Minggu, 24 Juli 2022

CARA MERANCANG PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Sebelumnya kita sudah membahas pembelajaran dan asesmen pada kurikulum merdeka. Maka pada tulisan ini kita akan membahas tentang projek penguatan profil pelajar Pancasila. Mungkin Bapak/Ibu guru sudah memahami juga dengan pembelajaran projek pada intrakurikuler. Namun untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila ini akan sediki berbeda, terutama dalam hal tujuannya yang mengarah kepada dimensi profil pelajar Pancasila sedangkan projek pada intrakurikuler tujuannya adalah mencapai capaian pembelajaran (CP) pada fase tertentu. Pada tulisan ini juga akan dijabarkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam merancang suatu projek penguatan profil pelajar Pancasila dan pada tulisan selanjutnya kita akan membahas khusus bagaimana merancang modul projek nya.

A.    Profil Pelajar Pancasila

1.   Pengertian Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila dirumuskan dalam satu pernyataan yang komprehensif, yaitu: “Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila.” Pernyataan ini memuat tiga kata kunci: pelajar sepanjang hayat, kompeten, dan nilai -nilai Pancasila. Hal ini menunjukkan adanya paduan antara penguatan identitas khas bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, sebagai rujukan karakter pelajar Indonesia; dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia Indonesia dalam konteks perkembangan Abad 21.

Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. (Sumber: Nasmik Profil Pelajar Pancasila, 2020).

2.   Dimensi dan Elemen Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu: 

a.    Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,

b.   Mandiri.

c.    Bergotong-royong.

d.   Berkebinekaan global.

e.    Bernalar kritis.

f.     Kreatif.

Keenam dimensi tersebut perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Pendidik perlu mengembangkan keenam dimensi tersebut secara menyeluruh sejak pendidikan anak usia dini. Karena saling berkaitan, maka mengabaikan salah satunya akan menghambat perkembangan dimensi lainnya. (Nasmik Profil Pelajar Pancasila, 2020).

Selanjutnya, setiap dimensi profil pelajar Pancasila terdiri dari beberapa elemen dan sebagian elemen dijelaskan lebih konkrit menjadi subelemen. Tabel di bawah ini menggambarkan dimensi dan elemen terkait profil pelajar Pancasila

 3.   Alur perkembangan kompetensi Profil Pelajar Pancasila

Di dalam setiap dimensi Profil Pelajar Pancasila terdapat beberapa elemen, di dalam sebagian besar elemen terdapat beberapa sub elemen, dan di setiap sub elemen terdapat rangkaian alur perkembangan kompetensi setiap fase pembelajaran.

Contoh alur perkembangan dimensi Berkebinekaan Global:

Catatan: Tekankan bahwa rumusan kompetensi tersebutlah yang menjadi tujuan kegiatan projek di setiap fase, jadi guru-guru/pengembang projek perlu merujuk ke bagian ini untuk memilih tujuan projek yang akan disasar.

 

B.    Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

1.   Pengertian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk  mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based learning) yang berbeda  dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas.

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.

Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa hal mengenai projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, di antaranya:

a.  Bersifat lintas disiplin (Tidak terikat pada satu mata pelajaran).

b. Merupakan model pembelajaran yang melibatkan murid dalam proses mengamati dan memikirkan solusi terhadap pemasalahan di lingkungan sekitarnya.

c. Menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based learning).

d.  Memiliki perbedaan dengan pembelajaran berbasis projek di program intrakulikuler dalam hal fleksibilitas struktur pembelajaran.

e. Bertujuan menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila (bukan untuk mencapai CP Bidang Studi).

Catatan: Perbedaan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan projek pada kegiatan intrakulikuler tergambar di nomor 1, 4, dan 5.

