Jepang terkenal dengan kualitas
pendidikannya dengan berhasil mempertahankan posisinya di sepuluh besar untuk
standar pendidikan tertinggi di dunia selama ini. Salah satu rahasianya dengan Lesson
Study. Lesson Study menciptakan ruang aman tempat guru
dapat mengeksplorasi pendekatan dan mengambil risiko, sambil mengamati
dengan saksama dampaknya pada pembelajaran siswa mereka dan dengan berfokus
bersama pada pembelajaran siswa mereka, mereka memahami inti dari apa yang
harus diubah dalam pengajaran mereka. Maka kita di Indonesia mencoba dengan
pendekatan baru dalam pengembangan professional guru dengan inkuiri
kolaboratif yang sebelumnya dikenal juga dengan komunitas belajar (Kombel)
dengan siklus refleksi awal, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Mari kita
simak bersama seperti apa inkuiri kolaboratif itu mulai dari pengertian,
perbedaan dengan inkuiri tradisional, pentingnya, manfaat, prinsip, dan nilai
yang harus dipegang oleh guru dengan berbagai peran didalamnya.
Apa itu Inkuiri Kolaboratif?
Inkuiri kolaboratif adalah
struktur pembelajaran profesional tempat para pendidik berkumpul untuk
menyelidiki secara kolaboratif aspek tertentu dari praktik mengajar mereka. Inti dari model pembelajaran
profesional ini adalah fokus pada peningkatan hasil pembelajaran bagi siswa.
Model ini dikembangkan menggunakan bukti tentang bentuk kolaborasi profesional
yang paling efektif dan metode penelitian yang tepat. Pertanyaan
penyelidikan dikembangkan, data dikumpulkan dan dianalisis, langkah-langkah
tindakan ditentukan, dan hasilnya dibagikan dengan rekomendasi lebih lanjut
untuk siklus pembelajaran berikutnya.
Kolaborasi merupakan bagian alami
dari pendidikan dan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk di sekolah. Beberapa
jenis kolaborasi terjadi antara siswa, yang lain antara guru dan siswa, tim administrasi
dan guru, dan masih banyak lagi. Sering kali di balik layar, guru bekerja sama
untuk mengeksplorasi dan merefleksikan pengajaran mereka. Kita menyebutnya
penyelidikan kolaboratif.
Definisi penyelidikan kolaboratif mengacu pada pendekatan
berbasis tim yang memungkinkan guru untuk bekerja bersama dalam mengidentifikasi
tantangan di kelas, merancang strategi pembelajaran, dan secara berkelanjutan
merefleksikan serta menyempurnakan praktik pengajaran. Pendekatan ini
bersifat reflektif dan berbasis data, berfokus pada proses kolaboratif yang
tidak hanya bertujuan meningkatkan hasil belajar, tetapi juga mengembangkan
profesionalisme guru melalui analisis data dan perbaikan strategi pembelajaran
secara bersama-sama.
Proses ini sering kali
mengharuskan guru dan pendidik untuk mengajukan banyak pertanyaan untuk
merefleksikan praktik mereka melalui kolaborasi guru.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut
mungkin termasuk:
·
Apa
yang berjalan dengan baik?
·
Apa
yang tidak berjalan dengan baik?
·
Data
apa yang akan kita gunakan untuk menentukan langkah selanjutnya?
·
Bukti
apa yang akan kita kumpulkan untuk melangkah maju?
·
Apa
saja kebutuhan belajar siswa kita?
Ini, tentu saja, hanya contoh
pertanyaan yang dapat diajukan pendidik melalui pengajaran kolaboratif. Seperti
yang kita ketahui, penyelidikan adalah tindakan bertanya dan mengumpulkan
informasi. Tidak ada batasan tentang pertanyaan apa yang dapat dan harus
diajukan untuk mempraktikkan penyelidikan kolaboratif dengan sukses.
