Slide 1

Berbagai macam moda pembelajaran

Slide 2

Literasi

Slide 3

Kegiatan Pramuka

Slide 4

Kerucut Pengalaman

Slide 5

Pembelajaran Aktif

Tampilkan postingan dengan label Pembelajaran Mendalam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pembelajaran Mendalam. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 Agustus 2025

35 Contoh Strategi Guru untuk Asesmen Formatif Sebagai Umpan Balik dalam Pembelajaran Mendalam

Kita selaku guru masih sering menggunakan metode pembelajaran yang monoton. Dimulai dengan guru menjelaskan materi pembelajaran, kemudian ada penugasan, dan selanjutnya ada asesmen sumatif di akhir pembelajaran. Kalaupun ada perubahan misalnya dengan lebih aktif siswa mencari sumber informasi supaya kelihatan ada pembelajaran dengan mengaktifkan siswa. Namun akhirnya akan tetap saja langsung ada asesmen sumatif dengan biasa dengan tes tulis.

Senin, 18 Agustus 2025

Teori ke Praktik: Bagaimana Guru Dapat Menerapkan Taksonomi SOLO Pada Pembelajaran Mendalam di dalam Kelas?

Sesuai dengan pendekatan pembelajaran mendalam khususnya pada pengalaman belajar menyatakan bahwa siswa harus memahami dulu baru dapat mengaplikasikan dan merefleksi pembelajarannya. Maka dengan Taksonomi SOLO ini merupakan pengembangan dari Taksonomi Bloom dengan tingkat berpikir yang mudah diamati pada setiap levelnya dan guru dapat menentukan jenis bantuan yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Minggu, 17 Agustus 2025

Seperti Apa Tingkatan Pemahaman Taksonomi SOLO di dalam Kelas?

Sebelumnya sudah kita bahas secara umum konsep tentang Taksonomi SOLO mulai dari pengertian, asalnya, prinsip, tingkat, perbedaan dengan Taksonomi Bloom, dan manfaatnya. Maka pada tulisan ini khusus menjelaskan seperti apa tingkatan pemahaman Taksonomi SOLO di dalam kelas?

Silakan pahami materi sebelumnya melalui tautan di bawah ini:

Baca Juga: Taksonomi SOLO, Sebuah Pendekatan untuk Memahami Berbagai Tingkat Pemahaman Siswa Sesuaidengan Pembelajaran Mendalam

Taksonomi SOLO (Struktur Hasil Pembelajaran yang Diamati) menguraikan lima tingkat pemahaman, berkembang dari pemahaman dasar ke pemahaman yang lebih kompleks: Prastruktural, Unistruktural, Multistruktural, Relasional, dan berpikir Abstrak yang Mendalam. Tingkatan ini membantu pendidik memahami dan menilai bagaimana siswa memahami konsep dan menunjukkan pembelajaran mereka

Mari kita uraikan ini ke dalam istilah yang lebih praktis untuk lebih memahami seperti apa tingkat pemahaman ini di dalam kelas.

1.  Prastruktural

Biggs berpendapat bahwa “respons pra-struktural tidak tepat sasaran” dan “menunjukkan sedikit bukti pembelajaran yang relevan” (Biggs & Tang, 2007, hlm. 87).

Kita dapat mengamati bahwa seorang siswa berada dalam tahap prastruktural ketika mereka menanggapi pertanyaan dengan jawaban sederhana seperti:

·     "Saya tidak mengerti."

·     "Apa yang harus aku lakukan?"

·     "Saya belum pernah mendengar hal ini sebelumnya."

·     "Aku tidak tahu"

·     "Saya punya satu ide."

·     "Saya dapat mendefinisikan suatu istilah."

·     "Saya bisa melakukan prosedur sederhana."

·     “Saya hanya mengulang apa yang seharusnya saya katakan”, atau dengan komentar yang tidak relevan.


2.  Unistruktural

    

Biggs menjelaskan: “Respons unistruktual berurusan dengan terminologi, sesuai jalur tetapi tidak lebih dari itu” (Biggs & Tang, 2007, hlm. 87).

Pada tingkat ini, seorang siswa mungkin dapat mengidentifikasi dan menyebutkan beberapa hal dan mengikuti prosedur sederhana yang telah diajarkan kepada mereka.

