Evaluasi tentang kelulusan siswa
terus jadi perbincangan banyak orang. Pasalnya, setelah lama tidak adanya Ujian
Nasional kini akan kembali dilaksanakan dengan format baru: Tes Kompetensi
Akademik (TKA). Sekilas, kehadiran TKA memberikan secercah harapan bagi sistem
evaluasi yang lebih manusiawi. Namun, dibalik itu muncul pertanyaan. Apakah TKA
benar-benar membawa perubahan atau justru sekadar reinkarnasi UN dalam bentuk
yang lebih diperhalus? Gambar di bawah menampilkan perkembangan evaluasi di negara kita. Mari kita simak paparan berikut ini.
Apa Perbedaan ANBK dengan TKA?
Secara singkat berbagai informasi tentang TKA dapat juga Anda simak melalui tayangan video di bawah ini!
Apa itu Tes Kemampuan Akademik?
Sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan Dasar Menengah Nomor 9 Tahun 2025 Tentang Tes Kemampuan Akademik
menjelaskan bahwa “Tes Kemampuan Akademik yang selanjutnya disingkat TKA
adalah kegiatan pengukuran capaian akademik murid pada mata pelajaran tertentu”.
Selanjutnya informasi mengenai TKA dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Apa Tujuan Tes Kemampuan
Akademik?
Tes Kemampuan Akademik (TKA)
bertujuan untuk:
1. Memperoleh informasi capaian
akademik Murid yang terstandar untuk keperluan seleksi akademik;
2. Menjamin pemenuhan akses Murid
Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal terhadap penyetaraan hasil
belajar;
3. Mendorong peningkatan kapasitas
pendidik dalam mengembangkan penilaian yang berkualitas; dan
4. Memberikan bahan acuan
pengendalian dan penjaminan mutu pendidikan.
Apa Fungsi Hasil Tes Kemampuan Akadmeik?
Di bawah ini dijelaskan beberapa
fungsi dari TKA:
1. Hasil TKA SD/MI/sederajat dapat
menjadi salah satu syarat dalam seleksi penerimaan Murid baru
SMP/MTs/sederajat jalur prestasi.
2. Hasil TKA SMP/MTS/sederajat dapat
menjadi salah satu syarat dalam seleksi penerimaan Murid baru
SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK jalur prestasi.
3. Hasil TKA SMA/MA/sederajat dan
SMK/MAK dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam seleksi penerimaan
mahasiswa baru pada jenjang pendidikan tinggi.
4. Hasil TKA digunakan untuk menyetarakan
hasil Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal dengan hasil Pendidikan
Formal.
5. Selain itu hasil TKA dapat
dimanfaatkan untuk keperluan seleksi akademik lainnya.
Apa Bentuk Hasil Tes Kemampuan Akademik?
Hasil TKA disampaikan dalam
bentuk nilai dan kategori capaian TKA. Bentuk nilai dan kategori capaian
TKA ditetapkan oleh Menteri. Peserta dari jalur Pendidikan Formal dan
Pendidikan Nonformal yang telah mengikuti TKA berhak memperoleh sertifikat
hasil TKA. Peserta dari jalur Pendidikan Informal yang diselenggarakan oleh jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan seperti Homeschooling yang telah mengikuti
TKA dan memenuhi kategori berhak memperoleh sertifikat hasil TKA dan
dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan. Contoh sertifikatnya dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Seperti apa Pelaksanaan TKA?
Pelaksana TKA adalah Satuan
Pendidikan yang terakreditasi. Satuan Pendidikan yang tidak terakreditasi
menginduk pada Satuan Pendidikan pelaksana TKA. Satuan Pendidikan yang
melaksanakan TKA paling sedikit memenuhi persyaratan: 1) sarana terdiri atas
komputer, listrik, dan jaringan internet; dan 2) petugas pelaksana TKA terdiri
atas proktor dan teknisi.
