Kegiatan belajar di rumah selama
pencegahan penularan Covid-19 mendapat respon yang beraneka ragam baik itu dari
guru, siswa, atau pun orang tua nya. Terutama dari orang tua yang kewalahan
mendampingi anaknya belajar di rumah. Antara lain permasalahan itu adalah
jadwal yang sama seperti pembelajaran tatap muka, guru kurang mendampingi
siswanya, tugas yang diberikan terlalu banyak, sarana yang kurang mendukung, sampai
banyak guru yang kurang tahu menjalankan pembelajaran menggunakan aplikasi tertentu.
Keluhan-keluhan orang tua di atas
tidak perlu terjadi seandainya kita pihak guru atau sekolah sudah memahami cara
pembelajaran jarak jauh. Keluhan-keluhan tersebut sebenarnya disampaikan oleh
rekan-rekan guru juga yang mempunyai anak di bangku sekolah terutama sekolah
dasar. Apalagi kalau berasal dari orang tua yang bukan latar belakang dari
dunia pendidikan, maka ini akan menjadi lebih lagi permasalahannya. Sebenarnya
sudah petunjuk pelaksanaanya dari Kemdikbud dengan diterbitkan Surat Edaran
Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease. Proses Belajar dari Rumah
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Belajar dari Rumah melalui pembelajaran
daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian
kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.
2. Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada
pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.
3. Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari
Rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing,
termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah.
4. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah
diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa
diharuskan memberi skor/ nilai kuantitatif.