Meskipun beberapa elemen suatu topik mungkin telah dibahas oleh siswa, mereka juga akan kehilangan banyak bagian penting dari topik tersebut yang dibutuhkan untuk benar-benar memahaminya.

Seorang siswa yang memberikan jawaban tidak terstruktur terhadap suatu pertanyaan kemungkinan besar akan berkata:

·       "Saya punya banyak ide tentang topik ini!"

·       "Saya dapat menjelaskan beberapa ide saya."

·       “Saya memiliki pemahaman tentang topik ini'

·       "Saya tidak mengerti bagaimana ide-ide ini saling berhubungan.

 3.  Multistruktural

Pengetahuan siswa masih terbatas pada mengingat, menghafal, dan menirukan apa yang telah mereka pelajari. Oleh karena itu, siswa hanya memiliki pemahaman tingkat permukaan. Mereka tidak dapat menggunakan suatu konsep dengan cara yang baru dan inovatif karena mereka belum memahaminya dengan cukup baik.

Contoh:

Siswa multistruktur itu seperti tukang bangunan tanpa alat: semua bagiannya ada, tetapi ia tidak tahu bagaimana menghubungkannya. Anda mungkin pernah merasakan hal ini ketika membongkar beberapa furnitur Ikea dan ternyata tergeletak di lantai berkeping-keping!

Siswa pada tingkat relasional mungkin berkata:

·     "Saya tahu bagaimana ide-ide ini saling berhubungan."

·     "Saya dapat menerapkan apa yang telah saya pelajari."

·  "Saya tahu beberapa hal tentang topik ini" atau "Saya telah mengumpulkan beberapa informasi tentang topik ini".

·     "Saya dapat menjelaskan MENGAPA ini terjadi."


4.  Relasional

   

Sebagaimana dikemukakan Biggs: "perubahan kualitatif dalam pembelajaran dan pemahaman telah terjadi. Ini bukan lagi soal mencatat fakta dan detail" (Biggs & Tang, 2007, hlm. 87).

Pada tingkat relasional, siswa mulai melihat bagaimana bagian-bagian suatu topik disatukan. Mereka dapat:

·     Mengidentifikasi pola.

·     Jelaskan bagaimana bagian-bagian suatu topik saling terkait.

·     Bandingkan dan bedakan berbagai elemen suatu topik.

·     Melihat suatu topik dari beberapa perspektif.

Inti dari pengetahuan relasional adalah kemampuan untuk menciptakan struktur dan sistem untuk memilah pengetahuan. Siswa mulai menjelaskan hubungan antar berbagai hal dengan menggunakan pemodelan sistemik dan beberapa pemodelan teoretis.

Siswa pada tingkat abstrak yang diperluas mungkin berkata:

·     "Saya dapat menggunakan apa yang saya pelajari dan menerapkannya pada hal lain."

·     "Saya dapat membuat prediksi berdasarkan apa yang saya pelajari."

·     "Saya dapat mengevaluasi sesuatu berdasarkan apa yang saya pelajari."

·     “Saya dapat melihat hubungan antara informasi yang telah saya kumpulkan”.

 

5.  Berpikir Abstrak yang Mendalam

    

Biggs berpendapat bahwa esensi dari respons abstrak yang diperluas "melampaui apa yang telah diberikan" (Biggs & Tang, 2007, hlm. 87). Dengan kata lain, siswa dapat menciptakan pengetahuan baru dan menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam berbagai konteks berkat pemahaman mereka yang mendalam tentang topik tersebut.

Sebuah Contoh: Misalnya, seorang siswa dapat mempelajari sesuatu di kelas dan dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka di luar kelas dalam konteks yang sama sekali berbeda.

Siswa juga mungkin dapat menghasilkan ide-ide teoritis dan kemudian menggunakannya untuk membuat asumsi tentang kejadian di masa mendatang.

Siswa pada tingkat abstrak yang diperluas mungkin berkata:

·     "Saya dapat menggunakan apa yang saya pelajari dan menerapkannya pada hal lain."

·     "Saya dapat membuat prediksi berdasarkan apa yang saya pelajari."

