Kita selaku guru masih sering
menggunakan metode pembelajaran yang monoton. Dimulai dengan guru menjelaskan
materi pembelajaran, kemudian ada penugasan, dan selanjutnya ada asesmen
sumatif di akhir pembelajaran. Kalaupun ada perubahan misalnya dengan lebih
aktif siswa mencari sumber informasi supaya kelihatan ada pembelajaran dengan
mengaktifkan siswa. Namun akhirnya akan tetap saja langsung ada asesmen sumatif
dengan biasa dengan tes tulis.
Gambaran kegiatan pembelajaran
seperti di atas akan membuat guru dan siswa frustasi dengan hasil pembelajaran
yang berupa tes tulis misalnya akan rendah. Sehingga pada akhirnya siswa tidak
akan menguasai kompetensi yang kita harapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang sudah kita tetapkan.
Maka untuk itu pada tulisan ini
kita membahas tentang asesmen formatif yang lebih memperhatikan proses
pembelajaran dengan memberikan umpan balik bagi guru maupun siswa. Apa
lagi kalau kita kaitkan dengan pengalaman belajar sesuai dengan pendekatan
pembelajaran mendalam hal ini termasuk pada tahap memahami sebelum siswa dapat
mengaplikasi dan merefleksi. Proses pembelajaran diawali dengan memastikan
siswa benar-benar memahami materi yang diajarkan. Pemahaman ini tidak
hanya melibatkan pengetahuan faktual, tetapi juga bagaimana siswa dapat menghubungkan
konsep dengan kehidupan sehari-hari. Mungkin akan lama proses pembelajaran
kita pada tahap memahami ini, sehingga siswa paham dengan apa yang
dipelajarinya.
Mengetahui dalam Pendekatan Pembelajaran Mendalam
adalah fase awal pembelajaran yang bertujuan membangun kesadaran peserta didik
terhadap tujuan pembelajaran, mendorong peserta didik untuk aktif
mengkonstruksi pengetahuan agar peserta didik dapat memahami secara mendalam
konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks.
Setelah memperoleh pengetahuan, tahap
ini mendorong peserta didik untuk memahami informasi yang diperolehnya. Dengan pendekatan
aktif dan konstruktif, peserta didik tidak hanya menerima pengetahuan secara pasif,
sehingga membentuk fondasi pemahaman yang menjadi dasar untuk
mengaplikasi pengetahuan dalam situasi kontekstual atau tahapan selanjutnya.
Apa itu Asesmen Formatif?
Asesmen formatif adalah proses yang menggunakan
strategi penilaian informal untuk mengumpulkan informasi tentang
pembelajaran siswa. Guru menentukan apa yang dipahami siswa dan apa yang
masih perlu mereka pelajari untuk menguasai suatu tujuan atau hasil. Strategi
yang digunakan untuk mengumpulkan informasi asesmen
formatif dilakukan selama pembelajaran di kelas reguler karena asesmen formatif
dan pembelajaran berkaitan erat. Sebagian besar strategi asesmen formatif cepat
dan mudah digunakan serta terintegrasi dengan proses pembelajaran. Informasi
yang dikumpulkan tidak pernah dijadikan asesmen sumatif atau dievaluasi menjadi
nilai angka untuk rapor. Umpan balik deskriptif dapat menyertai asesmen formatif
untuk memberi tahu siswa apakah mereka telah menguasai suatu hasil atau apakah
mereka memerlukan lebih banyak latihan.
Kapan Strategi Asesmen Formatif Digunakan?
Strategi asesmen formatif digunakan
di seluruh unit pembelajaran. Strategi ini terkait dengan pembelajaran dan
berfokus pada penemuan apa yang diketahui dan perlu diketahui siswa
tentang tujuan akhir atau hasil. Guru menggunakan asesmen formatif selama
proses pembelajaran dan menggunakan informasi tersebut untuk melakukan penyesuaian
terhadap pembelajaran mereka agar lebih memenuhi kebutuhan peserta didik.
Penggunaan asesmen formatif selama satu unit pembelajaran akan memberikan
informasi kepada guru tentang proses pembelajaran siswa mereka. Guru dapat menggunakan
satu strategi penilaian, mengubah atau mengadaptasi pembelajaran, lalu menilai
ulang menggunakan strategi yang sama atau strategi yang berbeda untuk
menentukan apakah praktik pembelajaran berdampak pada prestasi siswa.
Mengapa Strategi Asesmen Formatif
Digunakan?
Strategi asesmen formatif
digunakan untuk memeriksa pemahaman terhadap pembelajaran siswa dan untuk membuat
keputusan tentang pembelajaran saat ini dan di masa mendatang. Melalui asesmen
formatif, guru dapat mengetahui kecepatan siswa belajar, pengetahuan siswa
saat ini, informasi atau keterampilan apa yang masih perlu dipelajari siswa,
dan apakah kesempatan belajar yang mereka berikan kepada siswa efektif atau
perlu mengubah atau mengadaptasi pembelajaran mereka. Hasil asesmen
formatif mendorong pembelajaran. Jika siswa berprestasi dan berkembang sesuai
harapan, guru melanjutkan praktik pembelajaran mereka saat ini. Jika siswa tidak
berkembang sesuai harapan dan kehilangan informasi atau keterampilan kunci, guru
merencanakan kesempatan belajar lain untuk membantu siswa memperoleh informasi
atau keterampilan yang mereka butuhkan agar berhasil.
Bagaimana Cara Menentukan Jenis Strategi
Asesmen Formatif yang akan Digunakan?
Penentuan jenis strategi asesmen
formatif yang akan digunakan bergantung pada sejumlah faktor. Guru perlu
menentukan aspek pembelajaran siswa yang ingin diukur. Kemudian, mereka perlu
mempertimbangkan preferensi pembelajaran siswa. Strategi asesmen
formatif dapat diberikan kepada siswa secara individu, berpasangan, dalam
kelompok kecil, atau dalam kelas secara klasikal. Jenis pengelompokan yang
digunakan untuk penilaian formatif juga akan memengaruhi pilihan strategi. Guru
tidak boleh bergantung pada satu jenis strategi penilaian. Berbagai
strategi asesmen formatif, baik individu maupun kelompok, sebaiknya digunakan.
