Minggu, 23 Agustus 2020

Cara Membuat dan Melakukan Asesmen Diagnostik Akademik Selama Pembelajaran Jarak Jauh

Tulisan ini mengenai cara membuat dan melakukan asesmen diagnostik akademik dan merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang asesmen diagnostik non akademik. Tulisan dimulai dengan pendahuluan tentang apa itu tes atau asesmen diagnostik, cara membuat asesmen diagnostik untuk pembelajaran jarak jauh, melaksanakan asesmen, dan mengolah hasil asesmen diagnostik akademik. Selain itu juga ada buku saku sebagai panduan dalam merancang dan melaksanakan asesmen diagnostik akademik. Mudah-mudahan bermanfaat agar pembelajaran jarak jauh yang kita laksanakan dalam masa pandemi Covid-19 ini lebih bermakna bagi siswa-siswa kita.

Pendahuluan

Tes atau asesmen diagnostik dapat digunakan untuk mengukur seberapa baik pemahaman siswa terhadap konsep–konsep kunci sebelum, selama dan setelah proses pembelajaran (Edusains 2014, 21 Oktober 2016). Menurut Arikunto (2013), tes atau asesmen diagnostik adalah tes atau asesmen yang digunakan untuk mengetahui kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penanganan yang tepat. Asesmen diagnostik dapat dilakukan terhadap siswa yang sedang mempelajari materi. Hal ini perlu dilakukan karena tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam menangkap pelajaran. Ada siswa yang memiliki kesulitan dalam mengikuti pelajaran, oleh karena itu guru harus melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.

Selain terhadap siswa yang sedang mempelajari suatu materi, asesmen diagnostik dilakukan pada saat siswa akan mengakhiri materi. Melalui asesmen ini maka guru akan mengetahui sejauh mana pelajaran dapat diikuti oleh siswa. Melalui asesmen ini guru dapat memetakan pada bagian mana siswa mengalami kesulitan, sehingga dapat segera disiapkan materi remedial

Tes atau asesmen diagnostik memiliki karakteristik (Depdiknas, 2007), karakteristik tersebut yaitu:

1.     Dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik,

2.   Dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit) siswa,

3.   Menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat), sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Apabila ada alasan tertentu sehingga mengunakan bentuk selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya,

4.     Disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan (penyakit) yang teridentifikasi.

Prinsip dasar dari tes diagnostik, yaitu guru harus mempertimbangkan pengetahuan intuitif dasar yang telah siswa bangun jika guru ingin memahami pemikiran siswa tentang konsep-konsep ilmu pengetahuan yang telah guru ajarkan (Treagust, 1995).

Instrumen diagnostik yang digunakan untuk mengungkap miskonsepsi harus bersifat supply response agar didapatkan informasi lengkap dari jawaban siswa (Depdiknas, 2007).

Tes diagnostik ada dua tipe yaitu tes pilihan ganda dengan alasan terbuka dan tes pilihan ganda dengan alasan tertutup. Masing-masing tipe memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing namun tetap memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai alat diagnosa.

Tes pilihan ganda dengan alasan terbuka adalah soal tes konsep yang berbentuk pilihan ganda dimana siswa diharuskan untuk menuliskan alasan dari jawaban yang ia pilih. Kelebihan dari bentuk seperti ini adalah alasan yang ditulis oleh siswa bersifat terbuka, artinya siswa bebas menuangkan alasan berdasarkan ide pikiranya sendiri. Kelemahan dari bentuk soal tes ini adalah guru susah dalam menganalisis karena akan diperoleh keranekaragaman alasan dari siswa. Selain itu guru juga memikirkan cara bagaimana menyuruh siswa untuk bersedia menuliskan alasan dari jawaban yang ia pilih. Terutama siswa SMA, mereka cenderung kesulitan menuangkan konsep mereka dalam bentuk kata-kata (Maftuah, 2001).

Tes pilihan ganda dengan alasan tertutup adalah tes konsep yang berbentuk pilihan ganda beralasan dimana sudah ditentukan oleh peneliti. Kelebihan dari bentuk soal seperti ini adalah memudahkan guru dalam menganalisis data yang diperoleh. Sedangkan kelemahan dari bentuk soal seperti ini adalah membatasi pemikiran siswa, alasan siswa yang tidak tercantum dalam pilihan tidak terungkap (Maftuah, 2001).

Asesmen Diagnostik Akademik untuk Pembelajaran Jarak Jauh

Di Indonesia, beragamnya kondisi sosial ekonomi, akses teknologi, serta kondisi wilayah sebaran Covid-19 menyebabkan pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) serta capaian belajar siswa bervariasi. Oleh karena itu, asesmen untuk mengetahui hambatan dan kelemahan siswa pada saat BDR perlu dilakukan. Asesmen yang meliputi aspek kognitif perlu dilakukan agar pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kondisi siswa. Hasil asesmen memberikan dasar kepada guru untuk menetapkan perlakuan atau strategi yang tepat kepada masing-masing siswa.

Remedial atau pengayaan yang dilakukan sebagai tindak lanjut hasil asesmen merupakan upaya untuk memastikan tidak ada siswa yang tertinggal atau dirugikan.

Tulisan ini penulis berikan untuk memberikan inspirasi, wawasan, dan pedoman bagi Bapak dan Ibu guru dalam melakukan persiapan, pelaksanaan, diagnosis dan tindak lanjut yang tepat pada proses asesmen diagnosis. Kami berharap tulisan ini bisa memperkaya guru untuk melaksanakan asesmen diagnosis dalam pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi.

