Slide 1

Berbagai macam moda pembelajaran

Slide 2

Literasi

Slide 3

Kegiatan Pramuka

Slide 4

Kerucut Pengalaman

Slide 5

Pembelajaran Aktif

Tampilkan postingan dengan label Penilaian Formatif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penilaian Formatif. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Juli 2022

JENIS, TEKNIK, DAN CONTOH INSTRUMEN ASESMEN PADA KURIKULUM MERDEKA

Pada tulisan sebelumnya kita sudah membahas cara menyusun modul ajar pada kurikulum merdeka. Maka untuk tulisan ini, penulis membahas tentang asesmen pada kurikulum merdeka. Asesmen ini merupakan hal sangat penting karena kegiatan asesmen ini tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran. Namun harus diingat oleh para guru bahwa melaksanakan asesmen bukanlah sekedar untuk mendapatkan skor ataupun nilai yang nanti digunakan dalam mengisi rapor. Jadi jauh dari hal tersebut asesmen berfungsi untuk menjadi indikator dalam menentukan apakah suatu tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum. Kalau sudah tindak lanjutnya apa dan kalau belum apa lagi yang harus dilakukan oleh siswa sampai mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

Rabu, 01 Desember 2021

BERBAGAI INFORMASI SEPUTAR KURIKULUM 2022

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir 19 kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Maka berdasarkan defenisi ini maka kurikulum 2022 ini berisikan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan. Maka berdasarkan komponen-komponen kurikulum tersebut akan kita lihat perbedaannya dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum 2013. Perbedaan tersebut antara lain adalah:

Minggu, 13 Juni 2021

Cara Membuat Portofolio Digital Siswa dengan Google Sites

Pembelajaran selama pandemi ini mengharuskan guru untuk kreatif dalam melakukan pembelajaran dan penilaian. Guru diharapkan terutama untuk pembelajaran jarak jauh jangan hanya memberikan tugas yang bersifat menjawab pertanyaan saja. Biasakan siswa dengan penugasan yang menghasilkan produk seperti karangan/esai, poster, video, hasil wawancara, audio, grafik, gambar, dan produk lainnya. Sehingga siswa tersebut masih dapat melatih keterampilan dan karakternya di dalam pembelajaran.

Minggu, 30 Mei 2021

PORTOFOLIO DIGITAL, CARA MUDAH MENGELOLA DAN MENILAI PORTOFOLIO

Pengantar

Mengingat kerumitan dan perlu persiapan yang lebih, tidak mengherankan jika asesmen portofolio kurang diterapkan di sekolah. Pendekatan penilaian yang lebih otentik ini juga menuntut lebih banyak waktu dan perhatian; refleksi, penilaian diri, dan penetapan tujuan merupakan komponen penting dari proses tersebut. Dengan ukuran kelas yang besar, lebih sedikit dukungan, dan lebih banyak sumber daya yang dikhususkan untuk penilaian harian atau ujian, terdapat batasan pada guru yang mungkin ingin memfasilitasi penilaian portofolio. Sehingga penilaian dengan portofolio banyak ditinggalkan ataupun jarang dilakukan oleh guru untuk menilai kinerja atau performan siswa selama pembelajaran.

Portofolio digital atau ePortofolio adalah alat yang berguna untuk memungkinkan pelajar mempertahankan catatan permanen dari perjalanan belajar mereka dan mereka menyediakan praktisi dengan catatan penilaian diri pelajar dan refleksi yang mudah diakses tentang strategi pembelajaran mereka.

Portofolio digital adalah presentasi perjalanan belajar siswa yang dibuat dengan cermat menggunakan jejak/bukti digital sebagai bukti pembelajaran. Memiliki tujuan yang jelas dan terorganisir dengan baik. Ini mengembangkan dan mendemonstrasikan pembelajaran melalui refleksi siswa yang efektif. Pelajar menggunakan keterampilan metakognitif tingkat tinggi untuk mempertimbangkan apa yang mereka pelajari dan menilai sendiri apa yang perlu mereka fokuskan selanjutnya untuk kemajuan pembelajaran mereka. Bukti/jejak digital dapat diturunkan dari aktivitas pembelajaran di semua domain pembelajaran. Portofolio digital yang efektif dapat digunakan untuk merayakan pencapaian, menunjukkan kemajuan melalui perbandingan dari waktu ke waktu, dan memandu pembelajaran di masa depan.

