Pelaksanaan Asesmen Nasional akan dilaksanakan dalam waktu dekat
ini dan sekarang merupakan waktu untuk simulasi aplikasinya. Memang banyak saat
ini pihak dari luar yang menawarkan buku atau pun try out untuk asesmen
nasional ini. Namun semoga kita pihak sekolah (kepala sekolah dan guru) jangan
terpengaruh dengan hal tersebut. Kalau terpengaruh berarti kita masih belum
bergeser dari paradigma UN (Ujian Nasional).
Maka untuk itu ada beberapa point penting yang perlu kita pahami
bersama, antara lain adalah:
1. Pelaksanaan Asesmen Nasional ini sebaiknya kita mengarahkan siswa dan juga guru untuk mengisi sesuai dengan kondisi sekolah terutama untuk survey karakter dan survey lingkungan belajar. Supaya mendapatkan gambaran yang utuh mengenai kedaan sekolah sebenarnya sehingga bisa dicarikan solusi yang tepat nantinya.
2. Asesmen Nasional tidak menimbulkan konsekuensi terhadap inidividu siwa, guru, maupun kepala sekolah. Tidak ada konsekuensi juga ke anggaran untuk sekolah, maupun ke lulusan. Bahkan data tidak akan dipresentasi sebagai individu, melainkan agregasi sekolah.
3. Asesmen Nasional bertujuan untuk mendorong perubahan positif dalam cara guru mengajar, cara kepala sekolah memimpin pembelajaran di sekolahnya, dalam pengawasan sekolah dan dalam cara pemerintah daerah (pemda) melakukan evaluasi diri dalam penganggaran agar lebih berorientasi pada kualitas pembelajaran. Jadi, tujuan AN itu sebenarnya memantik perubahan. AN merupakan evaluasi terhadap sistim pendidikan.
4. Peserta didik dipilih secara acak dari pusat agar mewakili populiasi siswa di sekolah tersebut dan mereka yang terpilih diharapkan mengikuti AN sesuai jadwal, Jika peserta didik terpilih menjadi peserta AN namun sakit/bergejala seperti Covid-19, memiliki penyakit komorbid, atau tidak bisa melakukan perjalanan ke sekolah dengan aman, maka mereka bisa digantikan oleh peseta didik lain yang menjadi cadangan.
5. Jika ada yang perlu disiapkan terkait AN, maka satu-satunya adalah melakukan persiapan teknis yang dilakukan oleh proktor, pengawas, dan dinas pendidikan. Bukan guru dan murid yang berlomba-lomba untuk meningkatkan nilainya dan juga hasil AN nanti berupa kriteria bukan angka. Tidak ada keperluan sama sekali untuk menyiapkan diri supaya nilainya bagus.
6. Untuk meningkatkan AKM dalam hal literasi, peserta AN sebaiknya membaca buku, koran, majalah sebanyak-banyaknya. Sedangkan untuk meningkatkan kompetensi numerasi, tidak ada jalan pintas selain meningkatkan kemampuan berpikir kritis murid-murid secara sistematis. itu semua butuh proses dan bukan pula melaui bimbingan belajar atau pengayaan yang sifatnya dadakan.
7. Kemendikbudristek telah menyediakan informasi melalui laman Pusat Asesmen dan Pembelajaran. Melalui laman ini, siswa, guru orang tua bisa mencoba soal-soal AKM baik literasi maupun numerasi. Ada lebih dari 500 soal yang disediakan untuk publik. Selain itu juga ada buku saku, tanya jawab, video pembelajaran, dan video mengenai protokol kesehatan.
Baca Juga : Infomasi Seputar Asesmen Nasional
Dibawah ini dapat juga dilihat profil dan dampak Asesmen Kompetensi Minimum.
Tautan Download:
3. Lembar Tanya Jawab Seputar Asesmen Nasional
4. Siaran Pers Mendikbudristek
0 comments:
Posting Komentar