Inkuiri dapat
dilaksanakan dalam pembelajaran dengan menggunakan berbagai model sesuai dengan
mata pelajaran yang sesuai. Namun begitu Model Pembelajaran 5E adalah model
umum yang sesuai untuk diadaptasi dengan semua mata pelajaran.
Model
Pembelajaran 5E merupakan model yang sering digunakan dalam melaksanakan
Inkuiri. Model pembelajaran 5E merupakan adaptasi model Biological Sciences Curricullum Study ( BSCS)
5E Instructional Model [New Designs for Elementary School Science and Health
(BSCS,1989)]. 5E merujuk kepada lima
tahap pembelajaran yaitu Pelibatan ( Engagement), Penyelidikan (Exploration), Penjelasan
(Explanation), Pengembangan (Elaboration) dan Penilaian (Evaluation) .
Model
Pembelajaran 5E berisikan kegiatan yang
berpusat kepada siswa. Siswa akan melibatkan diri, menyelidiki, menjelaskan,
mengembangkan dan membuat penilaian seperti yang diterangkan pada tabel di
bawah ini.
Peranan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Berbasis Inkuiri
Dalam
melaksanakan Inkuiri, peranan guru dan siswa penting dalam menentukan kegiatan pembelajaran dapat
berlangsung seperti yang direncanakan. Berikut adalah penjelassan peranan guru
dan siswa dalam pembelajaran berbasis inkuiri dengan model 5 E.
Teknik refleksi diri untuk siswa dengan model pembelajaran inkuiri
5E
Teknik
reflesi diri dapat memancing diri siswa untuk mendorong mereka menghasilkan pemikiran
kreatif dan kritis ketika melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri. Refleksi
diri digunakan :
· Menilai pengetahuan awal
· Menimbulkan minat
· Membina pemahaman yang mendalam
· Memantapkan pembelajaran
· Merangsang pemikiran kritis
· Menilai pembelajaran dan kemajuan
· Menyelidiki pandangan alternatif
Apa saja jenis pembelajaran berbasis inquiri?
Inkuiri
terbagi kepada empat jenis. Jenis Inkuiri tersebut adalah Inkuiri Validasi, Inkuiri
Berstruktur, Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Terbuka. Guru bisa mengguna jenis Inkuiri mana saja
yang sesuai bidang mata pelajaran dan karakteristik siswa. Pemilihan jenis
Inkuiri juga hendaklah merujuk kepada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Walau bagaimanapun, guru perlu menggunakan Inkuiri Terbuka untuk memberi
peluang kepada siswa secara terarah secara pribadi untuk menghasilkan sesuatu
yang kreatif dan inovatif.
1. Inkuiri Validasi
Ciri-ciri Inkuiri Validasi
· Guru menyediakan permasalahan dan prosedur penyelidikan.
· Hasil yang perlu dicapai sudah diketahui.
· Siswa mengikuti prosedur yang diberikan untuk mengesahkan hasil atau konsep yang telah diketahui.
· Penyelidikan sesuai prosedur digunakan untuk mengukuhkan idea atau konsep yang dipelajari untuk memberi pengalaman menjalankan penyelidikan.
· Sebagai latihan untuk memperoleh kemampuan tertentu seperti mencatat dan menganalisis data.
· Guru menyediakan prosedur penyelidikan yang melibatkan hands-on, namun pemikiran murid perlu juga dirangsang bagi memastikan minds-on.
· Merupakan Inkuiri tahap rendah tetapi membantu siswa meningkatkan kemahiran secara beransur-ansur ke tahap inkuiri terbuka.
2. Inkuiri
Berstruktur
Ciri-ciri inkuiri Berstruktur:
· Guru menyediakan permasalahan dan prosedur penyelidikan.
· Hasil yang perlu dicapai belum diketahui siswa.
· Siswa melaksanakan penyelidikan mengikut arahan guru.
· Siswa mendapatkan hasil penyelidikan dan membuat kesimpulan daripada data/evidens yang dikumpulkan.
3.