·     "Saya dapat mengevaluasi sesuatu berdasarkan apa yang saya pelajari."

·  “Dengan merenungkan dan mengevaluasi pembelajaran saya, saya dapat melihat gambaran yang lebih besar dan menghubungkan banyak ide yang berbeda bersama-sama”.


Sumber:

https://www.structural-learning.com/post/what-is-solo-taxonomy

https://learn.rumie.org/jR/bytes/how-do-i-use-solo-taxonomy-to-help-my-students-succeed/

https://www.educationperfect.com/article/solo-taxonomy/

https://helpfulprofessor.com/solo-taxonomy/

https://classteaching.wordpress.com/2013/05/23/using-solo-taxonomy-to-develop-student-thinking-learning/

https://blog.tcea.org/tag/solo-taxonomy/

http://www.myrossbush.school.nz/solo-taxonomy.html


Taksonomi SOLO, Sebuah Pendekatan untuk Memahami Berbagai Tingkat Pemahaman Siswa Sesuai dengan Pembelajaran Mendalam

Ruang kelas masa kini beragam. Peserta didik datang ke kelas kita dari berbagai latar belakang dan posisi yang berbeda dalam perkembangan dan pembelajaran mereka. Sebagai guru, kita harus berupaya menciptakan dan menyediakan pengalaman pembelajaran di mana: semua pelajar adalah peserta aktif dalam pembelajaran mereka dan semua pelajar diberikan dukungan yang menawarkan mereka kesempatan untuk sukses.

Inilah pola pikir untuk praktik inklusif yang bermakna dan disengaja. Melalui praktik inklusif, kita berupaya mengidentifikasi apa yang harus diketahui, dipahami, dan mampu dilakukan peserta didik sebagai hasil dari pengalaman pendidikan ini, mengartikulasikan tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan yang jelas, serta menyediakan perancah yang diperlukan dan tepat agar setiap peserta didik dapat mencapai kriteria keberhasilan tersebut. Lalu, bagaimana kita dapat berhasil menyediakan lingkungan inklusif yang secara aktif melibatkan peserta didik dari berbagai latar belakang dan di berbagai posisi dalam perjalanan perkembangan mereka?

Rabu, 30 Juli 2025

Cara Satuan Pendidikan Merencanakan Kegiatan Kokurikuler (Pengganti P5) pada Pembelajaran Mendalam

Dengan keluarnya Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10 Tahun 2025 tentang Standar Kompetensi Lulusan, maka Permendikbudristek Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar  Kompetensi   Lulusan  pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah tidak berlaku lagi. Sehingga dampaknya juga profil lulusan sebelumnya yang berupa Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 rumusan karakter dan kompetensi (Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia; Berkebinekaan global; Bergotong royong; Mandiri; Bernalar kritis; dan Kreatif) berganti dengan 8 Dimensi Profil Lulusan yang terdiri dari: keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; kewargaan; penalaran kritis; kreativitas; kolaborasi; kemandirian; kesehatan; dan komunikasi. Selain itu juga sebelumnya ada rapor P5 dan sekarang tidak ada lagi rapor P5 diganti dengan ada satu kolom untuk deskripsi kokurikuler pada rapor yang memuat mata pelajaran seperti biasanya. Kegiatan kokurikuler ini dilaksanakan untuk semua kelas dan bukan hanya kelas level bawah saja.

Minggu, 20 Juli 2025

Pembelajaran Kolaboratif Lintas Disiplin Ilmu Sebagai Salah Satu Kokurikuler Pengganti P5 pada Pembelajaran Mendalam

Berdasarkan Permendikdasmen No 13 Tahun 2025 tentang Struktur Kurikulum terdapat pembelajaran yang bersifat kokurikuler. Kalau pada struktur kurikulum sebelumnya digunakan untuk Proyek P5. Kokurikuler dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu, gerakan 7 (tujuh) kebiasaan anak Indonesia hebat, dan/atau cara lainnya. Pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu ini dapat dilaksanakan berupa pembelajaran berbasis proyek, STEM, STEAM, atau pembelajaran kolaboratif lainnya.

