih asesmen yang akan dilakukan. Begitu juga untuk menentukan
kriteria ketercapaian suatu tujuan pembelajaran yang sudah dilakukan.
Senin, 12 September 2022
Contoh Pelaksanaan Asesmen Terbaru dalam Kurikulum Merdeka
Penilaian terjadi setiap hari di ruang
kelas. Ini terkait erat dengan pembelajaran, dan
selalu dimediasi oleh kebutuhan khusus siswa. Itu contoh
kegiatan berikut menunjukkan perjalanan belajar dua
guru saat mereka berkolaborasi, merencanakan, memikirkan kembali, mencoba, dan merefleksikan penilaian dan
praktik pembelajaran mereka. Penjelasan mereka menetapkan panggung untuk
pendekatan yang diuraikan dalam bab-bab berikutnya.
Minggu, 11 September 2022
Tujuan Asesmen Kelas Berdasarkan Assessment for Learning, Assessment as Learning, dan Assessment of Learning
Tulisan sebelumnya memberikan
konteks dan argumen tentang perlunya perubahan penilaian kelas. Dalam tulisan ini, penekanannya adalah pada tujuan penilaian kelas. Ini menegaskan bahwa
penilaian bekerja paling baik ketika tujuannya adalah jelas, dan ketika dirancang dengan
hati-hati agar sesuai dengan tujuan itu. Tujuan yang berbeda tetapi saling terkait untuk penilaian kelas: penilaian untuk
pembelajaran, penilaian sebagai pembelajaran, dan penilaian dari pembelajaran.
Mengapa Asesmen/Penilaian Harus Berubah ?
Sepanjang abad ke-20, penilaian kelas dianggap sebagai mekanisme untuk menyediakan hasil pembelajaran, dan itu mengikuti pola yang dapat diprediksi: guru mengajar, menguji pengetahuan siswa tentang materi, membuat penilaian tentang prestasi siswa berdasarkan pengujian tersebut, dan kemudian pindah ke materi berikutnya. Namun, baru-baru ini, pendekatan penilaian ini dipertanyakan karena harapan masyarakat untuk sekolah telah berubah, ilmu kognitif telah memberikan wawasan baru ke dalam sifat belajar, dan peran tradisional penilaian dalam memotivasi belajar siswa telah ditantang untuk berubah.