Saat ini sering kita dengar
dengan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik dengan melayani keunikan
peserta didik. Namun dalam prakteknya masih sering juga belum melayani keunikan
peserta didik tersebut. Masih banyak pendidik yang mengabaikan keunikan peserta
didik tersebut dengan menerapkan pembalajaran sama untuk semua. Semoga tulisan
ini memberikan pemahaman sebagai dasar pembelajaran yang melayani keunikan peserta
didik yang diistilahkan dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Apa itu Persamaan dan Kesetaraan dalam Pendidikan?
Persamaan (equality) dan
kesetaraan (equity) adalah dua konsep penting dalam pendidikan yang
sering digunakan secara bergantian, tetapi keduanya memiliki makna dan
implikasi berbeda terhadap cara kita mendekati pembelajaran. Saat menjelaskan
persamaan dan keadilan, kita punya satu gambar yang melukiskan konsep ini
dengan tepat seperti pada gambar di bawah ini.
Pada gambar di atas terlihat seorang
balita, anak-anak, dan orang dewasa berdiri di belakang sebuah pagar tinggi. di
lapangan sedang ada pertandingan bola kasti dan ketiga orang ini ingin melihat
apa yang terjadi di pertandingan itu. Gambar pertama sebelah kiri persamaan
(equality) "diilustrasikan dengan berdirinya ketiga orang
ini di atas sebuah balok kayu”. Dalam penggambaran persamaan ini yang
didefinisikan sebagai memberikan perlakuan yang sama "si orang
dewasa yang sudah bisa melihat di balik pagar itu sekarang berdiri lebih tinggi
lagi berkat balok kayu yang dia pijak, si anak sekarang bisa melihat di balik
pagar karena bantuan balok kayu, tapi si balita walaupun dengan balok kayu,
masih tidak bisa melihat pertandingan yang berlangsung di balik pagar tersebut”.
Pada gambar kedua sebelah kanan kesetaraan (equity), didefinisikan sebagai "memberikan perlakuan yang adil dengan si orang dewasa tidak memiliki balok kayu dan masih bisa melihat di balik papan, si anak tetap berada di balok kayunya dan tetap bisa menonton pertandingan, dan si balita sekarang berpijak di atas 2 balok kayu, dan akhirnya bisa juga menonton pertandingan tersebut”. Inilah kesetaraan titik setiap orang diilustrasikan ini setelah diberi alat yang mereka butuhkan agar berhasil, meskipun kebutuhan mereka berbeda-beda. Persamaan adalah memberikan ketiga orang ini satu balok kayu (sama), sedangkan kesetaraan adalah ketika ketiganya bisa menonton pertandingan (adil).
Mari kita ulang definisi persamaan dan kesetaraan:
· Persamaan: memberikan
perlakuan yang sama.
· Kesetaraan: memberikan
perlakuan yang adil.
Maka untuk mewujudkan itu berusahalah
untuk menciptakan suasana yang adil di ruang kelas Anda bukan hanya sama.
Guru mudah bingung untuk membedakan keduanya dan terjerumus pada keyakinan yang
salah bahwa kesetaraan berarti semua murid diberi alat dukungan dan kesempatan
yang sama. Faktanya setiap murid di ruang kelas Anda akan membutuhkan sumber
daya atau dukungan yang berbeda untuk berhasil, dan tugas guru adalah
mencari tahu apa sumber daya atau dukungan itu sebuah cara efektif untuk
menentukan apa yang mereka butuhkan adalah menanyakan mereka secara langsung, membuka
ruang berbicara mengenai kesetaraan penting di ruang kelas. Beberapa murid
mungkin awalnya merasa malu untuk meminta sumber daya atau dukungan tambahan. Namun
begitu mengerti perbedaan antara persamaan dan kesetaraan, mereka mungkin akan
lebih sering meminta sumber daya yang mereka butuhkan karena hal ini kini punya
nama yang mudah: kesetaraan. berikut adalah pelajaran singkat yang bisa anda
pakai untuk mengajarkan murid perbedaan antara kesetaraan dan persamaan.
Apa yang Dimaksud dengan Kesetaraan dalam Pendidikan?
Kesetaraan dalam pendidikan berarti
menyediakan semua siswa dengan sumber daya dan kesempatan yang sama,
terlepas dari perbedaan masing-masing individu. Meskipun pendekatan yang
sama untuk semua orang ini mungkin terdengar adil secara teori, dalam
praktiknya tidaklah demikian. Jika seorang anak sangat lapar dan yang lain
sangat haus dan keduanya diberi botol air, kesetaraan tercapai tetapi solusinya
tidak terasa adil. Ini karena keadilan melibatkan setiap orang mendapatkan apa
yang mereka butuhkan.
Contoh Penerapan Konsep Persamaan dan Kesetaraan di dalam Kelas
Sebagai contoh, mari kita lihat
bagaimana dua siswa di sekolah menengah pertama yang sama menghabiskan waktu
sepulang sekolah. Yang satu langsung bekerja paruh waktu selama beberapa jam,
dan ketika tiba di rumah lebih lambat, ia bertugas menjaga adik-adiknya
sementara kedua orang tuanya bekerja hingga larut malam. Yang satu lagi punya
waktu untuk makan camilan sehat dan membaca buku sebelum guru privatnya datang
untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah hari itu.