Asesmen Diagnosis Kognitif bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran. Asesmen diagnosis dapat mengandung satu atau lebih dari satu topik. Contoh: asesmen diagnosis untuk matematika kelas V bisa mengandung topik penjumlahan dan pengurangan saja, atau semua topik dalam mata pelajaran matematika (termasuk penjumlahan dan pengurangan, jaring-jaring bangun ruang sederhana, pecahan, dll).

Asesmen Diagnosis Kognitif adalah asesmen diagnosis yang dapat dilaksanakan secara rutin, pada awal ketika guru akan memperkenalkan sebuah topik pembelajaran baru, pada akhir ketika guru sudah selesai menjelaskan dan membahas sebuah topik, dan waktu yang lain selama semester (setiap dua minggu/ bulan/ triwulan/ semester).

Seperti Bapak/ Ibu guru ketahui, kemampuan dan keterampilan siswa di dalam sebuah kelas berbeda-beda. Ada yang lebih cepat paham dalam topik tertentu, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami topik tersebut. Seorang siswa yang cepat paham dalam satu topik, belum tentu cepat paham dalam topik lainnya.

Asesmen diagnosis memetakan kemampuan semua siswa di kelas secara cepat, untuk mengetahui siapa saja yang sudah paham, siapa saja yang agak paham, dan siapa saja yang belum paham. Dengan demikian Bapak/ Ibu guru dapat menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan siswa.

Petunjuk Pelaksanaan Asesmen

Diagnosis Berkala, yang terdiri dari tiga tahap: (1) Persiapan; (2) Pelaksanaan; (3) Diagnosis dan Tindak Lanjut.

1.    Persiapan

Persiapan mencakup tiga Langkah yaitu, membuat rencana pelaksanaan asesmen; identifikasi materi asesmen; dan menyusun 10 soal sederhana.

 

a.   Membuat Rencana Pelaksanaan Asesmen

Sebelum membuat asesmen, Bapak/ Ibu guru perlu menjawab beberapa pertanyaan kunci di bawah ini:

 

b.   Identifikasi Materi Asesmen

Berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada Langkah ini, Bapak/Ibu guru  perlu melakukan identifikasi untuk materi asesmen, yang dapat dilakukan dengan menjawab dua pertanyaan kunci di bawah ini:

 

Setelah itu, Bapak/ Ibu dapat mengumpulkan contoh-contoh soal terkait topik yang ingin dinilai. Cara penyusunan soal dijelaskan pada poin c di bawah ini.

c.   Menyusun 10 Soal Sederhana

Asesmen terdiri dari 10 soal. Delapan soal yang merupakan prasyarat dasar yang diidentifikasi pada Langkah sebelumnya dan dua terkait pengajaran baru. Sepuluh soal terdiri dari:

Contoh untuk Matematika kelas V SD

Topik: Geometri dan Pengukuran

2.    Pelaksanaan Asesmen

Berikan soal asesmen untuk semua siswa di kelas, baik secara tatap muka ataupun Belajar dari Rumah

Asesmen Tatap Muka:

 Asesmen Belajar dari Rumah:

 

3.    Diagnosis dan Tindak Lanjut Asesmen

Tahap diagnosis dan tindak lanjut asesmen ini mencakup empat langkah, yaitu: a) lakukan pengolahan hasil asesmen; b) berdasarkan hasil penilaian, bagi siswa menjadi 3 kelompok; c) lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum  memulai topik pembelajaran baru; dan d) ulangi proses yang sama, sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.

a.     Lakukan pengolahan hasil asesmen

Setelah semua murid menyelesaikan asesmen, gunakan contoh tabel di bawah ini untuk:

1)Melakukan penilaian untuk masing-masing murid, dengan memberikan nilai 1 apabila jawaban benar, dan nilai 0 apabila jawaban salah. Jadi, seorang murid yang bisa menjawab dengan benar 10 soal akan mendapatkan nilai 10. 

2) Menghitung rata-rata kelas, dengan menambahkan nilai total semua murid, dan membagi dengan jumlah murid yang mengikuti asesmen awal.

b.     Berdasarkan hasil penilaian, bagi siswa menjadi 3 kelompok

Pembagian kelompok tersebut terdiri atas kelompok:

1)   Siswa dengan rata-rata kelas akan diajar oleh guru kelas/guru mata pelajaran

2)   Siswa 1 semester di bawah rata-rata mendapatkan pelajaran tambahan dari guru kelas/guru mata pelajaran

3)   Siswa 2 semester di bawah rata-rata akan dititipkan ke guru kelas/guru mata pelajaran di bawah, atau dibuatkan kelompok belajar yang didampingi orang tua, anggota keluarga,  dan pendamping lainnya yang relevan.

 

c.  Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran baru

Dengan melakukan asesmen diagnosis berkala, Bapak/ Ibu guru dapat menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan rata-rata kemampuan siswa. Dengan demikian, landasan pengetahuan dan keterampilan dasar siswa menjadi lebih kuat, sebelum mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang lebih sulit.

Karenanya, sebelum memulai topik pembelajaran baru, sebaiknya Bapak/ Ibu guru kembali melakukan penilaian untuk topik yang sudah diajarkan.

d.  Ulangi proses yang sama, sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.

Pengulangan proses yang sama dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

 

Sumber:

Buku Saku Asesmen Kognitif Berkala

http://aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/membacadigital/

https://aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/aksisekolah/

0 comments:

Posting Komentar