Inkuiri Terbimbing
Dalam proses belajar mengajar dengan metode inkuiri
terbimbing, siswa dituntut untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk
seperlunya dari seorang guru.Petunjuk-petunjuk itu
pada umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing (Wartono
1999). Selain pertanyaan-pertanyaan, guru juga dapat memberikan
penjelasan-penjelasan seperlunya pada saat siswa akan melakukan percobaan,
misalnya penjelasan tentang cara-cara melakukan percobaan.
Metode inkuiri terbimbing biasanya digunakan bagi siswa-siswa yang belum
berpengalaman belajar dengan menggunakan metode inkuiri. Pada tahap permulaan
diberikan lebih banyak bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu dikurangi
seperti yang dikemukakan oleh (Hudoyono 1979) bahwa dalam usaha menemukan suatu
konsep siswa memerlukan bimbingan bahkan memerlukan pertolongan guru setapak
demi setapak. Siswa memerlukan bantuan untuk mengembangkan kemampuannya
memahami pengetahuan baru. Walaupun siswa harus berusaha mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dihadapi tetapi pertolongan guru tetap diperlukan.
Ciri-ciri Inkuiri Terbimbing
· Guru memancing dengan permasalahan untuk merangsang siswa
supaya terus membuat penyelidikan.
· Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok dan
menyediakan prosedur penyelidikan.
· Siswa melaksanakan penyelidikan mengikuti prosedur dan
permasalahan yang disediakan.
· Siswa melakukan penyelidikan dan mencatat data.
· Siswa berkerjasama sama dalam penyelidikan dengan
teman-temanya dalam satu kelompok.
4. Inkuiri Bebas atau Terbuka
Metode ini digunakan bagi siswa
yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam
pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti
seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk
diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang
prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.
Ciri-ciri Inkuiri Terbuka
· Permasalahan dicari oleh siswa secara individu atau berkelompok.
· Siswa merancang, menyusun penyelidikan dan melaksanakan
penyelidikan.
· Memerlukan pemikiran dan tuntutan kognitif yang tinggi
sepanjang proses inkuiri.
· Guru memancing pemikiran siswa dengan mengemukakan pertanyaan
bagi memastikan penyelidikan mereka bermakna.
· Mencerminkan proses kerja sebenarnya kerana siswa berpeluang
untuk menjadi penyelidik.
· Siswa mencatat data menggunakan berbagai bentuk perwakilan
data, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan berdasarkan data/evidens yang diperoleh dengan mengaplikasikan sikap
penyelidikan dan kejujuran.
· Cocok dilaksanakan untuk siswa yang telah menunjukkan kemampuan
merancang dan melaksanakan penyelidikan apabila ada permasalahan.
Pendekatan dalam pembelajaran berbasis inkuiri
Terdapat berbagai pendekatan untuk melaksanakan pembelajaran berbasis Inkuiri, contohnya pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, eksperimen, studi lapangan dan mencari informasi. Namun kali ini fokus kepada pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran berbasis masalah yang mendorong pembelajaran secara lebih mendalam.
Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran
Berbasis Proyek (PBP) merupakan pembelajaran yang menerapkan dan menggabung antar
pengetahuan, keterampilan dan nilai yang dipelajari dari berbagai disiplin ilmu
secara terpadu untuk menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi. PBP merupakan aktifitas secara individu/kelompok
yang dekat dengan kehidupan siswa untuk menyelesaikan isu/masalah dan
menghasilkan sesuatu produk/keputusan.
Pelaksanaan PBP dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan siswa terlibat dalam proses inkuiri secara terus menerus serta membangun keterampilan abad ke 21.