Para siswa ini berada di kelas
yang sama dengan guru yang sama. Mereka menerima buku yang sama, akses ke
komputer, dan layanan makanan di sekolah. Jika kita hanya berfokus pada kesetaraan,
kita mungkin berasumsi bahwa memberi mereka instruksi dan sumber daya yang sama
akan menjamin keadilan.
Namun, jika kita mencermati lebih
dekat keadaan mereka, jelas bahwa kedua siswa ini memiliki tingkat dukungan
yang sangat berbeda di luar sekolah dan karenanya memerlukan berbagai jenis
bantuan di sekolah. Pendekatan bantuan diferensiasi yang terakhir ini lebih
mencerminkan kesetaraan daripada keadilan.
Kesetaraan difokuskan pada
penyediaan akses yang sama terhadap sumber daya, sementara pemerataan berusaha
untuk memberikan dukungan secara individual berdasarkan kebutuhan unik setiap
siswa. Berfokus pada kesetaraan alih-alih pemerataan dapat menyebabkan
kesenjangan kesempatan semakin lebar.
Persamaan berarti memperlakukan semua orang secara sama, terlepas dari perbedaan atau kebutuhan masing-masing. Dalam lingkungan kelas, ini dapat berarti menyediakan sumber daya dan kesempatan yang sama bagi semua siswa, terlepas dari latar belakang atau kemampuan mereka. Misalnya, setiap siswa mungkin menerima materi, kartu, atau akses yang sama ke suatu materi pelajaran, atau setiap siswa mungkin memiliki standar yang sama untuk tugas atau ujian.
Di sisi lain, kesetaraan mengacu
pada penyediaan apa yang diperlukan untuk memastikan keadilan dan kewajaran
bagi semua siswa. Ini berarti mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan
masing-masing siswa dan menyediakan sumber daya serta dukungan yang diperlukan
untuk membantu mereka berhasil. Misalnya, siswa yang kesulitan membaca mungkin
diberikan versi audio dari buku teks, atau siswa yang mengalami trauma mungkin
diberikan dukungan dan akomodasi tambahan untuk membantu mereka memenuhi
standar tugas atau penilaian.
Untuk menerapkan kesetaraan
secara penuh dan efektif di kelas, diperlukan pemahaman mendalam tentang
kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa, serta faktor budaya dan sosial
yang dapat memengaruhi pembelajaran mereka. Hal ini dapat dicapai melalui
penilaian dan pengumpulan data yang efektif, termasuk pemantauan rutin terhadap
kemajuan dan keterlibatan siswa, serta komunikasi berkelanjutan dengan siswa
dan keluarga mereka. Guru juga harus memperhatikan bias mereka sendiri dan
mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa semua siswa merasa dihargai
dan dihormati di kelas. Hal ini khususnya berlaku di lingkungan sekolah
menengah pertama.
Salah satu cara efektif untuk
mendorong keadilan di kelas adalah melalui pembelajaran yang berdiferensiasi.
Pendekatan ini melibatkan penyesuaian pembelajaran dan penilaian untuk memenuhi
kebutuhan unik setiap siswa, alih-alih menggunakan pendekatan yang sama untuk
semua siswa. Misalnya, seorang guru mungkin menggunakan metode atau materi
pengajaran yang berbeda untuk siswa yang berbeda atau memberikan berbagai
tingkat dukungan dan bimbingan tergantung pada kemampuan siswa.
Aspek penting lain dari keadilan
dalam pembelajaran adalah menyediakan akses ke berbagai sumber daya dan
peluang. Ini dapat mencakup penyediaan akses ke teknologi dan sumber daya lain
yang dapat membantu siswa belajar, seperti buku dan materi lain dalam berbagai
bahasa, atau penyediaan dukungan bagi siswa penyandang disabilitas. Selain itu,
penyediaan akses ke kegiatan ekstrakurikuler dan peluang lain dapat membantu
menyeimbangkan persaingan bagi siswa yang mungkin tidak memiliki peluang ini di
luar lingkungan sekolah atau kelas mereka.
Kesetaraan dalam pendidikan sangat penting bagi keberhasilan siswa
Semua siswa berhak mendapatkan
pengalaman pendidikan yang memungkinkan mereka mencapai potensi penuh mereka
dalam belajar dan berprestasi. Ketika pendidik bermitra dengan masyarakat dan
keluarga, mereka memiliki banyak alat yang dapat digunakan untuk menciptakan
kelas yang adil bagi setiap pelajar, tanpa memandang ras, identitas gender,
status sosial ekonomi, atau faktor lainnya. Dengan memahami perbedaan antara
keadilan dan kesetaraan dalam pendidikan, pendidik dapat membantu menutup
kesenjangan prestasi antara populasi yang berbeda dan memastikan setiap siswa
dapat belajar, tumbuh, dan berkembang di sekolah dan di luar sekolah.