Hal-hal yang perlu diketahui mengenai projek penguatan Profil Pelajar Pancasila

a.  Dilaksanakan setiap tahun di semua tingkatan kelas.

b.  Total alokasi waktu projek di jenjang dasar, menengah, diksus, dan kejuruan adalah 20-30% dari keseluruhan total JP dalam satu tahun, sementara di PAUD alokasi kegiatan projek dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. (Projek di PAUD dilakukan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional.)

c.  Tema-tema projek sudah ditentukan oleh pemerintah. Berangkat dari tema tersebut, sekolah dapat mengembangkan topik spesifik yang sesuai dengan konteks kebutuhan.

d.  Sekolah berwenang untuk merancang alokasi waktu kegiatan projek dan menyusun tim kepanitiaan yang akan memfasilitasi kegiatan projek.

e.  Pemerintah menyediakan beragam contoh modul projek. Pada tahap awal guru diharapkan dapat mengadaptasi modul tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah, sementara pada tahap lanjutan guru diharapkan dapat merancangnya secara mandiri.

f.   Pemerintah menyediakan beragam contoh modul projek. Pada tahap awal guru diharapkan dapat mengadaptasi modul tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah, sementara pada tahap lanjutan guru diharapkan dapat merancangnya secara mandiri.

g.  Dalam 1 tahun ajaran, projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan sekurang-kurangnya:

1)     PAUD

2 projek dengan 2 tema berbeda di PAUD

2)     Umum & Diksus

2 projek dengan 2 tema berbeda di SD/MI

3 projek dengan 3 tema berbeda di SMP/MTs dan SMA/MA kelas X

2 projek dengan 2 tema berbeda di kelas XI dan XII SMA/MA

3)     SMK

3 projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas X

2 projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas XI

1 projek dengan tema Kebekerjaan di kelas XII SMK/MAK. (Kelas XIII pada SMK program 4 tahun tidak mengambil projek penguatan profil pelajar Pancasila.)

2.   Prinsip-prinsip projek penguatan profil pelajar Pancasila

a.   Holistik

Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan profil pelajar Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam.

Oleh karenanya, setiap tema projek profil yang dijalankan bukan merupakan sebuah wadah tematik yang menghimpun beragam mata pelajaran, namun lebih kepada wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara terpadu. Di samping itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk dapat melihat koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan projek profil, seperti peserta didik, pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.

b.   Kontekstual

Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.

Oleh karenanya, satuan pendidikan sebagai penyelenggara kegiatan projek profil harus membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup satuan pendidikan. Tema-tema projek profil yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh dan menjawab persoalan lokal yang terjadi di daerah masing-masing.

Dengan mendasarkan projek profil pada pengalaman dan pemecahan masalah nyata yang dihadapi dalam keseharian sebagai bagian dari solusi, diharapkan peserta didik dapat mengalami pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya

c.   Berpusat Pada Peserta Didik

Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri, termasuk memiliki kesempatan memilih dan mengusulkan topik projek profil sesuai minatnya. Pendidik diharapkan dapat mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar yang menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak instruksi. Sebaliknya, pendidik sebaiknya menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas dorongannya sendiri sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Harapannya, setiap kegiatan pembelajaran dapat mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

d.   Eksploratif

Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur maupun bebas. Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak berada dalam strukturintrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata peserta didikan.

Oleh karenanya projek profil ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi peserta didikan, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Namun demikian,  diharapkan pada perencanaan dan pelaksanaannya, pendidik tetap dapat merancang kegiatan projek profil secara sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya.

Prinsip eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran projek penguatan profil pelajar Pancasila untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang sudah peserta didik dapatkan dalam peserta didikan intrakurikuler.

 

Baca Juga : Model Pembelajaran Inkuiri 5E; Kupas Tuntas Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri

 

C.    Alur Tahapan Pelaksanaan Projek

Setidaknya terdapat 5 tahapan pelaksanaan projek yang bisa dimodifikasi dan disesuaikan dengan kondisi sekolah (Terutama untuk jenjang PAUD).

1. Membentuk Tim Fasilitator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Tim fasilitator projek profil terdiri dari sejumlah pendidik yang berperan merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi projek profil. Tim fasilitator dibentuk dan dikelola oleh kepala satuan pendidikan dan koordinator projek profil. Jumlah tim fasilitator projek profil dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan, dilihat dari:

a.     jumlah peserta didik dalam satu satuan pendidikan,

b.     banyaknya tema yang dipilih dalam satu tahun ajaran,

c.      jumlah jam mengajar pendidik yang belum terpenuhi atau dialihkan untuk projek profil,

d. atau pertimbangan lain sesuai kebutuhan masing-masing satuan pendidikan.