Melalui PBP siswa
belajar secara bekerjasama dan terlibat dalam aktifitas penyelesaian
masalah seperti
menyelidik, menginvestigasi, merancang, menilai dan membuat refleksi serta membuat
laporan. yang fokus kepada permasalahan yang kompleks dan terjadi dalam
kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran
Berbasis masalah merupakan satu pendekatan pembelajaran ke arah keterampilan
berpikir tingkat tinggi. Pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan kepada
penyelesaian masalah yang akan diberikan oleh guru kepada siswa. Permasalahan
akan dirangka dan dirancang terlebih dahulu sebelum diberikan kepada murid agar
setiap strategi yang diambil oleh murid untuk
menyelesaikan masalah tersebut meliputi keseluruhan kurikulum yang ada.
Pembelajaran Berasaskan Masalah disokong oleh konsep pembelajaran secara
kendiri bagi memudahkan murid melalui
proses pembelajaran yang lebih berkesan dan efektif.
Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
1. Memperkuat keterampilan siswa untuk mempelajari suatu
prinsip, konsep dan belajar informasi lainnya.
2. Menggunakan informasi dalam berbagai situasi.
3. Memperkembangkan keterampilan siswa untuk memberi argumen
dan pendapat, berpikiran kritis serta keterampilan membuat keputusan.
4. Memperkembangkan keterampilan siswa mengintegrasikan
pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu dan pemahaman yang baik tentang
peranan sikap kemanusiaan terhadap pengembangan professionalisme.
5. Mewujudkan siswa kepada konsep pembelajaran sepanjang hayat.
6. Mendorong pembelajaran kelompok kecil, kebutuhan untuk kerja tim
yang efektif dan pembelajaran kolaboratif
Pembelajaran berbasis masalah mencakup tantangan untuk situasi pemecahan masalah kehidupan sehari-hari yang terkait dengan topik yang dibahas, melibatkan penggunaan akal dan pikiran secara kritis dan penuh, keterampilan pemecahan masalah yang relevan, memenuhi kebutuhan dan disiplin pekerjaan atau tugas, pembelajaran mandiri, kerja tim dan menguasai keterampilan komunikasi, serta bertanggung jawab dan rajin dalam memecahkan masalah terkait.
Kesimpulannya, metode Pembelajaran Berbasis Masalah menekankan dan menitikberatkan pada cara siswa menganalisis masalah dan menyelesaikannya. Keterampilan ini penting untuk menghasilkan dan mendidik individu yang percaya diri dalam pemecahan masalah dan mampu membuat keputusan yang akurat dan adil.
Apa Langkah-langkah pelaksanaan inkuiri?
Sebelum pembelajaran
a. Memahami betul topik/isu/persoalan, jenis Inkuiri dan sumber belajar yang bisa dijadikan bahan rujukan.
b. Menyesuaikan jenis Inkuiri dengan topik yang akan dibahas
dalam pembelajaran.
c. Mengenal pasti pengetahuan awal siswa.
d. Merancang waktu yang diperlukan.
e. Menentukan media pembelajaran, setting pembelajaran dan
tujuan serta hasil pembelajaran
f. Merancang aktifitas pembelajaran inkuiri dan membuat
kerangka penyelidikan.
Saat pembelajaran
a. Guru mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif
untuk membangkitkan rasa ingin tahu
siswa.
b. Melaksanakan aktivitas untuk menyelesaikan masalah dan
menghasilkan produk.
c. Mengumpul dan mencatat data/informasi yang didapatkan.
d. Menganalisis dan menyimpulkan data/informasi.
e. Berkerjasama dalam mencari berbagai informasi dengan
berbagai sumber media infromasi dan berupaya membuat kesimpulan tentang data
yang didapatkan.
f. Bersedia menerima pandangan dari orang lain terhadap kesimpulan
yang diperoleh.
g. Berupaya mempertahankan idea dan kesimpulan masing-masing
secara berdasarkan data yang diperoleh.
h. Membuat kesimpulan.
i. Mengeevaluasi penyelidikan.
j. Melaksanakan penyeledikan secara terus menerus.
Setelah pembelajaran
Guru menilai hasil kerja penyelidikan
dalam bentuk laporan, portofolio atau dalam bentuk tugas lain.
