Sabtu, 18 Januari 2025

MARI MENGENAL PEMBELAJARAN MENDALAM, PENDEKATAN PEMBELAJARAN YANG AKAN DIIMPELEMENTASIKAN TAHUN PELAJARAN 2025/2026

Belakangan ini heboh dengan pembelajaran Deep Learning atau pembelajaran Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning yang menggantikan kurikulum merdeka. Persepsi masyarakat terutama di dunia pendidikan berbeda-beda tentang Deep Learning ini. Maka dengan tulisan ini penulis mencoba memaparkan sedikit tentang Deep Learning yang oleh Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) Kemendikdasmen diistilahkan dengan Pembelajaran Mendalam. Pada bagian akhir terdapat tautan untuk mengunduh naskah akademik dan paparan tentang pembelajaran mendalam ini dari Kemendikdasmen.

Pembelajaran mendalam bukan lah hal yang baru di dalam pendidikan, namun dengan istilah yang berbeda. Pendekatan ini sebenarnya sudah pernah juga pada kurikulum sebelumnya sudah ada seperti CBSA, PAKEM. PAIKEM, CTL, dan sebagainya dengan berdasarkan kepada teori belajar konstruktivisme.

Penerapan pendekatan pembelajaran mendalam ini memerlukan regulasi yang mendukung sehingga penerapannya akan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2025-2026. Jadi dalam semester ini merupakan waktu persiapan untuk sosialisasi dan termasuk menjadi materi guru PPG yang akan dilaksanakan pada tahun 2025 ini.

Kurikulum yang sedang diterapkan baik kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka pada semester ini tetap dijalankan oleh satuan pendidikan. Kalaupun mau mencoba pendekatan ini pada saat ini dipersilakan saja, karena ini merupakan pendekatan bukan kurikulum yang baru. Jadi pendekatan ini merupakan bagian dari kurikulum. Hal lain misalnya dengan P5 tetap akan dijalankan namun akan ada dimensi yang akan berubah dan bertambah nantinya.

Silakan Juga Tonton Video:

Latar Belakang Pembelajaran Mendalam

·  Perubahan Masa Depan: Demografi 2035 dan visi Indonesia Emas 2045 menuntut pendidikan berkualitas.

·   Permasalahan Mutu Pendidikan: Rendahnya kemampuan literasi, numerasi, dan HOTS (Higher Order Thinking Skills).

·   Tujuan: Mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua melalui pendekatan PM yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.

Landasan Pembelajaran Mendalam


·     Filosofis: Konsep pendidikan dari Ki Hajar Dewantara dan K.H. Ahmad Dahlan.

·   Teoretis: Integrasi teknologi, teori konstruktivisme, pembelajaran berbasis proyek, dan keterampilan abad ke-21.

·     Sosiologis: Pendidikan sebagai alat mencerdaskan bangsa dan membangun masyarakat berjati diri.

·     Yuridis & Empiris: Dukungan undang-undang, pengembangan kurikulum, dan kompetensi masa depan.

Pengertian Pembelajaran Mendalam

Sebenarnya Deep Learning ini ada beberapa konsep yang berbeda, misalnya Deep Learning kita cari di Wikipedia merupakan bagian dari pembelajaran mesin atau lebih luasnya disebut dengan Artificial Intelegence (AI). Tapi sebenarnya bukan pendekatan itu yang akan diterapkan dalam kurikulum kita ke depan, tapi adalah pendekatan pembelajaran Deep Learning yang dikembangkan oleh Michael Fullan Professor Emeritus dari Universitas Toronto Kanada. Pembelajaran mendalam dengan menyesuaikan dengan nilai-nilai kita di Indonesia dapat didefenisikan sebagai berikut:

Dari defenisi di atas ada kata memuliakan merupakan tambahan dari defenisi asli dari pembelajaran mendalam yang ditulis oleh Michael Fullan dan begitu juga dengan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga ini merupakan filosofi dari Ki Hajar Dewantara dan tokoh pendidikan lainnya. Secara ringkas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.