Strategi individu memungkinkan guru untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang setiap siswa dan pemahaman mereka tentang konsep atau keterampilan yang
diukur. Strategi kelompok memberikan informasi umum kepada guru tentang
pembelajaran siswa yang dapat digunakan untuk merencanakan pembelajaran. Siswa
juga dapat menggunakan informasi asesmen formatif untuk membuat perubahan pada
pembelajaran mereka.
Bagaimana Guru dapat Menggunakan Informasi
Asesmen Formatif?
Guru menggunakan informasi asesmen
formatif untuk menilai bagaimana strategi pengajaran mereka saat ini bekerja
dengan siswa. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan, guru mungkin perlu
bekerja secara individual dengan siswa tersebut, menyajikan informasi dengan
cara lain, atau menyesuaikan strategi pengajaran mereka saat ini. Siswa
yang tampaknya telah menguasai hasil atau tujuan yang dinilai secara formatif
mungkin perlu dinilai lebih lanjut atau memiliki kesempatan belajar yang
menantang dan dirancang sesuai tingkat pemahaman mereka. Guru juga dapat
mengidentifikasi kesalahpahaman yang mungkin dialami siswa dan menyesuaikan
pengajaran mereka.
Bagaimana Siswa dapat Menggunakan
Informasi Asesmen Formatif?
Siswa dapat menggunakan informasi
asesmen formatif untuk menentukan apa yang perlu mereka lakukan untuk mencapai
tujuan atau hasil unit. Siswa mungkin perlu menyesuaikan atau mengubah
pembelajaran mereka untuk menguasai hasil kurikulum. Jika siswa tidak
mencapai tingkat yang diharapkan, mereka dapat melihat strategi yang mereka
gunakan untuk belajar dan memutuskan apakah mereka perlu mengubah strategi
pembelajaran mereka saat ini atau mengadopsi cara belajar baru. Informasi
yang diberikan oleh strategi asesmen formatif juga dapat digunakan untuk
membantu siswa merefleksikan tujuan pembelajaran saat ini atau menetapkan
tujuan baru.
Strategi
asesmen formatif membantu guru menentukan apakah diperlukan kegiatan
pembelajaran lanjutan atau tidak. Penggunaan penilaian formatif di kelas
mencegah guru dan siswa mendapatkan kejutan berupa nilai akhir yang buruk. Ada 35 strategi asesmen formatif
yang paling penting dan mudah untuk dilaksanakan di dalam kelas seperti berikut
ini:
1. Analisis Pekerjaan Siswa
Pekerjaan rumah, kuis, dan tes
standar siswa dapat digunakan sebagai bukti pembelajaran siswa. Ketika guru
melakukan analisis kinerja siswa, mereka memperoleh pengetahuan tentang: Tingkat
keterampilan, sikap, dan pengetahuan siswa saat ini tentang materi pelajaran;
Kekuatan dan kelemahan siswa; Kebutuhan siswa akan bantuan khusus; dan
Bagaimana memodifikasi metode pengajaran mereka dan membuat pengajaran mereka
lebih efektif di masa mendatang. Kegiatan ini dapat juga dibantu dengan
menggunakan catatan anekdot untuk mendokumentasikan proses pembelajaran
siswa tersebut.
2. Strategi Pertanyaan Strategis
Metode bertanya strategis dapat
digunakan bersama siswa sebagai praktik sehari-hari di kelas. Tujuan utama
bertanya adalah kemajuan akademik siswa.
Praktik penilaian
formatif yang efektif melibatkan meminta peserta didik untuk menjawab
pertanyaan tingkat tinggi seperti “bagaimana?” dan “mengapa?”.
3. Pembelajaran Timbal Balik
Strategi ini memungkinkan siswa
berperan sebagai guru dan mencoba mengajarkan strategi pembelajaran kepada
siswa lain. Pengajaran timbal balik biasanya melibatkan empat strategi atau
kegiatan utama:
· Memprediksi: Siswa membuat prediksi tentang
apa yang mereka pikir akan terjadi dalam teks berdasarkan pengetahuan dan informasi
sebelumnya dari teks.
· Klarifikasi: Siswa meminta klarifikasi
tentang bagian teks yang membingungkan mereka. Hal ini dapat melibatkan
pertanyaan tentang kosakata, konsep, atau pernyataan yang tidak jelas.
· Pertanyaan: Siswa mengajukan pertanyaan
tentang isi teks. Pertanyaan ini dapat berupa rincian spesifik, gagasan utama,
atau kesimpulan.
·
Merangkum: Siswa meringkas gagasan utama
teks dengan kata-kata mereka sendiri. Ini membantu memperkuat pemahaman dan
mengidentifikasi informasi penting.
Aspek unik dari pembelajaran
timbal balik adalah bahwa siswa bergiliran memimpin diskusi kelompok
menggunakan keempat strategi ini. Peran guru adalah untuk memodelkan proses
pada awalnya dan kemudian secara bertahap menyerahkan tanggung jawab kepada
siswa. Sifat timbal balik dari strategi ini mendorong kolaborasi,
keterlibatan aktif, dan metakognisi (berpikir tentang pemikiran sendiri).
Cara
menerapkan pembelajaran timbal balik di dalam kelas
Sebelum pembelajaran timbal balik dapat digunakan secara sukses oleh siswa Anda, mereka perlu mempelajari dan mempraktikkan empat strategi yang digunakan dalam pengajaran timbal balik: memprediksi, mengklarifikasi, mempertanyakan, dan meringkas.