Menerapkan Persamaan dan
Kesetaraan di Ruang Kelas
Menciptakan lingkungan kelas yang
seimbang yang menghargai kesetaraan dan keadilan mungkin tampak seperti tugas
yang berat. Namun, ada beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan oleh para
pendidik untuk menavigasi proses ini dengan sukses.
Langkah 1: Kenali
Kebutuhan Individu.
Pahami bahwa siswa berasal dari latar belakang yang beragam dan memiliki
kemampuan yang berbeda. Beberapa siswa mungkin memerlukan bantuan tambahan,
sementara yang lain mungkin memerlukan tantangan tambahan.
Langkah 2: Distribusikan
Sumber Daya Secara Adil.
Pastikan semua siswa memiliki akses yang sama terhadap materi dan kesempatan
belajar. Namun, alokasikan juga sumber daya tambahan kepada siswa yang
membutuhkannya.
Langkah 3: Ciptakan Lingkungan
yang Inklusif.
Ciptakan ruang yang aman dan menerima di mana setiap siswa merasa dihargai dan
didengarkan. Rayakan keberagaman dan dorong percakapan yang saling menghargai.
Langkah 4: Terapkan
Pembelajaran Berdiferensiasi.
Sesuaikan metode pembelajaran Anda untuk memenuhi gaya dan kebutuhan belajar
masing-masing individu. Ini dapat melibatkan penggunaan campuran aktivitas
visual, auditori, dan praktik.
Baca Juga: PEMBELAJARANDIFERENSIASI, PEMBELAJARAN MELAYANI KEUNIKAN SISWA
Langkah 5: Advokasi
Perubahan Kebijakan.
Sebagai seorang pendidik, suara Anda penting. Advokasi kebijakan yang
mempromosikan kesetaraan dan keadilan di sekolah dan distrik Anda.
Lima Praktik Teratas untuk Mempromosikan Kesetaraan dalam Pendidikan
1. Pembelajaran
yang Responsif terhadap Budaya: Pendidik harus menghormati dan memasukkan
budaya siswa ke dalam kelas, membuat pembelajaran lebih relevan dan menarik.
2. Kurikulum
Inklusif: Kurikulum harus mencerminkan keragaman pengalaman dan kontribusi dari
berbagai budaya, jenis kelamin, dan komunitas.
3. Pembelajaran
yang Berpusat pada Siswa: Sesuaikan pendidikan dengan kebutuhan dan gaya
belajar masing-masing siswa. Dorong pembelajaran aktif di mana siswa
berpartisipasi dalam pendidikan mereka sendiri.
4. Kolaborasi
dengan Orang Tua dan Masyarakat: Jalin hubungan yang kuat dengan orang tua dan
masyarakat setempat untuk mendukung pembelajaran di luar kelas.
5. Pengembangan
Profesional untuk Pendidik: Memberikan pelatihan dan sumber daya kepada guru
untuk secara efektif menerapkan praktik yang adil dan setara di kelas mereka.
Dengan mengadopsi praktik-praktik
ini, para pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya
menghargai tetapi juga merayakan keberagaman siswa mereka, membuka jalan menuju
sistem pendidikan yang lebih adil dan setara.
Dampak Kesetaraan terhadap Hasil Belajar Siswa
Keadilan dan kesetaraan lebih
dari sekadar cita-cita dalam pendidikan—keadilan dan kesetaraan berdampak
signifikan terhadap hasil belajar siswa secara nyata. Penelitian secara
konsisten menunjukkan bahwa ketika sekolah dan ruang kelas memprioritaskan
keduanya, siswa cenderung lebih berhasil secara akademis dan berkembang secara
holistik.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Educational Research Journal menemukan bahwa sekolah yang berfokus pada pemerataan pendidikan mengurangi kesenjangan prestasi. Di sekolah-sekolah ini, siswa yang kurang mampu menunjukkan peningkatan prestasi, yang berkontribusi pada peningkatan prestasi akademik secara keseluruhan.
Kesetaraan dalam pendidikan juga memegang peranan penting. Memastikan bahwa setiap siswa memiliki akses yang sama terhadap pendidikan yang bermutu, terlepas dari status sosial ekonomi mereka, dapat memutus siklus kemiskinan. Bank Dunia menekankan bahwa pendidikan merupakan alat yang ampuh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan serta ketimpangan.
Selain itu, pendidikan yang adil dan setara mendorong pengembangan pribadi. Siswa di lingkungan inklusif yang menghargai keberagaman cenderung mengembangkan keterampilan sosial-emosional seperti empati, rasa hormat terhadap orang lain, dan kemampuan untuk bekerja sama secara efektif.
Sumber:
Brock & Hundley (2021). The
Growth Mindset Coach, Seni Mengajar Pola Berpikir Tumbuh Agar Murid Berprestasi
Tanpa Batas. (Djohan Yoga, Terjemahan). Tangerang Selatan: Bentara Aksara
Cahaya.
https://parentpowered.com/blog/education-equity/equality-vs-equity-in-education/
https://dionnevanzylgrant.com/equity-vs-equality-striking-the-perfect-balance-in-education/
0 comments:
Posting Komentar