Jumat, 18 Juli 2025

Kumpulan Peraturan, Pedoman, Panduan, dan Sumber Belajar untuk Pembelajaran Mendalam dan Koding/Kecerdasan Artifisial

Sekarang ini lagi saatnya Kementerian Pendidikan Dasar Menengah melalui Balai/Kantor Guru dan Tenaga Kependidikan di setiap provinsi di seluruh Indonesia melaksanakan pelatihan untuk Pembelajaran Mendalam (PM) dan Koding serta Kecerdasan Artifisial (KKA). Maka untuk itu kami mengumpulkan bahan-bahan yang berupa peraturan, pedoman, panduan, dan sumber belajar yang berhubungan dengan dua tema tersebut. Semoga bermanfaat.

Minggu, 16 Maret 2025

102 Aplikasi Artificial Intelligence (AI) Terbaik untuk Guru dalam Pembelajaran

Sesuai dengan kerangka pembelajaran pada pembelajaran mendalam yang dirumuskan oleh Kemendikdasmen terdapat salah satunya pemanfaatan digital dalam pembelajaran. Teknologi digital dapat dimanfaatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen pembelajaran. Peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang lebih interaktif, fleksibel, dan kolaboratif. Contoh: Perencanaan Pembelajaran: merancang dan mengelola kelas digital, manajemen perencanaan pembelajaran berbasis proyek), desain bahan ajar visual dan infografis, pembuatan konten interaktif seperti kuis dan simulasi, pemanfaatan kecerdasan artifisial, serta aplikasi desain instruksional, dan perencanaan pembelajaran lainnya.

Rabu, 05 Maret 2025

27 Strategi, Teknik, dan Aktivitas Pembelajaran untuk Mengembangkan Metakognitif di Dalam Kelas

Bagi siswa, memiliki keterampilan metakognitif berarti mereka mampu mengenali kemampuan kognitif mereka sendiri, mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, mengevaluasi kinerja mereka, memahami apa yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan mereka, dan mempelajari strategi baru. Keterampilan ini juga dapat membantu mereka mempelajari cara merevisi. Hal ini karena keterampilan ini mengoptimalkan proses kognitif dasar mereka, termasuk memori, perhatian, aktivasi pengetahuan sebelumnya, dan kemampuan memecahkan atau menyelesaikan tugas. Keterampilan ini membuat mereka belajar lebih efisien dan lebih efektif, sehingga mereka mampu membuat lebih banyak kemajuan. Hal ini melibatkan keterlibatan siswa dalam penilaian diri dan refleksi, memberikan umpan balik yang konstruktif dan tepat waktu, dan menyesuaikan pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan kemajuan siswa.

Selasa, 04 Maret 2025

Metakognisi, Menumbuhkan Refleksi untuk Membantu Siswa Menjadi Pembelajar yang Terbiasa Menerapkan Regulasi Diri dalam Pembelajaran

Di dalam Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam yang dikeluarkan Kemendikdasmen bahwa ada tiga peran guru dalam implementasi Pembelajaran Mendalam yaitu sebagai aktivator, pembangun budaya, dan kolaborator. Sebagai kolaborator, guru bersikap aktif memberikan respon terhadap setiap proses belajar peserta didik. Umpan balik sangat penting diberikan oleh guru kepada peserta didik, untuk mendorong munculnya metakognisi dan regulasi diri, yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, serta melakukan perbaikan dan tindak lanjut.

Jumat, 28 Februari 2025

8 Strategi yang Disarankan pada Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk Diterapkan di dalam Kelas

Strategi, metode, dan model pembelajaran banyak yang dapat digunakan di dalam pembelajaran. Namun untuk digunakan dalam pembelajaran mendalam haruslah strategi, metode, atau model yang mengikuti prinsip pembelajaran, kerangka pembelajaran, dan pengalaman belajar dari pembelajaran mendalam. Kemudian pada akhirnya dapat mewujudkan siswa yang mempunyai 8 dimensi profil lulusan seperti pada gambar kerangka kerja pembelajaran mendalam di bawah ini.