Produksi portofolio digital mendorong kemitraan antara siswa dan guru mereka dan meningkatkan kepemilikan dan akuntabilitas siswa untuk pembelajaran mereka. Portofolio digital memberi siswa, orang tua, dan guru mereka catatan pembelajaran yang kaya. Portofolio digital bukanlah kumpulan dari semua tugas siswa, tetapi pilihan hati-hati yang menunjukkan pertumbuhan dan pengetahuan baru seperti dua bukti/jejak yang menunjukkan kemajuan dalam belajar dari waktu ke waktu.

Guru dapat menggunakan bukti yang disediakan oleh portofolio untuk merefleksikan keefektifan pembelajaran mereka dan untuk membuat penyesuaian pada praktik pengajaran mereka.

Dengan kemajuan teknologi saat ini, penilaian portofolio telah mengalami kebangkitan popularitas. Banyak perusahaan teknologi sekarang menawarkan alat portofolio digital untuk digunakan di ruang kelas. Alasan terbesarnya adalah kapasitas teknologi untuk menangkap, menampung, dan berbagi dokumen pembelajaran siswa secara online. Munculnya Internet, bersama dengan sekumpulan perangkat seluler yang terjangkau, telah menyebabkan pendidik memikirkan kembali pekerjaan siswa lebih dari sekadar objek atau file fisik. Dalam menggunakan alat digital untuk menangkap pemikiran dan kemajuan siswa, perjalanan belajar siswa mulai menjadi hidup. Kepercayaan diri mereka terdengar saat berpidato dan melihat antusiasme mereka saat menyampaikan topik penelitian di sekolah. Selain itu, teknologi telah memungkinkan siswa untuk lebih terlibat dalam proses penilaian itu sendiri. Tablet, laptop, ataupun Smart Phone yang diletakkan di tangan peserta didik memberi mereka lebih banyak kesempatan untuk mendokumentasikan, merenungkan, dan menerbitkan karya mereka. Akses untuk berbagi dan menilai pertumbuhan dan pekerjaan terbaik ini lebih mudah ditangkap dengan portofolio digital. Akhirnya, alat-alat ini memberi tahu keluarga tentang pemahaman anak-anak mereka saat ini dan tujuan masa depan. Bagaimana portofolio digital diintegrasikan ke dalam kelas merupakan langkah penting berikutnya.

Senin, 17 Mei 2021

PEMBELAJARAN DIFERENSIASI, PEMBELAJARAN MELAYANI KEUNIKAN SISWA

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang bisa memberikan dan memfasilitasi kebutuhan dari setiap siswanya. Berpuluh-puluh tahun yang lalu sampai dengan sekarang ini, pendidikan di Indonesia masih belum banyak perubahan, di mana masih menerapkan sistem pembelajaran lama yang menganggap semua siswa adalah sama, lebih berpusat pada guru, tanpa memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Siswa hanya duduk diam mendengarkan guru tanpa melakukan sesuatu yang akan menambah pengalaman belajar bagi mereka. Guru seolah-olah hanya mengajar satu orang siswa saja dalam satu kelas, sedangkan di dalam kelas ada kurang lebih 30-40 siswa yang mempunyai keunikan, kemampuan dan keberagaman pengalaman belajar yang berbeda. Tidak jarang anak-anak merasa frustasi dan akhirnya tidak memiliki motivasi untuk belajar, karena mereka datang ke sekolah hanya untuk ujian, ujian dan ujian. Maka dengan adanya pembelajaran diferensiasi semoga merubah kondisi tersebut.

Diferensiasi adalah praktik dimana guru menyampaikan pembelajaran dengan penyesuaian pada kesiapan, minat, jenis kecerdasan dan gaya belajar siswa.

 

Guru dapat memodifikasi strategi mengajarnya pada konten, proses, dan produk. Tapi sebelumnya, guru perlu melakukan asesmen agar punya informasi mengenai tingkat kesiapan siswa dan apa minat serta gaya belajar yang mereka miliki. Untuk lebih memahami tentang pembelajaran diferensiasi dapat disimak pada pemaparan di bawah ini termasuk juga bagaimana menentukan gaya belajar, jenis kecerdasan, dan lainnya serta bagaimana melaksanakan pembelajaran diferensiasi secara online.