Langkah penerapannya: a. Bagilah siswa ke dalam kelompok
yang beranggotakan empat orang.
b. Bagikan satu kartu catatan kepada
setiap anggota kelompok yang mengidentifikasi peran unik setiap orang:
· Peringkas
· Penanya
· Pengklarifikasi
· Prediktor
c. Mintalah siswa membaca beberapa
paragraf dari teks yang dipilih. Dorong mereka untuk menggunakan strategi
pencatatan seperti menggarisbawahi secara selektif atau menempelkan catatan
untuk membantu mereka mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk peran mereka
dalam diskusi.
d. Pada titik perhentian yang
diberikan, Peringkas akan menyoroti gagasan utama hingga titik ini dalam
bacaan.
e. Penanya kemudian akan mengajukan
pertanyaan tentang pilihan tersebut:
·
Bagian
yang tidak jelas
·
Informasi
yang membingungkan
·
Koneksi
ke konsep lain yang sudah dipelajari
f. Pengklarifikasi
akan membahas bagian yang membingungkan dan mencoba menjawab pertanyaan yang
baru saja diajukan.
g. Sang Prediktor dapat memberikan
prediksi mengenai apa yang akan diceritakan pengarang kepada kelompok
selanjutnya atau, jika itu adalah pilihan sastra, sang prediktor dapat
menyarankan kejadian apa saja yang akan terjadi selanjutnya dalam cerita
tersebut.
h. Peran dalam kelompok kemudian
berganti satu orang ke kanan, dan pilihan berikutnya dibacakan. Siswa
mengulangi proses tersebut menggunakan peran baru mereka. Hal ini berlanjut
hingga seluruh pilihan dibacakan.
i.
Selama
proses berlangsung, peran guru adalah membimbing dan mengembangkan kemampuan
siswa untuk menggunakan keempat strategi tersebut dengan sukses dalam kelompok
kecil. Peran guru berkurang seiring dengan berkembangnya keterampilan siswa.
4. Terapkan Aktivitas Think-Pair-Share
(atau TPS)
Kegiatan
pembelajaran Think-Pair-Share ini merupakan cara yang bagus untuk
mendorong keterlibatan dan refleksi siswa di kelas. Cobalah metode
berpikir-berpasangan-berbagi ketika Anda mengajukan pertanyaan kepada kelas dan
menerima tanggapan dari satu siswa. Ajukan pertanyaan tersebut, lalu:
·
Minta
siswa untuk berpikir secara individu selama beberapa saat.
· Minta
siswa untuk berpasangan dengan seseorang yang duduk di dekatnya dan
mendiskusikan jawaban dengan pasangannya.
·
Panggil
satu siswa atau lebih untuk berbagi jawaban mereka dengan seluruh kelas.
Bergantung
pada bagaimana penerapannya, TPS dapat membantu siswa mensintesis konten pembelajaran
atau merenungkan praktik untuk mencapai penguasaan. Lihat tautan berikut untuk
detail lebih lanjut tentang metode ini.
Kegiatan kolaboratif ini melibatkan siswa berpikir secara individual tentang suatu pertanyaan atau masalah, mendiskusikan pemikirannya dengan pasangan, dan kemudian berbagi wawasan mereka dengan kelompok yang lebih besar. Ini mendorong refleksi diri, umpan balik rekan, dan penyempurnaan ide melalui dialog.
5. Gunakan Bola Salju
Setiap
siswa mengambil selembar kertas dan menulis tanggapan singkat terhadap
pertanyaan fokus.
Bagaimana
cara menggunakannya?
·
Berikan
setiap siswa selembar kertas kosong dengan sebuah perintah di bagian atasnya.
· Berikan
waktu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Beritahu mereka untuk
tidak menuliskan nama mereka pada jawabannya.
· Kemudian
instruksikan siswa untuk meremas kertas “bola salju” mereka dan menunggu
sinyal untuk melemparkannya.
· Mintalah
siswa untuk mengumpulkan “bola salju” yang bukan milik mereka,
membukanya, dan menambahkan atau menanggapi apa yang tertulis.
· Siswa
terus meremas dan melempar, mengambil dan menambahkan/menanggapi hingga
pendidik merasa mereka telah menuangkan pemikiran secara cukup pada setiap
halaman.
· Pada
tahap terakhir, siswa tidak menulis. Sebaliknya, sebagai satu kelompok, siswa
berbagi dan mendiskusikan apa yang ada di halaman mereka dengan cara yang
anonim dan aman.
Variasi:
· Dalam lingkungan virtual, siswa
dapat menanggapi pertanyaan menggunakan Padlet. Siswa dapat menanggapi apa yang
ditulis orang lain.
· Untuk mengurangi waktu persiapan dan konsumsi kertas, pertimbangkan untuk menuliskan perintah di papan tulis dan berikan siswa kertas yang telah digunakan di satu sisi yang masih kosong.
6. Tiket Masuk/Keluar
Tiket Masuk/Keluar menyediakan
jenis penilaian formatif yang sederhana namun bermanfaat. Tiket Keluar adalah
kartu indeks kecil atau selembar kertas, yang digunakan untuk memberikan
interpretasi akurat tentang topik yang sedang diajarkan di kelas, dan kemudian
membahas topik tersebut lebih lanjut.
Anggap saja seperti asesmen sumatif yang sangat kecil, karena alih-alih mengajukan pertanyaan besar, "Apa yang dipelajari siswa saya tahun ini?" Anda cukup bertanya, "Apa yang dipelajari siswa saya hari ini?" Dan bagian terbaiknya adalah, Anda dapat menggunakan temuan tersebut untuk mendorong pengajaran di masa mendatang.
· Ajukan pertanyaan tentang instruksi hari itu kepada semua siswa sebelum kelas berakhir
· Siswa menulis jawaban mereka pada kartu atau selembar kertas dan menyerahkannya saat mereka keluar.
· Guru dapat meninjau tanggapan untuk mendapatkan bukti pembelajaran siswa
Tiket keluar
merupakan alat yang bermanfaat untuk menginformasikan perencanaan pembelajaran.
