Di
zaman keaksaraan modern sekarang dan
penekanannya pada meminta siswa memilih teks yang lebih menantang, membaca
mandiri dan sesuai pilihan
mereka merupakan suatu
keharusan. Apa lagi dengan kurikulum merdeka dengan berbagai kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah melalui Kemdikbudristek seperti masuk perguruan tinggi
negeri melalui tes kemampuan literasi dan numerasi atau diistilahkan “Tes Skolastik”.
Tes Skolastik merupakan tes yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bernalar dan pemecahan masalah bagi siswa dan akan
diterapkan mulai tahun 2023 ini.
Jadi dengan kemampuan bernalar dan pemecahan masalah itu dapat dilakukan melalui pembelajaran yang melibatkan kompetensi literasi dan numerasi. Literasi dan numerasi adalah kompetensi yang sifatnya general dan mendasar. Kemampuan berpikir tentang, dan dengan, bahasa serta matematika diperlukan dalam berbagai konteks, baik personal, sosial, maupun profesional. Dengan mengukur kompetensi yang bersifat mendasar (bukan konten kurikulum atau pelajaran), pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa sekolah dan guru diharapkan berinovasi mengembangkan kompetensi siswa melalui berbagai program dan pembelajaran literasi/numerasi yang berpusat pada siswa.
Sekali lagi siswa ditekankan untuk menguasai kompetensi literasi dan numerasi bukan konten materi pelajarannnya. Karena kalau sudah menguasai kompetensi ini, maka siswa dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat dengan kemampuan bernalar dan memecahkan masalah dalam menjalani kehidupannya kelak....
Motivasi dan pilihan memainkan peran kunci dalam membaca. Dan, pembaca yang kuat dan cakap adalah mereka yang
membaca secara luas dan beragam dalam berbagai genre dan jenis teks.
Dalam upaya untuk membangun pembaca yang cakap, mempromosikan membaca mandiri dan dipilih sendiri tetap menjadi kuncinya. Membuat siswa melahap semua bacaan, pembaca seumur hidup tidak terjadi begitu saja, dibutuhkan budaya sekolah untuk membantu mencapai tujuan itu.
Kita ingin siswa membaca lebih banyak. Kita ingin mereka senang membaca. Kita tahu bahwa membaca membangun kosa kata, kelancaran, dan latar belakang pengetahuan. Jadi, mari lakukan bagian kita untuk menyukseskan program lietrasi dan mendorong membaca mandiri di seluruh sekolah kita. Berikut adalah 25 cara sekolah dapat menciptakan budaya membaca untuk literasi mandiri.
1. Sisihkan waktu untuk membaca mandiri.
Waktu untuk membaca mandiri tidak terjadi begitu saja. Rencanakan dengan
menjadikannya prioritas dalam jadwal di seluruh ruang kelas. Anda mungkin perlu
menjadi kreatif dengan mencuri menit di sana-sini, tetapi temukan setidaknya 15
menit sehari (disarankan 20 menit) untuk membaca mandiri dan memilih sendiri bacaannya.
2. Ciptakan Lingkungan yang Kaya Literasi
di setiap Kelas. Lingkungan yang kaya literasi, penuh dengan bahan cetak,
dinding dengan berbagai tulisan kata,
buku, dan bahan bacaan tidak
hanya mendukung pertumbuhan akademik, tetapi juga menyediakan lingkungan yang
mendorong dan mendukung berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis dalam
berbagai cara yang otentik melalui media cetak & digital. Prioritaskan agar
setiap ruang kelas menjadi lingkungan yang menarik dan kaya sumber belajar yang mendukung membaca mandiri dan
pembelajaran siswa.
3. Mendukung Perpustakaan Kelas
Berkualitas Tinggi. Siswa membutuhkan akses ke buku dan materi yang menarik baik dalam bentuk
cetak maupun online. Ketika siswa diberikan perpustakaan kelas yang dirancang
dengan baik, mereka lebih banyak berinteraksi dengan buku, menghabiskan lebih
banyak waktu membaca, menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap membaca,
dan menunjukkan tingkat pencapaian membaca yang lebih tinggi. Selain itu,
perpustakaan kelas berbasis penelitian mendukung pembelajaran keaksaraan yang seimbang. Dukung guru
dalam membangun perpustakaan kelas melalui anggaran sekolah, hibah, dan drive buku.