Ada banyak model dan siklus
proses penyelidikan kolaboratif. Masing-masing memiliki tema dan langkah yang
serupa. Contoh model penyelidikan kolaboratif adalah:
·
Membingkai
masalah
·
Mengumpulkan
data dan bukti
·
Menganalisis
data dan bukti
·
Merayakan
keberhasilan
·
Mengembangkan
rencana untuk melangkah maju
Perbedaan Pengembangan
Profesional Pendidik Inquiri Tradisional vs. Inquiri Kolaboratif
No |
Inkuiri
Tradisional |
Inkuiri
Kolaboratif |
1 |
Agenda yang telah
ditentukan sebelumnya |
Agenda yang dibuat
oleh tim |
2 |
Norma atau harapan
umum |
Norma yang dibuat
oleh tim |
3 |
Sedikit atau tidak
ada respon terhadap pengalaman peserta sebelumnya |
Kesempatan bagi
para pendidik untuk menceritakan kisah mereka dan mempertimbangkan kisah
orang lain |
4 |
Cara yang tidak
fleksibel untuk mendapatkan pengetahuan baru |
Terbuka terhadap
berbagai cara untuk mendapatkan pengetahuan baru |
5 |
Kemungkinan
kesempatan bagi para pendidik untuk membuat koneksi dengan pembelajaran
sebelumnya |
Kesempatan bagi
para pendidik untuk membuat koneksi dengan pembelajaran sebelumnya |
6 |
Sedikit atau tidak
ada kesempatan bagi para pendidik untuk menunjukkan pemahamannya |
Kesempatan bagi
para pendidik untuk menciptakan bukti pemahaman bagi audiens yang autentik |
7 |
Sedikit atau tidak
ada tindak lanjut |
Kesempatan bagi
para pendidik untuk merefleksikan perubahan praktik mereka sebagai hasil dari
pemahaman baru |
Mengapa Inkuiri Kolaboratif?
Inkuiri kolaboartif menegaskan
bagaimana tindakan yang bijaksana berdasarkan pemeriksaan bukti yang cermat
dapat memberikan dampak pada peserta didik. Tanpa dampak ini, bekerja sama
secara kolaboratif mungkin tidak menghasilkan apa pun selain pengalaman yang
menyenangkan dan menarik. John Hattie (2009) menyelesaikan analisis dari
pendekatan pengajaran yang lebih efektif dan menyimpulkan bahwa ketika guru
bekerja sama dalam tim kolaboratif untuk lebih memahami apa yang harus
dipelajari siswa, mengumpulkan bukti pembelajaran siswa, dan mengidentifikasi
serta menerapkan strategi pengajaran yang paling ampuh untuk mengatasi
kesenjangan dalam pembelajaran siswa, dampaknya bisa signifikan. Proses inkuiri
kolaboratif mewujudkan semua elemen ini dalam siklus pembelajaran. Para
pemimpin dalam perubahan pendidikan telah merangkul inkuiri kolaboratif sebagai
strategi yang menantang pemikiran dan praktik melalui pembelajaran kolektif (Katz,
Earl, dan Jaafar, 2009; Stoll, 2010).
“Penyelidikan kolaboratif
berpotensi untuk perubahan yang mendalam dan signifikan dalam pendidikan.
Menyatukan para pendidik dalam penyelidikan akan mempertahankan perhatian
terhadap tujuan dari waktu ke waktu, mendorong pembelajaran dan pengembangan
praktik guru, dan menghasilkan keuntungan bagi siswa.” – Asosiasi
Pendidikan Kanada, 2014
Apa Manfaat dari Inkuiri
Kolaboratif?
Inkuiri kolaboratif merupakan
praktik yang sangat bermanfaat untuk diikuti oleh para pendidik. Beberapa
manfaatnya antara lain, tetapi tidak terbatas pada:
1. Rasa Dapat Dipercaya dan
Peningkatan Pola Pikir Berkembang
Ketika guru memiliki
kesempatan untuk mengeksplorasi pembelajaran mereka dan mengajukan pertanyaan
tentang praktik dan kolega mereka, budaya saling percaya dan saling pengertian
akan berkembang. Pola pikir berkembang juga meningkat secara alami karena aspek
bertanya dari inkuiri kolaboratif. Ketika guru secara rutin dan konsisten
berbagi apa yang berjalan baik dan tidak berjalan baik dalam pelajaran mereka,
mereka mulai mengembangkan tingkat kepercayaan, serta keyakinan bahwa mereka
dapat belajar dari kesalahan masa lalu dan memberikan "umpan balik"
kepada kolega mereka saat membuat rencana masa depan.
