Slide 1

Berbagai macam moda pembelajaran

Slide 2

Literasi

Slide 3

Kegiatan Pramuka

Slide 4

Kerucut Pengalaman

Slide 5

Pembelajaran Aktif

Tampilkan postingan dengan label Sumber Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sumber Pembelajaran. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 April 2021

MENDESAIN ULANG LABORATORIUM KOMPUTER SEPERTI LABORATORIUM MULTI MEDIA UNTUK PEMBELAJARAN

Pengantar

Di dalam Permendikbud No 24 Tahun 2007 yang merupakan Permendikbud yang mengatur standar sarana dan prasarana tidak ada menyebutkan adanya laboratorium multi media. Namun kita tahu bersama bahwa standar yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui kemdikbud merupakan standar minimal yang harus dimiliki oleh satuan pendidikan. Jadi menurut penulis boleh saja suatu satuan pendidikan mempunyai atau mendesain ulang laboratorium komputernya untuk dijadikan laboratorium multi media yang bisa dipakai untuk pembelajaran bagi siswa. Sambil juga menunggu Permendikbud yang baru tentang standar sarana dan prasarana.

Karena kegiatan multi media dapat mendorong siswa untuk bekerja dalam kelompok, mengungkapkan pengetahuannya dengan berbagai cara, memecahkan masalah, merevisi karya sendiri, dan mengkonstruksi pengetahuan. Sehinggga keuntungan mengintegrasikan Multi-media di kelas sangat banyak.

Ada beberapa alasan sekolah perlu melakukan desain ulang laboratorium komputer menjadi laboratorium multi media, antara lain adalah sebagai berikut:

1.   Sejak tahun ini (2021) ujian nasional sudah ditiadakan dan diganti dengan ujian satuan pendidikan/ujian sekolah dengan berbagai macam dan model penilaian. Sehingga laboratorium komputer secara keseluruhan kurang terpakai jadinya. Paling-paling nanti laboratorium komputer hanya untuk kegiatan Seleksi Kompetisi Sains Nasional (KSN) dan Asesmen Nasional dan setelah itu tidak digunakan lagi kecuali hanya untuk pembelajaran informatika.

2. Pembelajaran ke depan lebih mengutamakan pendekatan pembelajaran diferensiasi. Diferensiasi adalah suatu pendekatan sistematis untuk merancang kurikulum dan instruksi pembelajaran bagi siswa yang beragam kemampuannya, minatnya serta kebutuhan belajarnya. Pada pendekatan ini sekolah harus menyiapkan sarana pembelajaran sesuai dengan bakat dan minatnya ataupun sampai ke jenis kecerdasannya. Sehingga untuk dijadikan model maka dimulai dari laboratorium multi media ini sebelum semua kelas mengakomodasi beragamnya kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Ideal nya sesuai dengan bakat, minat, dan jenis kecerdasan siswa maka di dalam kelas ada pusat-pusat belajar sesuai dengan karakteristik setiap siswa tersebut.

3.  Perkembangan teknologi informasi sudah semakin pesat dan hal ini berdampak terhadap teknologi dalam pembelajaran yang lebih cenderung dengan teknologi bergerak/mobil seperti handphone/gadget, laptop atau peralatan lainnya yang sudah terhubung dengan jaringan internet yang memungkinkan terakses secara global. Sehingga kalau laboratorium komputer tidak didesain ulang maka akan mubazir karena akan jarang digunakan untuk pembelajaran.

Sebenarnya ada beberapa alasan lain misalnya bagi sekolah yang banyak peminatnya ketika PPDB bisa juga laboratorium multi media ini dijadikan kelas pembelajaran.

Maka berdasarkan alasan-alasan di atas maka sebaiknya satuan pendidikan sudah semestinya mendesain ulang laboratorium komputernya seperti laboratorium multi media. Untuk penjelasan selanjutnya kita bahas mengenai laboratorium multi media mulai dari defenisi dan sampai cara mendesain laboratorium multi media tersebut yang dapat digunakan untuk pembelajaran.

