Penilaian
sikap menjadi sangat penting dalam memberikan kontribusi terhadap pendidikan karakter
peserta didik di sekolah. Kadang-kadang kita sering mengabaikan hal ini dan
lebih mementingkan penilaian pengetahuan dan keterampilan. Sehingga penilaian
sikap yang ditulis pada rapor hanya formalitas semata dengan deskripsi yang hampir
sama untuk semua peserta didik. Pada hal karakter yang muncul dari setiap
peserta didik ketika didalam pembelajaran atau diluar pembelajaran pastilah
berbeda.
Seandainya
semua guru menerapkan penilaian sikap sesuai dengan aturannya maka sikap peserta
didik pastilah berubah kearah yang lebih baik. Anggap saja satu hari
pembelajaran terdapat empat mata pelajaran dengan empat orang guru dan seandainya
peserta didik yang sama membuat perilaku yang kurang baik maka akan ada empat
laporan dalam bentuk jurnal yang akan diterima oleh wali kelas. Kalau dikalikan
dalam seminggu sudah berapa jurnal yang terkumpul pada wali kelas. Kemudian
juga jurnal yang dikumpulkan itu sudah pasti melalui proses tindak lanjutnya.
Sebagai
saran dari penulis untuk proses perekapan jurnal ini sebaiknya dibuat jurnal
dalam bentuk kartu atau lembaran-lembaran lepas yang diletakkan di ruang
majelis guru. Ketika guru keluar dari kelas akan dapat langsung mengisi lembaran
jurnal tersebut disamping juga dicatat di dalam buku penilaian masing-masing
guru tersebut dan selanjutnya lembaran jurnal diserahkan segera ke wali kelas
untuk direkap. Sehingga proses selanjutnya bisa dilakukan segera oleh wali
kelas.
Belajar
dari pengalaman tersebut maka penulis berusaha untuk memberikan pemaparan tentang
tata cara mengolah penilaian sikap mulai dari teknik, instrument, perekapan
sampai dengan deskripsi di rapor peserta didik.
Teknik
Penilaian Sikap
Teknik
penilaian sikap menggunakan observasi atau pengamatan sebagai Teknik utama dan
penilaian diri dan penilaian antar teman sebagai penunjang. Mata pelajaran
selain agama dan PKn dapat saja dengan hanya menggunakan teknik observasi dengan
instrument jurnal.