Berdasarkan Permendikdasmen No 13
Tahun 2025 tentang Struktur Kurikulum terdapat pembelajaran yang bersifat kokurikuler.
Kalau pada struktur kurikulum sebelumnya digunakan untuk Proyek P5. Kokurikuler
dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu,
gerakan 7 (tujuh) kebiasaan anak Indonesia hebat, dan/atau cara lainnya. Pembelajaran
kolaboratif lintas disiplin ilmu ini dapat dilaksanakan berupa pembelajaran
berbasis proyek, STEM, STEAM, atau pembelajaran kolaboratif lainnya.
Penerapan pembelajaran
kolaboratif lintas disiplin ilmu ini dapat juga dihitung dari pelaksanaan 7
Kebiasaan Anak Indonesia Hebat atau profil lulusan yang selama ini sudah
dilaksanakan sekolah. Misalnya sekolah selama ini sudah melaksanakan senam,
gotong royong, literasi, dan kegiatan lainnya yang dapat berupa budaya
sekolah.Di samping itu juga dapat dilaksanakan dengan penerapan model
pembelajaran STEM, STEAM, projek atau yang lainnya. Hal ini dilakukan dengan
memilih tujuan pembelajaran yang dapat dikolaborasikan antar mata pelajaran dan
penilaiannya diakomodasi ke mata pelajaran masing-masing.
Kokurikuler memuat kompetensi
profil lulusan; muatan pembelajaran yang berupa tema untuk merumuskan topik
yang relevan dengan konteks sosial budaya dan karakteristik peserta didik; dan
beban belajar Kokurikuler dirumuskan dalam bentuk alokasi waktu 1 (satu) tahun
ajaran. Kokurikuler ini dikembangkan oleh Satuan Pendidikan mengacu pada
panduan yang ditetapkan oleh pejabat pimpinan tinggi madya yang melaksanakan
tugas di bidang Kurikulum. Tulisan ini akan memaparkan definisi, manfaat, strategi,
model, dan contoh penerapannya termasuk dengan topik 7 Kebiasaan Anak Indonesia
Hebat.
Simak Juga: 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat:
Apa itu Pembelajaran Kolaboratif
Lintas Disiplin Ilmu?
Pembelajaran lintas disiplin
adalah integrasi pengetahuan dan metodologi dari berbagai disiplin ilmu untuk
memahami suatu topik atau memecahkan masalah. Pembelajaran ini menggunakan
koneksi lintas mata pelajaran, memberikan anak-anak pemahaman yang lebih
holistik tentang isu-isu kompleks.
Integrasi lintas disiplin ilmu
ini mengacu pada proses menggabungkan pengetahuan, keterampilan, dan metodologi
dari berbagai disiplin ilmu akademik untuk meningkatkan pembelajaran dan
pemecahan masalah. Pendekatan ini mendorong keterkaitan antar berbagai bidang,
memungkinkan pemahaman yang lebih holistik tentang konsep-konsep kompleks dan
isu-isu dunia nyata, sehingga pembelajaran menjadi lebih relevan dan menarik
bagi siswa.
Pengajaran lintas disiplin
mengubah batasan kelas tradisional menjadi ekosistem pembelajaran dinamis di
mana mata pelajaran mengalir secara alami. Dengan mengintegrasikan pendekatan
pembelajaran terhubung, para pendidik menciptakan pemahaman yang lebih mendalam
dan relevansi dunia nyata bagi siswa. Ketika matematika mengalir ke dalam seni,
atau sejarah berpadu dengan sastra, siswa mengembangkan keterampilan berpikir
kritis yang melampaui bidang studi masing-masing.
Bayangkan seorang guru sains
berkolaborasi dengan guru seni dan bahasa untuk mengeksplorasi isu-isu lingkungan
melalui analisis data dan penulisan persuasif. Perpaduan praktis ini tidak
hanya memperkuat konsep inti tetapi juga menunjukkan bagaimana pengetahuan
beroperasi di dunia nyata. Siswa memperoleh perspektif holistik yang
mencerminkan sifat saling terkait dari tantangan dan karier modern.
Kekuatan pengajaran lintas
disiplin terletak pada kemampuannya untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan
menciptakan hubungan yang bermakna. Alih-alih memandang mata pelajaran sebagai
unit yang terisolasi, siswa mulai mengenali pola, hubungan, dan penerapan di
berbagai bidang. Pendekatan komprehensif ini mempersiapkan mereka untuk masa
depan di mana pemecahan masalah yang kompleks membutuhkan pemanfaatan berbagai
disiplin ilmu secara bersamaan.
