Slide 1

Berbagai macam moda pembelajaran

Slide 2

Literasi

Slide 3

Kegiatan Pramuka

Slide 4

Kerucut Pengalaman

Slide 5

Pembelajaran Aktif

Rabu, 19 Mei 2021

Uraian Singkat Tentang Kompetisi Sains Nasional Tahun 2021

Pengantar

Pusat Prestasi Nasional, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan berbagai upaya dalam rangka pengembangan bakat dan minat peserta didik SMA/MA , SMP/MTs dan Sekolah lndonesia di Luar Negeri (SlLN) dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Upayaupaya tersebut dilakukan melalui berbagai lomba/kompetisi baik nasional maupun internasional. KSN ini diharapkan dapat mengantarkan peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kompetisi ini juga merupakan bagian penting dalam pemerataan prestasi dan memaksimalkan potensi peserta didik bertalenta dan berkarakter dari seluruh pelosok Negara Kesatuan Republik lndonesia.

Selain sebagai sebuah strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan, kompetisi sains telah menempatkan lndonesia pada posisi yang kompetitif di berbagai ajang internasional bergengsi dalam penguasaan sains dan teknologi oleh peserta didik. Oleh karena itu, melalui sistem kompetisi yang sistematis dan berjenjang ini diharapkan terbangun ruang seluas– luasnya bagi peserta didik untuk mengeksplorasi kemampuan dalam bidang sains dan teknologi serta mencapai puncak potensi terbaiknya. Pencapaian prestasi yang maksimal akan ditunjukkan dengan lahirnya juara–juara kompetisi sains yang mumpuni dan berdaya saing tinggi yang siap berkompetisi pada tingkat internasional.

Maka untuk mencapai tujuan di atas maka perlu pelaksanaan kompetisi sains ini sejak mulai di sekolah sampai tingkat internasional berjalan dengan baik. Untuk itu paparan di bawah ini akan menguraikan secara ringkas tentang kegiatan KSN ini.

Senin, 17 Mei 2021

PEMBELAJARAN DIFERENSIASI, PEMBELAJARAN MELAYANI KEUNIKAN SISWA

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang bisa memberikan dan memfasilitasi kebutuhan dari setiap siswanya. Berpuluh-puluh tahun yang lalu sampai dengan sekarang ini, pendidikan di Indonesia masih belum banyak perubahan, di mana masih menerapkan sistem pembelajaran lama yang menganggap semua siswa adalah sama, lebih berpusat pada guru, tanpa memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Siswa hanya duduk diam mendengarkan guru tanpa melakukan sesuatu yang akan menambah pengalaman belajar bagi mereka. Guru seolah-olah hanya mengajar satu orang siswa saja dalam satu kelas, sedangkan di dalam kelas ada kurang lebih 30-40 siswa yang mempunyai keunikan, kemampuan dan keberagaman pengalaman belajar yang berbeda. Tidak jarang anak-anak merasa frustasi dan akhirnya tidak memiliki motivasi untuk belajar, karena mereka datang ke sekolah hanya untuk ujian, ujian dan ujian. Maka dengan adanya pembelajaran diferensiasi semoga merubah kondisi tersebut.

Diferensiasi adalah praktik dimana guru menyampaikan pembelajaran dengan penyesuaian pada kesiapan, minat, jenis kecerdasan dan gaya belajar siswa.

 

Guru dapat memodifikasi strategi mengajarnya pada konten, proses, dan produk. Tapi sebelumnya, guru perlu melakukan asesmen agar punya informasi mengenai tingkat kesiapan siswa dan apa minat serta gaya belajar yang mereka miliki. Untuk lebih memahami tentang pembelajaran diferensiasi dapat disimak pada pemaparan di bawah ini termasuk juga bagaimana menentukan gaya belajar, jenis kecerdasan, dan lainnya serta bagaimana melaksanakan pembelajaran diferensiasi secara online.

Sabtu, 15 Mei 2021

Cara Menanamkan Keterampilan Abad 21 di Sekolah Anda, Agar Lulusannya Siap Menghadapi Tantangan Masa Depan

Saat ini terjadi perubahan yang sangat cepat di segala bidang dan terutama didalam bidang teknologi informasi.

Semuanya maju cepat sekarang, smartphone dan tablet ramping dan selalu berubah, layanan streaming telah mengubah cara kita mengonsumsi hiburan, dan ekonomi global yang semakin meningkat telah mengubah cara kita melakukan segalanya mulai dari belanja bahan makanan hingga liburan.

Dalam menghadapi perubahan yang begitu cepat, para pendidik dan praktisi pendidikan mempromosikan keterampilan abad ke-21 untuk mempersiapkan siswa menghadapi masa depan yang tidak diketahui dan pekerjaan yang selalu berubah tuntutannya.

Apa keterampilan abad ke-21 itu?

Keterampilan abad ke-21 adalah berbagai kompetensi, yang diajarkan di semua tingkat pendidikan, yang memberi siswa keterampilan yang mereka butuhkan untuk memandu angkatan kerja yang selalu berubah.