Dimensi Profil Kelulusan

Apa yang harus diketahui dan dapat dilakukan oleh lulusan SMA? Fullan melihat tahun 2018 sebagai tahun transformasi untuk pertanyaan ini. Ia menyesalkan kenyataan bahwa masih mudah untuk mendapatkan nilai bagus, lulus SMA, tetapi tidak pandai menjalani hidup.

Fullan berpendapat bahwa fokusnya harus pada "kesiapan hidup" dan bukan pada kesiapan kuliah dan karier. Menurutnya, hal itu merupakan titik temu zaman kita. Ia menunjuk pada enam C, kompetensi global baru: karakter, kewarganegaraan, kolaborasi, komunikasi, kreativitas, dan berpikir kritis.

Dimensi profil kelulusan ini merupakan pengembangan dari keterampilan abad 21 yang berupa 4C dan ditambah kewargaan dan karakter yang diistilahkan dengan Enam Kompetensi Global. Dimensi ini merupakan pengembangan dari Profil Pelajar Pancasila.


Kerangka Pembelajaran Mendalam

Kerangka pembelajaran terdiri dari lingkungan pembelajaran, praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi.

Apa yang Baru Tentang Kerangka Pembelajaran Mendalam?

1.  Pembelajaran mendalam fokus pada penciptaan dan penggunaan pengetahuan baru di dunia nyata daripada sekedar menyebarkan pengetahuan yang sudah ada.

2.  Pembelajaran mendalam dengan sengaja menjalin kemitraan pembelajaran antara siswa dan siswa dengan guru, karena proses pembelajaran menjadi titik fokus penemuan bersama, penciptaan, dan penggunaan pengetahuan. Pembelajaran dapat mengunakan proses penyelidikan kolaboratif.

3. Pedagogi pembelajaran mendalam memperluas lingkungan belajar dengan melampaui pedagogi tradisional dinding kelas untuk menggunakan waktu, ruang, dan orang-orang di dalam dan di luar dinding kelas sebagai katalis untuk membangun pengetahuan baru dan menciptakan budaya belajar yang kuat.

4.  Pedagogi pembelajaran mendalam memanfaatkan digital di mana-mana untuk mempercepat dan memperdalam belajar bukan hanya sebagai tambahan atau tujuan itu sendiri. Pemanfaatan digital dapat digunakan untuk mempercepat, memfasilitasi, dan memperdalam proses pembelajaran bila digunakan bersama-sama dengan tiga elemen lainnya. Jadi fokus pemanfaatan digital tentang peran interaksi dengan digital dalam meningkatkan pembelajaran. Penggunaan digital yang efektif memfasilitasi kemitraan pembelajaran yang mendalam dengan siswa, keluarga, anggota masyarakat, dan ahli tanpa memandang geografis lokasi dan mendukung kapasitas siswa untuk mengendalikan pembelajaran mereka sendiri baik di dalam maupun di luar dinding kelas.

Pengalaman Belajar Pembelajaran Mendalam

Pengalaman belajar mulai dari memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Pengalaman belajar ini bukan selalu berupa urutan dan tidak harus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Kalau pengalaman belajar ini terlalu dipaksakan akan tidak menciptakan pembelajaran mendalam.


Prinsip Pembelajaran Mendalam

Prinsip pembelajaran berupa berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.

Karakteristik Ruang Kelas Menuju Pembelajaran Mendalam

·     Siswa mengajukan pertanyaan. Mereka memiliki keterampilan dan bahasa untuk mengejar penyelidikan dan tidak pasif menerima jawaban dari guru.

·     Pertanyaan dihargai di atas jawaban. Proses belajar, menemukan, dan menyampaikan sama pentingnya dengan hasil akhirnya.

·   Model pembelajaran yang bervariasi. Pemilihan pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Siswa didukung untuk meraih tantangan berikutnya.