Apa yang Membuat Pembelajaran
Lintas Disiplin Ilmu Penting Saat Ini?
Di dunia nyata, permasalahan
tidak dikemas rapi dalam satu bidang mata pelajaran saja. Sarjana teknik
menggunakan matematika dan fisika sambil mempertimbangkan dampak lingkungan dan
implikasi sosial. Ilmuwan berkomunikasi melalui tulisan dan presentasi visual
sambil berkolaborasi lintas budaya. Dengan meruntuhkan sekat-sekat mata
pelajaran tradisional, pengajaran lintas disiplin lebih mempersiapkan siswa
menghadapi tantangan dunia nyata ini.
Ketika guru berkolaborasi lintas
mata pelajaran, siswa mulai melihat hubungan yang alami. Pelajaran sejarah
tentang Revolusi Industri dapat menggabungkan konsep ilmu lingkungan, prinsip
ekonomi, dan literatur dari periode tersebut. Siswa dapat menganalisis data
polusi menggunakan model matematika sambil menulis esai persuasif tentang
hak-hak pekerja.
Dengan menunjukkan hubungan alami
ini, pendidik membantu siswa memahami mengapa mereka mempelajari berbagai mata
pelajaran dan bagaimana mata pelajaran tersebut bekerja sama dengan cara yang
bermakna.
Bagaimana Strategi Implementasi Pembelajaran
Lintas Disiplin Ilmu?
Penyusunan rencana pembelajaran
terpadu yang sukses dimulai dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang
jelas untuk berbagai mata pelajaran. Mulailah dengan memeriksa standar
kurikulum Anda dan mencari hubungan alami antara berbagai bidang konten.
Misalnya, unit tentang perubahan iklim dapat menggabungkan sains, matematika,
ilmu sosial, dan seni bahasa.
Ikuti langkah-langkah berikut
untuk mengembangkan unit lintas disiplin yang efektif:
1. Pilih tema sentral atau
pertanyaan penting yang mencakup beberapa mata pelajaran.
2. Petakan tujuan/indikator
pembelajaran dari setiap disiplin ilmu yang selaras dengan tema Anda.
3. Rancang kegiatan yang secara
bermakna mengintegrasikan berbagai bidang mata pelajaran
4. Rencanakan strategi penilaian
yang mengevaluasi pembelajaran lintas disiplin ilmu.
5. Jadwalkan waktu perencanaan
kolaboratif dengan rekan kerja dari mata pelajaran lain.
Saat memilih topik, pertimbangkan
penerapan di dunia nyata yang akan melibatkan siswa dan menunjukkan sifat
pembelajaran yang saling terkait. Misalnya, unit tentang peradaban kuno dapat
menggabungkan penelitian sejarah, desain arsitektur, perhitungan matematika,
dan penulisan kreatif.
Ingatlah untuk:
1. Membangun fleksibilitas untuk
gaya dan kemampuan belajar yang berbeda
2. Memasukkan penilaian formatif di
seluruh unit
3. Menciptakan kesempatan bagi
pilihan dan suara siswa
4. Mendokumentasikan strategi yang
berhasil untuk referensi di masa mendatang
5. Berbagi sumber daya dan hasil
dengan rekan kerja
Mulailah dari yang kecil dengan
unit-unit mini sebelum mengerjakan proyek yang lebih besar, dan jangan ragu
untuk menyesuaikan rencana Anda berdasarkan masukan dan tingkat keterlibatan
siswa. Keberhasilan dalam pengajaran lintas disiplin berasal dari penyempurnaan
dan kolaborasi yang berkelanjutan.
Apa Saja Model Pembelajaran Kolaboratif
Lintas Disiplin Ilmu?
Model pembelajaran kolaboratif
menawarkan beragam pendekatan untuk mengintegrasikan berbagai mata pelajaran
dan gaya mengajar di dalam kelas.
1. Pembelajaran Paralel
Model yang paling
umum adalah pengajaran paralel, di mana dua guru bekerja secara bersamaan dengan
kelompok siswa yang berbeda, masing-masing membawa keahlian mata pelajaran
mereka ke topik yang sama. Misalnya, seorang guru sains mungkin berfokus pada
sifat kimia cat sementara seorang guru seni mengeksplorasi teori warna dan
komposisi.