Peserta TKA dari jalur Pendidikan
Formal terdiri atas:
1. Murid pada kelas 6 (enam)
SD/MI/sederajat;
2. Murid pada kelas 9 (sembilan)
SMP/MTs/sederajat; dan
3. Murid pada kelas 12 (dua belas)
SMA/MA/sederajat dan kelas akhir SMK/MAK.
Peserta TKA yang berasal dari
jalur Pendidikan Nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
1. Murid pada kelas 6 (enam) program
paket A atau bentuk lain yang sederajat;
2. Murid pada kelas 9 (sembilan)
program paket B atau bentuk lain yang sederajat; atau
3. Murid pada kelas 12 (dua belas)
program paket C atau bentuk lain yang sederajat.
Untuk lebih jelas mengenai pelaksanaan
TKA dapat juga disimak pada gambar di bawah ini mengenai materi uji, komposisi
soal, moda, perkiraan waktu pelaksanaan untuk setiap jenjang pendidikan dasar
dan menengah.
Khusus untuk SMA/SMK/MA sederajat
akan ada tambahan mata pelajaran pilihan yang akan diujikan seperti pada penjelasan
gambar di bawah ini.
Apa Peran Kementerian Dasar
Menengah dan Kementerian Agama?
Tes Kemampuan Akademik diselenggarakan oleh
Kementerian, kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
agama seperti pada gambar di bawah ini.
Apa Peran Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota?
Lini Masa Tes Kompetensi Akademik
Bagaimana Persiapan Sekolah dalam
Tes Kemampuan Akademik?
Selain mempersiapkan dari segi sarana
dan tenaga proktor/teknisi sekolah juga seharusnya mempersiapkan siswa dengan
pembelajaran dan soal yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi atau
diistilahkan dengan HOTS.
Salah satu perbedaan utama antara
TKA dan UN adalah metode penilaiannya. Ujian Nasional (UN) lebih berfokus pada
penguasaan materi melalui hafalan teori, sedangkan Tes Kemampuan Akademik (TKA)
menguji keterampilan berpikir kritis berbasis Higher Order Thinking Skills
(HOTS).
Baca Juga:
Bagaimana
Cara Penilaian Formatif dan Sumatif untuk Pemikiran Tingkat Tinggi (HOT)?
10
Strategi Praktis untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
(HOTS) di dalam Kelas
Soal-soal dalam TKA lebih
mengutamakan pemahaman konsep melalui tes verbal, numerik, logika, dan
spasial, bukan sekadar hafalan materi. Hal ini bertujuan untuk mengukur
kompetensi siswa dalam menganalisis, memahami, dan menerapkan konsep akademik
secara lebih mendalam.
Berpikir tingkat tinggi adalah
berpikir pada tingkat yang lebih tinggi daripada menghafal fakta atau menceritakan
sesuatu kepada seseorang persis seperti yang diceritakan kepada Anda. Ketika
seseorang menghafal dan memberikan kembali informasi tanpa harus memikirkannya,
kita menyebutnya hafalan. Misalnya, jika UN meminta siswa menghitung luas
lingkaran dengan rumus sederhana, TKA mungkin meminta siswa menganalisis
hubungan antara luas lingkaran dan kecepatan putaran roda dalam konteks nyata.
Perbedaan ini menuntut siswa untuk lebih fleksibel dalam berpikir dan memahami
konsep secara mendalam.
Berpikir tingkat tinggi, atau
disingkat "HOT", membawa pemikiran ke tingkat yang lebih tinggi
daripada sekadar menyatakan kembali fakta. HOT mengharuskan kita melakukan
sesuatu dengan fakta. Kita harus memahaminya, menyimpulkan darinya,
menghubungkannya dengan fakta dan konsep lain, mengkategorikannya,
memanipulasinya, menyatukannya dengan cara baru atau unik, dan menerapkannya
saat kita mencari solusi baru untuk masalah baru. Mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi memerlukan latihan konsisten dan metode efektif yang
melibatkan individu dalam proses berpikir yang lebih dalam.
