Oleh :
Adi Saputra, M.Pd
Berbagai macam strategi yang dapat
digunakan berdasarkan 9 kecerdasan sesuai dengan Howard Gadner. Namun ada
beberapa metode/model/teknik yang telah penulis coba untuk mempraktekkannya ke
dalam kelas. Metode/model/teknik itu adalah sebagai berikut:
1.
Bercerita
Hamzah dan Masri (2009:130) menyebutkan penggunaan
metode bercerita di kelas harus menggabungkan konsep, gagasan dasar, dan tujuan
pembelajaran menjadi sebuah cerita yang dapat disampaikan secara langsung
kepada siswa. Untuk mempersiapkan sebuah
cerita terlebih dahulu dengan membuat daftar elemen penting yang ingin
dimasukkan ke dalam cerita. Kemudian gunakan imajinasi untuk membuat kisah
tentang suatu tempat, sekelompok orang yang memiliki kepribadian yang
berbeda-beda dan jalan cerita yang berliku-liku agar semua pesan tersampaikan.
2.
Puisi/pantun/TTS
Menurut Piping Sugiharti (2005:35) penggunaan
puisi/pantun/teka-teki silang di dalam pebelajaran membuat suasana pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan dan membantu siswa yang kurang kecerdasan
logika-matematis dalam memahami konsep pembelajaran IPA. Puisi/pantun/TTS
bertemakan materi pelajaran yang telah dipelajari oleh siswa. Puisi berisi
kata-kata yang berkaitan dengan materi pelajaran, sedangkan pantun berbentuk
berbalas pantun antara siswa yang memberikan pertanyaan mau pun siswa yang
menjawab, dan teka-teki silang berisi pertanyaan yang akan dijawab
kelompok/siswa lain.
3.
Klasifikasi dan Kategorisasi
Pada kategorisasi yang dilakukan adalah meminta siswa
untuk menuliskan materi yang sedang dibahas sesuai dengan kategorinya, untuk
lebih memudahkan siswa mengingat bisa digunakan tabel. Contohnya zat apa saja
yang termasuk kelompok asam, basa dan garam. Klasifikasi dan Kategorisasi
bertujuan untuk mengorganisasikan potongan-potongan informasi yang
terpisah-pisah di seputar gagasan atau tema sentral sehingga lebih mudah
diingat, dibahas, dan dipikirkan. (Hamzah dan Masri, 2009:134)
4.
Musik latar
Menurut Linda Campbell (2006:149) musik bisa menjadi
bagian yang penting di dalam pembelajaran. Musik memberikan suasana yang
menyenangkan, menawarkan efek meredakan setelah melakukan aktivitas fisik,
melakukan peralihan kelas, membangkitkan energi, dan mengurangi stres. Kemudian
Adi Gunawan (2007:260) menyarankan ada 13 cara menggunakan musik untuk membantu
proses pembelajaran antara lain adalah musik sebagai pembukaan, musik sebagai
pembatas waktu, musik untuk membangkitkan semangat, musik untuk membantu
diskusi, dan musik untuk penutup.
5.
Peta pikiran
Menurut Tony Buzan (2009:4) peta pikiran adalah cara
termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke
luar dari otak. Peta pikiran merupakan cara mencatat kreatif, efektif, dan
secara harfiah memetakan pikiran-pikiran kita. Langkah-langkah membuat peta
pikiran yaitu dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan mendatar, gunakan gambar atau foto untuk ide sentral, gunakan warna,
hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat
dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya, buatlah garis hubung yang
melengkung, gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, dan tambahkan
gambar-gambar kecil yang mewakili dan menguatkan ide.
6.
Aktivitas Kinestetik
Aktivitas-aktivitas kinestetik bertujuan untuk
mensinergikan sistem pikiran dengan tubuh dan mengharapkan siswa tetap fokus
terhadap pembelajaran. Aktivitas yang dapat dilakukan siswa antara lain adalah brain games, latihan fisik,
latihan-latihan mata, latihan bangun, dan latihan peregangan. Di samping itu
aktivitas kinestetik ini dapat juga berupa kegiatan di laboratorium. (Linda
Campbell,2006:99)
7.
Kartu Tugas
Menurut Linda Campbell (2006:90) permainan kartu tugas
dapat digunakan untuk memperkenalkan, menguatkan, atau mengulang materi
pembelajaran. Kartu tugas ini dapat dibuat dari kertas karton yang
masing-masing kartu dipotong menjadi dua bagian yang terdiri bagian pertanyaan
dan bagian jawaban. Selanjutnya kartu tugas ini dapat divariasikan juga dengan
membuat teka-teki kartu tugas dengan menulis konsep utama di tengah kartu dan
konsep pendukung disekitarnya. Teka-teki ini dipotong ke dalam
lembaran-lembaran yang berbentuk liku-liku dan dicampur aduk. Inti dari
permainan ini adalah menyusun kartu-kartu tersebut secara kelompok ataupun
individu yang ditambah dengan penjelasan secara lisan untuk memperkuat
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
8.
Kerja kelompok
Pembentukan kelompok kecil untuk pencapaian tujuan
pembelajaran adalah komponen utama adalah komponen utama model belajar
kelompok. Kelompok ini efektif jika terdiri atas tiga sampai delapan orang
dalam satu kelompok. Siswa-siswa dalam kelompok ini dapat mengerjakan tugas
belajar dengan bermacam-macam cara, misalnya setiap anggota menyumbangkan
gagasan, membagi tugas sesuai dengan struktur tugas, dan peran yang berbeda di
antara anggota kelompok. (Hamzah dan Masri, 2009:146)
9.
Jurnal belajar
Jurnal belajar bertujuan untuk meninjau pemahaman
siswa terhadap suatu pelajaran. Penulisan jurnal ini dapat dilakukan sebelum
memulai pembelajaran atau pada akhir pembelajaran dengan membutuhkan waktu
sekitar lima menit. Jurnal belajar ini dapat berisi pengalaman belajar, materi
yang telah dipahami, materi yang belum dipahami dan alasannya, dan upaya untuk
mengatasinya atau digunakan untuk membuat apa saja yang mereka ingat dan
tentang apa yang baru saja mereka pelajari. Kegiatan membuat jurnal ini dapat
juga digabung dengan membuat peta pikiran dengan cara membuat peta pikiran
terlebih dahulu sebelum mereka menulis materi pelajaran. Jurnal belajar ini
dapat dibuat pada selembar kertas dengan meletakkan kolom sebelah kiri untuk
peta pikiran dan sebelah kanan dengan tulisan jurnal belajar.(Linda
Campbell,2006:224)
10.
Ekostudi
Strategi ekostudi menyiratkan pentingnya menghargai
alam sekitar. Strategi ini berarti apa pun yang kita ajarkan (baik itu sejarah,
matematika, sastra, geografi, ilmu sosial, seni musik, maupun mata pelajaran
lain) mesti mempertimbangkan relevansinya terhadap alam sekitar. (Hamzah dan
Masri, 2009:157)
0 comments:
Posting Komentar