Pemanfaatan teknologi seperti
kecerdasan artifisial (AI), mahadata (big data), dan Internet of
Things (IoT) makin mendominasi berbagai sektor. Digitalisasi telah mengubah
cara manusia bekerja, berkomunikasi, dan memecahkan masalah. Agar setiap anak
memiliki kesempatan yang sama untuk menghadapi tantangan ini, sistem pendidikan
perlu memastikan bahwa literasi digital, termasuk pembelajaran koding dan
kecerdasan artifisial, menjadi bagian dari kurikulum. Dengan demikian, pendidikan
yang bermutu dapat diakses oleh semua peserta didik, tanpa terbatas pada
daerah atau latar belakang tertentu.
Sabtu, 21 Juni 2025
Bagaimana Penerapan Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial di Satuan Pendidikan?
Senin, 24 Maret 2025
50 Contoh Kalimat Perintah (Promt) ChatGPT yang Dapat Digunakan Guru Untuk Berbagai Kebutuhan dalam Pembelajaran
Saat ini penggunaan kecerdasan
buatan atau AI sudah merambah ke berbagai bidang dan termasuk bidang
pendidikan. Guru misalnya menggunakan Canva Premium melalui akun belajar.id
sudah mendapatkan banyak manfaat untuk pembelajaran. Maka melalui tulisan ini
penulis ingin berbagi untuk penggunaan aplikasi lain terutama ChatGPT
yang dapat merespon sesuai keinginan kita dengan menggunakan kalimat perintah
(Promt). Aplikasi ChatGPT ini dapat kita arahkan untuk membuat tujuan
pembelajaran, modul ajar/rencana pembelajaran, membuat asesmen, membuat lembar
kerja, membuka/menutup pembelajaran sampai membuat exit ticket untuk
refleksi di akhir pembelajaran. Untuk setiap kalimat perintah yang ada
dilengkapi dengan kerangka perintah dan contoh Promt yang dapat
Bapak/Ibu modifikasi sesuai kebutuhan serta tautan aplikasinya dan Video Tutorialnya. Selamat
mencoba dan semoga bermanfaat.
Minggu, 08 Desember 2024
Apa itu Growth Mindset dan Bagaimana Cara Menumbuhkan dalam Pembelajaran?
Banyak kita melihat bahwa orang yang pintar secara akademis dulu ketika sekolah sekarang nasibnya tidak seberuntung orang yang dulunya dianggap kecerdasan rata-rata namun bernasib baik dalam kehidupan ataupun karirnya sekarang. Hal ini bisa terjadi karena yang mempunyai kecerdasan rata-rata akan berusaha untuk berhasil dengan cara berulang-ulang dan keluar dari zona nyamannya. Kegagalan hanya dianggap kesuksesan yang tertunda dengan mengganti strategi yang berbeda untuk mencapai kesuksesan tersebut. Orang yang seperti ini menghadapi tantangan dengan percaya diri, tidak khawatir akan membuat kesalahan atau mempermalukan diri sendiri, tapi fokus pada proses pertumbuhan diri. Begitu pula lah kita seharusnya mendidik siswa di sekolah dengan daya juang yang tinggi dengan lebih menghargai proses dari pada hasil akhirnya. Sehingga diharapkan siswa yang mempunyai pola pikir bertumbuh, perjuangan dan tantangan dalam kerja akademis hanyalah bagian dari proses belajar dan bukan indikasi kegagalan atau kekurangan.