Oleh
: Adi Saputra, M.Pd
A. Pendahuluan
Tahap pertama
dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan
kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setiap guru
di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru
tersebut mengajar (guru kelas) di SD/MI dan untuk guru mata pelajaran yang
diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Untuk menyusun RPP yang
benar Anda dapat mempelajari hakikat, prinsip dan langkah-langkah penyusunan
RPP seperti yang salah satunya tertera pada Permendiknas
tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah -
Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran nomor 103 Tahun 2014. Namun peraturan ini diperbaharui dengan keluarnya Permendikbud No 23 tentang standar penilaian dan panduan penilaian terbaru.
Perbaikan selanjutnya adalah dalam mengintergrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Selain PPK pada pembelajaran perlu juga diintegrasikan literasi; keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative); dan HOTS (Higher Order Thinking Skill.
Gerakan PPK perlu
mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai
program dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan sampai
sekarang. Dalam hubungan ini pengintegrasian dapat berupa pemaduan kegiatan
kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah (masyarakat/komunitas); pemaduan
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler; pelibatan secara
serempak warga sekolah, keluarga, dan masyarakat; perdalaman dan perluasan
dapat berupa penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi
pada pengembangan karakter siswa, penambahan dan penajaman kegiatan belajar
siswa, dan pengaturan ulang waktu belajar siswa di sekolah atau luar sekolah;
kemudian penyelerasan dapat berupa penyesuaian tugas pokok guru, Manajemen
Berbasis Sekolah, dan fungsi Komite Sekolah dengan kebutuhan Gerakan PPK.
Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi
Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara
cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak,
menulis, dan/atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah
upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan
publik. Literasi lebih dari sekadar membaca dan
menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan
dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi dapat dijabarkan
menjadi Literasi Dasar (Basic Literacy), Literasi Perpustakaan (Library
Literacy), Literasi Media (Media Literacy), Literasi Teknologi (Technology
Literacy), Literasi Visual (Visual Literacy).
Keterampilan abad
21 atau diistilahkan dengan 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking
and Problem Solving, dan Creativity and Innovation). Inilah yang
sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan sekadar transfer materi. Tetapi
pembentukan 4C. Sebenarnya kata ini tidak terlalu baru untuk kita. Di berbagai
kesempatan, kita sudah sering mendengar beberapa pakar menjelaskan pentingnya
penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di Abad 21, abad di
mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis. Penguasaan keterampilan
abad 21 sangat penting, 4 C adalah jenis softskill yang pada
implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar pengusaan hardskill.
Higher Order
of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai
metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi,
mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan
berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil
keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi meruapakan kemampuan berpikir dalam
membangun gagasan/ide-ide.
Sehingga di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kita buat agar muncul empat macam hal tersebut (PPK, Literasi, 4C, dan HOTS) maka perlu kreatifitas guru dalam meramunya. Maka tidak mungkin lagi menggunakan model/metode/strategi/pendekatan yang berpusat kepada guru, namun kita perlu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran (
Active Learning). Khusus untuk PPK merupakan program yang rencananya akan disesuaikan dengan 5 hari belajar atau 8 jam sehari sedangkan untuk 2 hari merupakan pendidikan keluarga.
Pada tulisan ini dilengkapi uraian tentang komponen RPP
serta contoh RPP untuk beberapa mata pelajaran yang telah mengalami perbaikan dengan mengintegrasikan
PPK, Literasi, 4C, dan HOTS. Namun contoh RPP ini hanya untuk contoh didalam menjelaskan komponen pengeintegrasiannya, dengan kata lain keterangan dalam bentuk caption (balon) tersebut hanya untuk menjelaskannya di dalam RPP sebenarnya tidak ada. Selanjutnya pada akhir tulisan ini terdapat tautan untuk mengunduh bahan yang diperlukan. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat.
B.
Format RPP
Secara lebih jelas komponen-komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam
bentuk format berikut ini.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA Negeri 21
Batam
Mata pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Reaksi Redoks
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (2 JP)
A.
Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi sikap:
(untuk mata pelajaran agama dan PKN dituliskan KI 1 dan KI 2)
KI-3 :……………….
KI-4 :………………
B.
Kompetensi Dasar
dan Indikator Pencapaian Kompetensi
(untuk mata pelajaran agama dan PKN dituliskan KD 1 dan KD2 dituliskan KD beserta indikatornya)
3.1………………
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1.1………..
3.1.2…………, dst
4.1………………
Indikator Pencapaian Kompetensi
4.1.1………….
4.1.2…………., dst
C. Tujuan Pembelajaran
(Tujuan pembelajaran merupakan tujuan pembelajaran dari KD yang didalamnya ada kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang ditulis dalam satu deskripsi serta memenuhi kriteria ABCD)
Contoh:
D.Materi Pembelajaran
(disajikan dari materi yang terdapat pada indikator pencapaian kompetensi. Rincian materi setiap pertemuan dinyatakan
dalam Lampiran)
Contoh:
E.Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran
Model yang disarankan adalah model yang didalam langkah-langkah sesuai dengan proses berpikir saintifik. Model tersebut adalah discovery learning, inquri, problem base learning, dan project base learning.
Contoh:
F. Media Pembelajaran
Contoh:
Media/Alat : Lembar Kerja, Papan
Tulis/White Board, LCD, alat Lab
G. Sumber Pembelajaran
Contoh:
1.
Buku Kimia
Kelas X, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2013.
2. Internet
3. Buku/
sumber lain yang relevan.
H. Kegiatan Pembelajaran
(pada kegiatan pembelajaran sebaiknya tergambar PPK, literasi, 4C, dan HOTS)
Indikator: …
(indikator yang dirujuk untuk pembelajaran pertemuan
pertama)
1.
Pertemuan Pertama: (2 JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
(Contoh di atas PPK-nya adalah religius dengan cara berdoa sebelum melaksanakan pembelajaran)
b. Kegiatan Inti
[Kegiatan inti pada pembelajaran ini merupakan langkah-langkah dari model discovery learning, karena diharapkan peserta didik menemukan konsep reaksi oksidasi dan reduksi secara mandiri dan/atau berkelompok. Model ini terdiri dari 6 langkah/sintak, yakni: 1)Stimulation
(stimulasi/pemberian rangsangan), 2)Problem
statement (pernyataan/ identifikasi masalah), 3) Data collection
(pengumpulan data), 4)Data processing
(pengolahan data), 5)Verification
(pembuktian), 6)Generalization
(menarik kesimpulan/generalisasi)].
Contoh:
Langkah 1:
(Contoh di atas PPK-nya adalah rasa ingin tahu dan gemar membaca, 4C-nya berupa critical thinking, ada literasi serta HOTS-nya)