Mengingat TKA akan dilaksanakan
pada November 2025, siswa kelas 12 yang saat ini berada di kelas 11 memiliki
waktu sekitar tujuh bulan (dari April 2025) untuk mempersiapkan diri. Berikut
adalah strategi dan tips praktis yang dapat diterapkan oleh sekolah:
1. Siswa Harus Kuasai Materi Dasar
Matematika: Pelajari
kembali konsep dasar seperti aljabar (persamaan, fungsi), geometri (bangun
ruang, sudut), dan statistik (mean, median, probabilitas). Latihan soal-soal
logika matematika juga penting untuk Penalaran Matematika.
Bahasa Indonesia:
Tingkatkan kemampuan membaca dengan membiasakan diri membaca teks panjang
seperti artikel atau esai. Latih kosa kata dengan mencari sinonim dan antonim,
serta pahami struktur teks (paragraf pembuka, isi, penutup).
Bahasa Inggris:
Perbanyak membaca teks berbahasa Inggris, seperti berita online atau cerita
pendek. Pelajari tata bahasa dasar (tenses, passive voice) dan kosa kata umum
yang sering muncul dalam tes.
2. Latihan Soal HOTS
TKA
menitikberatkan pada soal-soal HOTS, jadi siswa perlu membiasakan diri dengan
pola soal yang membutuhkan analisis. Contohnya:
Penalaran
Umum: “Jika A lebih besar dari B, dan B sama dengan C, apa yang dapat
disimpulkan tentang hubungan A dan C?”
Penalaran
Matematika: “Sebuah toko memberikan diskon 20% untuk pembelian di atas
Rp500.000. Berapa yang harus dibayar untuk barang seharga Rp600.000?”
3. Manfaatkan Sumber Belajar Online
Platform
edukasi banyak yang menawarkan tryout dan video pembelajaran yang relevan
dengan materi TKA. Siswa juga bisa mengakses situs resmi Kemendikbud untuk
informasi terbaru tentang TKA, meskipun beberapa halaman mungkin sulit diakses.
Alternatifnya, cari contoh soal dari UTBK tahun sebelumnya, karena strukturnya
mirip dengan TKA.
4. Tingkatkan Kemampuan Membaca dan
Analisis
Literasi
menjadi komponen besar dalam TKA, jadi biasakan membaca teks panjang setiap
hari. Cobalah membaca artikel ilmiah, berita, atau buku nonfiksi, lalu buat
ringkasan untuk melatih pemahaman. Untuk Bahasa Inggris, tonton film atau
dengarkan podcast berbahasa Inggris sambil mencatat kosa kata baru.
5. Simulasi Ujian
Lakukan
simulasi ujian atau try out dengan waktu terbatas untuk membiasakan diri dengan
tekanan waktu. Misalnya, alokasikan 2-3 jam untuk mengerjakan 160 soal, lalu
periksa jawaban untuk mengevaluasi kelemahan. Simulasi ini juga membantu
meningkatkan manajemen waktu selama tes sebenarnya.
Tips Tambahan untuk Sukses di TKA
Jaga Kesehatan: Istirahat yang cukup dan pola
makan sehat akan membantu konsentrasi selama belajar dan ujian.
Diskusi Kelompok: Belajar bersama teman dapat
membantu memahami konsep yang sulit melalui diskusi.
Konsultasi Guru: Jika ada materi yang kurang
jelas, tanyakan kepada guru mata pelajaran terkait untuk penjelasan lebih
mendalam.
Perubahan dari UN ke TKA
mencerminkan pergeseran paradigma pendidikan di Indonesia, dari fokus pada
hafalan menuju kemampuan berpikir kritis. Ini sejalan dengan kebutuhan dunia
kerja dan pendidikan tinggi yang semakin menuntut individu kreatif dan
analitis. Bagi siswa, TKA bukan hanya tes, tetapi juga kesempatan untuk
membuktikan potensi mereka di luar nilai rapor.
Apa Harapan dan Tantangan Tes
Kemampuan Akademik?