2. Peningkatan Kinerja dan
Pembelajaran Siswa
Saat guru bertemu
untuk membahas data siswa, mereka dapat berkolaborasi dan berbagi keberhasilan
yang dapat membantu siswa mereka berkembang. Setiap kali guru menggunakan data
untuk menginformasikan instruksi, diferensiasi harus dilakukan karena
siswa selalu berada pada berbagai tingkat pembelajaran.
3. Peningkatan Kesadaran akan Tujuan
dan Kesenjangan Bersama dalam Kegiatan Pembelajaran
Setiap kali para
profesional berkumpul untuk mengajukan pertanyaan tentang pekerjaan mereka,
tujuan bersama dibahas secara formal atau informal. Misalnya, saat membahas
kinerja siswa pada penilaian pecahan kelas lima, guru dapat mengajukan
pertanyaan tentang apa yang dilakukan untuk siswa yang kesulitan dan untuk
mereka yang sudah mengetahui kontennya.
Mereka dapat
memutuskan bahwa tujuan bersama dari kegiatan pembelajaran matematika mereka
adalah agar siswa menunjukkan penguasaan dan tertantang serta mampu melanjutkan
kurikulum setelah mereka melakukannya. Guru yang membahas hal ini mungkin tidak
selalu mengatakan satu sama lain bahwa ini adalah tujuan bersama tim kami,
tetapi mereka memahami apa yang mereka harapkan dari satu sama lain dan siswa.
4. Peningkatan Praktik Reflektif
Pendidik
Bertemu bersama untuk
mengajukan pertanyaan tentang kegiatan pembelajaran menciptakan lingkungan di
mana refleksi menjadi bagian rutin dari pekerjaan. Hal ini menempatkan
pentingnya refleksi sebagai praktik utama dalam pendidikan dan meningkatkan
terjadinya refleksi di antara para guru.
Menurut ASCD (2008),
kolaborasi menambah nilai dan motivasi untuk mengajar. Dalam sebuah studi yang
melibatkan sembilan sekolah menengah, dilaporkan bahwa guru lebih cenderung
mengumpulkan dan menganalisis data saat bekerja sebagai kelompok daripada
secara individual. Mempertimbangkan hal ini, penyelidikan kolaboratif perlu
dilakukan di sekolah secara teratur dan dengan cara yang bijaksana.
Prinsip-Prinsip Inkuiri
Kolaboratif
Inkuiri Kolaboratif merupakan
pendekatan reflektif berbasis data yang melibatkan kolaborasi antara guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesionalisme. Pendekatan ini tidak
hanya fokus pada hasil belajar, tetapi juga pada proses kolaboratif yang memungkinkan
refleksi dan pengembangan profesional yang berkelanjutan.
Berikut adalah prinsip-prinsip
utama yang menjadi dasar implementasi inkuiri kolaboratif:
1. Berbasis Data dan Bukti
Setiap keputusan
dalam inkuiri kolaboratif didasarkan pada data nyata yang diambil dari hasil
pengamatan kelas dan data hasil belajar murid, sehingga perbaikan yang
dilakukan relevan dan efektif. Hal ini membedakan inkuiri kolaboratif dari
praktik refleksi biasa, karena semua langkah yang diambil adalah respons
terhadap kebutuhan nyata yang terungkap melalui analisis data, bukan hanya
berdasarkan asumsi atau dugaan.