2. Pembelajaran Tim
Pembelajaran timmerupakan
pendekatan ampuh lainnya, dengan guru berbagi tanggung jawab yang setara dalam
perencanaan, pengajaran, dan penilaian. Model ini sangat efektif untuk
pembelajaran berbasis proyek, di mana siswa dapat terlibat dalam kegiatan yang
secara alami memadukan berbagai disiplin ilmu, seperti membuat kebun sekolah
yang menggabungkan biologi, matematika, dan studi lingkungan.
3. Pembelajaran Komplementer
Model pembelajaran
komplementer melibatkan satu guru yang memimpin pembelajaran utama sementara
guru lain memberikan dukungan tambahan atau kegiatan pengayaan. Pendekatan ini
terbukti sangat efektif ketika memperkenalkan konsep-konsep kompleks yang
membutuhkan beragam perspektif, seperti menganalisis peristiwa sejarah melalui
kacamata ilmu sosial dan sastra.
4. Pembelajaran Stasiun
Pembelajaran di
stasiun membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang bergantian melalui
berbagai stasiun pembelajaran yang berfokus pada mata pelajaran. Setiap guru
mengelola stasiun khusus mereka sementara siswa mempelajari berbagai perspektif
disiplin ilmu. Model ini membantu menjaga keterlibatan siswa sekaligus
memastikan cakupan konten lintas disiplin ilmu yang komprehensif.
Keberhasilan dalam setiap model
pengajaran kolaboratif bergantung pada komunikasi yang teratur, waktu
perencanaan bersama, dan rasa saling menghormati antar mitra pengajar. Refleksi
dan penyesuaian strategi pengajaran yang teratur memastikan bahwa model yang
dipilih secara efektif memenuhi kebutuhan belajar siswa.
Apa Contoh Nyata Pembelajaran Kolaboratif
Lintas Disiplin Ilmu?
Tingkat Pendidikan Dasar
Ruang kelas dasar menyediakan
lahan subur bagi pengajaran lintas disiplin, dengan banyak kesempatan untuk
memadukan mata pelajaran secara alami dan bermakna. Contoh populernya adalah
proyek siklus hidup kupu-kupu, yang menggabungkan sains dengan seni, menulis,
dan matematika. Siswa mengamati dan mendokumentasikan metamorfosis, membuat
representasi artistik, menulis jurnal deskriptif, dan mengukur laju
pertumbuhan.
Guru membaca sering kali
berkolaborasi dengan ilmu sosial untuk meningkatkan pemahaman melalui konteks
sejarah. Misalnya, ketika mempelajari Revolusi Amerika, siswa dapat membaca
fiksi sejarah sambil mempelajari kehidupan kolonial, membuat garis waktu, dan
memecahkan soal matematika berdasarkan data sejarah.
Aktivitas STEM secara alami
mendukung pembelajaran lintas disiplin. Sebuah proyek sederhana untuk membangun
jembatan menggabungkan prinsip-prinsip teknik, pengukuran matematika, prediksi
ilmiah, dan keterampilan komunikasi kolaboratif. Siswa dapat menulis laporan
teknis, membuat materi presentasi, dan bahkan memasukkan unsur budaya dengan
mempelajari jembatan dari seluruh dunia.
Integrasi seni di berbagai mata
pelajaran membantu pembelajar visual memahami konsep yang kompleks. Membuat
gambar botani yang detail dalam sains, merancang pola geometris dalam
matematika, atau mengilustrasikan adegan dari karya sastra meningkatkan
keterampilan artistik dan pemahaman subjek.
Guru meraih keberhasilan dengan
unit bertema yang mencakup berbagai mata pelajaran. Unit "Pejuang
Cuaca" dapat mencakup pelacakan cuaca (sains), grafik perubahan suhu
(matematika), puisi terkait cuaca (seni bahasa), dan mempelajari bagaimana
cuaca memengaruhi berbagai komunitas (ilmu sosial).
Ingatlah untuk memulai dari hal
kecil saat menerapkan pengajaran lintas disiplin. Pilih dua mata pelajaran yang
secara alami selaras dan secara bertahap perluas upaya integrasi Anda seiring
dengan tumbuhnya rasa nyaman dan percaya diri.
