Strategi pembelajaran mencakup semua jenis teknik pembelajaran
yang digunakan guru untuk membantu siswa belajar atau mendapatkan pemahaman
yang lebih baik tentang materi pelajaran. Mereka memungkinkan guru untuk
membuat pengalaman belajar lebih menyenangkan dan praktis dan juga dapat
mendorong siswa untuk mengambil lebih banyak peran aktif dalam pendidikan
mereka. Tujuan menggunakan strategi pembelajaran di luar pemahaman mata pelajaran adalah
untuk menciptakan siswa yang merupakan pembelajar strategis yang mandiri.
Harapannya, dengan waktu dan latihan, siswa akan dapat memilih sendiri strategi
yang tepat dan menggunakannya secara efektif untuk menyelesaikan tugas.
Ada berbagai contoh strategi pembelajaran yang dapat digunakan secara efektif di semua tingkatan dan bidang studi, dengan berbagai gaya belajar. Strategi pembelajaran ini memotivasi siswa dengan meningkatkan keterlibatan mereka, menangkap perhatian mereka dan mendorong mereka untuk fokus tidak hanya mengingat materi pelajaran, tetapi benar-benar memahaminya sehingga mendapatkan kompetensi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
1.
Tiket Keluar (Exit tickets)
Sebelum siswa meninggalkan lingkungan
belajar Anda, mintalah mereka untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan
konsep kunci yang dibahas dalam pelajaran hari itu. Mereka dapat menuliskannya
di selembar kertas atau kartu indeks. Pertanyaan bisa sederhana, seperti
menanyakan kepada siswa apa yang menurut mereka paling menarik tentang
pelajaran. Atau, mereka bisa lebih kompleks, seperti meminta mereka menggambar
sketsa yang menunjukkan apa yang mereka pelajari, atau meminta mereka untuk
menghubungkan konsep kunci yang mereka pelajari dengan situasi kehidupan nyata.
Mintalah siswa menyerahkan “tiket” kepada Anda saat mereka keluar (atau minta
mereka mengirimkan tanggapan ke papan diskusi Anda), lalu tinjau tanggapannya.
Umpan balik dapat membantu pendidik menentukan siswa mana yang membutuhkan pengajaran
tambahan di bidang tertentu. Dengan menggunakan pendekatan ini, guru memperoleh
pemahaman yang cepat tentang bagaimana seluruh kelas memahami dan bereaksi
terhadap materi.
Gunakan informasi dari tiket keluar untuk
membentuk kelompok di kelas berikut. Tempatkan siswa pada tingkat pemahaman
yang sama, atau yang memiliki pandangan serupa tentang suatu topik,
bersama-sama. Sebaliknya, kelompokkan siswa dengan pandangan yang berlawanan
untuk mendorong debat dan percakapan.
Contoh tiket keluar yang dapat digunakan langsung ada pada template
Google Form seperti pada gambar di bawah ini.
2. Ruang Kelas Terbalik (Flipped Classroom)
Ketika COVID-19 melanda pada Maret 2020,
model pembelajaran kelas terbalik membantu para guru mempertahankan partisipasi online secara real-time dan mandiri.
Terlepas dari di mana Anda mengajar, membalik kelas Anda adalah salah satu
bentuk pembelajaran aktif yang paling populer dan di antara strategi pembelajarannya yang paling terkenal. Alih-alih
menggunakan waktu kelas untuk kuliah, pendidik memberi siswa rekaman kuliah
untuk ditonton sebelum kelas. Mereka sering kali ringkas, diposting ke situs
seperti YouTube, atau disajikan dalam bentuk podcast yang dapat
didengarkan siswa di rumah atau selama perjalanan mereka. Pendidik kemudian
dapat menggunakan waktu kelas untuk melibatkan siswa dalam kegiatan belajar
yang berkaitan dengan materi yang telah mereka lihat atau
dengar di rumah.
Kelas terbalik adalah teknik pengajaran
yang efektif karena memungkinkan siswa untuk meninjau dan mempelajari konsep
pada waktu mereka sendiri. Siswa kemudian bebas untuk menyelesaikan pekerjaan
yang lebih interaktif dan kolaboratif di kelas, termasuk diskusi dan tugas
dengan rekan dan guru mereka. Mereka juga dapat berkolaborasi dan mendiskusikan
materi secara online, melalui diskusi forum dengan rekan sejawat dan pakar
materi pelajaran. Di kelas, siswa dapat secara aktif menerapkan konsep melalui peer
learning, kerja kelompok, dan presentasi.
Pembelajaran terbalik membantu siswa terus
terlibat dalam kelas, bukan hanya mendengarkan secara pasif. Dan itu
memanfaatkan waktu jeda dengan memungkinkan siswa
untuk menggabungkan waktu latihan atau perjalanan dengan pembelajaran lebih
lanjut, saat itu paling nyaman bagi mereka. Secara ringkasnya
pembelajaran terbalik dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
3.