Selasa, 09 Mei 2017

Kumpulan Modul Kurikulum 2013 untuk SMP dan SMA Terbaru Tahun 2017

Di bawah ini terdapat modul kurikulum 2013 untuk semua mata pelajaran yang terdapat di SMP (15 mata pelajaran) dan SMA (31 mata pelajaran + BK). Modul ini berisikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan guru dalam melaksanakan kurikulum 2013 sesuai dengan konsep dan pelaksanaannya. Modul ini juga menjelaskan cara membuat silabus, RPP, sampai dengan penilaian. Anda dapat mendownload dengan cara meng-klik judul modulnya. Mudah-mudahan bermanfaat.
SMP
Kelompok Umum A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Bahasa Inggris
Kelompok Umum B
1. Seni Budaya
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3. Prakarya

SMA
Kelompok Umum A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris
Kelompok Umum B
1. Seni Budaya
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3. Prakarya dan Kewirausahaan
Kelompok Peminatan 
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 
1.    Matematika 
2.    Biologi 
3.    Fisika 
4.    Kimia 
Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial 
1.    Geografi 
2.    Sejarah 
3.    Sosiologi 
4.    Ekonomi
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya 
1.    Bahasa dan Sastra Indonesia 
2.    Bahasa dan Sastra Inggris 
3.    Bahasa dan Sastra Asing Lainnya
4.    Antropologi
Bimbingan dan Konseling

Sabtu, 18 Februari 2017

25 Gambar Persepsi untuk Ice Breaker

Gambar-gambar di bawah ini kita butuhkan ketika kita sedang melakukan presentasi dalam suatu pelatihan atau pembelajaran di dalam kelas. Hal ini berguna sebagai penyegaran kepada para peserta ataupun siswa setelah mengikuti beberapa sesi dan ini diistilahkan dengan  "Ice Breaker" atau "Ice Breaking". Misalnya ketika peserta atau siswa diminta untuk menghitung berapa ekor kuda atau pun hewan lain di dalam suatu gambar. Kemudian juga bisa kita meminta untuk menentukan gambar apa yang ada dalam pikiran mereka. Semoga gambar-gambar ini bermanfaat.
1. Menentukan berapa ekor kuda dalam gambar berikut:
 2. Menentukan berapa buah wajah dalam gambar
3. Menentukan gambar bayi atau pemandangan di pinggir laut.
4. Menentukan berapa ekor rusa yang ada dalam gambar.
5. Menentukan berapa jumlah kaki gajah.
6. Menentukan kepala serigala dalam tumpukan kayu.
7. Menentukan kepala harimau dalam tumpukan puzzle.

Selasa, 10 Januari 2017

Cara Pembuatan Modul untuk Pembelajaran



Oleh:
Adi Saputra, M.Pd 
Tulisan ini merupakan bagian dari makalah yang penulis buat untuk kenaikan pangkat. Di samping itu juga penulis membuat modul untuk pembelajaran dan sekalian digunakan untuk kenaikan pangkat juga. Hal ini merupakan suatu keharusan dilakukan oleh guru di dalam pengembangan keprofesiannya. Hal lain ini adalah salah satu solusi dari pro kontra penggunaan atau pembelian LKS selama ini. Pada bagian bawah tulisan ini ada contoh modul yang bisa di-download. Mudah-mudahn tulisan ini bermanfaat.
A.    Pengertian Modul
Menurut Mulyasa (2004 : 43-45) modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan serta dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Kemudian menurut (Depdiknas, 2008b:11) modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:
                              1.            Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
                              2.            Kompetensi yang akan dicapai
                              3.            Content atau isi materi
                              4.            Informasi pendukung
                              5.            Latihan-latihan
                              6.            Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
                              7.            Evaluasi
                              8.            Balikan terhadap hasil evaluasi
Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya.  Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.

B.        Prinsip-Prinsip Penyusunan Modul
Komponen-komponen tersebut disusun menjadi sebuah modul  dengan prinsip-prinsip penyusunan sebagai berikut : (1) bahasa modul harus menarik dan selalu merangsang siswa untuk berfikir, (2) informasi tentang materi pelajaran dilengkapi oleh gambar-gambar atau alat peraga lainnya, (3) modul harus memungkinkan penggunaan multimedia yang relevan dengan tujuan, (4) waktu mengerjakan modul sebaiknya berkisar antara 4 sampai 8 jam pelajaran, (5) modul harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa, dan modul memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikannya secara individual (Nana Sujana, 1992 : 98).

C.     Kelebihan Pembelajaran dengan Menggunakan Modul
Belajar menggunakan modul sangat banyak menfaatnya, siswa dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri, pembelajaran dengan modul sangat menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat       kemampuannya, maka pembelajaran semakin efektif dan efisien.
Tjipto (1991:72), mengungkapkan beberapa keuntungan yang diperoleh jika belajar menggunakan modul, antara lain :
a.         Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas pelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya.
b.        Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil.
c.         Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.
d.        Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester.
e.         Pendidikan lebih berdaya guna.
Selain itu Santyasa (Suryaningsih, 2010:31), juga menyebutkan beberapa keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul adalah sebagai berikut :
a.         Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.
b.        Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil.
c.         Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.
d.        Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik.
Link Download: Contoh Modul