4. Dorong Membaca Dengan Keras.
Dalam laporan Becoming a Nation of Readers (1985), para ahli melaporkan
bahwa ”satu-satunya kegiatan terpenting untuk membangun pengetahuan yang
dibutuhkan untuk keberhasilan membaca pada akhirnya adalah membacakan dengan
suara keras kepada anak-anak”. Para ahli tidak hanya menyarankan membaca dengan
suara keras di rumah, tetapi mereka juga menyarankan membaca dengan suara keras
di sekolah. Membaca dengan keras tidak hanya memungkinkan guru untuk
mencontohkan bahwa membaca adalah cara yang bagus untuk menghabiskan waktu
tetapi juga memaparkan siswa pada kosa kata yang lebih kompleks daripada yang
biasanya mereka dengar atau baca.
Dan,
itu tidak mengecualikan membaca untuk siswa tingkat yang lebih tinggi juga. Kadang-kadang membaca teks
yang lebih sulit dengan suara keras memberikan kesempatan untuk diskusi yang
kaya dan pengembangan kosa kata.
5. Buat Kampanye 'Tertangkap Membaca'
yang menampilkan Guru sebagai Pembaca. Menciptakan budaya membaca di
seluruh sekolah penting untuk mempromosikan membaca sebagai gaya hidup. Siswa
perlu melihat guru mereka sebagai pembaca. Buat poster guru dan staf yang
sedang membaca buku favorit mereka dan pajang di lorong-lorong di seluruh
sekolah. Anda juga dapat membuat bookmark yang menampilkan pilihan buku
favorit guru untuk membantu membimbing siswa saat mereka memilih buku untuk
dibaca secara mandiri.
6. Undang Pembaca Tamu ke Ruang Kelas.
Cara apa yang lebih baik untuk mempromosikan membaca selain dengan meminta
pembaca tamu membacakan dengan lantang kepada siswa. Undang orang tua dan anggota
masyarakat untuk memilih buku atau artikel untuk dibacakan dan didiskusikan
dengan siswa. Anda bahkan dapat membuatnya menyenangkan dengan mengumumkan
mereka sebagai 'pembaca misteri' dan memberikan petunjuk selama seminggu untuk
menciptakan antisipasi bagi pembaca tamu.
7. Mendorong Siswa Membaca Secara Luas.
Terkadang siswa terjebak dalam kebiasaan dan tidak membaca melebihi genre atau
penulis favorit mereka. Dorong siswa untuk membaca di luar genre yang mereka
sukai. Untuk membangun kosa kata yang luas dan latar belakang pengetahuan yang
luas, siswa perlu membaca dalam berbagai genre dan jenis teks. Melalui
bincang-bincang buku, membaca dengan suara keras, dan pajangan buku, buka mata
siswa terhadap penulis, genre, dan jenis teks baru.
8. Buat Hashtag Twitter untuk Berbagi
Buku.
Bergerak melampaui resensi buku tradisional dengan membuat #hashtag Twitter di
seluruh sekolah seperti #GESTitleTalk atau #PS41FavBooks di mana siswa dan guru
menulis ulasan super singkat dan menyoroti buku yang baru dibaca. Selain itu,
pustakawan dapat membangkitkan minat terhadap buku dengan memposting
judul-judul baru di tagar sekolah. Guru juga dapat membuat tagar kelas, seperti
#4thReads.
9. Mengadakan Klub Buku untuk Siswa dan
Orang Tua.
Komunitas pembaca terkadang terjadi secara alami; namun, klub buku adalah cara
sempurna untuk mendorong konektivitas seputar buku dan membaca. Siswa bahkan
dapat menyelenggarakan klub buku mereka sendiri di dalam kelas, tingkat kelas,
atau sekolah.