Hal ini membantu para pendidik dengan cepat memahami siapa yang tahu apa dan
apakah mata pelajaran tertentu membutuhkan waktu pembelajaran tambahan.
7. Gunakan Peta Konsep
Peta konsep dapat digunakan untuk
menunjukkan hubungan antara konsep atau topik. Siswa dapat bekerja sendiri atau
dalam kelompok untuk membuat peta konsep yang menggambarkan hubungan antara
topik atau konsep mata pelajaran. Mintalah siswa melengkapi peta konsep yang
menunjukkan pemahaman mereka tentang bagaimana konsep saling terhubung satu
sama lain dalam bentuk visual.
Atau,
berikan siswa peta konsep yang sudah selesai sebagian dan minta mereka
mengisinya selama pembelajaran (atau sebagai pekerjaan rumah) atau minta siswa
membuat peta konsep untuk menunjukkan pengetahuan mereka sebelumnya tentang
suatu topik.
Peta konsep juga dapat digunakan untuk 1) Pencatatan: peta konsep menyediakan bentuk pencatatan alternatif baik bagi siswa dalam suatu pembelajaran. Pencatatan dapat dilakukan sebelum sesi kelas oleh guru, selama sesi oleh siswa, atau setelahnya sebagai cara untuk memeriksa apakah konsep dasar dan penting telah diajarkan atau dipahami; 2)Belajar: daripada membaca ulang catatan yang dibuat, sebuah metode yang pasti akan gagal, cobalah menata ulang catatan tersebut menjadi satu atau dua peta konsep. Peta konsep tidak hanya menawarkan alternatif visual di sini, tetapi juga menyediakan latihan mengingat, teknik metakognitif lainnya; 3) Penilaian: daripada memberikan kuis tradisional di awal kelas atau makalah lima menit di akhir kelas, mintalah siswa untuk membuat peta pikiran tentang suatu konsep yang dibahas di kelas. Pendekatan alternatif ini akan menunjukkan kepada siswa pendekatan yang berbeda dan menempatkan sarana belajar lain dalam strategi metakognitif mereka.
8. Ringkasan 3-2-1
Mintalah
siswa menuliskan 3 ide besar dari apa yang mereka pelajari, 2 wawasan (komentar
reflektif), dan 1 pertanyaan yang masih mereka miliki.
Ringkasan
3-2-1 bersifat serbaguna karena dapat diubah sesuai dengan bidang konten apa
pun. Dalam penilaian formatif ini, guru meminta siswa untuk memberikan 3
tanggapan, 2 tanggapan, dan 1 tanggapan untuk merangkum pembelajaran mereka.
Berikut adalah beberapa contoh bagaimana ringkasan 3-2-1 dapat disusun:
· Tiga hal yang kamu pelajari. Dua pertanyaan yang masih kamu simpan. Satu hal yang kamu anggap menarik.
· Tiga persamaan. Dua perbedaan. Satu pertanyaan yang masih Anda simpan.
· Tiga detail dari bacaan. Dua ide menarik yang Anda pelajari. Satu pertanyaan yang masih Anda simpan.
· Tiga detail kunci. Dua pertanyaan. Satu gagasan utama dari topik tersebut.
· Tiga contoh konsep (atau kosakata). Dua non-contoh. Satu contoh penerapannya dalam kehidupan nyata.
Terlepas dari
bagaimana ringkasan tersebut disusun, ini adalah penilaian cepat yang dapat
digunakan untuk menentukan informasi apa yang diperoleh siswa dari pelajaran
dan apa yang perlu dibahas lagi.
9. Stik Es Krim
Butuh
peningkatan keterlibatan? Strategi ini menetapkan ekspektasi bahwa semua ide
siswa harus didengar dan berfungsi sebagai pengecekan cepat untuk pemahaman.
·
Mintalah
setiap siswa menulis nama mereka pada stik es krim
·
Taruh
semua stik di dalam cangkir
·
Ajukan
pertanyaan kepada kelas, ambil satu batang kayu dari cangkir, dan minta siswa
yang namanya tertera pada batang kayu tersebut untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
Kegiatan
ini dapat disusun dalam beberapa cara berbeda, tetapi beberapa idenya adalah:
memeriksa pemahaman setelah tugas membaca atau menyusun pertanyaan seperti
ujian dadakan sebelum penilaian sementara untuk memeriksa pemahaman.
10. Makalah Satu Menit
Makalah satu menit biasanya
dilakukan sebelum pembelajaran berakhir. Penilaian formatif ini memberikan
kesempatan bagi siswa untuk menjawab pertanyaan singkat. Kemudian,
makalah-makalah ini dikumpulkan dan dinilai oleh guru untuk mendapatkan wawasan
tentang proses pembelajaran siswa. Penilaian makalah satu menit menyediakan
praktik penilaian formatif yang terbukti lebih bermanfaat jika dilakukan secara
teratur.
Mengingat bahwa siswa hanya memiliki waktu satu menit untuk menulis tanggapan, Anda dapat memberikan petunjuk seperti berikut:
· Tuliskan tiga hal utama yang Anda pelajari dalam kuliah hari ini.
· Dengan kata-kata Anda sendiri, ceritakan apa yang Anda pahami tentang [masukkan konsep di sini].
· Apa poin yang paling membingungkan dalam kelas hari ini?
· Seberapa bermanfaatkah latihan kelompok yang kita lakukan di kelas hari ini? Mohon berikan detailnya.
Tinjau tanggapan dan bahas
poin-poin utama di kelas berikutnya. Untuk kelas besar dengan jumlah makalah
yang lebih banyak daripada waktu yang tersedia untuk membacanya, pilihlah satu
contoh dan cari poin atau isu yang berulang untuk dibahas. Membaca sekitar 20
contoh mungkin akan memberi Anda gambaran tentang kelas tersebut. Untuk contoh
yang lebih baik, pilihlah dari seluruh tumpukan makalah, bukan dari atas atau
bawah, atau dari potongan yang berdekatan.