Tingkat Pendidikan Menengah
Para pendidik sekolah menengah memiliki
kesempatan unik untuk menerapkan pengajaran lintas disiplin karena meningkatnya
kemampuan siswa dalam berpikir dan menganalisis secara kompleks. Pendekatan
yang populer adalah menggabungkan Bahasa Inggris dan Sejarah melalui studi
literatur yang mengeksplorasi konteks sejarah, seperti menganalisis "To
Kill a Mockingbird" bersamaan dengan Gerakan Hak Sipil.
Sains dan Matematika secara alami
saling melengkapi dalam pendidikan menengah. Misalnya, guru fisika dapat
berkolaborasi dengan guru matematika untuk menunjukkan penerapan praktis
aljabar dan trigonometri dalam studi gerak. Kelas kimia dapat bermitra dengan
ilmu lingkungan untuk mempelajari kualitas air di ekosistem lokal, dengan
menggabungkan analisis data dan penulisan ilmiah.
Integrasi seni tetap berpengaruh
di tingkat sekolah menengah. Guru musik dapat bermitra dengan kelas fisika
untuk mengeksplorasi gelombang suara dan harmonik, sementara seni visual
berkolaborasi dengan geometri untuk mengkaji perspektif dan hubungan spasial.
Kelas drama sering kali bekerja sama dengan jurusan sastra dan sejarah untuk
menghidupkan peristiwa sejarah dan karya sastra melalui pertunjukan.
Kelas teknologi berfungsi sebagai
jembatan alami antardisiplin ilmu, mendukung presentasi digital, visualisasi
data, dan proyek multimedia di berbagai mata pelajaran. Integrasi ini membantu
siswa mengembangkan keterampilan teknis dan kreatif sekaligus melihat penerapan
praktis pembelajaran mereka di berbagai bidang.
Seperti Apa Contoh Pembelajaran Kolaboratif
Lintas Disiplin Ilmu Berdasarkan
7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat?
1. Bangun Pagi – Disiplin dan
Produktif Sejak Awal Hari
Tema/Topik: “Hari
Terbaikku Dimulai Pagi Hari”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Siswa membuat jurnal harian yang
berisi kegiatan pagi mereka sebelum sekolah, seperti bangun tidur, membantu
orang tua, sarapan sehat, dan berangkat tepat waktu.
b. Alternatif lainnya, siswa membuat
poster yang menggambarkan rutinitas pagi yang sehat dan bermanfaat.
Mata Pelajaran yang
Terlibat:
a. Bahasa Indonesia (menulis cerita
pengalaman pagi)
b. Seni Budaya (membuat poster
kreatif)
c. PJOK (pembiasaan aktivitas pagi
sehat)
Instrumen Asesmen
yang diperlukan: rubrik jurnal harian dan rubrik poster.
2. Beribadah – Membentuk Karakter
Spiritual dan Empati
Tema/Topik: “Panggung
Nilai & Doa”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Siswa membuat jurnal harian
tentang ibadah (sholat berjamaah, puasa, membaca Al Quran
b. Menulis cerita tentang pengalaman
membantu sesama, menjenguk orang sakit, dan lainnya
c. Siswa tampil membacakan puisi
tentang kasih sayang, membuat drama pendek bertema kejujuran, atau menyanyikan
lagu rohani/lagu kebaikan.
d. Kegiatan ini bisa dilaksanakan
dalam apel pagi atau Hari Karakter.
Mata Pelajaran yang
Terlibat:
a. PABP (jurnal harian untuk penguatan
nilai-nilai agama)
b. Bahasa Indonesia (menulis cerita,
membaca puisi, menulis naskah drama)
c.
Seni
Budaya (penampilan panggung, vokal, ekspresi)
Instrumen Asesmen yang diperlukan: rubrik jurnal harian, rubrik cerita, rubrik puisi/drama/lagu.
3. Berolahraga – Menumbuhkan Jiwa
Sehat dan Kerja Sama
Tema/Topik: “Senam
Tematik & Permainan Tradisional”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Membuat video pendek kemudian
di-upload tentang aktivitas kegiatan berolahraga baik secara individu mapun
dengan keluarga.
b. Setiap minggu, guru membuat tema
nilai seperti kerja sama, sportifitas, atau kejujuran. Nilai ini ditanamkan
melalui senam tematik (misalnya, gerakan berpasangan) atau permainan
tradisional seperti gobak sodor, bentengan, atau engklek.
c. Setelah bermain, siswa diajak
menulis refleksi pendek tentang apa nilai yang mereka pelajari hari itu.
