Slide 1

Berbagai macam moda pembelajaran

Slide 2

Literasi

Slide 3

Kegiatan Pramuka

Slide 4

Kerucut Pengalaman

Slide 5

Pembelajaran Aktif

Minggu, 31 Oktober 2021

Cara dan Instrumen Supervisi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dengan Strategi Hybrid Learning

 

Pandemi Covid-19 belum usai, namun untuk menghindari learning loss maka sekolah sudah bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas. Terkait pembelajaran tatap muka terbatas ini, mulai Januari 2021 sesuai SKB 4 Menteri sekolah dapat menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas jika sudah berada di level 3. Kebijakan ini tidak lepas dari munculnya keluh kesah dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ), terutama terhadap tumbuh kembang peserta didik dan proses pembelajaran yang dirasa kurang efektif serta dampak psikososial yang akan dialami oleh peserta didik, maka saat Kota Batam dinyatakan berada pada level 3, lembaga pendidikan telah menyiapkan diri dengan melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas, dengan tetap mengacu pada protokol kesehatan.

SMAN 21 Batam, merupakan lembaga pendidikan dibawah Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau yang terletak di Kota Batam memiliki 15 rombongan belajar dengan jumlah peserta didik 564 siswa, telah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) sejak tanggal 4 Oktober 2021. Awal PTMT, sebanyak 50% peserta didik dengan 15 rombongan belajar di sekolah secara luring dan sisanya tetap belajar secara daring di rumah. Peserta didik yang belajar di sekolah tentu atas persetujuan orang tua/wali peserta didik. Direncanakan, jumlah peserta didik yang hadir terus ditambah seiring turunnya level sebaran Covid-19. Saat PTMT, Pendidik yang berjumlah 36 orang melaksanakan pembelajaran PTMT dengan model pembelajaran hybrid learning.

Profil Guru dan Bentuk Pembelajaran pada Pendidikan 4.0

 

Profil Guru pada Pendidikan 4.0

Keterampilan yang harus dimiliki para pendidik  untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 adalah (Lase, 2019):

1.     Akrab dengan Teknologi

Dunia terus beruah dan berkembang. Teknologi pun terus berkembang hingga banyak hal yang dulunya hanya dapat dilakukan manusia, saat ini dapat dilakukan dengan alat saja. Tidak ada cara lain untuk menghadapi tentangan perkembangan teknologi, selain kemauan untuk belajar secara terus-menerus. Pendidik harus meng-upgrade pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi. Perubahan yang sangat dinamis tidak perlu dianggap sebagai sesuatu yang mengancam, namun perlu dihadapi secara positif dengan belajar,  beradaptasi, dan bekerjasama dengan kolega.

Sabtu, 30 Oktober 2021

Apa Itu Pendidikan 4.0 dan Apa Saja Karakteristiknya ?

Pendahuluan

Untuk mempersiapkan lulusan masa depan untuk dapat sukses dalam kehidupannya, sekolah harus menyelaraskan pengajaran dan proses mereka dengan kemajuan teknologi.

Di milenium baru, teknologi mulai masuk ke dalam proses pendidikan, dan baik siswa maupun guru mulai memanfaatkan teknologi secara mendasar (atau dikenal sebagai Education 2.0).

Seiring kemajuan teknologi ini, termasuk infiltrasi massal dari internet yang lebih banyak dibuat oleh pengguna, Education 3.0 dibentuk.

Siswa sekarang memiliki akses mereka sendiri ke informasi, pilihan untuk belajar secara virtual, dan platform untuk terhubung dengan mudah dengan fakultas dan siswa lainnya.

Pendidikan tidak lagi berpusat pada bolak-balik antara siswa dan guru, melainkan mengambil pendekatan yang lebih berjejaring, dengan siswa memiliki koneksi langsung mereka sendiri ke berbagai sumber informasi yang berbeda.

Hal ini mendorong pengembangan cara belajar yang lebih personal di mana kemandirian siswa dan pendekatan unik untuk belajar dirayakan.

Namun, kita sekarang berada di puncak fase baru; Pendidikan 4.0.

10 Hal yang Harus Dimiliki Buku Teks Pelajaran Agar Tidak Ditinggalkan oleh Siswa dan Guru pada Era Education 4.0

Saat semuanya sudah digital, mulai dari urusan belanja sampai dengan pembelajaran anak di sekolah. Sesuai dengan Education 4.0 dengan proses pembelajaran bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan sama siapa saja. Maka dunia pendidikan harus bersiap dengan perubahan-perubahan. Sekolah sebagai wadah siswa untuk mendapatkan berbagai kompetensi sebagai bekalnya nanti di dalam kehidupannya. Maka sudah sewajarnyalah sekolah juga sebagai pusat dari suatu perubahan yang salah satunya adalah buku sebagai salah satu sumber belajar. Sudah saatnya buku teks berubah dari bentuk buku teks cetak ke buku teks dengan mengakomodasi dunia digital. Perubahan ini menjadi tantangan bagi penerbit ataupun guru untuk membuat buku teks yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman.

Hal ini pun sudah penulis lakukan dalam kegiatan literasi di sekolah tidak lagi menggunakan buku atau bacaan cetak, namun sudah berupa buku ebook yang bisa dibaca oleh siswa dan guru menggunakan smartphone-nya. Selain itu juga sebaiknya pihak sekolah juga perlu selektif dalam membeli buku teks pelajaran misalnya menggunakan dana BOS daripada tidak terpakai nantinya dalam pembelajaran.

Minggu, 24 Oktober 2021

Cara Mewujudkan Sekolah Aman dengan Meminimalisir Bullying di Sekolah

Setiap anak berhak untuk merasa aman di rumah, di sekolah dan di masyarakat (Konvensi PBB tentang Hak Anak, 1990). Bullying bukanlah bagian normal dari tumbuh dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku intimidasi biasanya tidak hilang dengan sendirinya dan sering kali bertambah buruk seiring berjalannya waktu ini perlu ditangani secara langsung. Untuk menghentikan perilaku menyakitkan, orang dewasa perlu mendukung anak-anak yang mencari bantuan mereka. Mereka perlu segera merespon dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghentikan perilaku tersebut terjadi di masa depan. Langkah pertama adalah mengenali kapan masalah bullying telah terjadi.

Minggu, 10 Oktober 2021

Pembelajaran Hybrid dengan Menggunakan Aplikasi Google Workspace for Education untuk Memaksimalkan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas

Pembelajaran tatap muka terbatas saat ini sedang berlangsung. Masing-masing sekolah melaksanakannya dengan berbagai macam strategi dan metode sesuai dengan fasilitas sekolah dan kemampuan guru. Ada pembelajarannya secara bergantian ke sekolah sesuai dengan tingkat kelasnya, ada juga dibuat dengan sistem sift, dan sebagainya.

Namun banyak sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas ini dengan membagi dua siswa pada satu kelas dan setengah belajar tatap muka di sekolah dan setengah lagi berada di rumah. Siswa yang ada di sekolah langsung berinteraksi dengan guru sedangkan siswa di rumah hanya diberi tugas tanpa ada interaksi langusung dengan guru dengan temannya yang berada di sekolah.Kalau strategi ini dilakukan akan berdampak pada kesenjangan pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Maka untuk menghindari hal tersebut kami memberikan solusi dengan strategi pembelajaran hybrid menggunakan aplikasi google. Strategi tersebut seperti di bawah ini: