Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi
sarana siswa dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya
di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan siswa, baik di rumah
maupun di lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya dimaknai
'keberaksaraan' dan selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Pada
langkah awal, “melek baca dan tulis" ditekankan
karena kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek
dalam berbagai hal.
Komunitas
sekolah akan terus berproses untuk menjadi individu ataupun sekolah yang
literat. Untuk itu, implementasi GLS pun merupakan sebuah proses agar siswa
menjadi literat, warga sekolah menjadi literat, yang akhirnya literat menjadi
kultur atau budaya yang dimiliki individu atau sekolah tersebut. Saat ini kegiatan
di sekolah ditengarai belum optimal mengembangkan kemampuan literasi warga
sekolah khususnya guru dan siswa.
Hal ini disebabkan antara lain oleh minimnya pemahaman warga
sekolah terhadap pentingnya kemampuan literasi dalam kehidupan mereka serta
minimnya penggunaan buku-buku di sekolah selain buku-teks pelajaran. Kegiatan
membaca di sekolah masih terbatas pada pembacaan buku teks pelajaran dan belum
melibatkan jenis bacaan lain.
Gambar dan Video di bawah ini dapat dijadikan bahan
untuk menjelaskan atau mensosialisasikan Gerakan Literasi Sekolah.
Gambar
Gambar 1. Empat Cara Membaca
Gambar 2. Kelas Kaya LiterasiGambar 3. Memilih Buku Bacaan yang Baik