Mata Pelajaran yang
Terlibat:
a. PJOK (aktivitas fisik)
b. PPKn (penguatan nilai karakter)
c. Bahasa Indonesia (refleksi
tertulis)
d. Informatika (video pendek)
Instrumen Asesmen
yang diperlukan: rubrik video pendek, observasi permaianan dan refleksi.
4. Makan Sehat dan Bergizi – Peduli
Pola Hidup Sehat Sejak Dini
Tema/Topik: “Proyek
Bekal Sehat Keluargaku”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Siswa dan orang tua merancang
bekal sehat bersama di rumah dengan metode pembelajaran berbasis proyek.
b. Di sekolah, siswa
mempresentasikan isi bekal mereka, menjelaskan kandungan gizinya dan alasan
memilih menu tersebut.
c. Guru bisa mengajak siswa membuat
laporan dari menghitung takaran gizi atau harga makanan.
Mata Pelajaran yang
Terlibat:
a. IPAS (gizi dan tubuh sehat)
b. Bahasa Indonesia (presentasi
lisan)
c. Matematika (menghitung kandungan
atau biaya bahan makanan)
Instrumen Asesmen
yang diperlukan: rubrik proyek, rubrik presentasi dan laporan.
5. Gemar Belajar – Mendorong Minat
dan Rasa Ingin Tahu
Tema/Topik: “Klub
Eksplorasi Topik Favorit”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Siswa memilih satu topik yang
sangat mereka sukai (contoh: hewan langka, planet, tarian daerah, kendaraan
masa depan).
b. Mereka melakukan eksplorasi
sederhana dari buku atau internet, lalu membuat produk seperti presentasi
PowerPoint, video pendek, atau poster informasi.
Mata Pelajaran yang
Terlibat:
a. IPAS (topik eksploratif)
b. Bahasa Indonesia (penulisan dan
penyampaian informasi)
c. TIK (jika menggunakan alat
digital)
d. Seni Budaya (desain poster atau
visual)
Instrumen
Asesmen yang diperlukan: rubrik presentasi, video dan poster.
6. Bermasyarakat – Mengenal Peran
Sosial dan Peduli Lingkungan Sekitar
Tema/Topik: “Kampung
Sekolahku”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Siswa membuat miniatur lingkungan
sekolah dari barang bekas atau menggambar peta sekolah.
b. Di setiap titik (kantin,
perpustakaan, ruang UKS), mereka menambahkan cerita pendek tentang siapa yang
berperan di sana (contoh: Ibu kantin ramah, Pak Satpam penyabar).
c. Guru bisa menghubungkannya dengan
cerita tokoh masyarakat sekitar.
Mata Pelajaran yang
Terlibat:
a. IPS (struktur sosial dan peran
masyarakat)
b. Bahasa Indonesia (menulis cerita
peran tokoh)
c. Matematika (konsep skala jika
membuat peta)
d. Seni Budaya (kerajinan miniatur)
Instrumen Asesmen
yang diperlukan: rubrik karya tulis, produk peta dan kerajinan.
7. Tidur Cepat – Mengatur Waktu dan
Keseimbangan Hidup
Tema/Topik: “Kampanye
Tidur Sehat”
Kegiatan Pembelajaran:
a. Siswa membuat poster dan lagu
sederhana yang mengajak teman-temannya untuk tidur lebih awal.
b. Guru bisa memfasilitasi lomba
kampanye terbaik atau membuat pameran kelas tentang pola tidur sehat.
c. Siswa juga bisa membagikan cerita
pribadi tentang pengalaman begadang dan dampaknya.
Mata Pelajaran yang
Terlibat:
a. Bahasa Indonesia (membuat iklan
atau kampanye)
b. Seni Budaya (poster dan lagu)
c. PABP (keseimbangan hidup dan
etika pribadi)
Instrumen Asesmen
yang diperlukan: rubrik poster, lagu, kampanye dan cerita.
Catatan Tambahan untuk Guru:
1. Seluruh kegiatan ini bersifat
fleksibel, bisa disesuaikan dengan jenjang kelas dan kondisi sekolah.
2. Guru bisa melibatkan orang tua
dan komunitas sebagai bagian dari pembelajaran kontekstual.
3. Kegiatan ini sejalan dengan
semangat Profil Lulusan dan Kerangka Pembelajaran Mendalam.
4. Asesmen yang dilakukan dapat berupa observasi, kinerja, dan produk dengan menggunakan rubrik.
0 comments:
Posting Komentar