Sepanjang abad ke-20, penilaian kelas dianggap sebagai mekanisme untuk menyediakan hasil pembelajaran, dan itu mengikuti pola yang dapat diprediksi: guru mengajar, menguji pengetahuan siswa tentang materi, membuat penilaian tentang prestasi siswa berdasarkan pengujian tersebut, dan kemudian pindah ke materi berikutnya. Namun, baru-baru ini, pendekatan penilaian ini dipertanyakan karena harapan masyarakat untuk sekolah telah berubah, ilmu kognitif telah memberikan wawasan baru ke dalam sifat belajar, dan peran tradisional penilaian dalam memotivasi belajar siswa telah ditantang untuk berubah.
Minggu, 11 September 2022
Mengapa Asesmen/Penilaian Harus Berubah ?
Minggu, 14 Maret 2021
Cara Membuat Penugasan dengan Mengedepankan Umpan Balik Menggunakan LMS Formatif
Saat ini sudah banyak sekolah yang melaksanakan pembelajaran
tatap muka, namun masih ada juga yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Bagi
sekolah yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap mukanya pun masih ada secara
campuran antara yang ada di sekolah dengan siswa yang ada di rumah. Maka para
guru harus kreatif untuk mencari pembelajaran alternatif yang menggabungkan
tatap muka dengan belajar daring.
Di sinilah Formative sebagai salah satu alat teknologi kelas favorit oleh guru saat ini. Ini adalah alat penilaian gratis yang memungkinkan Anda…
· Membuat berbagai pertanyaan (pilihan ganda, benar / salah,
jawaban singkat dan pertanyaan "tunjukkan pekerjaan Anda" yang dapat digambar)
untuk disampaikan kepada siswa.
· Menambahkan konten lain ke pertanyaan (gambar,
teks, coretan papan tulis, atau video YouTube)
·
Menyaksikan saat siswa menjawab dari sisi situs guru.
·
Memberikan umpan balik waktu nyata dalam bentuk
nilai dan komentar tertulis.
· Kemudian Anda dapat menyampaikan pertanyaan/konten
kepada siswa melalui ruang kelas yang Anda atur di Formatif atau hanya dengan
memberi siswa kode singkat untuk penilaian yang dapat mereka masukkan di goformative.com/join.
Minggu, 21 Februari 2021
20 Exit dan Admit Slips Digital untuk Penilaian Formatif Terbaik
Setelah pembelajaran selesai, para pendidik seharusnya mengamati ruang kelas yang penuh dengan siswa yang melihat mereka. Kemudian guru melakukan
refleksi dengan pertanyaan: Apakah siswa saya mendapatkan pelajaran?
Apakah ada ide, konsep, atau keterampilan yang masih belum mereka yakini?
Apakah siswa saya memiliki kesalahpahaman tentang pelajaran dan isinya? Apakah
saya seharusnya meninjau sesuatu besok?
Ini hanyalah beberapa pertanyaan yang harus
direnungkan oleh para pendidik reflektif setelah bel berbunyi. Sebenarnya,
banyak dari pertanyaan reflektif yang diajukan oleh para pendidik pada diri
mereka sendiri dapat diatasi jika mereka menggunakan exit slips. Exit Slips adalah metode penilaian formatif yang sederhana, cepat, dan seringkali
berwawasan yang digunakan menjelang akhir pelajaran. Ini adalah tugas sederhana
yang mengharuskan peserta didik menjawab beberapa pertanyaan atau melakukan
tugas tertentu yang dieksplorasi selama proses pembelajaran.
Format exit slips bervariasi.
Pendidik dapat menggunakan berbagai jenis pertanyaan/ kegiatan. Ada pilihan
ganda, benar atau salah, tanggapan tertulis pendek, pencocokan, mengisi rumpang (isi yang kosong), dan survei atau jajak pendapat untuk menyebutkan
beberapa. Dalam hal implementasi di kelas, exit slips harus pendek,
ringkas, dan melibatkan peserta didik dalam tinjauan keterampilan, konsep, dan
pengalaman yang dieksplorasi selama pelajaran. Mereka juga ideal untuk
melanjutkan pembelajaran ke kelas berikutnya dan banyak
pendidik memulai dengan exit slips dari pelajaran sebelumnya
untuk mengaktifkan pengetahuan siswa sebelumnya.