Membaca
juga penting bagi orang tua. Selenggarakan klub buku di sekolah atau online
untuk membantu menciptakan komunitas pembaca dewasa dan membangun dukungan
orang tua yang kuat untuk membaca. "Books and Bagels" bisa menjadi
duo yang sempurna untuk klub buku pagi hari.
10. Mendukung
Perpustakaan Sekolah Secara Finansial. Di era pengetatan anggaran,
perpustakaan sekolah/media center perlu terus mendapat dukungan dana. Sementara
perpustakaan kelas sangat penting untuk program keaksaraan yang seimbang, pusat
media juga demikian. Masing-masing melayani tujuan yang jelas berbeda dalam
mendukung pembaca. Dan, pusat media harus dikelola oleh pustakawan berlisensi
yang ahli dalam literatur anak-anak dan cara membangun serta memelihara koleksi
berkualitas tinggi yang mendukung pembacaan, penelitian, dan pengajaran
mandiri.
11. Bekerja
sama dengan Perpustakaan Daerah. Bekerja sama dengan perpustakaan
setempat untuk mempelajari dan mendukung program, layanan, dan sumber daya
mereka bagi siswa. Undang mereka ke sekolah Anda agar siswa dapat dengan mudah
mendapatkan kartu perpustakaan dan belajar tentang bagaimana perpustakaan umum
dapat mendukung kebutuhan membaca dan penelitian mereka.
12. Berikan
Peluang untuk Membaca Musim Libur Slide bacaan musim livur itu nyata. Sekolah dapat memainkan
peran penting dalam memberikan kesempatan agar siswa dapat membaca selama musim
libur.
Mulai dari memberikan buku hingga menyediakan jam perpustakaan musim libur, ada banyak cara sekolah dapat
mendukung membaca mandiri selama bulan-bulan musim libur.
13. Mendukung
Kunjungan Penulis. Siswa perlu belajar tentang bagaimana penulis mendapatkan ide-ide mereka
dan mengubah ide-ide tersebut menjadi buku. Kunjungan penulis membantu membuat
koneksi tersebut terlihat oleh siswa. Jika anggaran Anda terbatas, bekerjalah
dengan perpustakaan setempat atau distrik sekolah lain untuk membantu
mensponsori kunjungan penulis secara finansial.
14. Sponsori
Konferensi Penulis Muda. Bersamaan dengan kunjungan penulis,
konferensi 'penulis muda' menyediakan tempat bagi pembaca untuk memamerkan
tulisan mereka. Beberapa sekolah mengundang penulis dan ilustrator sambil
memamerkan buku siswa. Ini adalah kesempatan sempurna untuk menghubungkan
membaca, menulis, dan mengilustrasikan. Dan, orang tua dan anggota masyarakat
dapat ikut serta dalam perayaan literasi.
15. Baca
apa yang Siswa Baca. Menciptakan budaya membaca termasuk guru juga. Siswa perlu membaca,
begitu juga Anda. Sebagai guru kelas dan pustakawan, penting untuk membantu
siswa menemukan buku yang menarik perhatian dan minat mereka. Salah satu cara
terbaik untuk melakukannya adalah dengan menjaga agar pengetahuan buku Anda
tetap terkini.
Tidaklah
mudah mengikuti buku-buku baru dalam literatur anak-anak dan dewasa muda;
namun, ada banyak daftar buku, ulasan, situs web, dan blog yang bagus untuk
mengarahkan Anda ke arah yang benar. Saat Anda menjelajahi daftar buku, situs
web, blog, dan feed twitter, saya yakin Anda akan menemukan beberapa
yang akan menjadi favorit Anda! Dan, siswa akan mendapat manfaat dari pengetahuan
tangan pertama Anda tentang buku.
