Pada tulisan sebelumnya kita sudah membahas tentang bagaimana caranya
merancang projek profil pelajar Pancasila. Maka pada tulisan ini kita
akan membahas cara menyusun modul projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Modul projek ini perlu kita susun dan terapkan dalam kegiatan kokurikuler.
Perlu juga kita pahami bersama bahwa kegiatan projek ini berbeda dengan
projek pada kegiatan intrakurikuler. Maka pada awal kegiatan projek
seharusnya mengajak siswa untuk menganalisa kejadian-kejadian yang ada
disekitarnya karena projek profil ini salah satu prinsipnya adalah kontekstual.
Modul projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, dan asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul projek profil yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik. Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan pendidikan.
Satuan pendidikan dan pendidik dapat
mengembangkan modul projek profil sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi,
dan/atau menggunakan modul projek profil yang disediakan Pemerintah sesuai dengan
karakteristik daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh karena itu,
pendidik yang menggunakan modul projek profil yang disediakan Pemerintah tidak
perlu lagi menyusun modul projek profil.
A.
Komponen Modul
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Modul projek profil
dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta
dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran. Modul projek profil pada
dasarnya memiliki komponen sebagai berikut:
Tim fasilitator
memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek profil,
untuk menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan siswa.
Modul dapat diperkaya dengan menambahkan komponen berikut:
• Deskripsi singkat projek profil
• Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi/proses inkuiri siswa
• Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan
• Referensi pendukung
B. Merancang Modul Secara Mandiri
Modul projek ini sebenarnya
sudah ada contohnya yang disediakan oleh Kemdikbudristek terutama diperuntukkan
bagi sekolah yang melaksanakan implementasi kurikulum merdeka secara mandiri.
Namun pada tulisan ini kita mencoba untuk menyusun modul secara mandiri.
Maka untuk menyusun modul projek secara mandiri ada beberapa tahap yang harus
dilakukan mulai dari merancang tujuan dan asesmen, mengembangkan aktivitas,
serta melengkapi dan menyelaraskan modul.
Menentukan tujuan, Menghasilkan solusi alternatif dengan mengadaptasi
berbagai gagasan dan umpan balik untuk menghadapi situasi dan permasalahan
(Dimensi Kreativitas)
Merancang asesmen, Peserta didik dapat menuliskan ide
solutif terhadap sebuah isu permasalahan yang mencakup berbagai sudut pandang.
(Pendidik menggunakan rubrik sebagai instrumen asesmen)
Mengembangkan aktivitas, dalam kegiatn ini siswa mendiskusikan solusi
terkait sebuah permasalahan secara berkelompok dan menyimpulkan hasil diskusi kelompok
secara tertulis.
1. Pemilihan Tema dan Topik Spesifik
Tema: Gaya Hidup Berkelanjutan
Fase A
Membuat sistem
pembuangan dan pemilahan sampah sederhana di rumah dan di satuan pendidikan,
misal piket, waktu rutin khusus untuk kebersihan
Fokus: Pengembangan Akhlak
terhadap alam - Mulai membangun tanggung jawab bersama terhadap kebersihan
lingkungan sekitar
Fase B
Infografik hasil
survei kebiasaan membuang dan memilah sampah di rumah dan di satuan pendidikan
beserta dampaknya, dilengkapi usulan solusi
Fokus: Pengembangan Akhlak terhadap alam -
Mengumpulkan dan mengolah data amatan dari lingkungan sekitar
Fase C
Kampanye sederhana
untuk memecahkan isu lingkungan, missal cara pencegahan kebakaran hutan atau
banjir.
Fokus: Pengembangan Akhlak terhadap alam -
Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
Fase D
Membuat purwarupa sistem pengelolaan
sampah di satuan pendidikan.
Fokus: Pengembangan Akhlak terhadap alam -
Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Fase E/F
Mendesain sistem
pengelolaan sampah untuk mengatasi permasalahan banjir di lingkungan sekitar
satuan pendidikan.
Fokus pengembangan: Akhlak terhadap alam - Menghasilkan
karya dan tindakan yang
orisinalMemperoleh dan memproses informasi dan gagasan
2. Pemilihan Tujuan Projek
Keterangan:
· Pada
baris diisi dengan dimensi yang sesuai dari enam dimensi yang ada (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan
global, 5) bernalar kritis, dan 6)Kreatif).
· Pada
baris elemen dan sub elemen diisi dengan elemen dan sub elemen yang sesuai
dengan dimensi yang dipilih. Setiap dimensi mempunyai elemen dan sub elemen
tersendiri.
· Pada
rumusan kompetensi diisi dengan tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan sub
elemen yang ada.
Di
bawah ini sebagai contoh untuk mengisi format di atas.
Pendidik menentukan
elemen dan sub elemen serta capaian fase peserta didik yang akan dijadikan
sebagai tujuan pembelajaran berdasarkan pada hasil asesmen diagnostik/asesmen
awal.
