
Kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk dapat menguasai keterampilan abad 21. Keterampilan abad 21 atau 4C (Creativity and Innovation, Critical Thinking and Problem Solving, Communication, dan Collaboration). Seandainya guru masih menggunakan metode atau pendekatan yang masih berpusat kepada guru di dalam pembelajarannya tanpa mengaktifkan peserta didik dalam menemukan sendiri kompetensinya, maka keterampilan abad 21 tersebut tidak akan dikuasai oleh peserta didik kita. Misalnya untuk Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis atau pemecahan masalah) maka seharusnya peserta didik dibiasakan dengan pembelajaran dengan model Problem Based Learning. Model ini juga menuntut peserta didik untuk Collaboration (kerjasama), Communication (komunikasi), Creativity and Innovation (kreatif dan inovasi) dalam mencari solusi dari permasalahan yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Tulisan ini akan membahas model tersebut mulai dari pengertiannya, langkah-langkah pembelajaran, sampai contoh penerapannya pada mata pelajaran yang disini dicontohkan untuk mata pelajaran sejarah. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat.
a.
Pengertian
Model Pembelajaran Berbasis Problem Based
Learning
Menurut (Kemdikbud, 2015:10) model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki
nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based
learning, problem-based learning, dan inquiry learning.
Model Problem Based Learning menuntut
adanya diskusi siswa secara berkelompok. Selain hal tersebut, informasi yang
ada di dalam situs-situs di internet tidak semuanya boleh siswa baca. Terdapat
situs-situs di internet yang menyajikan content yang belum saatnya siswa
tahu.
Pembelajaran berbasis masalah
merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world).
Adapun definisi Problem Based Learning
menurut beberapa ahli antara lain :
1) Kamdi
2007:77: Problem Based Learing adalah suatu model pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah
sehingga peserta didik dapat mempelajari penetahuan yang berhubungan dengan
masalah tersebut sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
2) Menurut
Duch (1995) Problem Based Learning
merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana
belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan
dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin
tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
3) Menurut
Arends (Trianto, 2007), Problem Based
Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan
pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan tingkat tinggi dan
inkuiri, memandirikan siswa, meningkatkan kepercayaan dirinya.
4) Menurut
Glazer (2001) Problem Based Learning
merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan pada
masalah yang kompleks dalam situasi yang nyata. Dari beberapa pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa Problem Based
Learning merupakan suatu metode pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik, dan kurikulumnya disajikan dalam bentuk masalah yang ada (nyata)
sehingga siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi yang kemudian akan
memecahkan masalah tersebut.
Dari beberapa uraian mengenai
pengertian Problem Based Leraning dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang
menghadapkan peserta didik pada masalah dunia nyata (real world) untuk memulai
pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. Dalam Problem Based Leraning telah dirancang masalah-masalah yang menuntuu
siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalh dan memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan
berpartisiapasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekaran yang
sistematik untuk memecahkan masalah-masalah atau tantangan yang dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Model Problem Based Learning
bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata Problem Based Learning sebagai suatu yang harus dipelajari siswa.
Dengan model Prob diharapkan siswa mendapatkan lebih banyak kecakapan daripada
pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan masalah, kecakanapan berfikir
kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan
komunikasi, serta kecakapan pencarian dan pengolahan informasi.
Dalam PBL pembelajaran lebih
mengutamakan proses belajar, dimana tugas guru harus memfokuskan diri membantu
siswa, mencapai keterampilan mengarahkan diri. Guru dalam model ini berperan
sebagai penyaji masalah, mengadakan dialoh, membantu menemukan masalah, dan
pemberi fasilitas pembelajaran. Selain itu guru memberikan dukungan yang dapat
meningkatkan pertumbuhan inkuri dan intelktual siswa. Model ini hanya dapat terjadi
jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing
pertukaran gagasan.
b.
Langkah-Langkah
Model Pembelajaran Problem
Based Learning
Langkah-langkah penerapan metode
Pembelajaran Berbasis Masalah secara umum, yaitu menyadari masalah, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan
menentukan pilihan penyelesaian. Selain itu, ada juga pendapat lain yaitu
meliputi langkah orientasi peserta didik kepada masalah, mengorganisasikan
peserta didik, membimbing penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan dan
menyajikan hasil karya dan menganalisa serta mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
Menurut (Kemdikbud, 2015:11) Problem Based Learning terdiri dari
lima tahapan utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan peserta didik dengan suatu
situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja.
Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.