Tulisan ini mengenai cara membuat dan melakukan asesmen diagnostik akademik dan merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya tentang asesmen diagnostik non akademik. Tulisan dimulai dengan pendahuluan tentang apa itu tes atau asesmen diagnostik, cara membuat asesmen diagnostik untuk pembelajaran jarak jauh, melaksanakan asesmen, dan mengolah hasil asesmen diagnostik akademik. Selain itu juga ada buku saku sebagai panduan dalam merancang dan melaksanakan asesmen diagnostik akademik. Mudah-mudahan bermanfaat agar pembelajaran jarak jauh yang kita laksanakan dalam masa pandemi Covid-19 ini lebih bermakna bagi siswa-siswa kita.
Pendahuluan
Tes atau asesmen diagnostik dapat digunakan untuk mengukur seberapa baik pemahaman siswa terhadap konsep–konsep kunci sebelum, selama dan setelah proses pembelajaran (Edusains 2014, 21 Oktober 2016). Menurut Arikunto (2013), tes atau asesmen diagnostik adalah tes atau asesmen yang digunakan untuk mengetahui kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penanganan yang tepat. Asesmen diagnostik dapat dilakukan terhadap siswa yang sedang mempelajari materi. Hal ini perlu dilakukan karena tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam menangkap pelajaran. Ada siswa yang memiliki kesulitan dalam mengikuti pelajaran, oleh karena itu guru harus melakukan asesmen diagnostik untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
Selain terhadap siswa yang sedang mempelajari suatu materi, asesmen diagnostik dilakukan pada saat siswa akan mengakhiri materi. Melalui asesmen ini maka guru akan mengetahui sejauh mana pelajaran dapat diikuti oleh siswa. Melalui asesmen ini guru dapat memetakan pada bagian mana siswa mengalami kesulitan, sehingga dapat segera disiapkan materi remedial.