Di era pembelajaran digital, exit slips maupun admit slips tidak lagi terbatas pada secarik kertas kecil yang dikumpulkan oleh
pendidik saat siswa meninggalkan kelas (meskipun metode ini masih bagus). Ada
banyak alat digital yang dapat digunakan pendidik untuk mengumpulkan data
kinerja yang berharga ini dari siswa mereka.
Pengertian, Ide, dan Contoh Exit Ticket/Exit Slips atau Admit Slips Sebagai Salah Satu Strategi Umpan Balik pada Penilaian Formatif
Sebagai
seorang guru yang professional kita seharusnya memahami apa itu penilaian
formatif dan penilaian sumatif? Karena masih sering guru beranggapan
bahwa umpan balik pada penilaian proses pembelajaran (Asesmen for learning
dan Asesmen as learning) atau kita sebut penilaian formatif terpisah
dari pembelajaran atau sama sekali tidak perlu dilakukan. Pada hal
disinilah kunci keberhasilan suatu pembelajaran dan seharusnya penilaian
akhir atau penilaian sumatif (Asesmen of learning) merupakan dampak
dari penilaian proses/formatif yang berupa umpan balik yang dilakukan oleh
guru.
Penilaian Formatif
Penilaian
formatif merupakan bagian dari kegiatan belajar mengajar. Seperti
disebutkan sebelumnya, penilaian formatif bahkan merupakan bagian dari
Langkah-langkah pembelajaran yang efektif. Angelo dan Cross (1993) menyebutkan
bahwa melalui penilaian formatif pendidik memperoleh umpan balik dalam hal
apa, seberapa banyak, dan seberapa baik peserta didik belajar.
Pendidik selanjutnya menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki proses
pembelajarannya sehingga lebih efektif dan efisien. Berbagai penelitian
mengenai keefektifan pendidik menunjukkan bahwa penilaian yang dilaksanakan
untuk membantu peserta didik membuat kemajuan dalam proses
pembelajarannya merupakan ciri utama dari pembelajaran yang efektif (Hall dan
Burke, 2004).
Minggu, 24 Januari 2021
MENJADIKAN PENILAIAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI SALAH SATU SYARAT KELULUSAN SISWA PADA SATUAN PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Pada peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian yang Diselenggarakan Satuan Pendidikan pada Bagian Ketiga mengenai Bentuk Ujian pada Pasal 5 ayat 1 menyebutkan bahwa “Bentuk Ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat berupa a.portofolio; b.penugasan; c.tes tertulis; dan/atau d.bentuk kegiatan lain yang ditetapkan Satuan Pendidikan sesuai dengan kompetensi yang diukur berdasarkan Standar Nasional Pendidikan”.
Sedangkan pada ayat 2 nya menyebutkan pelaksanaannya seperti “Bentuk Ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada semester ganjil dan/atau semester genap pada akhir jenjang dengan mempertimbangkancapaian standar kompetensi lulusan”.
Maka berdasarkan Permendikbud di atas pihak sekolah diberikan kebebasan untuk melakukan penilaian ujian sekolah untuk siswa kelas XII dengan berbagai cara dan dapat dimulai pada semester ganjil (semester 5) tanpa harus menunggu pelaksanaannya pada semester genab (semester 6).
Selanjutnya juga pihak sekolah ataupun guru diberikan kebebasan untuk menilai dengan menggunakan berbagai macam bentuk ataupun Teknik penilaian. Jadi sekolah atapun guru bukan hanya menilai pengetahuan saja, namun dapat (dan seharusnya) menilai sikap dan keterampilan juga. Proses penilaian ini sejalan dengan salah satu pokok merdeka belajar yang dicanangkan oleh Kemdikbud.