Asesmen
awal (pre-assessment) dilakukan sejak awal perancangan projek
ntuk menyesuaikan pemilihan dimensi dengan karakteristik satuan pendidikan dan
kebutuhan peserta didik. Kemudian, secara spesifik asesmen awal dilakukan
pendidik untuk mengidentifikasi elemen dan sub-elemen yang akan dipilih serta
mengidentifikasi capaian fase yang sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Yang perlu diperhatikan:
• Pilih elemen dan sub-elemen projek paling relevan
dengan kebutuhan peserta didik dan tema yang dipilih dari matriks perkembangan
dimensi yang sudah disediakan dalam dokumen Profil Pelajar Pancasila.
• Sesuaikan fase perkembangan sub-elemen yang ingin
dicapai dengan kemampuan awal peserta didik.
• Usahakan ada kesinambungan pengembangan dimensi,
elemen, dan sub-elemen dengan projek sebelumnya dan berikutnya.
3. Perancangan Rubrik Asesmen Akhir Projek
Dalam perancangan
rubrik utama projek, rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase peserta didik
dimasukkan ke dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan, rumusan fase sebelumnya
dimasukkan ke dalam kategori Mulai dan Sedang Berkembang, sementara rumusan
fase setelahnya dimasukkan ke dalam kategori sangat berkembang.
Contoh Rubrik Utama
a. Pertimbangkan keberagaman kondisi peserta didik dan sesuaikan metode
asesmen.
Tidak semua jenis asesmen cocok untuk
semua kegiatan dan individu peserta didik. Asesmen yang beragam dapat membantu
pendidik dan peserta didik merasakan pembelajaran yang berbeda. Gunakan
pertanyaan ini untuk memandu pembuatan asesmen:
· Apa dan bagaimana
tingkat kemampuan peserta didik? Apakah
sesuai dengan fase pencapaian elemen dan sub-elemen profil?
·
Berapa jumlah
peserta didik yang terlibat dalam projek profil?
·
Seberapa besar
perbedaan kompetensi peserta didik?
· Bagaimana tingkat
keberagaman budaya, sosial dan ekonomi, peserta didik? Apakah keberagaman itu
bisa menjadi hambatan pembelajaran peserta didik dalam projek profil?
b. Pertimbangkan tujuan pencapaian projek profil.
Dalam membuat asesmen yang bukan hanya
berfokus pada produk pembelajaran, tetapi berfokus pada dimensi, elemen, dan sub-elemen
profil pelajar Pancasila yang disasar.
c. Pembuatan indikator perkembangan subelemen antarfase di awal projek.
Indikator perkembangan
sub-elemen berguna untuk mengetahui kemajuan pencapaian tujuan projek.
d. Bangun keterkaitan antara asesmen formatif (awal dan sepanjang projek profil) dan sumatif.
Hasil dari asesmen formatif di awal
projek profil dapat dipakai untuk memetakan kekuatan dan kelemahan peserta
didik sebagai acuan tim fasilitator projek profil dalam menentukan indikator
performa peserta didik ketika merancang asesmen formatif dan sumatif. Asesmen
formatif yang disusun dengan memperhatikan tugas sumatif dapat menurunkan beban
kerja peserta didik dan memperjelas relevansi tugas formatif. Misalnya, di
projek profil “Sampahku, Tanggung jawabku”, asesmen akhir berupa kegiatan
menarik seperti pameran poster aksi
merupakan puncak dari proses pembelajaran melalui projek profil. Karena
pembuatan poster adalah kegiatan yang cukup berat, peserta didik sudah dipersiapkan sebelumnya
dengan kegiatan formatif dimana peserta didik mendapatkan umpan balik mengenai poster
dan presentasinya.
e. Jelaskan tujuan asesmen dan libatkan peserta didik dalam proses asesmen.
Misalnya, peserta
didik dapat memilih topik yang akan dinilai, metode asesmen (tertulis/tidak
tertulis, presentasi/pembuatan poster), dan pengembangan rubrik. Pendidik juga
dapat membimbing peserta didik dalam menggunakan rubrik/kriteria penilaian agar
peserta didik merasa terlibat dalam mengelola dan menilai proses pembelajaran mereka sendiri.
4. Perancangan Aktivitas Pembelajaran
Untuk contoh pengisian format diatas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Hal-hal yang sudah
ditentukan dalam tahap merancang projek profil, disusun sesuai alur dengan menambahkan
strategi pembelajaran, alat ajar, dan narasumber yang dibutuhkan untuk
pengembangan serta pendalaman dimensi.
Contoh alur aktivtas modul projek yang lengkap:
Beberapa Contoh Alur Projek Profil Pelajar Pancasila
Contoh 1
Contoh 2Di bawah ini diberikan contoh lengkap modul projek penguatan profil pelajar Pancasila secara lengkap:
Setelah
projek P5 dilaksanakan yang dilengkapi dengan asesmen sesuai rubrik yang telah
disusun, maka rapor projek dapat dibuat oleh tim fasilitasi proyek sesuai
dengan jumlah tema yang dilaksanakan. Contoh rapor proyek dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Kemdikbudristek. 2022. Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Terimakasih, ini sangat membantu dalam melaksanakan P5
BalasHapus