16. Buat Acara Host Read-In.
Kombinasi buku, pizza, dan festival bisa
sangat menyenangkan! Jadilah inventif. Undang orang tua, anggota komunitas, dan
tokoh olahraga untuk menjadi pembaca misteri yang dibacakan setiap jam. Bungkus
buku-buku baru dan ungkapkan selama pembacaan. Undang penulis lokal. Sebuah
cara yang menyenangkan untuk menghidupkan membaca.
17. Minta
Sumbangan dari Toko Buku Lokal. Di hari pengetatan anggaran,
membangun perpustakaan kelas dapat menjadi beban keuangan bagi sekolah dan guru
individu. Toko buku lokal seperti Buku Setengah Harga sering rela menyumbangkan
buku ke sekolah. Ini bisa menjadi cara yang hemat biaya untuk membuat koleksi
buku di ruang kelas untuk mendukung siswa.
18. Bagikan
Buku melalui BookTalks. Pembaca perlu berbagi buku satu sama
lain. Pembicaraan Buku adalah cara sempurna bagi guru dan siswa untuk berbagi
buku satu sama lain.
19. Buat
Kotak Baca untuk Mempromosikan Membaca di Seluruh Sekolah.
Tampilan baru dapat melakukan keajaiban untuk menyorot buku favorit, rilis
baru, dan penulis yang paling disukai. 'Kotak baca', tentu saja, merupakan
permainan dari 'kotak merah'. Ini adalah cara kreatif untuk menampilkan buku,
membangkitkan minat, dan mendukung pilihan membaca.
20. Selenggarakan
Acara Terkait Membaca di Sekolah. Banyak sekolah menyelenggarakan
acara Buku Skolastik sebagai cara untuk mempromosikan membaca dan menghadirkan
buku yang terjangkau ke tangan pembaca. Bagaimana kalau menggabungkan acara
buku dengan drama sekolah karena banyak orang tua akan mengunjungi sekolah
Anda?
21. Buat
Iklan Buku Video. Membuat video lebih mudah dari sebelumnya dan orang senang melakukannya.
Mintalah siswa, guru, staf, dan anggota masyarakat membuat iklan buku yang
mempromosikan buku atau penulis favorit. Tampilkan di situs web sekolah Anda
atau di halaman khusus untuk perpustakaan. Jika Anda memiliki pengumuman pagi
melalui sistem produksi, Anda dapat menampilkan iklan buku langsung atau
menampilkan entri terbaru.
22. Buat
Pajangan Buku yang Menarik. Tampilkan pajangan buku yang menarik
di seluruh sekolah Anda. Buat pajangan buku di tempat yang mungkin dan tidak
mungkin seperti kantor depan, kantor kepala sekolah, di ruang kelas, laboratorium, etalase, dan perpustakaan sekolah.
23. Dorong
Siswa & Guru untuk Menulis Resensi Buku. Pembaca perlu saling berbagi buku
dalam bentuk resensi buku. Bereksperimenlah dengan formulir. Misalnya, resensi
atau cuplikan buku pendek dapat ditampilkan di serangkaian bookmark. Resensi
buku yang lebih panjang dapat ditampilkan di perpustakaan sekolah atau
perpustakaan kelas atau diselenggarakan secara online.
24. Bermitra
dengan Orang Tua. Sekolah dapat melakukan bagian mereka untuk mendukung dan mendorong
membaca; Namun, orang tua juga memainkan peran kunci. Dukung orang tua dengan
memberi tahu mereka tentang jam perpustakaan sekolah dan sumber daya yang
tersedia di sekolah dan perpustakaan umum.
25. Selenggarakan
Hari Check-Out Misteri. Ciptakan sedikit misteri seputar
buku. Bungkus buku-buku pilihan dengan kertas cokelat dan dorong siswa untuk
melihat buku misteri. Setelah mereka memeriksa bukunya, mereka dapat membukanya
untuk mengungkapkan pilihan mereka. Pilihan misteri dapat mendorong siswa dengan cara yang menyenangkan untuk menjelajah lebih jauh dan
mencoba genre, pengarang, atau serial baru.
Sumber: https://www.teachthought.com/literacy/independent-reading/
0 comments:
Posting Komentar