Jumat, 06 Juni 2025

Apa itu Tes Kemampuan Akademik (TKA) dan Bagaimana Persiapan Sekolah?

Evaluasi tentang kelulusan siswa terus jadi perbincangan banyak orang. Pasalnya, setelah lama tidak adanya Ujian Nasional kini akan kembali dilaksanakan dengan format baru: Tes Kompetensi Akademik (TKA). Sekilas, kehadiran TKA memberikan secercah harapan bagi sistem evaluasi yang lebih manusiawi. Namun, dibalik itu muncul pertanyaan. Apakah TKA benar-benar membawa perubahan atau justru sekadar reinkarnasi UN dalam bentuk yang lebih diperhalus? Gambar di bawah menampilkan perkembangan evaluasi di negara kita. Mari kita simak paparan berikut ini.

Apa Perbedaan ANBK dengan TKA?

Secara singkat berbagai informasi tentang TKA dapat juga Anda simak melalui tayangan video di bawah ini!


Apa itu Tes Kemampuan Akademik?

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar Menengah Nomor 9 Tahun 2025 Tentang Tes Kemampuan Akademik menjelaskan bahwa “Tes Kemampuan Akademik yang selanjutnya disingkat TKA adalah kegiatan pengukuran capaian akademik murid pada mata pelajaran tertentu”. Selanjutnya informasi mengenai TKA dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Apa Tujuan Tes Kemampuan Akademik?

Tes Kemampuan Akademik (TKA) bertujuan untuk:

1. Memperoleh informasi capaian akademik Murid yang terstandar untuk keperluan seleksi akademik;

2.  Menjamin pemenuhan akses Murid Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal terhadap penyetaraan hasil belajar;

3. Mendorong peningkatan kapasitas pendidik dalam mengembangkan penilaian yang berkualitas; dan

4.  Memberikan bahan acuan pengendalian dan penjaminan mutu pendidikan.

Apa Fungsi Hasil Tes Kemampuan Akadmeik?

Di bawah ini dijelaskan beberapa fungsi dari TKA:

1. Hasil TKA SD/MI/sederajat dapat menjadi salah satu syarat dalam seleksi penerimaan Murid baru SMP/MTs/sederajat jalur prestasi.

2.  Hasil TKA SMP/MTS/sederajat dapat menjadi salah satu syarat dalam seleksi penerimaan Murid baru SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK jalur prestasi.

3. Hasil TKA SMA/MA/sederajat dan SMK/MAK dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru pada jenjang pendidikan tinggi.

4. Hasil TKA digunakan untuk menyetarakan hasil Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal dengan hasil Pendidikan Formal.

5.  Selain itu hasil TKA dapat dimanfaatkan untuk keperluan seleksi akademik lainnya.

Apa Bentuk Hasil Tes Kemampuan Akademik?

Hasil TKA disampaikan dalam bentuk nilai dan kategori capaian TKA. Bentuk nilai dan kategori capaian TKA ditetapkan oleh Menteri. Peserta dari jalur Pendidikan Formal dan Pendidikan Nonformal yang telah mengikuti TKA berhak memperoleh sertifikat hasil TKA. Peserta dari jalur Pendidikan Informal yang diselenggarakan oleh jalur pendidikan keluarga dan lingkungan seperti Homeschooling yang telah mengikuti TKA dan memenuhi kategori berhak memperoleh sertifikat hasil TKA dan dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan. Contoh sertifikatnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Seperti apa Pelaksanaan TKA?

Pelaksana TKA adalah Satuan Pendidikan yang terakreditasi. Satuan Pendidikan yang tidak terakreditasi menginduk pada Satuan Pendidikan pelaksana TKA. Satuan Pendidikan yang melaksanakan TKA paling sedikit memenuhi persyaratan: 1) sarana terdiri atas komputer, listrik, dan jaringan internet; dan 2) petugas pelaksana TKA terdiri atas proktor dan teknisi.

Peserta TKA dari jalur Pendidikan Formal terdiri atas:

1.  Murid pada kelas 6 (enam) SD/MI/sederajat;

2.  Murid pada kelas 9 (sembilan) SMP/MTs/sederajat; dan

3.  Murid pada kelas 12 (dua belas) SMA/MA/sederajat dan kelas akhir SMK/MAK.

Peserta TKA yang berasal dari jalur Pendidikan Nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

1.  Murid pada kelas 6 (enam) program paket A atau bentuk lain yang sederajat;

2.  Murid pada kelas 9 (sembilan) program paket B atau bentuk lain yang sederajat; atau

3.  Murid pada kelas 12 (dua belas) program paket C atau bentuk lain yang sederajat.

Untuk lebih jelas mengenai pelaksanaan TKA dapat juga disimak pada gambar di bawah ini mengenai materi uji, komposisi soal, moda, perkiraan waktu pelaksanaan untuk setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Khusus untuk SMA/SMK/MA sederajat akan ada tambahan mata pelajaran pilihan yang akan diujikan seperti pada penjelasan gambar di bawah ini.