Refleksi diri guru dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis inkuiri
Refleksi diri dalam Inkuiri adalah penilaian yang dijalankan oleh guru untuk memastikan ada tidaknya aktifitas Inkuiri dilaksanakan dalam pembelajaran. Guru bertindak sebagai fasilitator dan memotivasikan siswa ke arah pembelajaran Inkuiri saat pembelajaran dan memperhatikan aktivitas yang dilaksanakan oleh siswa. Di samping itu guru dapat menilai prestasi sendiri berdasarkan hasil pencapaian siswa.
Refleksi Pelaksanaan Inkuiri oleh Guru
Rubrik ini
digunakan oleh guru untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran inkuiri dalam
pembelajaran dari waktu ke waktu. Rubrik berikut juga akan membantu guru untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran dengan pendekatan inkuiri.
Pembelajaran
berbasis inkuiri dalam mata pelajaran
Pembelajaran
berbasis Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang sesuai dijalankan karena
ciri -cirinya sesuai untuk dilaksanakan dalam semua bidang mata pelajaran. Gambaran
pembelajaran berbasis inkuiri dalam bidang
mata pelajaran adalah seperti berikut:
Inkuiri dalam mata pelajaran Bahasa
Tujuan dasar
pembelajaran berbasis inkuiri dalam pembelajaran bahasa adalah untuk merancang
aktivitas pembelajaran berpusat kepada siswa yang strateginya berdasarkan penyelidikan.
Inkuiri menyumbang ke arah peningkatan keterampilan berbahasa dengan membuat
siswa terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran bahasa.
Pelaksanaannya mampu menjamin kebermaknaan pembelajaran bahasa dan memberi
ruang kepada penumbuhan pemikiran tingkat tinggi siswa. Pendekatan pembelajaran
bahasa ini bersifat dinamis dan interaktif untuk menimbulkan minat,
membangkitkan rasa ingin tahu, membentuk sikap belajar yang proaktif, serta meningkatkan
daya kritis dan kreatif sehingga strategi pembelajaran yang berkesan dan
bermakna bagi siswa.
Siswa bukan
saja dilatih untuk mengajukan pertanyaan, memberi pendapat dan saran, mengumpulkan dan menyusunkan informasi
malah menyelesaikan masalah, membuat keputusan dan mengaplikasikan isi
pelajaran kepada suatu situasi baru serta membuat refleksi berdasarkan sesuatu
masalah dan tugas.
Manakala pertanyaan-pertanyaan
yang dikemukakan guru memerlukan siswa berpikir secara logis, kritis dan
kreatif, dan memberikan umpan balik yang sewajarnya serta dapat menguji dan
menilai apa yang telah dibahas dalam pembelajaran.
Selain teknik
mempertanyakan, Inkuiri boleh dibangunkan melalui teknik dan kaidah
bahasa yang
lain. Ini termasuklah daftar pertanyaan, sumbang saran, praktek, simulasi, bermain
peran, pembelajaran kelompok, diskusi, bercerita, permainan bahasa, debat,
drama, forum, dialog, laporan dan projek. Misalnya, Inkuiri dapat dilaksanakan
melalui proses menulis dan menyediakan laporan serta projek yang memerlukan siswa
menangani sesuatu masalah, mengumpul informasi, menganalisis dan membuat
rumusan. Melalui cara ini penguasaan keterampilan berbahasa yaitu berbicara,
mendengar, membaca dan menulis dapat dikombinasikan dan dikembangkan secara
menyeluruh.
Inkuiri dalam mata pelajaran IPA dan Matematika
Pembelajaran IPA
dan Matematika memerlukan pendekatan yang membantu siswa memahami konsep atau
prinsip IPA dan Matematika dengan baik. Selain itu, siswa juga haruslah
menguasai keterampilan proses IPA dan matematika. Siswa akan mendapat pemahaman
yang lebih baik dan berupaya menguasai keterampilan proses IPA dan matematika
tersebut melalui pendekatan inkuiri.