Untuk setiap tim ini mempunyai peran yang berbeda mulai dari kepala sekolah, koordinator projek, dan fasilitator projek. Koordinator projek bisa saja dari tim kurikulum dan fasilitator projek dapat ditentukan dari wali kelas ataupun guru yang mengajar pada kelas tersebut. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

  2. Mengidentifikasi Tahapan Kesiapan Satuan Pendidikan dalam Menjalankan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Identifikasi awal kesiapan satuan pendidikan dalam menjalankan projek penguatan profil pelajar Pancasila didasarkan pada kemampuan satuan pendidikan dalam menerapkan pembelajaran berbasis projek (project based learning). Pembelajaran berbasis projek adalah pendekatan kelas yang dinamis di mana peserta didik secara aktif mengeksplorasi masalah dan tantangan dunia nyata untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

Pembelajaran berbasis projek bukan hanya kegiatan membuat produk atau karya, namun kegiatan yang mendasarkan seluruh rangkaian aktivitasnya pada sebuah persoalan yang kontekstual. Oleh karenanya, pembelajaran berbasis projek biasanya mencakup beragam aktivitas yang tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu yang pendek.

Dalam hal ini, satuan pendidikan melakukan refleksi awal mengenai penguasaan terhadap pembelajaran berbasis projek untuk mengidentifikasi kesiapan awal dalam menjalankan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Setelah melakukan refleksi awal maka akan diperoleh posisi sekolah dalam pelaksanaan projek selama ini seperti pada gambar di bawah ini.

   3. Menentukan Dimensi dan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Pemilihan tema umum dapat dilakukan berdasarkan:

a.  Tahap kesiapan satuan pendidikan, pendidik, dan peserta didik dalam menjalankan projek profil pelajar pancasila.


 

b. Kalender belajar nasional, atau perayaan nasional atau internasional, misalnya tema ’Gaya Hidup Berkelanjutan’ dilaksanakan menjelang Hari Bumi, atau tema  ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dilaksanakan menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia.

c.  Isu atau topik yang sedang hangat terjadi atau menjadi fokus pembahasan atauprioritas satuan pendidikan. Dalam hal ini, isu atau topik dapat dicari kesesuaian atau keterkaitannya dengan tema projek profil yang sudah ditentukan. (Contoh isu modernisasi yang menghilangkan tradisi baik masyarakat dapat menjadi bahan untuk tema Kearifan Lokal, isu minimnya partisipasi publik untuk tema Suara Demokrasi,  isu pemberdayaan potensi lokal untuk tema kewirausahaan, isu kerusakan lingkungan untuk Gaya Hidup Berkelanjutan, isu toleransi untuk Bhinneka Tunggal Ika, dan sebagainya)

d.   Di setiap tahun ajaran, tema dapat dilakukan secara berulang jika dianggap masih relevan atau diganti dengan tema lain untuk memastikan eksplorasi terhadap seluruh tema yang tersedia. Untuk memastikan semua tema dapat dijalankan, sangat penting bagi  satuan pendidikan memastikan terjadinya pendokumentasian dan pencatatan portofolio projek profil di skala satuan pendidikan.

4   4. Merancang Alokasi Waktu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Langkah pertama merancang alokasi waktu projek profil adalah mengidentifikasi jumlah total jam projek profil yang dimiliki setiap kelas. Jumlah jam tersebut ditentukan dalam Kepmendibudristek RI Nomor 56/M/2022 dan sebagai contoh untuk pendidikan dasar dan menengah seperti pada tabel di bawah ini.


Setelah mengidentifikasi total alokasi jam projek profil, langkah berikutnya adalah menentukan pembagian durasi projek profil sejumlah tema yang dipilih di kelas tersebut. Durasi setiap tema projek profil dapat dirancang berbeda-beda tergantung tujuan dan kedalaman eksplorasi tema tersebut.