·  Koneksi eksplisit ke aplikasi dunia nyata. Desain pembelajaran tidak dibiarkan begitu saja kebetulan tetapi disusun dan dibangun berdasarkan relevansi dan makna.

·     Kolaborasi. Siswa memiliki keterampilan untuk berkolaborasi dalam kelas dan di luar.

·    Penilaian pembelajaran yang terintegrasi, transparan, dan autentik. Siswa menentukan tujuan pribadi, memantau kemajuan menuju kriteria keberhasilan, dan terlibat dalam umpan balik dengan teman sejawat dan orang lain. Contoh pendekatan asesmennya antara lain yaitu: menggunakan lembar penilaian diri,  menggunakan Padlet untuk  berbagi, rekaman video tentang kemajuan belajar; kontribusi rekan sejawat melalui lembar observasi, menggunakan Google Docs, rubrik penilaian digunakan baik oleh guru maupun siswa, tugas refleksi individu dan kelompok, dan lembar kemajuan kolaborasi pembelajaran mendalam.

Transformasi Peran Guru dalam Ekosistem Pembelajaran Mendalam

Pembelajaran itu kompleks, dan siswa bersifat multidimensi. Dalam pembelajaran mendalam, guru menggunakan pengetahuan dan keahlian profesional mereka untuk terlibat dan mendukung pembelajaran dengan cara baru dan berbeda dengan hubungan dan cara baru interaksi muncul. Ketika siswa mulai menguasai proses pembelajaran, maka peran guru bergeser secara bertahap dari tugas penataan pembelajaran yang eksplisit dan menuju umpan balik yang lebih eksplisit yang mengaktifkan tantangan pembelajaran berikutnya. Tidak ada satu cara untuk terlibat dalam setiap situasi, tapi mari kita lihat tiga cara guru dapat memikirkan peran mereka untuk terlibat dan mendorong proses pembelajaran mendalam.

Guru sebagai Penggerak (Activator)

Serangkaian strategi yang terkait dengan peran penggerak meliputi hubungan guru-siswa, metakognisi, kejelasan guru, pengajaran timbal balik, dan umpan balik. Sebagai penggerak guru berperan dinamis dan interaktif dengan siswa untuk menentukan tujuan pembelajaran yang bermakna, menetapkan kriteria keberhasilan, dan mengembangkan keterampilan siswa dalam belajar untuk belajar. Akhirnya, guru bekerja secara kemitraan dengan siswa untuk membuat siswa berpikir dan bertanya tentang pembelajaran lebih terlihat. Mereka menggunakan proses umpan balik yang efektif dan menumbuhkan rasa percaya diri dan kapasitas umpan balik teman sebaya pada siswa untuk membimbing siswa mengeluarkan semua potensi dirinya agar mereka menjadi pembelajar metakognitif yang reflektif. Aktivator atau penggerak mempunyai jangkauan yang luas berbagai kapasitas pedagogi dan menggunakan alat berpikir dan pertanyaan eksplisit untuk merancang pembelajaran untuk siswa atau tugas tertentu sehingga siswa dapat melakukannya ditantang untuk memenuhi tingkat pembelajaran berikutnya dan semakin berkembang kapasitas dan kompetensi yang lebih kompleks.

Guru sebagai Kolaborator

Guru memainkan peran penting keterlibatan dalam kemitraan pembelajaran dengan keluarga, masyarakat, dan siswa. Salah satu temuan yang muncul adalah desain pembelajaran bersama oleh guru dan siswa yang dibangun berdasarkan kebutuhan dan minat siswa serta kaitan dengan pembelajaran autentik yang berdampak signifikan terhadap keterlibatan mereka. Dimungkinkan untuk merancang bersama unit pembelajaran dengan siswa yang multidisiplin dan fokus pada masalah dunia nyata. Seringkali hal-hal yang terlihat “keren” ternyata tidak mendalam sehubungan dengan pembelajaran. Diskriminator penting dari pembelajaran mendalam adalah kedalaman perolehan kompetensi baru. Diskriminator dari desain bersama yang bermakna adalah ketika siswa menetapkan tujuan pembelajaran yang menggerakkan mereka ke tingkat pertumbuhan yang semakin kompleks kompetensinya

