Oleh:
Adi Saputra,
S.Pd, M.Pd
a.
Konsep Dasar
SKS di SMA
Sistem kredit semester adalah sistem penyelenggaraan
program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar
dan mata pelajaran yang diikuti setiap
semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit
semester dinyatakan dalam satuan kredit
semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap
muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak
terstruktur.
Beban belajar merupakan ukuran yang menunjukan kuantitas
yang harus dilakukan oleh peserta didik mengikuti tugas-tugas pembelajaran
dalam bentuk kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur dalam rangka mencapai kompetensi. Beban belajar
menuntut konsekuensi peserta didik meluangkan waktu dan tenaga untuk melakukan
kegiatan yang telah didesain dalam silabus mata pelajaran yang waktunya telah
ditentukan. Beban belajar dengan kredit lebih besar menuntut pengorbanan lebih
banyak untuk melakukan tugas pembelajaran. Beban belajar mata pelajaran
dihitung untuk kegiatan tiap semester dan dinyatakan dalam satuan kredit
semeter.
Mata pelajaran didesain terdiri dari mata pelajaran yang
wajib diikuti oleh setiap peserta didik dan mata pelajaran pilihan yang diikuti
peserta didik berdasarkan minat, potensi, dan kebutuhannya sesuai dengan
pilihan karier dan masa depannya. Kegiatan tatap muka setiap mata pelajaran
dilaksanakan oleh guru atau tim guru dalam kelas yang berciri khusus mata
pelajaran dengan sistem Subject Based
Classroom dan team teaching.
Kegiatan tatap muka didesain dan ditetapkan waktunya oleh pendidik berdasarkan
jumlah satuan kreditnya.
Sistem subject-based classroom didefinisikan
sebagai manajemen kelas berbasis mata pelajaran; atau dapat dikatakan,
pembagian ruang kelas berdasarkan mata pelajaran, seperti Kelas Fisika, Kelas
Kimia, Kelas Biologi, dan seterusnya. Sistem subject-based classroom juga dinamakan moving class karena siswa berpindah (moving) dari satu kelas ke kelas yang lain sesuai dengan mata
pelajaran. Namun moving class bukan lah suatu keharusan, tergantung kondisi
sekolah masing-masing.
Model team-teaching didefinisikan sebagai tim
yang terdiri dari dua guru atau lebih yang bekerja bersama dalam merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi aktivitas pembelajaran untuk sekelompok siswa dalam
waktu yang sama. Salah satu model yang dipilih adalah collaborative-teaching, yaitu sebagai tim yang bekerja bersama
dalam perencanaan di kelas, pertukaran
informasi antar guru ataupun antar peserta
didik, evaluasi hasil belajar peserta didik dan tindak
lanjutnya.