Era
disrupsi yang terus berkembang saat ini mendorong perubahan tata kelola
kehidupan menjadi bentuk digital, salah satunya adalah bidang kearsipan seperti
perpustakaan. Tahukah Anda saat ini mulai dari Perpustakaan Nasional RI telah
bergerak mengembangkan sistem perpustakaan digital yang lebih lengkap dalam
genggaman layar ponsel yang canggih?
Perpustakaan
secara digital ini telah dikembangkan di perpustakaan-perpustakaan daerah di
seluruh Indonesia. Hal ini juga menjadi acuan bagi pengelola lembaga pendidikan
untuk mengembangkan sistem digital pada perpustakaannya guna memudahkan akses
peserta didik dalam hal informasi, cara peminjaman dan pemanfaatan perpustakaan
selama 24 jam. Bagaimana dengan perpustakaan di sekolah?
Maka
melalui tulisan ini penulis mengajak pihak sekolah terutama tim literasi di
sekolah agar menggalakkan juga kegiatan literasi terutama selama pandemi ini
dengan menggunakan sites sebagai wadah untuk membuat perpustakaan digital. Hal
ini akan berdampak terhadap program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sekaligus
menyukseskan literasi digital.
Secara
umum yang dimaksud dengan literasi digital adalah kemampuan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), untuk menemukan, mengevaluasi,
memanfaatkan, membuat dan mengkomunikasikan konten/informasi, dengan kecakapan kognitif
maupun teknikal. Ada banyak model kerangka (framework) untuk literasi
digital yang dapat ditemukan di Internet, dengan ragam nama dan bentuk. Setiap model memiliki keunikan dan keunggulannya
masing-masing.
Salah satu
upaya penumbuhan budi pekerti dapat dilakukan dengan cara membaca berbagai
materi baca yang berisikan nilai-nilai moral dalam konteks kebangsaan dan
kenegaraaan Indonesia seperti yang terkandung dalam butir-butir Nawacita:
nilai-nilai budi pekerti, kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan
sesuai tahap perkembangan peserta didik sampai pada akhirnya akan tergambarkan
profil pelajar Pancasila.
Kegiatan membaca tersebut dapat dilakukan 15 menit setiap hari pada saat pelajaran di kelas dimulai, atau disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. Hal ini merupakan salah satu dasar dalam tahap pembiasaan sebelum masuk ke tahap pengembangan dan pembelajaran. Kegiatan membaca ini sebenarnya ada dalam semua komponen literasi.
Tujuan Kegiatan Literasi Pada Tahap Pembiasaan
Kegiatan
literasi di tahap pembiasaan, yakni membaca dalam hati. Secara umum, kegiatan
membaca ini memiliki tujuan, antara lain:
1.
meningkatkan rasa cinta baca di luar
jam pelajaran;
2.
meningkatkan kemampuan memahami
bacaan;
3.
meningkatkan rasa percaya diri sebagai
pembaca yang baik; dan
4.
menumbuhkembangkan penggunaan berbagai
sumber bacaan.
Kegiatan
membaca ini didukung oleh penumbuhan iklim literasi sekolah yang baik. Dalam
tahap pembiasaan, iklim literasi sekolah diarahkan pada pengadaan dan
pengembangan lingkungan fisik, seperti:
1. buku-buku nonpelajaran (novel,
kumpulan cerpen, buku ilmiah populer,majalah, komik, dsb.);
2.
sudut baca kelas untuk tempat koleksi
bahan bacaan; dan
3.
poster-poster tentang motivasi
pentingnya membaca.
Prinsip Kegiatan Literasi Pada Tahap Pembiasaan
Prinsip-prinsip
kegiatan membaca di dalam tahap pembiasaan dipaparkan berikut ini.
1.
Guru menetapkan waktu 15 menit membaca
setiap hari. Sekolah bisa memilih menjadwalkan waktu membaca di awal, tengah,
atau akhir pelajaran, bergantung pada jadwal dan kondisi sekolah masing-masing.
Kegiatan membaca dalam waktu pendek, namun sering dan berkala
lebih efektif daripada satu waktu yang panjang namun jarang (misalnya 1
jam/minggu pada hari tertentu).
2.
Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku
nonpelajaran.
3.
Peserta didik dapat diminta membawa
bukunya sendiri dari rumah.
4.
Buku yang dibaca/dibacakan adalah
pilihan peserta didik sesuai minat dan kesenangannya.
5.
Kegiatan membaca/membacakan buku di
tahap ini tidak diikuti oleh tugas-tugas yang bersifat tagihan/penilaian.
6.
Kegiatan membaca/membacakan buku di
tahap ini dapat diikuti oleh diskusi informal tentang buku yang
dibaca/dibacakan. Meskipun begitu, tanggapan peserta didik bersifat opsional
dan tidak dinilai.
7.
Kegiatan membaca/membacakan buku di
tahap ini berlangsung dalam suasana yang
santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui pengaturan
tempat duduk, pencahayaan yang cukup terang dan nyaman untuk membaca,
poster-poster tentang pentingnya membaca.
8.
Dalam kegiatan membaca dalam hati,
guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku selama 15 menit.