11. Sudut
Yang Anda butuhkan hanyalah empat dinding untuk metode interaktif ini yang akan membantu Anda mengidentifikasi tingkat kenyamanan atau pemahaman siswa terhadap topik tertentu.
· Berikan siswa sebuah perintah atau topik
· Beri label pada setiap sudut di kelas Anda untuk mewakili jawaban atau pandangan yang berbeda pada pertanyaan atau subjek yang diajukan
· Minta siswa untuk menuju ke sudut yang paling mewakili jawaban mereka. Berdasarkan diskusi kelas, siswa kemudian dapat berpindah dari satu sudut ke sudut lain, menyesuaikan jawaban atau pendapat mereka.
Perlu diingat bahwa
setiap sudut tidak harus mewakili jawaban spesifik. Sudut-sudut ini juga dapat
mewakili tingkat kenyamanan atau pemahaman siswa terhadap suatu topik (saya
mengerti, saya punya pertanyaan, saya butuh bantuan, dll.). Ini bisa menjadi
cara yang baik untuk membentuk kelompok intervensi guna mendukung kebutuhan
siswa lebih lanjut.
12. Dua Bintang & Sebuah Harapan
Karena tidak ada yang mengaktifkan pembelajaran berpusat pada siswa seperti refleksi diri.
· Siswa diminta untuk menilai dan mengulas karya mereka sendiri
· Setiap siswa diminta untuk memberikan dua bintang pada pekerjaan mereka area di mana pekerjaan siswa tersebut unggul
· Setiap siswa kemudian diminta untuk memberikan satu keinginan pada karyanya area yang dapat ditingkatkan.
· Tapi tunggu, masih ada lagi! Anda bisa melibatkan seluruh kelas dengan meminta mereka mengulas karya anonim secara berkelompok atau membagi kelas menjadi pasangan-pasangan dan meminta mereka saling mengulas karya masing-masing serta memberikan umpan balik.
13. Hot Seat
Siswa duduk di depan
teman-temannya dan mendapatkan pertanyaan cepat dari teman-temannya untuk
menguji respons cepat mereka. Cocok untuk kuis matematika.
Berikut prosedur strategi hot seat:
- Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok di mana setiap kelompok harus menunjuk salah satu siswa untuk mewakili dirinya sendiri dan meminta siswa untuk membentuk lingkaran dan duduk menghadap papan tulis.
- Hot seat berada di depan seluruh kelompok, menghadap anggota tim.
- Satu anggota dari setiap kelompok maju dan duduk di hot seat menghadap rekan satu tim dan membelakangi papan tulis.
- Guru menuliskan kata-kata dan menempelkan gambar dengan jelas di papan tulis.
- Siswa di hot seat mendengarkan rekan satu timnya dan mencoba menebak kata-kata atau gambar. Siswa yang pertama kali menebak kata-kata di hot seat memenangkan poin untuk tim mereka.
- Selanjutnya, ganti siswa, dengan anggota baru dari setiap tim mengambil tempat mereka di hot seat tim mereka.
14. RSQC2
RSQC2 adalah singkatan dari
Recall (Mengingat), Summarize (Meringkas), Question (Pertanyaan), Connect
(Hubungkan), Comment (Komentar). Siswa memulai dengan recall (mengingat), yaitu
dengan membuat daftar kata atau frasa yang mereka ingat dari kelas. Kemudian,
mereka merangkum kata-kata tersebut dengan menyusunnya menjadi kalimat yang
menjelaskan topik. Untuk Question (Pertanyaan), mereka membuat daftar
pertanyaan yang belum terjawab. Untuk connect (menghubungkan), siswa menuliskan
hubungan antara pelajaran dan tujuan keseluruhan unit kerja. Untuk Comment
(Komentar), siswa memberikan umpan balik kepada guru untuk mengevaluasi
pengajaran mereka.
Instruksi:
- Mengingat: Buatlah daftar dalam kata-kata atau frasa sederhana hal-hal yang ANDA ingat sebagai hal terpenting, bermanfaat, atau bermakna yang telah Anda pelajari semester ini. Pilih tiga hingga lima poin utama dari daftar Anda dan urutkan berdasarkan tingkat kepentingannya.
- Ringkas: Ringkas item yang diberi peringkat dalam daftar Anda menjadi satu kalimat ringkasan yang menangkap esensi kursus.
- Pertanyaan : Tulis satu atau dua pertanyaan yang masih belum terjawab.
- Hubungkan : Jelaskan dalam satu atau dua kalimat hubungan antara ringkasan Anda dan tujuan utama keseluruhan mata kuliah. (Anda dapat meninjau kembali tujuan mata kuliah dan capaian pembelajaran mahasiswa sebagaimana tercantum dalam silabus untuk melengkapi bagian ini.)
- Komentar : Tulis satu atau dua komentar evaluatif tentang kursus ini. Berikut beberapa kemungkinan komentar yang bisa Anda gunakan sebagai titik awal: "Yang paling saya nikmati/paling tidak saya sukai adalah..." atau "Yang paling/paling tidak saya rasa bermanfaat adalah..." atau "Selama sebagian besar kursus, saya merasa..."
Hasilnya dapat dikumpulkan dan
ditinjau oleh guru untuk melihat seberapa jauh pemahaman siswa. Hasilnya juga
dapat menjadi dasar untuk pertukaran antar siswa.
15. Umpan Balik TAG (Tell – Ask –
Give)
Mintalah siswa untuk menilai satu
sama lain dengan meminta mereka untuk memberi tahu teman sejawatnya apa yang
telah mereka lakukan dengan baik, mengajukan pertanyaan tentang pengetahuan
mereka, kemudian memberikan umpan balik kepada teman sejawatnya.