Minggu, 21 Februari 2021

20 Exit dan Admit Slips Digital untuk Penilaian Formatif Terbaik

 

Setelah pembelajaran selesai, para pendidik seharusnya mengamati ruang kelas yang penuh dengan siswa yang melihat mereka. Kemudian guru melakukan refleksi dengan pertanyaan: Apakah siswa saya mendapatkan pelajaran? Apakah ada ide, konsep, atau keterampilan yang masih belum mereka yakini? Apakah siswa saya memiliki kesalahpahaman tentang pelajaran dan isinya? Apakah saya seharusnya meninjau sesuatu besok?

Ini hanyalah beberapa pertanyaan yang harus direnungkan oleh para pendidik reflektif setelah bel berbunyi. Sebenarnya, banyak dari pertanyaan reflektif yang diajukan oleh para pendidik pada diri mereka sendiri dapat diatasi jika mereka menggunakan exit slips. Exit Slips adalah metode penilaian formatif yang sederhana, cepat, dan seringkali berwawasan yang digunakan menjelang akhir pelajaran. Ini adalah tugas sederhana yang mengharuskan peserta didik menjawab beberapa pertanyaan atau melakukan tugas tertentu yang dieksplorasi selama proses pembelajaran.

Format exit slips bervariasi. Pendidik dapat menggunakan berbagai jenis pertanyaan/ kegiatan. Ada pilihan ganda, benar atau salah, tanggapan tertulis pendek, pencocokan, mengisi rumpang (isi yang kosong), dan survei atau jajak pendapat untuk menyebutkan beberapa. Dalam hal implementasi di kelas, exit slips harus pendek, ringkas, dan melibatkan peserta didik dalam tinjauan keterampilan, konsep, dan pengalaman yang dieksplorasi selama pelajaran. Mereka juga ideal untuk melanjutkan pembelajaran ke kelas berikutnya dan banyak pendidik memulai dengan exit slips dari pelajaran sebelumnya untuk mengaktifkan pengetahuan siswa sebelumnya.

Di era pembelajaran digital, exit slips maupun admit slips tidak lagi terbatas pada secarik kertas kecil yang dikumpulkan oleh pendidik saat siswa meninggalkan kelas (meskipun metode ini masih bagus). Ada banyak alat digital yang dapat digunakan pendidik untuk mengumpulkan data kinerja yang berharga ini dari siswa mereka.

Pengertian, Ide, dan Contoh Exit Ticket/Exit Slips atau Admit Slips Sebagai Salah Satu Strategi Umpan Balik pada Penilaian Formatif

Sebagai seorang guru yang professional kita seharusnya memahami apa itu penilaian formatif dan penilaian sumatif? Karena masih sering guru beranggapan bahwa umpan balik pada penilaian proses pembelajaran (Asesmen for learning dan Asesmen as learning) atau kita sebut penilaian formatif terpisah dari pembelajaran atau sama sekali tidak perlu dilakukan. Pada hal disinilah kunci keberhasilan suatu pembelajaran dan seharusnya penilaian akhir atau penilaian sumatif (Asesmen of learning) merupakan dampak dari penilaian proses/formatif yang berupa umpan balik yang dilakukan oleh guru.

Penilaian Formatif

Penilaian formatif merupakan bagian dari kegiatan belajar mengajar. Seperti disebutkan sebelumnya, penilaian formatif bahkan merupakan bagian dari Langkah-langkah pembelajaran yang efektif. Angelo dan Cross (1993) menyebutkan bahwa melalui penilaian formatif pendidik memperoleh umpan balik dalam hal apa, seberapa banyak, dan seberapa baik peserta didik belajar. Pendidik selanjutnya menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki proses pembelajarannya sehingga lebih efektif dan efisien. Berbagai penelitian mengenai keefektifan pendidik menunjukkan bahwa penilaian yang dilaksanakan untuk membantu peserta didik membuat kemajuan dalam proses pembelajarannya merupakan ciri utama dari pembelajaran yang efektif (Hall dan Burke, 2004).