Kemudian dilanjutkan pemilihan waktu pelaksanaan projek profil pelajar Pancasila. Pemilihan waktu tersebut dapat dijadikan contoh seperti berikut ini:

a.   Menentukan satu hari dalam seminggu untuk pelaksanaan projek profil (misalnya hari Jumat). Seluruh jam belajar pada hari itu digunakan untuk projek profil

b. Mengalokasikan 1-2 jam pelajaran di akhir hari, khusus untuk mengerjakan projek profil. Bisa digunakan untuk eksplorasi di sekitar satuan pendidikan sebelum peserta didik pulang.

c.  Mengumpulkan dan memadatkan pelaksanaan tema dalam satu periode waktu (misalnya 2 minggu atau 1 bulan - tergantung jumlah jam tatap muka yang dialokasikan pada setiap projek profil), di mana semua Tenaga Pendidik berkolaborasi mengajar projek profil setiap hari selama durasi waktu yang ditentukan.

Contoh pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek profil.

Di sebuah sekolah dasar, kepala satuan pendidikan dan tim fasilitator memutuskan bahwa di tahun ajaran berjalan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan difokuskan adalah Berkebinekaan Global, Bergotong-Royong, dan Bernalar Kritis. Sementara tema projek profil pilihannya adalah Bhinneka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, dan Kewirausahaan. Pemilihan dimensi dan tema tersebut berangkat dari kondisi dan kebutuhan sekolah. 

Berangkat dari hal tersebut, tim fasilitator yang bertugas di kelas 5 kemudian memetakan kegiatan projek profil di kelasnya sebagai berikut:


1   5. Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Modul projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, dan asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul projek profil yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik. Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan pendidikan.

Satuan pendidikan dan pendidik dapat mengembangkan modul projek profil sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi, dan/atau menggunakan modul projek profil yang disediakan Pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah, satuan pendidik, dan peserta didik. Oleh karena itu, pendidik yang menggunakan modul projek profil yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi menyusun modul projek profil.

Catatan: Pemerintah menyediakan beragam contoh modul projek profil dari berbagai fase dan tema yang berbeda untuk membantu pendidik yang membutuhkan referensi atau inspirasi dalam perencanaan projek profil. Referensi yang diperlukan tersedia di Platform Merdeka Belajar.

Namun secara singkat komponen modul projek dapat juga berupa profil, tujuan, aktivitas, dan asesmen seperti pada gambar di bawah ini.

Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek profil, untuk menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik.

Modul dapat diperkaya dengan menambahkan komponen berikut:

a.    Deskripsi singkat projek profil

b.   Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik

c.      Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan

d.     Referensi pendukung

Mengenai modul projek ini akan kita bahas pada tulisan tersendiri untuk bagaimana merancangnya.

 6. Melaporkan Hasil Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Rapor bersifat informatif dalam menyampaikan perkembangan peserta didik, namun tidak merepotkan pendidik dalam pengerjaannya. Ada beberapa prinsip dalam merancang rapor projek ini, antara lain adalah:

a.     Menunjukkan keterpaduan

Rapor terdiri dari hasil penilaian  terhadap performa peserta didik dalam projek profil. Meskipun ada beberapa disiplin ilmu terintegrasi dalam projek profil, namun bagian projek profil fokus pada keterpaduan pembelajaran dan perkembangan karakter dan kompetensi sesuai profil pelajar Pancasila.

b.     Tidak menjadi beban administrasi yang berat

Aspirasinya, penulisan rapor akan lebih sederhana, terlebih apabila dibantu teknologi. Teknologi "Report generator" di mana pendidik memasukkan  judul projek profil, deskripsi singkat, dan seluruh elemen Profil Pelajar Pancasila, dan hanya memberikan penilaian pilihan elemen profil yang berkaitan dengan projek profil tanpa harus menuliskannya.

Penulisan deskripsi proses peserta didik benar-benar focus pada hal unik dan istimewa yang layak direfleksikan, misalnya situasi di mana peserta didik mengambil keputusan yang bijak, perkembangan suatu karakter yang sangat nyata dalam kurun waktu tertentu, dsb.

c.      Kompetensi utuh

Penilaian dalam rapor projek profil  memadukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai satu komponen. Deskripsi juga disampaikan secara utuh tanpa membedakan aspek tersebut.

          Contoh rapor projek profil pelajar Pancasila sebagai berikut:



Sumber:

Kemdikbudristek. 2022. PANDUAN PENGEMBANGAN Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta: BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA.


0 comments:

Posting Komentar