Bagaimana
cara menggunakannya?
a. Secara berpasangan, mintalah
siswa bertukar pekerjaan.
b. Sediakan papan tulis TAG yang dapat direproduksi atau papan tulis
individual bagi siswa.
c. Mendukung siswa dalam meninjau
pekerjaan teman sejawatnya dan memberikan umpan balik berdasarkan kerangka TAG:
·
T
- Beri tahu pasangan Anda apa yang Anda sukai dari karyanya. Ini biasanya
bagian termudah dari siklus umpan balik.
· A
- Ajukan pertanyaan yang bijaksana. Ini membutuhkan sedikit pemodelan dan akan
berguna jika ada kalimat pembuka untuk bagian ini.
·
G
- Berikan saran positif kepada mitra Anda untuk meningkatkan pekerjaan.
d. Siswa kemudian berbagi umpan
balik mereka dengan pasangannya. Berikan siswa waktu untuk berdiskusi dan
bertanya.
Setelah menerima umpan balik, siswa dapat bekerja sama dengan pasangannya untuk menentukan langkah selanjutnya. Siswa dapat mendiskusikan apa yang akan mereka lanjutkan dengan pekerjaan mereka dan apa yang mungkin mereka sesuaikan.
16. Ringkasan 3x
Mintalah siswa meringkas topik dalam tiga cara: 10-15 kata, 30-50 kata, dan 75-100 kata. Seiring bertambahnya jumlah kata, mereka perlu menambahkan kedalaman dan detail untuk menunjukkan pengetahuan yang lebih mendalam.
17. Analogi
Strategi penilaian formatif yang bermanfaat adalah meminta siswa untuk membuat analogi antara sesuatu yang mereka kenal dan informasi baru yang telah mereka pelajari. Ketika diminta untuk membuat analogi untuk sebuah atom, siswa mungkin akan menyimpulkan bahwa atom itu seperti sebuah komunitas. Inti atom bagaikan keluarga dekat Anda. Elektron yang beterbangan di sekitar inti atom bagaikan anggota komunitas yang mungkin berinteraksi dengan Anda atau mungkin tidak secara teratur. Meminta siswa untuk menjelaskan analogi mereka akan menunjukkan kedalaman pemahaman mereka tentang suatu topik.
18. Tiga Hal
Siswa diminta untuk dengan cepat
mencantumkan 3 hal yang ingin mereka ketahui lebih lanjut terkait topik mereka,
atau 3 hal yang saat ini tidak mereka pahami. Strategi tiga hal melibatkan
pemberian selembar kertas kepada setiap siswa dan meminta mereka untuk
merepresentasikan secara visual, melalui kata-kata atau gambar, tiga hal yang
telah mereka pelajari dalam unit ini sejauh ini. Mintalah siswa untuk
memberikan detail sebanyak mungkin untuk menentukan kedalaman pemahaman mereka.
Mintalah siswa berbagi dengan pasangannya. Dengan mendiskusikan ide-ide mereka,
siswa dapat menemukan lebih banyak detail untuk ditambahkan.
Beri siswa beberapa
menit untuk menambahkan atau mengubah "tiga hal" mereka, lalu minta
mereka untuk mengumpulkannya agar Anda dapat melihat lebih dekat apa yang telah
mereka buat. Berkelilinglah di kelas saat siswa bekerja dan dengarkan apa yang
mereka katakan kepada pasangan mereka. Gunakan informasi ini untuk membantu
merencanakan pembelajaran selanjutnya.
19. Lima Mengapa
Mintalah siswa untuk bertanya
'mengapa' sebanyak lima kali untuk melihat apakah mereka dapat memahami akar
pengetahuan dan pemahaman mereka tentang suatu topik. Ini membantu Anda
memahami seberapa dalam mereka memahami topik tersebut. Misalnya, jika siswa
mengatakan "Shakespeare adalah penulis terbaik dalam sejarah",
tanyakan mengapa, lalu jawab "karena puisinya menceritakan kisah-kisah
terbaik", lalu tanyakan mengapa beberapa kali lagi, hingga mereka telah
mengembangkan pengetahuan mereka sebaik mungkin.
20. Topik Hangat
Siswa memilih satu aspek dari apa
yang mereka pelajari dan mempresentasikan di depan kelas selama 5 menit tentang
pengetahuan mereka, kemudian menjawab pertanyaan selama 5 menit.
21. Penilaian Sejawat
Mintalah siswa untuk saling
menilai pekerjaan. Hal ini memungkinkan siswa untuk melihat pekerjaan siswa
lain untuk mengetahui apakah mereka sudah sesuai dengan rencana dan bagaimana
cara meningkatkannya.
Penilaian oleh teman
sejawat merupakan cara yang ampuh untuk mengumpulkan informasi tentang siswa
dan pemahaman mereka. Siswa dapat menggunakan kriteria yang ditetapkan untuk
menilai pekerjaan teman sekelas mereka. Penilaian sejawat dapat digunakan di
berbagai bidang pelajaran. Dalam menulis, misalnya, siswa dapat menilai tulisan
siswa lain dan memberikan umpan balik tentang apa yang mereka amati. Setiap
kali siswa bekerja dalam kelompok, terdapat kondisi yang memungkinkan siswa
untuk menilai teman sejawat mereka.
22. Tunjuk Lima Jari
Ketika Anda membutuhkan penilaian yang cepat dan segera, tinju lima jari adalah strategi yang tepat. Ajukan pertanyaan kepada siswa Anda dan minta mereka menjawab dengan menunjukkan tingkat pemahaman mereka. Siswa mengangkat satu jari jika mereka masih ragu tentang suatu topik dan perlu diberikan informasi lebih lanjut. Jika mereka sudah hamper memahami sepenuhnya, mereka mungkin akan mengangkat tiga atau empat jari. Siswa yang telah menguasai unit dan mampu menunjukkan pengetahuan dan pemahaman mereka akan mengangkat lima jari. Sekilas pandang ke sekeliling kelas akan memberi Anda informasi tentang pembelajaran siswa dan memungkinkan Anda untuk menyesuaikan instruksi Anda.