Harapan
pada Tes Kemampuan Akademik
Semoga TKA dirancang dengan
sistem yang adil, adaptif, dan tidak sekadar menguji hafalan, TKA bisa menjadi
alat ukur kompetensi yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan begitu, TKA bukan lagi sekadar bayang-bayang
UN melainkan gerbang menuju sistem evaluasi pendidikan yang lebih baik.
Pendidikan harus terus berkembang bukan sekadar berputar dalam siklus ujian
yang sama dengan nama yang berbeda. Jika TKA ingin menjadi solusi maka
kebijakan yang mengiringinya harus jelas, transparan, dan berpihak pada
perkembangan siswa secara nyata. Jangan
sampai, kita kembali ke titik awal dengan sekadar mengganti nama tanpa
perubahan yang berarti.
Menghidupkan Kembali Semangat
Belajar di Era TKA Sejak dihapuskannya Ujian Nasional (UN), gairah belajar
siswa mengalami pasang surut. Tanpa standar evaluasi yang ketat sebagian siswa
mulai kehilangan minat untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Mereka tahu bahwa
kelulusan tetap akan diberikan, nilai bisa disesuaikan, dan pada akhirnya semua
akan lulus tanpa perlu bersusah payah. Pola pikir seperti ini jika dibiarkan
berlarut-larut bisa menjadi bom waktu bagi kualitas pendidikan Indonesia.
Ketidakjelasan standar kelulusan di masa pasca-UN membuat sebagian besar siswa
cenderung abai terhadap proses belajar.
Kini, dengan hadirnya Tes
Kompetensi Akademik (TKA) ada secercah harapan untuk mengembalikan motivasi
belajar yang sempat meredup. TKA bukan sekadar ujian melainkan pemacu semangat.
Dengan adanya TKA siswa kembali memiliki target yang jelas. Mereka akan
ditantang untuk memahami materi dengan lebih baik. Agar TKA benar-benar efektif dalam
meningkatkan motivasi belajar maka sistemnya harus dirancang dengan matang.
Jika hanya menjadi formalitas maka dampaknya tidak akan jauh berbeda dari
kondisi sebelumnya. Pemerintah dan
satuan pendidikan perlu memastikan bahwa TKA tidak hanya hadir sebagai ujian
semata tetapi juga sebagai alat ukur yang relevan dalam menilai kesiapan siswa
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Tantangan pada Tes Kemampuan
Akademik
Tantangan Pemerataan Kualitas
Pengajaran Di atas kertas, TKA tampak seperti solusi untuk mengukur kemampuan
akademik siswa secara lebih objektif. Namun, bagaimana memastikan bahwa semua
siswa, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk memahami dan mengerjakan
soal? Kenyataannya, kualitas pendidikan
di Indonesia masih jauh dari kata merata. Ada sekolah dengan fasilitas lengkap
dan guru berkualifikasi baik. tetapi ada pula sekolah di daerah 3T (tertinggal,
terdepan, dan terluar) yang masih bergulat dengan keterbatasan sumber daya.
Ketimpangan ini membuat persiapan menghadapi TKA menjadi beban yang tidak
seimbang bagi sekolah-sekolah dengan keterbatasan. Guru di daerah perkotaan
mungkin memiliki akses ke berbagai sumber pembelajaran. Sementara itu, di pelosok ada guru yang masih
harus berjuang dengan keterbatasan bahan ajar, sinyal internet yang lemah, atau
bahkan jumlah tenaga pengajar yang minim.
Jika TKA tidak mempertimbangkan realitas ini maka yang terjadi bukanlah
evaluasi yang adil. melainkan semakin lebarnya kesenjangan dalam dunia
pendidikan. Pemerataan kualitas pengajaran seharusnya menjadi prioritas
terlebih dahulu. Pemerintah perlu memastikan bahwa seluruh sekolah baik di kota
maupun di pelosok memiliki akses yang sama, pelatihan guru yang merata, serta
sarana dan prasarana yang memadai.