Apa Peran Kementerian Dasar Menengah dan Kementerian Agama?

Tes Kemampuan Akademik diselenggarakan oleh Kementerian, kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama seperti pada gambar di bawah ini.

Apa Peran Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota?



Lini Masa Tes Kompetensi Akademik

Bagaimana Persiapan Sekolah dalam Tes Kemampuan Akademik?

Selain mempersiapkan dari segi sarana dan tenaga proktor/teknisi sekolah juga seharusnya mempersiapkan siswa dengan pembelajaran dan soal yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi atau diistilahkan dengan HOTS.

Salah satu perbedaan utama antara TKA dan UN adalah metode penilaiannya. Ujian Nasional (UN) lebih berfokus pada penguasaan materi melalui hafalan teori, sedangkan Tes Kemampuan Akademik (TKA) menguji keterampilan berpikir kritis berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Baca Juga:

Bagaimana Cara Penilaian Formatif dan Sumatif untuk Pemikiran Tingkat Tinggi (HOT)?

10 Strategi Praktis untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) di dalam Kelas

Soal-soal dalam TKA lebih mengutamakan pemahaman konsep melalui tes verbal, numerik, logika, dan spasial, bukan sekadar hafalan materi. Hal ini bertujuan untuk mengukur kompetensi siswa dalam menganalisis, memahami, dan menerapkan konsep akademik secara lebih mendalam.

Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat yang lebih tinggi daripada menghafal fakta atau menceritakan sesuatu kepada seseorang persis seperti yang diceritakan kepada Anda. Ketika seseorang menghafal dan memberikan kembali informasi tanpa harus memikirkannya, kita menyebutnya hafalan. Misalnya, jika UN meminta siswa menghitung luas lingkaran dengan rumus sederhana, TKA mungkin meminta siswa menganalisis hubungan antara luas lingkaran dan kecepatan putaran roda dalam konteks nyata. Perbedaan ini menuntut siswa untuk lebih fleksibel dalam berpikir dan memahami konsep secara mendalam.

Berpikir tingkat tinggi, atau disingkat "HOT", membawa pemikiran ke tingkat yang lebih tinggi daripada sekadar menyatakan kembali fakta. HOT mengharuskan kita melakukan sesuatu dengan fakta. Kita harus memahaminya, menyimpulkan darinya, menghubungkannya dengan fakta dan konsep lain, mengkategorikannya, memanipulasinya, menyatukannya dengan cara baru atau unik, dan menerapkannya saat kita mencari solusi baru untuk masalah baru. Mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi memerlukan latihan konsisten dan metode efektif yang melibatkan individu dalam proses berpikir yang lebih dalam.

Mengingat TKA akan dilaksanakan pada November 2025, siswa kelas 12 yang saat ini berada di kelas 11 memiliki waktu sekitar tujuh bulan (dari April 2025) untuk mempersiapkan diri. Berikut adalah strategi dan tips praktis yang dapat diterapkan oleh sekolah:

1.  Siswa Harus Kuasai Materi Dasar

Matematika: Pelajari kembali konsep dasar seperti aljabar (persamaan, fungsi), geometri (bangun ruang, sudut), dan statistik (mean, median, probabilitas). Latihan soal-soal logika matematika juga penting untuk Penalaran Matematika.

Bahasa Indonesia: Tingkatkan kemampuan membaca dengan membiasakan diri membaca teks panjang seperti artikel atau esai. Latih kosa kata dengan mencari sinonim dan antonim, serta pahami struktur teks (paragraf pembuka, isi, penutup).

Bahasa Inggris: Perbanyak membaca teks berbahasa Inggris, seperti berita online atau cerita pendek. Pelajari tata bahasa dasar (tenses, passive voice) dan kosa kata umum yang sering muncul dalam tes.

2.  Latihan Soal HOTS

TKA menitikberatkan pada soal-soal HOTS, jadi siswa perlu membiasakan diri dengan pola soal yang membutuhkan analisis. Contohnya:

Penalaran Umum: “Jika A lebih besar dari B, dan B sama dengan C, apa yang dapat disimpulkan tentang hubungan A dan C?”

Penalaran Matematika: “Sebuah toko memberikan diskon 20% untuk pembelian di atas Rp500.000. Berapa yang harus dibayar untuk barang seharga Rp600.000?”

3.  Manfaatkan Sumber Belajar Online

Platform edukasi banyak yang menawarkan tryout dan video pembelajaran yang relevan dengan materi TKA. Siswa juga bisa mengakses situs resmi Kemendikbud untuk informasi terbaru tentang TKA, meskipun beberapa halaman mungkin sulit diakses. Alternatifnya, cari contoh soal dari UTBK tahun sebelumnya, karena strukturnya mirip dengan TKA.