23. Esai Satu Menit
Esai satu menit adalah strategi penilaian formatif cepat yang memungkinkan Anda mengukur pemahaman siswa tentang topik tertentu. Ajukan pertanyaan kepada siswa dan mintalah mereka untuk menjawab. Beri tahu siswa bahwa mereka memiliki waktu satu menit untuk menuliskan jawaban mereka. Pastikan pertanyaan yang Anda ajukan dapat dijawab dalam satu menit. Gunakan pertanyaan yang mendorong siswa untuk merenungkan pembelajaran dan membangun hubungan pribadi dengan kehidupan mereka sendiri. Gunakan Taksonomi Bloom untuk pertanyaan pembuka jika Anda tidak yakin bagaimana cara mengajukan pertanyaan. Usahakan untuk menggunakan pertanyaan yang menggunakan tiga tingkat yang lebih tinggi.
24. Alas Piring
Strategi
alas piring merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi siswa dan memberi Anda
informasi tentang tingkat pemahaman mereka saat ini.
Tetapkan
siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari empat orang. Instruksikan siswa untuk
menempatkan diri mereka di keempat sisi meja atau meja tulis, sehingga setiap
orang memiliki ruang kerja terpisah, tetapi semua dapat berbagi selembar kertas
yang sama. Minta siswa untuk memberi nomor dari 1 hingga 4 dalam kelompok
mereka. Berikan setiap kelompok selembar kertas berukuran 11x17. Minta satu
orang dalam kelompok untuk menggambar kotak atau lingkaran di tengah halaman,
lalu bagi kertas menjadi empat kuadran. Setiap siswa akan bertanggung jawab
untuk mencatat ide-ide mereka di seperempat kertas mereka, tetapi tidak di
kotak/lingkaran di tengah.
Sebuah
pernyataan/pertanyaan akan dibacakan dengan lantang kepada kelompok. Siswa akan
membuat daftar detail sebanyak yang mereka bisa untuk menjawab
pernyataan/pertanyaan tersebut. Beri tahu mereka bahwa tidak akan ada diskusi
selama bagian kegiatan ini, karena setiap orang hanya akan mencatat pemikiran
mereka sendiri pada saat ini. Jelaskan bahwa mereka sekarang akan berbagi ide-ide
mereka dalam kelompok mereka sendiri. Dalam kelompok mereka, siswa akan membaca
keras semua ide di bagian mereka dari konten curah pendapat, mengelompokkan
pemikiran dan opini yang serupa. Siswa
akan memilih tiga ide "teratas" untuk dibagikan dengan kelas.
Analisis alas piring memberi Anda gambaran sekilas tentang apa yang telah dipelajari siswa sejauh ini dalam unit ini.
25. Tulisan Cepat
Tulisan cepat memberikan guru gambaran visual tentang pembelajaran siswa. Berikan siswa pertanyaan terbuka dan tetapkan waktu untuk mereka menulis dari dua hingga lima menit. Beri tahu siswa untuk tidak mengkhawatirkan aturan dalam menulis, melainkan kegiatan ini hanya fokus pada menuangkan ide-ide mereka di atas kertas. Setelah waktu habis, minta siswa untuk meletakkan pensil mereka. Tinjau tulisan cepat untuk mendapatkan informasi berharga mengenai pengetahuan dan pemahaman siswa Anda tentang topik tertentu. Menggunakan tulisan cepat di awal kelas juga merupakan cara yang bagus untuk mengaktifkan pengetahuan awal siswa Anda.
26. Mengulang Pra-penilaian
Cara
lain untuk menilai siswa Anda secara formatif adalah dengan mengulang strategi
pra-penilaian yang Anda gunakan di awal unit pembelajaran. Di awal unit tentang
ekosistem, Anda mungkin meminta siswa untuk membuat jaring atau menulis esai satu
menit tentang ekosistem. Di tengah unit, ulangi strategi
yang Anda gunakan untuk mengumpulkan data pra-penilaian. Baca respons siswa dan bandingkan kedalaman pemahaman dengan penilaian awal. Sebagian besar strategi pra-penilaian dapat diulang untuk menentukan apa yang telah dipelajari siswa dan untuk menginformasikan pembelajaran Anda.
27. Pertanyaan yang Disusun Siswa
Mintalah siswa menulis pertanyaan "ujian". Siswa menyusun pertanyaan dan kemungkinan jawabannya. Siswa harus memikirkan pertanyaan apa yang akan menunjukkan pemahaman mendalam tentang suatu topik. Setelah siswa selesai membuat pertanyaan dan jawaban mereka, serahkan kepada Anda. Bacalah pertanyaan dan jawaban tersebut untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang telah dipelajari siswa tentang suatu topik. Gunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai petunjuk untuk diskusi kelas atau mintalah siswa bertukar lembar pertanyaan mereka. Siswa menjawab pertanyaan dan mengembalikannya kepada pemiliknya untuk "dinilai". Siswa senang berperan sebagai guru. Dorong siswa untuk memberikan umpan balik yang positif dan deskriptif kepada siswa yang menjawab pertanyaan mereka.
28. Jeda Tiga Menit
Jeda tiga menit adalah strategi yang memungkinkan siswa untuk berhenti sejenak dan merenungkan pembelajaran, menghubungkannya dengan pengalaman pribadi, dan meminta informasi atau klarifikasi lebih lanjut. Bagi siswa ke dalam kelompok. Berikan waktu tiga menit bagi siswa untuk menyelesaikan kegiatan ini. Pertama, siswa merangkum poin-poin utama dari pembelajaran baru. Selanjutnya, mereka menghubungkannya dengan pengalaman pribadi. Terakhir, mereka mengajukan pertanyaan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang pembelajaran tersebut.