Aspek kedua dari guru sebagai kolaborator adalah kolaborasi yang lebih mendalam rekan-rekan profesional. Guru tertarik pada transparansi yang lebih besar mereka berkolaborasi untuk menilai titik awal, merancang pengalaman belajar, dan merefleksikan kemajuan siswa. Bahasa umum dan pembangunan pengetahuan tentang praktik adalah katalisator yang kuat untuk perubahan dan sarana untuk menempa hubungan baru di dalam kelas dan departemen dan antar sekolah, regional, dan secara global. Ada banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk diri mereka sendiri belajar satu sama lain, namun ada juga peran pemimpin sekolah di dalamnya mereka secara proaktif memungkinkan kolaborasi terfokus.

Guru sebagai Pembangun Kebudayaan

Siswa yang secara historis berprestasi buruk di sekolah memiliki orang tua yang penuh kasih sayang mereka tetapi mungkin tidak tahu bagaimana membantu mereka, atau mengingat persyaratannya banyak pekerjaan, pengangguran, stres, dan sebagainya, mereka mungkin tidak punya waktu, keterampilan, atau sumber daya untuk membantu. Pendekatan tradisional terhadap pendidikan bagi siswa dalam situasi seperti ini bisa menjadi racun, membosankan, tidak relevan, dan terus-menerus pengingat betapa tidak memadainya mereka. Agar para siswa ini berhasil, itu benar sangat penting bagi guru dan sekolah untuk membantu mereka mencapai prestasi tinggi harapan pribadi, belajar bagaimana mengelola pembelajaran mereka sendiri, dan menjadi terlibat dalam pembelajaran dengan keterlibatan dalam pemecahan masalah dunia nyata sehingga pengalaman belajar mereka terhubung dengan dunia dan budaya mereka. Milik mereka Pengalaman belajar harus melibatkan siswa dan menunjukkan kepada mereka bahwa mereka mampu pelajar.

Siswa yang diuntungkan datang lebih siap untuk belajar dan sering kali memilikinya orang tua dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dengan orang tua mereka yang mengajari mereka sikap dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bertahan di sekolah, bahkan dalam menghadapi tantangan; mereka melatih mereka dalam merespons dengan tepat terhadap kelas-kelas yang mungkin tampaknya tidak menarik atau relevan. Hal ini memberikan keuntungan modal sosial yang besar.

Guru kemudian mempunyai peran penting dalam menciptakan budaya yang bernilai dan membangun minat siswa dan memberi mereka rasa memiliki dan keterhubungan. Beberapa guru menggunakan pertemuan pagi untuk membangun komunitas dan koneksi, menetapkan norma, dan membentuk budaya. Lainnya, seperti yang kita lihat Sekolah Glashan, memupuk kepemimpinan siswa sebagai kunci penerapannya secara mendalam belajar di sekolah menengah. Siswa mengambil peran sebagai pengambil keputusan dan pelaku sehingga suara dan hak pilihan siswa dapat disalurkan dalam pekerjaan nyata pergeseran pembelajaran di seluruh sekolah. Akhirnya, kita melihat sifat itu tugas-tugas pembelajaran yang mendalam secara intrinsik memotivasi siswa karena mereka menyelidiki topik yang benar-benar menarik bagi mereka, memiliki makna otentik, dan lebih ketat. Itu membuat mereka ingin bertahan dan sukses. Kami melihat bahwa kombinasi otonomi, rasa memiliki, dan pekerjaan yang bermakna ini membangun kapasitas pada semua siswa, namun kami memiliki bukti yang menunjukkan hal tersebut katalitik untuk keberhasilan siswa yang sebelumnya kurang beruntung atau kurang terlibat yang mulai berkembang.