2. Kolaborasi yang Setara dan
Bermakna
Dalam inkuiri
kolaboratif, semua peserta guru, kepala sekolah, orang tua murid, murid,
dan/atau mitra pendidikan lainnya berpartisipasi secara setara tanpa hierarki,
sehingga setiap suara dihargai sebagai kontribusi penting untuk meningkatkan
praktik pembelajaran. Pendekatan ini menciptakan suasana terbuka dan inklusif
yang mendorong setiap individu memberikan masukan berharga. Kolaborasi menjadi
inti proses inkuiri, melibatkan kerjasama aktif dalam merancang pembelajaran
yang responsif terhadap kebutuhan dan kemajuan murid.
Guru bekerja dalam
tim yang terorganisir dengan tujuan jelas mengembangkan dan memperbaiki prinsip
dan pengalaman belajar murid agar adanya peningkatan kualitas pembelajaran
secara bersama-sama. Kolaborasi ini harus dilakukan secara sengaja dan terarah,
bukan sekadar pertemuan rutin tanpa fokus, agar proses inkuiri kolaboratif
berjalan efektif dan berdampak positif bagi pembelajaran.
3. Budaya Profesional yang Terbuka
dan Reflektif
Inkuiri kolaboratif mendorong guru untuk terus melakukan refleksi mendalam terhadap praktik pengajaran mereka. Setiap fase dalam siklus inkuiri melibatkan pertanyaan-pertanyaan reflektif yang kritis, seperti:
- Apa yang berhasil?
- Mengapa hal itu berhasil?
- Apa yang perlu diperbaiki? Bagaimana cara memperbaikinya?
Proses ini tidak
hanya membantu guru mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, tetapi juga
meningkatkan kesadaran profesional dan mendorong pembelajaran yang
berkelanjutan.
Agar proses ini
berjalan efektif, lingkungan kerja harus mendukung keterbukaan, kepercayaan,
dan refleksi kritis antara guru, sehingga mereka merasa aman dan berani berbagi
tantangan, kegagalan, maupun keberhasilan untuk belajar bersama.
4. Terstruktur tetapi Fleksibel
Meskipun mengikuti
siklus yang sistematis, yaitu Assess–Design–Implement–Measure/Reflect/Change,
inkuiri kolaboratif tetap fleksibel. Hal ini memberikan ruang bagi guru untuk
menyesuaikan pendekatan berdasarkan dinamika kelas dan hasil temuan. Siklus ini
bersifat berkembang, artinya proses kolaborasi dan refleksi tidak hanya
dilakukan sekali, tetapi berkelanjutan dalam upaya perbaikan berkesinambungan.
5. Fokus pada Pembelajaran dan Hasil Belajar Murid
Semua kegiatan
inkuiri diarahkan untuk memastikan bahwa murid benar-benar belajar secara
mendalam, bukan hanya diajar. Hal ini menuntut adanya fokus yang jelas pada
tujuan pembelajaran dan hasil yang terukur.
Nilai-Nilai dalam Melakukan
Inkuiri Kolaboratif
Inkuiri kolaboratif bukan hanya
tentang strategi meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga tentang
bagaimana nilai-nilai dasar ditanamkan dan dijalankan oleh para guru dalam
kehidupan profesional mereka. Nilai-nilai ini menjadi fondasi yang menjaga semangat
kolaborasi tetap hidup dan bermakna.
1. Kepercayaan, Hormat, dan
Memuliakan antar Anggota Tim
Kepercayaan menjadi
pondasi utama dalam inkuiri kolaboratif, di mana setiap anggota tim merasa
yakin bahwa pendapat dan kontribusinya akan diterima dengan baik tanpa
penilaian negatif. Hormat terhadap perbedaan pendapat dan latar belakang masing-masing
anggota menciptakan suasana yang kondusif untuk berdiskusi secara terbuka dan
produktif. Memuliakan antar anggota tim berarti menghargai setiap peran, kontribusi,
dan keunikan yang dimiliki oleh masing-masing anggota tim. Dengan kepercayaan,
rasa hormat, dan rasa saling memuliakan, para anggota tim dapat bekerja sama
secara efektif dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan pembelajaran.