4.  Tingkatkan Kemampuan Membaca dan Analisis

Literasi menjadi komponen besar dalam TKA, jadi biasakan membaca teks panjang setiap hari. Cobalah membaca artikel ilmiah, berita, atau buku nonfiksi, lalu buat ringkasan untuk melatih pemahaman. Untuk Bahasa Inggris, tonton film atau dengarkan podcast berbahasa Inggris sambil mencatat kosa kata baru.

5.  Simulasi Ujian

Lakukan simulasi ujian atau try out dengan waktu terbatas untuk membiasakan diri dengan tekanan waktu. Misalnya, alokasikan 2-3 jam untuk mengerjakan 160 soal, lalu periksa jawaban untuk mengevaluasi kelemahan. Simulasi ini juga membantu meningkatkan manajemen waktu selama tes sebenarnya.

Tips Tambahan untuk Sukses di TKA

Jaga Kesehatan: Istirahat yang cukup dan pola makan sehat akan membantu konsentrasi selama belajar dan ujian.

Diskusi Kelompok: Belajar bersama teman dapat membantu memahami konsep yang sulit melalui diskusi.

Konsultasi Guru: Jika ada materi yang kurang jelas, tanyakan kepada guru mata pelajaran terkait untuk penjelasan lebih mendalam.

Perubahan dari UN ke TKA mencerminkan pergeseran paradigma pendidikan di Indonesia, dari fokus pada hafalan menuju kemampuan berpikir kritis. Ini sejalan dengan kebutuhan dunia kerja dan pendidikan tinggi yang semakin menuntut individu kreatif dan analitis. Bagi siswa, TKA bukan hanya tes, tetapi juga kesempatan untuk membuktikan potensi mereka di luar nilai rapor.

Apa Harapan dan Tantangan Tes Kemampuan Akademik?

Harapan pada Tes Kemampuan Akademik

Semoga TKA dirancang dengan sistem yang adil, adaptif, dan tidak sekadar menguji hafalan, TKA bisa menjadi alat ukur kompetensi yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman.  Dengan begitu, TKA bukan lagi sekadar bayang-bayang UN melainkan gerbang menuju sistem evaluasi pendidikan yang lebih baik. Pendidikan harus terus berkembang bukan sekadar berputar dalam siklus ujian yang sama dengan nama yang berbeda. Jika TKA ingin menjadi solusi maka kebijakan yang mengiringinya harus jelas, transparan, dan berpihak pada perkembangan siswa secara nyata.  Jangan sampai, kita kembali ke titik awal dengan sekadar mengganti nama tanpa perubahan yang berarti. 

Menghidupkan Kembali Semangat Belajar di Era TKA Sejak dihapuskannya Ujian Nasional (UN), gairah belajar siswa mengalami pasang surut. Tanpa standar evaluasi yang ketat sebagian siswa mulai kehilangan minat untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Mereka tahu bahwa kelulusan tetap akan diberikan, nilai bisa disesuaikan, dan pada akhirnya semua akan lulus tanpa perlu bersusah payah. Pola pikir seperti ini jika dibiarkan berlarut-larut bisa menjadi bom waktu bagi kualitas pendidikan Indonesia. Ketidakjelasan standar kelulusan di masa pasca-UN membuat sebagian besar siswa cenderung abai terhadap proses belajar. 

Kini, dengan hadirnya Tes Kompetensi Akademik (TKA) ada secercah harapan untuk mengembalikan motivasi belajar yang sempat meredup. TKA bukan sekadar ujian melainkan pemacu semangat. Dengan adanya TKA siswa kembali memiliki target yang jelas. Mereka akan ditantang untuk memahami materi dengan lebih baik.  Agar TKA benar-benar efektif dalam meningkatkan motivasi belajar maka sistemnya harus dirancang dengan matang. Jika hanya menjadi formalitas maka dampaknya tidak akan jauh berbeda dari kondisi sebelumnya.  Pemerintah dan satuan pendidikan perlu memastikan bahwa TKA tidak hanya hadir sebagai ujian semata tetapi juga sebagai alat ukur yang relevan dalam menilai kesiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. 