Minggu, 23 Februari 2025

63 Teknik Pemecah Kebekuan (Ice Breaking) untuk Pembelajaran yang Menggembirakan (Joyful Learning) dalam Penerapanan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Sesuai dengan tuntutan pembelajaran mendalam (Deep Learning) selain prinsip pembelajaran yang berkesadaran dan bermakna, maka terdapat juga prinsip pembelajaran yang menggembirakan. Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan. Ketika peserta didik menikmati proses belajar, motivasi intrinsik mereka akan tumbuh, mendorong rasa ingin tahu, kreativitas, dan keterlibatan aktif. Dengan demikian, pembelajaran membangun pengalaman belajar yang berkesan. Bergembira dalam belajar juga diwujudkan ketika setiap peserta didik merasa nyaman, peserta didik terpenuhi kebutuhannya seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang dan rasa memiliki, kebutuhan penghargaan, serta kebutuhan aktualisasi diri.

Minggu, 16 Februari 2025

Enam Instrumen dan Strategi Penilaian yang Sejalan dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Tantangan dalam kehidupan saat ini dengan serba ketidakpastian menuntut siswa untuk memiliki beberapa keterampilan baik dalam karir maupun kehidupannya. Maka untuk mewujudkan itu dunia pendidikan perlu menanamkan karakter atau kompetensi kepada siswa. Salah satunya guru sangat berperan dalam pembentukan karakter dan kompetensi ini melalui penilaian atau asesmen yang inovatif sesuai tuntutan zaman. Melalui tulisan ini penulis ingin memberikan gambaran tentang instrumen dan strategi penilaian yang bukan hanya menilai siswa dari sisi hafalan atau konsep semata. Dalam tulisan ini ada enam instrument dan strategi yang dapat digunakan pada pembe;ajaran mendalam, yaitu: 1) Rubrik, 2) Berbasis kinerja penilaian, 3) Portofolio, 4) Penilaian diri siswa, 5) Penilaian teman sejawat, 6) Sistem respon siswa (SRS). Sebagian besar instrumen dan strategi penilaian ini telah penulis terapkan untuk guru di sekolah penulis.

Baca Juga: MARI MENGENAL PEMBELAJARAN MENDALAM, PENDEKATAN PEMBELAJARAN YANG AKAN DIIMPELEMENTASIKAN TAHUN PELAJARAN 2025/2026

Minggu, 09 Februari 2025

Cara Membuat Modul Ajar atau RPP Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dengan Model Inkuiri 5 E

Saat ini kita dihadapkan dengan berbagai informasi tentang pembelajaran mendalam (Deep Learning). Maka kami mencoba juga memberikan informasi cara membuat perangkat pembalajaran dengan menggunakan model inkuiri 5 E yang mirip langkahnya dengan pembelajaran mendalam. Pada akhir tulisan ini ada video yang dapat memandu Bapak/Ibu untuk membuat kegiatan pembelajarannya. Semoga bermanfaat.

Minggu, 02 Februari 2025

Model Pembelajaran Inkuiri 5 E, Salah Satu Model yang Sesuai dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam

Sebentar lagi pemerintah melalui Kemendikdasmen akan menerapkan Pendekatan Pembelajaran Mendalam. Sudah banyak sekolah menerapkan berbagai strategi pembelajaran mendalam yang berbeda untuk dikembangkan lebih dalam meningkatkan keterampilan kognitif, termasuk mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek dan koneksi dunia nyata ke dalam pembelajaran, memberikan kesempatan magang di luar sekolah, pembelajaran berdiferensiasi, dan mempersonalisasikan pembelajaran untuk memastikan bahwa semua siswa mengembangkan keterampilan ini.

Sabtu, 18 Januari 2025

MARI MENGENAL PEMBELAJARAN MENDALAM, PENDEKATAN PEMBELAJARAN YANG AKAN DIIMPELEMENTASIKAN TAHUN PELAJARAN 2025/2026

Belakangan ini heboh dengan pembelajaran Deep Learning atau pembelajaran Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning yang menggantikan kurikulum merdeka. Persepsi masyarakat terutama di dunia pendidikan berbeda-beda tentang Deep Learning ini. Maka dengan tulisan ini penulis mencoba memaparkan sedikit tentang Deep Learning yang oleh Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) Kemendikdasmen diistilahkan dengan Pembelajaran Mendalam. Pada bagian akhir terdapat tautan untuk mengunduh naskah akademik dan paparan tentang pembelajaran mendalam ini dari Kemendikdasmen.