Pendekatan
inkuiri dalam pembelajaran IPA dan Matematika dapat dilaksanakan melalui berbagai
cara seperti eksperimen, proyek, penyelidikan dan pencarian informasi,
penyelesaian masalah, simulasi, penggunaan teknologi, kunjungan dan penggunaan
sumber belajar lainnya. Melalui pendekatan inkuiri, siswa bukan saja dapat memahami
konsep, aplikasi dan keterampilan proses IPA dan Matematika dengan lebih baik,
malah mereka juga dapat meningkatkan keterampilan berpikir, berkomunikasi, berkolaborasi,
kreatifitas, membuat keputusan dan menyelesaikan masalah.
Inkuiri dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Inkuiri dalam Pendidikan Agama Islam memerlukan tingkat interaksi yang tinggi antara siswa, guru, materi pelajaran, bahan ajar dan lingkungan belajar. Pembelajaran berbasis inkuiri ini melibatkan perhatian, klasifikasi, menggunakan hubungan ruang dan waktu, meramalkan, menyimpulkan, mendefinisikan metode, menyatakan hipotesis, mengulas data, membuat eksperimen, dan berkomunikasi melalui pembelajaran kelompok melalui pengalaman. Inkuiri dalam Pendidikan Agama Islam menggunakan model pendidikan Ibnu Khaldun. Model pendidikan ini menggunakan pendekatan pembelajaran melalui pengalaman dan akan mengabungkan fakta dan konsep menjadi pengetahuan baru. Siswa akan berbagi pengalaman untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari berpandukan wahyu sebagai bimbingan untuk pengesahan dan penemuan.
Inkuiri dalam mata pelajaran Ilmu Sosial
Inkuiri dikenal sebagai metode ulas
strategi dalam Ilmu Sosial. Dalam disiplin ilmu sosial, Inkuiri digunakan untuk
mencari penyelesaian masalah berdasarkan kepada isu, persoalan atau
permasalahan yang berlaku dalam kehidupan manusia. Metode ini dapat digunakan
untuk mengkaji perkara yang berkaitan dengan bidang kemasyarakatan dan
kemanusiaan seperti kerja lapangan, studi kasus, dan pembelajaran pengabdian masyarakat.
Inkuiri bisa dilaksanakan melalui interaksi sosial seperti aktivitas pengamatan,
wawancara atau kuisioner. Selain itu, Inkuiri juga melatih siswa mencari jawapan
kepada permasalahan dengan menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Inkuiri dalam mata pelajaran Pendidikan Vokasional/SMK
Tujuan utama vokasi
ialah menyediakan siswa dengan pengetahuan dan keterampilan
untuk dunia
kerja yang khusus, sesuai dengan minat dan bakat mereka. Ini bertujuan
untuk
memenuhi keperluan tenaga kerja dalam berbagai bidang termasuk bidang perdagangan.
Penyusunan kurikulum vokasi adalah berdasarkan kompetensi melalui
pembelajaran
yang berbentuk hands-on, di samping pengetahuan serta sikap dan nilai
yang perlu untuk melahirkan pekerja yang terampil. Inkuiri berupaya
menghasilkan siswa vokasi yang lebih terbuka pikirannya untuk meninjau lebih
banyak peluang kerja yang bakal digeluti setelah tamat dari suatu pendidikan.
Hampir keseluruhan proses pembelajaran bagi mata pelajaran vokasi disampaikan
melalui pembelajaran dan latihan dalam bentuk pembelajaran produk atau projek.
Sehubungan itu, melalui Inkuiri, guru dapat membimbing dan mendorong siswa untuk menyelediki, mencari informasi,
menganalisis dan membuat penilaian untuk menyiapkan sesuatu tugas. Siswa juga
berpeluang mempraktekkan kerja secara tim untuk menyelesaikan masalah dan dalam
membuat keputusan ketika melaksanakan suatu proyek atau pembuatan suatu produk.