29. Lampu Lalu Lintas
Minta siswa membuat gambar tiga lingkaran pada tiga kertas yang terdiri dari lingkaran merah, lingkaran kuning, dan lingkaran hijau. Untuk memeriksa pemahaman siswa selama pelajaran atau unit, ajukan pertanyaan kepada siswa tentang pembelajaran mereka. Jika siswa merasa nyaman dengan topik tersebut dan siap untuk melanjutkan, mereka mengangkat lingkaran hijau mereka. Jika mereka cukup nyaman dengan topik tersebut, mereka mengangkat lingkaran kuning mereka. Siswa yang bingung atau membutuhkan instruksi lebih lanjut untuk memahami, angkat lingkaran merah. Ini adalah strategi cepat yang memberi Anda umpan balik langsung dan memberikan arahan untuk instruksi Anda.
30. Berbalik dan Berbicara
Strategi berbalik dan berbicara memungkinkan semua siswa untuk berbicara tentang pertanyaan atau topik yang telah Anda ajukan di kelas. Siswa berbalik ke tetangga mereka dan mendiskusikan pemikiran mereka serta apa yang telah mereka pelajari tentang pertanyaan atau topik tersebut. Kedua siswa diberi kesempatan untuk berbicara. Berputarlah di seluruh kelas selama kegiatan berbalik dan berbicara untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang merekaketahui dan telah pelajari tentang pertanyaan atau topik yang sedang dipelajari.
31. Contoh Proses
Contoh proses memberikan siswa informasi tentang proses berpikir yang mengarah pada pemahaman. Kumpulkan contoh pemikiran siswa dengan meminta siswa menjelaskan bagaimana mereka sampai pada suatu jawaban. Contoh contoh proses yang baik adalah menyelesaikan soal perkalian dua digit dalam matematika. Siswa mencatat setiap langkah dalam berpikir mereka dan memberikan deskripsi tentang bagaimana mereka menyelesaikan soal tersebut. Dengan memberikan sejumlah contoh proses yang berbeda untuk setiap pertanyaan, siswa menyadari bahwa ada lebih dari satu cara untuk menyelesaikan suatu masalah dan mereka dapat mencoba berbagai proses dan menemukan proses yang paling sesuai bagi mereka.
32. Kuis Penilaian Mandiri
Buat sejumlah kuis yang berisi pertanyaan tingkat tinggi dan rendah. Izinkan siswa untuk mengerjakan kuis ini dan gunakan kunci untuk menilai kuis tersebut. Siswa dapat menentukan tingkat pemahaman mereka mengenai topik atau unit pembelajaran tertentu. Mereka juga dapat mengidentifikasi area yang perlu mereka pelajari lebih lanjut dengan mengerjakan kuis penilaian mandiri ini. Penting untuk ditekankan kepada siswa bahwa tujuan kuis ini adalah untuk mengidentifikasi area yang perlu dikembangkan lebih lanjut dan bahwa jumlah jawaban yang benar atau salah tidaklah penting.
33. Cambuk
Guru
mengajukan pertanyaan atau tugas. Siswa kemudian merespons secara individual
pada selembar kertas bekas yang berisi setidaknya 3
pemikiran/tanggapan/pernyataan. Setelah itu, siswa berdiri. Guru kemudian
secara acak memanggil seorang siswa untuk membagikan salah satu idenya dari
kertas tersebut. Siswa mencentang setiap poin yang dikatakan oleh siswa lain dan duduk ketika semua ide mereka telah dibagikan kepada kelompok, terlepas dari apakah mereka yang membagikannya atau tidak. Guru terus memanggil siswa hingga mereka semua duduk. Selagi guru mendengarkan ide atau informasi yang dibagikan oleh siswa, ia dapat menentukan apakah ada tingkat pemahaman umum atau apakah ada kesenjangan dalam pemikiran siswa.
34. Pertanyaan Timbal Balik
ReQuest, atau pertanyaan timbal balik, memberi guru dan siswa kesempatan untuk saling mengajukan pertanyaan setelah membaca sebuah teks pilihan. Strategi ReQuest dapat digunakan untuk sebagian besar novel atau materi ekspositori. Penting bagi guru untuk mencontohkan strategi ini dengan menggunakan setiap genre. Sebagian teks dibaca dalam hati oleh guru dan siswa. Siswa diperbolehkan membiarkan buku mereka terbuka, tetapi teks guru tertutup. Siswa kemudian didorong untuk bertanya kepada guru dan siswa lain tentang apa yang telah dibaca. Guru berusaha semaksimal mungkin untuk membantu siswa mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka. Peran kemudian berbalik. Siswa menutup buku mereka, dan guru menanyakan informasi kepada siswa tentang materi tersebut. Prosedur ini berlanjut hingga siswa memiliki cukup informasi untuk memprediksi secara logis apa yang terkandung dalam sisa teks pilihan. Siswa kemudian ditugaskan untuk menyelesaikan bacaan.
35. Satu Pertanyaan dan Satu Komentar
Siswa
ditugaskan untuk membaca satu bab atau bacaan dan membuat satu pertanyaan dan
satu komentar yang dihasilkan dari bacaan tersebut. Di kelas, siswa akan
bertemu dalam kelompok kecil atau kelompok besar untuk berdiskusi. Setiap siswa
berbagi setidaknya satu komentar atau pertanyaan. Saat diskusi bergerak satu
siswa ke siswa lain di dalam ruangan, orang berikutnya dapat menjawab
pertanyaan sebelumnya yang diajukan oleh siswa lain, menanggapi komentar, atau
berbagi komentar dan pertanyaan mereka sendiri. Seiring aktivitas berkembang di
dalam ruangan, percakapan menjadi lebih mendalam dengan kesempatan bagi semua
siswa untuk mempelajari perspektif baru tentang teks tersebut.
Sumber:
Regier Natalie.2012. 60 Formative Assessment. Strategies Regier Educational Resources. CareerTech Advancement.
0 comments:
Posting Komentar