Jurnal
dan Log Pembelajaran
Strategi pembelajaran ini memungkinkan siswa merekam pikiran,
perasaan, dan refleksi mereka tentang berbagai topik. Jurnal dapat merujuk pada sesuatu yang
dibahas dalam kelas Anda, atau dapat
memungkinkan siswa untuk merenungkan artikel surat kabar atau media yang
relevan yang mereka temukan. Jurnal juga dapat digunakan untuk membuat siswa
berpikir kritis tentang materi pelajaran dan bagaimana itu dapat diterapkan ke
dunia nyata. Kegiatan ini memungkinkan siswa membuat prediksi, bertukar
pikiran, menghubungkan ide dan bahkan mengidentifikasi solusi untuk masalah
yang disajikan di kelas.
Anda dapat mempertimbangkan untuk
menggunakan petunjuk berikut sebelum tugas jurnal untuk mempromosikan pemikiran
tingkat tinggi. Di awal pelajaran, Anda mungkin bertanya, “Pertanyaan apa yang
Anda miliki dari kemarin?” Di tengah pelajaran, tanyakan, “Apa yang ingin Anda
ketahui lebih banyak?” Di akhir pelajaran Anda, tanyakan, “Bagaimana Anda dapat
menggunakan temuan ini di luar kelas?” Imbaulah siswa untuk mencatat pemikiran
apa pun yang muncul di benak pada tiga poin ini. Di akhir semester, jurnal
mereka dapat menjadi landasan pedoman belajar yang lebih komprehensif.
Contoh jurnal mengajar guru dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
4. Makalah Menit (Minute Paper)
Ajukan pertanyaan tentang pembelajaran hari itu, dan beri siswa waktu untuk
merenung sebelum menuliskan jawaban mereka sendiri atau berpasangan. Tanggapan
dapat memberikan wawasan yang berharga dalam pemahaman siswa tentang materi.
Makalah menit dapat disajikan dalam
beberapa cara, tetapi yang paling mudah adalah "tiket keluar",
di mana pendidik menyelesaikan kelas beberapa menit lebih awal. Mereka kemudian
meminta siswa untuk menjawab apa hal terpenting yang mereka pelajari hari ini
dan pertanyaan apa yang masih mereka miliki. Pertanyaan pertama mengharuskan
siswa untuk berpikir cepat, mengingat materi kelas, memutuskan poin utama, dan
memasukkannya ke dalam kata-kata mereka sendiri. Untuk yang kedua, mereka harus
berpikir lebih jauh tentang apa yang telah mereka pahami selama ini.
5.
Titik Paling Berlumpur (Muddiest Point)
'Titik paling kotor' adalah strategi
pembelajaran pembelajaran aktif lainnya. Aktivitas ini meminta siswa untuk
menggunakan kartu indeks (atau aplikasi), untuk mengirimkan secara anonim
bagian mana dari materi pelajaran yang paling sulit bagi mereka. Pendidik
kemudian dapat menggunakan tanggapan untuk menentukan di mana pembelajaran tambahan diperlukan dan menyesuaikan pelajaran yang sesuai.
Atau, topik ini dapat dibahas selama sesi
review siswa. Mintalah siswa untuk mengidentifikasi topik yang mereka rasa
perlu diklarifikasi dan menggabungkannya ke dalam daftar. Kemudian mintalah
setiap siswa untuk memilih istilah dari daftar yang mereka rasa dapat mereka
jelaskan ke seluruh kelas.
Coret dari daftar, dan lanjutkan ke yang
berikutnya. Pada akhirnya, akan mudah untuk melihat konsep mana yang paling
bermasalah dengan siswa melalui proses eliminasi. Dan jika istilah belum
dipilih, mereka dihindari karena suatu alasan. Secara alami, siswa akan memilih
istilah yang paling nyaman bagi mereka.
Gunakan informasi itu untuk merancang lebih
banyak sesi yang dipimpin instruktur tentang konsep-konsep yang sebagian besar
siswa bingung, atau yang memerlukan lebih banyak klarifikasi, untuk akhirnya
melengkapi seluruh daftar.
6. Refleksi
Bagikan kartu indeks kosong atau lembar
kerja yang telah dirancang sebelumnya di akhir sesi kelas dan minta siswa
menggunakannya untuk mengirimkan tanggapan atas pertanyaan tentang pelajaran
hari itu. Atau, mintalah siswa untuk mengirimkan tanggapan papan diskusi. Prompt
refleksi bisa sederhana, seperti menanyakan apa yang mereka pelajari, atau apa
yang menurut mereka paling menarik. Atau, Anda dapat membuat prompt Anda lebih
berbasis aplikasi, seperti meminta mereka untuk menghubungkan apa yang mereka
pelajari dengan situasi kehidupan nyata, atau memberi tahu mereka untuk
menjelaskan mengapa apa yang mereka pelajari itu penting.
Tujuan refleksi adalah untuk mendorong
siswa untuk mempertimbangkan apa yang telah mereka pelajari. Seperti sejumlah
strategi pembelajaran lainnya
dalam daftar ini, ini juga memberi guru gambaran tentang di mana siswa berdiri
pada suatu topik atau masalah sehingga mereka dapat menggunakan informasi ini
untuk membantu mempersiapkan pembelajaran
berikutnya dengan lebih baik. Manfaat tambahannya adalah meminta siswa
mengungkapkan pemikiran ini di atas kertas dapat menghasilkan retensi memori yang
lebih baik.
0 comments:
Posting Komentar