Langkah-langkah Membaca Buku dengan Memanfaatkan Peran
Perpustakaan
Mengakses informasi buku-buku dan pengetahuan lainnya kini
sudah tidak zamannya lagi harus datang langsung ke lokasi. Perubahan kehidupan
manusia yang dimanjakan dengan sistem online membuat para pustakawan maupun
pihak lembaga pendidikan berinovasi membangun perpustakaan online yang lebih
memudahkan.
Bangsa yang besar akan senantiasa menempatkan buku dengan
penuh kemuliaan. Menjadikan bacaan sebagai bagian penting bagi siswa akan membuat
mereka tekun bergulat dengan ide dan kata-kata. Tentu saja bila mereka bersikap
serius pada literasi ini, maka akan tumbuh genarasi muda yang penuh dengan ide
dan argumentasi.
Saat ini sudah muncul berbagai perpustakaan digital yang
menawarkan jutaan buku dalam bentuk e-book dan sejenisnya.
Keterbatasan kataog buku koleksi perpustakaan sekolah akan teratasi dengan
kehadiran berbagai situs perpustakaan daring yang bisa diakses siapapun dan
kapanpun.
Para siswa dapat menemukan informasi yang dibutuhkan untuk
menjawab tugas ataupun petanyaan dari materi yang belum dimengerti oleh mereka.
Keterbatasan buku referensi di perpusatakaan sekolah dapat diatasi dengan cara
ini, termasuk mendpaatkan tambahan informasi yang bersifat pengayaan tentang
materi-materi pembelajaran sesuai mata pelajaran yang sedang dipelajari.
Perpustakaan Digital SMA Negeri 21 Batam
Sekolah SMA Negeri 21 Batam sesuai dengan visinya mewujudkan sekolah SMART (Santun-Mandiri-Asri-Religius-Terdepan) ataupun sesuai dengan arti harfiah dari kata “Smart” sebagai sekolah “Cerdas” berusaha mewujudkan visi tersebut dalam bentuk salah satunya berupa perpustakaan digital. Perpustakaan digital SMA Negeri 21 Batam dapat diakses melalui websites sekolah dengan alamat http://sman21batam.sch.id/
Pada website
sekolah ini banyak terdapat halaman dan perpustakaan digital ini terdapat pada
halaman “Pembelajaran” pada menu “Belajar Daring”.
atau bisa juga
langsung mengakses tautan berikut:
https://sites.google.com/guru.sma.belajar.id/perpustakaandigitalsman21batam/
Maka akan muncul seperti tampilan berikut:
Halamannya terdiri
dari Cover, Beranda, Pengunjung, Koleksi, Layanan, Galeri, dan Kontak.
Halaman Koleksi
terdiri dari tiga kelompok besar yaitu Buku Teks, Referensi, dan Bacaan Literasi.
Koleksi Buku Teks
berisi buku teks pembelajaran setiap mata pelajaran yang ada struktur kurikulum
di SMAN 21 Batam.
Koleksi Referensi
berisikan buku pengayaan dan buku agama. Buku pengayaan terdiri dari kamus,
glosarium, ensiklopedia, buku pendidikan, dan sumber belajar online lainnya.
Buku agama terdiri dari buku-buku agama islam dan agama Kristen.
Koleksi Buku
Literasi terdiri dari bacaan literasi yang terdiri dari cerita, bacaan, dan seri
buku literasi. Cerita juga terdiri dari cerita dongeng, cerita inspirasi,
cerita motivasi, cerita rakyat, dan cerita sastra.
Koleksi Buku
Literasi terdiri dari bacaan literasi yang terdiri dari cerita, bacaan, dan seri
buku literasi. Cerita juga terdiri dari cerita dongeng, cerita inspirasi,
cerita motivasi, cerita rakyat, cerita sastra, dan cerita pendek seperti pada
gambar dibawah ini.
Selain Cerita
koleksi untuk literasi terdapat juga Bacaan yang merupakan kumpulan bacaan buku
dengan berbagai tema seperti pada gambar dibawah ini.
Di samping itu juga
buku literasinya berisikan koleksi Novel, Komik, dan Biografi seperti pada
gambar dibawah ini.
Perpustakaan
digital dengan menggunakan sites ini dapat juga diakses menggunakan Smart Phone
dengan tampilan sebagai berikut:
PENUTUP
Demikianlah
tulisan singkat ini yang memberikan gambaran tentang Perpustakaan Digital SMAN
21 Batam. Setelah kita membuat perpustakaan digital ini tinggal kita
mengelolanya untuk guru dan peserta didik. Pada tulisan selanjutnya akan
penulis jelaskan cara membuat suatu perpustakaan digital menggunakan sites ini.
Amat
besar harapan yang dipikul oleh generasi muda untuk bisa mewujudkan Indonesia
yang lebih sejahtera di masa yang akan datang. Di sinilah arti penting
pembelajaran yang dilakukan oleh para guru di sekolah sebagai landasan
pembentukan karakter sejak awal. Sehingga penerapan atau pengimplemetasian
literasi digital dalam pembelajaran di sekolah diharapkan dapat menjadi solusi
dalam upaya menwujudkan generasi Indonesia yang cerdas dan berkarakter di masa
revolusi industri 4.0 mendatang.
0 comments:
Posting Komentar