TKA yang Harus Bisa
Dipertanggungjawabkan Jika memang TKA tidak menjadi penentu utama kelulusan
siswa maka setidaknya ia harus tetap berperan sebagai indikator yang
"sahih" dalam menilai kesiapan siswa melanjutkan pendidikan ke
jenjang berikutnya. Jangan sampai hasil
TKA hanya menjadi angka tanpa makna. Apalagi jika ada celah bagi nilai tersebut
untuk dimanipulasi demi kepentingan tertentu. Sebuah sistem evaluasi yang baik
adalah yang dapat dipertanggungjawabkan, transparan, dan memiliki relevansi
nyata bagi perkembangan akademik siswa.
Jika kelulusan hanya ditentukan
oleh sekolah tanpa adanya acuan yang lebih luas maka muncul potensi mengatrol
nilai. Ada sekolah yang yang terpaksa "menyesuaikan" nilai demi
mempertahankan reputasi atau memastikan semua siswa lulus. Jika TKA hadir maka mekanismenya harus ketat,
akurat, dan terbebas dari intervensi yang dapat mencederai esensi evaluasi itu
sendiri. Jika hasil TKA bisa diubah maka ujian ini tidak akan pernah mencapai
tujuannya sebagai tolok ukur akademik.
Oleh karena itu, perlu ada
pengawasan yang jelas dari proses pelaksanaan hingga validasi nilai tanpa
direkayasa. Wasana Kata Pendidikan bukan sekadar soal lulus atau tidak lulus
tetapi tentang bagaimana membentuk karakter siswa yang siap menghadapi
tantangan di masa depan. Dengan adanya
TKA diharapkan siswa kembali menemukan semangat belajar yang sempat
memudar. Bukan lagi soal mengejar angka
atau sekadar lulus tetapi tentang membangun mental siswa yang siap berusaha,
belajar, dan berkembang untuk masa depan yang lebih baik. TKA memerlukan
kebijakan pendukung yang harus dirancang dengan cermat.
Program penguatan bagi sekolah
yang tertinggal hingga peningkatan kapasitas guru harus menjadi bagian dari
strategi jangka panjang. Pendidikan yang
berkualitas adalah hak semua anak bangsa. Dan bukan hanya milik mereka yang
beruntung berada di sekolah dengan fasilitas terbaik. Lebih dari sekadar ujian,
TKA harus menjadi refleksi dari kemampuan siswa. Transparansi dan akuntabilitas
adalah kunci agar ujian ini memiliki dampak positif bagi sistem
pendidikan. Jika TKA dapat dipercaya
sebagai alat evaluasi yang sahih maka bukan hanya siswa yang akan merasakan
manfaatnya tetapi juga dunia pendidikan secara keseluruhan.
Kesimpulan
Materi TKA SMA 2025 mencakup Tes
Potensi Skolastik (Penalaran Umum, Pengetahuan dan Pemahaman Umum, Pemahaman
Bacaan dan Menulis, Pengetahuan Kuantitatif) serta Tes Literasi (Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Penalaran Matematika). Dengan total 160 soal, TKA
menuntut siswa untuk menguasai konsep dasar, berlatih soal HOTS, dan
meningkatkan literasi. Persiapan yang matang, mulai dari mempelajari materi
hingga simulasi ujian, akan meningkatkan peluang sukses. Bagi siswa kelas 12
yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi melalui jalur prestasi, TKA adalah
langkah awal yang tidak boleh dilewatkan. Mulailah belajar sekarang, dan
jadilah bagian dari generasi yang siap menghadapi tantangan pendidikan masa
depan!
Tautan Download: Permendikdasmen
Nomor 9 Tahun 2025 Tentang TKA
Sumber:
Permendikdasmen Nomor 9 Tahun
2025 Tentang Tes Kemampuan Akademik.
Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Paparan: Kebijakan
Tes Kemampuan Akademik (TKA).
https://www.ruangbelajarchannel.com/2025/04/materi-tka-sma-2025-lengkap-apa-saja.html
0 comments:
Posting Komentar