Tantangan pada Tes Kemampuan Akademik

Tantangan Pemerataan Kualitas Pengajaran Di atas kertas, TKA tampak seperti solusi untuk mengukur kemampuan akademik siswa secara lebih objektif. Namun, bagaimana memastikan bahwa semua siswa, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk memahami dan mengerjakan soal?  Kenyataannya, kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata merata. Ada sekolah dengan fasilitas lengkap dan guru berkualifikasi baik. tetapi ada pula sekolah di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang masih bergulat dengan keterbatasan sumber daya. Ketimpangan ini membuat persiapan menghadapi TKA menjadi beban yang tidak seimbang bagi sekolah-sekolah dengan keterbatasan. Guru di daerah perkotaan mungkin memiliki akses ke berbagai sumber pembelajaran.  Sementara itu, di pelosok ada guru yang masih harus berjuang dengan keterbatasan bahan ajar, sinyal internet yang lemah, atau bahkan jumlah tenaga pengajar yang minim.  Jika TKA tidak mempertimbangkan realitas ini maka yang terjadi bukanlah evaluasi yang adil. melainkan semakin lebarnya kesenjangan dalam dunia pendidikan. Pemerataan kualitas pengajaran seharusnya menjadi prioritas terlebih dahulu. Pemerintah perlu memastikan bahwa seluruh sekolah baik di kota maupun di pelosok memiliki akses yang sama, pelatihan guru yang merata, serta sarana dan prasarana yang memadai. 

TKA yang Harus Bisa Dipertanggungjawabkan Jika memang TKA tidak menjadi penentu utama kelulusan siswa maka setidaknya ia harus tetap berperan sebagai indikator yang "sahih" dalam menilai kesiapan siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.  Jangan sampai hasil TKA hanya menjadi angka tanpa makna. Apalagi jika ada celah bagi nilai tersebut untuk dimanipulasi demi kepentingan tertentu. Sebuah sistem evaluasi yang baik adalah yang dapat dipertanggungjawabkan, transparan, dan memiliki relevansi nyata bagi perkembangan akademik siswa.

Jika kelulusan hanya ditentukan oleh sekolah tanpa adanya acuan yang lebih luas maka muncul potensi mengatrol nilai. Ada sekolah yang yang terpaksa "menyesuaikan" nilai demi mempertahankan reputasi atau memastikan semua siswa lulus.  Jika TKA hadir maka mekanismenya harus ketat, akurat, dan terbebas dari intervensi yang dapat mencederai esensi evaluasi itu sendiri. Jika hasil TKA bisa diubah maka ujian ini tidak akan pernah mencapai tujuannya sebagai tolok ukur akademik.

Oleh karena itu, perlu ada pengawasan yang jelas dari proses pelaksanaan hingga validasi nilai tanpa direkayasa. Wasana Kata Pendidikan bukan sekadar soal lulus atau tidak lulus tetapi tentang bagaimana membentuk karakter siswa yang siap menghadapi tantangan di masa depan.  Dengan adanya TKA diharapkan siswa kembali menemukan semangat belajar yang sempat memudar.  Bukan lagi soal mengejar angka atau sekadar lulus tetapi tentang membangun mental siswa yang siap berusaha, belajar, dan berkembang untuk masa depan yang lebih baik. TKA memerlukan kebijakan pendukung yang harus dirancang dengan cermat.

Program penguatan bagi sekolah yang tertinggal hingga peningkatan kapasitas guru harus menjadi bagian dari strategi jangka panjang.  Pendidikan yang berkualitas adalah hak semua anak bangsa. Dan bukan hanya milik mereka yang beruntung berada di sekolah dengan fasilitas terbaik. Lebih dari sekadar ujian, TKA harus menjadi refleksi dari kemampuan siswa. Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci agar ujian ini memiliki dampak positif bagi sistem pendidikan.  Jika TKA dapat dipercaya sebagai alat evaluasi yang sahih maka bukan hanya siswa yang akan merasakan manfaatnya tetapi juga dunia pendidikan secara keseluruhan.

Kesimpulan

Materi TKA SMA 2025 mencakup Tes Potensi Skolastik (Penalaran Umum, Pengetahuan dan Pemahaman Umum, Pemahaman Bacaan dan Menulis, Pengetahuan Kuantitatif) serta Tes Literasi (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Penalaran Matematika). Dengan total 160 soal, TKA menuntut siswa untuk menguasai konsep dasar, berlatih soal HOTS, dan meningkatkan literasi. Persiapan yang matang, mulai dari mempelajari materi hingga simulasi ujian, akan meningkatkan peluang sukses. Bagi siswa kelas 12 yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi melalui jalur prestasi, TKA adalah langkah awal yang tidak boleh dilewatkan. Mulailah belajar sekarang, dan jadilah bagian dari generasi yang siap menghadapi tantangan pendidikan masa depan!

Tautan Download: Permendikdasmen Nomor 9 Tahun 2025 Tentang TKA

Sumber:

Permendikdasmen Nomor 9 Tahun 2025 Tentang Tes Kemampuan Akademik.

Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Paparan: Kebijakan Tes Kemampuan Akademik (TKA).

https://www.ruangbelajarchannel.com/2025/04/materi-tka-sma-2025-lengkap-apa-saja.html

0 comments:

Posting Komentar