2. Keterbukaan dan Kejujuran dalam
Berbagi Pengalaman dan Tantangan
Keterbukaan dan
kejujuran menjadi kunci agar proses inkuiri berjalan dengan baik. Anggota tim
didorong untuk berbagi pengalaman, baik keberhasilan maupun kegagalan, serta
tantangan yang dihadapi dalam praktik pembelajaran. Sikap jujur ini memungkinkan
tim untuk memahami kondisi nyata di lapangan dan bersama-sama mencari solusi
yang tepat. Lingkungan yang mendukung keterbukaan juga menghilangkan rasa takut
atau malu untuk mengakui kelemahan, sehingga pembelajaran profesional dapat
berlangsung secara autentik.
3. Komitmen untuk Perbaikan
Berkelanjutan
Inkuiri kolaboratif
bukanlah kegiatan sekali jadi, melainkan proses yang berkelanjutan. Setiap
anggota tim harus memiliki komitmen kuat untuk terus memperbaiki praktik
pembelajaran berdasarkan data kondisi murid, hasil refleksi dan evaluasi bersama.
Komitmen ini mendorong semangat inovasi dan adaptasi, sehingga pembelajaran di
kelas selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan murid dan perkembangan ilmu
pengetahuan.
4. Kesetaraan dan Keterlibatan Semua
Pihak
Nilai kesetaraan
memastikan bahwa setiap anggota tim memiliki kesempatan yang sama untuk
berkontribusi dalam diskusi dan pengambilan keputusan. Tidak ada hierarki yang
menghambat partisipasi aktif, sehingga suara guru, kepala sekolah, dan pemangku
kepentingan lainnya dapat didengar dan dihargai. Keterlibatan semua pihak ini
memperkaya perspektif dan memperkuat rasa tanggung jawab bersama terhadap
keberhasilan pembelajaran.
Bagaimana Kepemimpinan Dapat
Mendukung Lingkungan Kolaboratif?
Pimpinan sekolah juga memainkan
peran penting dalam inkuiri kolaboratif karena mereka dapat sangat
memengaruhi budaya sekolah mereka. Kepala sekolah yang mementingkan pengajuan
pertanyaan tentang pengajaran dapat meningkatkan terjadinya penyelidikan
kolaboratif di sekolah mereka.
Pimpinan dapat meningkatkan dan
mendukung inkuiri kolaboratif dengan memodelkan kolaborasi dan mengajukan
pertanyaan tentang praktik mereka. Misalnya, kepala sekolah dapat mengirimkan
laporan kondisi kerja secara berkala, meninjau data, mengajukan pertanyaan
tentang data dalam rapat peningkatan sekolah, dan membuat rencana menggunakan
data dan umpan balik tentang bagaimana mereka dapat meningkatkan kepemimpinan
mereka.
Selain itu, manajemen sekolah harus
menyediakan waktu khusus bagi guru untuk berkolaborasi dan menetapkan norma
serta prosedur untuk melakukannya. Hal ini akan menunjukkan kepada staf bahwa
lingkungan kolaborasi penting di sekolah dan memberi guru harapan yang jelas
tentang bagaimana hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan profesional.
Sementara rencana peningkatan sekolah membantu staf sekolah bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, rencana tersebut sering kali berkisar pada masalah dan
perhatian seluruh sekolah daripada contoh khusus tingkat kelas dan kesempatan
untuk refleksi. Budaya menghargai inkuiri kolaboratif adalah kunci dalam
tindak lanjut staf dan keberhasilan proses penyelidikan.
Pimpinan memiliki kesempatan
untuk menjadi contoh dan mempromosikan apa yang menurut mereka akan paling
efektif dan bermanfaat bagi staf dan siswa mereka. Dalam kasus inkuiri kolaboratif, manajemen sekolah yang menyadari kebutuhan siswa dan guru dan
mendorong guru untuk duduk bersama dan merenungkan kebutuhan sehingga rencana
tindakan dapat dikembangkan dan dilaksanakan.
Sumber:
https://www.graduateprogram.org/blog/collaborative-inquiry-teachers-working-together/
https://www.aitsl.edu.au/teach/improve-practice/improving-teacher-professional-learning
0 comments:
Posting Komentar