Tahapan Implementasi Pembelajaran Mendalam

Ada beberapa tahapan penerapan pendekatan pembelajaran mendalam, yaitu:

1.    Sosialisasi pembelajaran mendalam semua pemangku kepentingan.

2.  Identifikasi dan pemenuhan kebutuhan sumber daya (guru, satuan pendidikan, sumber belajar, dinas pendidikan, dll)

3.    Uji coba dalam lingkup terbatas.

4.    Evaluasi hasil dan perbaikan sistem.

5.    Penerapan pembelajaran mendalam secara luas.

Rekomendasi Strategis Berkaitan dengan Implementasi Pembelajaran Mendalam

Hasil diskusi tentang penerapan pembelajaran mendalam:

1.    Penetapan pembelajaran mendalam fondasi utama peningkatan proses dan mutu pembelajaran.

2.   Penerapan pembelajaran mendalam pada setiap jenjang pendidikan perlu didukung oleh lingkungan pembelajaran yang kondusif, kemitraan pembelajaran yang luas dan bermakna, dan pemanfaatan teknologi digital yang efektif.

3.  Perubahan Profil Pelajar Pancasila yang terdiri atas enam dimensi menjadi Profil Lulusan dengan delapan dimensi.

4. Penyelarasan antar peraturan perundang-undangan terkait dengan standar nasional pendidikan, kurikulum, buku teks pelajaran, proses pembelajaran, dan asesmen.

5.    Pengalokasian 10% dari jam pelajaran untuk pembelajaran mendalam interdisipliner.

6.    Penataan ulang materi esensial dalam capaian pembelajaran.

7.    Peningkatan kompetensi guru:

a. Program pelatihan terintegrasi, pendampingan, atau pembimbingan tentang pendekatan pembelajaran mendalam.

b. Mahasiswa calon guru diseleksi secara ketat dengan kriteria minat dan kecintaannya serta kemampuan akademik yang dilakukan secara nasional oleh LPTK untuk menyelenggarakan PPG. Perlu dibuat tes seleksi  yang terstandar untuk mengukur kemampuan akademik.

c. Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang memberikan bekal pendidikan dan pelatihan pembelajaran mendalam.

d. Menambahkan bimbingan konseling, pendidikan nilai, dan pola piker bertumbuh (Growth Mindset) dalam muatan PPG dan pelatihan guru lainnya.

e.  Revitalisasi fungsi guru inti (master teacher) di setiap klister satuan pendidikan, yang memiliki tanggung jawab untuk pengembangan prosfesionalisme guru di wilayah yang menjadi tanggungjawabnya.

f.      Pemberdayaan Komunitas Belajar.

g.     Pengurangan beban mengajar.

8.  Penyiapan dan peningkatan kapasitas kepemimpinan kepala skeolah dalam membangun budaya belajar dan budaya mutu.

9.   Peningkatan kapasitas supervisi pengawas sekolah/penilik dalam proses pendampingan, pembinaan, dan pengembangan kompetensi guru.

10.Penyusunan buku guru dan buku siswa.

11.Pemanfaatan teknologi digital dalam implementasi pembelajaran mendalam di sekolah.

12.Pengembangan asesmen formatif dan sumatif dengan penekanan pada asesmen otentik dan holistik.

13.Penyusunan panduan mekanisme dan prosedur monitoring dan evaluasi implementasi pembelajaran mendalam.

Tautan Mengunduh: 

1. Naskah Akademik Pembelajaran Mendalam dari Kemendikdasmen

2. Paparan Pembelajaran Mendalam

Sumber:

Fullan, M, dkk.(2018). Deep Learning, Engage the World Change the World. London. United Kingdom. SAGE Publications India Pvt. Ltd.

https://anyflip.com/nhsfk/swmk/basic/

https://www.youtube.com/watch?v=j3KnjblKb_Q&t=290s

0 comments:

Posting Komentar