Inkuiri dalam mata pelajaran Seni Budaya
Inkuiri dalam
mata pelajaran seni budaya diterjemahkan melalui komponen persepsi, eksplorasi,
ekspresi serta apresiasi seni. Penekanan kepada Inkuiri bertujuan membina pemahaman, pengalaman, keterampilan, dan
meningkatkan apresiasi siswa terhadap
bidang
kesenian. Aktifitas berkaitan Inkuiri adalah beraneka ragam seperti melibatkan
pencarian informasi dengan studi pustaka, daftar pertanyaan atau diskusi, penyelidikan
mandiri secara berstruktur atau bebas,
membuat percobaan atau mencari penemuan terhadap berbagai teknik, proses, bahan
atau alat untuk menghasilkan karya seni. Siswa didorong membuat hubungan secara
bermakna terhadap hasil aktifitas tersebut dengan karya seni yang hendak
dihasilkan. Pengalaman yang didapatkan melalui Inkuiri memperkuat pengetahuan
seni budaya dan meningkatkan upaya menerapkan konsep serta metode dalam
menghasil, mempersembah, atau mengapresiasi karya seni ke tahap yang lebih
mendalam. Upaya ini dapat dimanfaatkan dalam membimbing siswa secara lebih
jelas untuk merealisasi daya imaginasi atau ide seni mereka.
Inkuiri dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
Pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri dalam PJOK adalah pembelajaran yang berpusat kepada siswa. Pembelajaran berbasis inkuiri membuat siswa dapat mengaplikasi keterampilan berpikir seperti mengingat, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, membuat ramalan dan menilai suatu perkara atau tugas. Pendekatan ini mengembangkan keterampilan berpikir secara kritis dan kreatif serta meningkatkan pemahaman tentang sesuatu konsep dan keterampilan ketika mempelajari mata pelajaran PJOK. Melalui pembelajaran berbasis inkuiri siswa diberi paparan dan pengetahuan tentang keterampilan membuat keputusan, memantau kemampuan menggunakan sesuatu strategi, membuat refleksi, dan membuat perbaikan serta tindak lanjut terhadap sesuatu tugas.
Untuk
pembelajaran PJOK, guru menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri untuk
menyelesaikan satu tugas atau projek. Guru akan mengemukakan permasalahan yang
menjurus kepada tugas. Permasalahan adalah berbentuk fakta dan konsep yang
merangsang keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pada pembelajaran PJOK, penggunaan
pembelajaran berbasis inkuiri memberi peluang kepada siswa untuk mempraktekkan
keterampilan menyelesaikan masalah dan keterampilan membuat keputusan.
Inkuiri dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
Inkuiri
merupakan pendekatan berpusatkan kepada siswa. Pendekatan ini memancing sifat ingin
tahu dalam diri siswa sehingga membawa naluri ingin menyelidiki untuk mencari jawapan
atau penyelesaian sesuatu permasalahan. TIK merupakan mata Pelajaran
berorientasikan proyek. Pengetahuan, keterampilan dan nilai TIK dapat
diperlihatkan melalui aktifitas projek. Sebagai contoh dalam proyek multimedia
sekolah dasar, siswa perlu dibiasakan dengan berbagai format file audio, grafik
juga video. Melalui pengetahuan tentang ukuran file dan kesesuaian aplikasi yang
digunakan siswa perlu menyelidiki untuk mencari jawaban untuk pilihan terbaik. Manakala
dalam mata TIK sekolah menengah, siswa perlu mengolah bahasa pemprograman untuk
setiap aplikasi yang dibuat. Pengetahuan dalam keterampilan pemikiran
komputasional sebagai contoh keterampilan logik dapat membantu siswa untuk menyelidiki
dan mencoba berbagai cara untuk menghasilkan bahasa pemprograman yang efisien
dan efektif.
Contoh RPP Pembelajaran Berbasis Inkuiri dengan jenis inkuiri berstruktur dengan pendekatan berbasis masalah
Bahan AjarSumber:
Tim Penyusun. 2016. Panduan Pengajaran dan Pembelajaran Berasaskan Inkuiri. Putrajaya. Bahagian Pembangunan
Kurikulum. Kementerian Pendidikan Malaysia
gooodddd
BalasHapus