Menurut Bernie Trilling dan Charles Fadel, penulis 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times, keterampilan abad ke-21 mencerminkan gagasan bahwa "dunia telah berubah secara mendasar dalam beberapa dekade terakhir sehingga peran pembelajaran dan pendidikan di zaman kehidupan hari ini juga telah berubah selamanya. "

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Negara Maju, Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) mencatat bahwa keterampilan abad ke-21 mengubah siswa menjadi "ahli serba bisa," yaitu, siswa yang dapat "menerapkan kedalaman keterampilan ke lingkup situasi dan pengalaman yang semakin luas, memperoleh kompetensi baru, membangun hubungan dan mengambil peran baru. "

Selasa, 11 Mei 2021

KUPAS TUNTAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI

Sesuai dengan pembelajaran pada kurikulum 2013 terdapat empat model pembelajaran yang disarankan yaitu model pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran discovery learning, pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran berbasis proyek. Ke depan juga model-model pembelajaran ini memang harus kita terapkan dalam pembelajaran di kelas sekolah-sekolah kita. Misalnya untuk pembelajaran pada sekolah penggerak akan mengedepankan pembelajaran berbasis inkuiri ini selain juga penekanannya pada model pembelajaran berbasis proyek.

Sayangnya selama ini, sistem pendidikan tradisional telah membuat guru kita susah untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran sehingga menghambat proses alami penyelidikan. Siswa menjadi kurang untuk mengajukan pertanyaan saat mereka di dalam kelas, kalaupun iya guru bertanya dengan jawaban siswa yang serempak. Di sekolah tradisional, siswa belajar untuk tidak terlalu banyak bertanya, melainkan mendengarkan dan mengulang jawaban yang diharapkan.

Pembelajaran berbasis inkuiri merupakan pendekatan pedagogis yang mengajak siswa untuk bereksplorasi konten akademis melalui unjuk kerja, menyelidiki, dan menjawab pertanyaan. Juga dikenal sebagai pengajaran berbasis masalah atau hanya sebagai 'inkuiri', pendekatan ini menempatkan 'pertanyaan siswa di tengah kurikulum, dan menempatkan nilai pada keterampilan komponen penelitian seperti yang dilakukannya pada pengetahuan dan pemahaman konten.

Penelitian tentang pengajaran berbasis inkuiri sering difokuskan pada penerapannya dalam sains dan pendidikan matematika, tetapi pendekatannya sama-sama cocok untuk pengajaran di sastra. Demikian pula, beberapa orang percaya bahwa pendekatan berbasis penyelidikan tidak mungkin dilaksanakan sampai akhir karir sekolah siswa, tetapi proses mengajar dan belajar melalui penyelidikan pribadi cocok untuk siswa dari prasekolah melalui sekolah pascasarjana.

Peran guru dalam kelas berbasis inkuiri sangat berbeda dengan guru di ruang kelas konvensional. Alih-alih memberikan instruksi langsung kepada siswa, guru membantu siswa membuat pertanyaan terkait konten mereka sendiri dan memandu investigasi yang mengikuti prosedur. Karena peran guru dalam berbasis inkuiri pada ruang kelas tidak konvensional, terkadang disalahpahami. Pihak sekolah, orang tua, atau bahkan siswa mungkin tidak menyadari kerja keras yang dilakukan untuk perencanaan dan menerapkan pendekatan berbasis inkuiri pada kenyataannya, mungkin tampak bahwa guru “tidak melakukan apa saja ”saat siswa berjuang untuk merumuskan pertanyaan dan mencari jawaban.

Minggu, 25 April 2021

MENDESAIN ULANG LABORATORIUM KOMPUTER SEPERTI LABORATORIUM MULTI MEDIA UNTUK PEMBELAJARAN

Pengantar

Di dalam Permendikbud No 24 Tahun 2007 yang merupakan Permendikbud yang mengatur standar sarana dan prasarana tidak ada menyebutkan adanya laboratorium multi media. Namun kita tahu bersama bahwa standar yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui kemdikbud merupakan standar minimal yang harus dimiliki oleh satuan pendidikan. Jadi menurut penulis boleh saja suatu satuan pendidikan mempunyai atau mendesain ulang laboratorium komputernya untuk dijadikan laboratorium multi media yang bisa dipakai untuk pembelajaran bagi siswa. Sambil juga menunggu Permendikbud yang baru tentang standar sarana dan prasarana.

Karena kegiatan multi media dapat mendorong siswa untuk bekerja dalam kelompok, mengungkapkan pengetahuannya dengan berbagai cara, memecahkan masalah, merevisi karya sendiri, dan mengkonstruksi pengetahuan. Sehinggga keuntungan mengintegrasikan Multi-media di kelas sangat banyak.

Ada beberapa alasan sekolah perlu melakukan desain ulang laboratorium komputer menjadi laboratorium multi media, antara lain adalah sebagai berikut:

1.   Sejak tahun ini (2021) ujian nasional sudah ditiadakan dan diganti dengan ujian satuan pendidikan/ujian sekolah dengan berbagai macam dan model penilaian. Sehingga laboratorium komputer secara keseluruhan kurang terpakai jadinya. Paling-paling nanti laboratorium komputer hanya untuk kegiatan Seleksi Kompetisi Sains Nasional (KSN) dan Asesmen Nasional dan setelah itu tidak digunakan lagi kecuali hanya untuk pembelajaran informatika.

2. Pembelajaran ke depan lebih mengutamakan pendekatan pembelajaran diferensiasi. Diferensiasi adalah suatu pendekatan sistematis untuk merancang kurikulum dan instruksi pembelajaran bagi siswa yang beragam kemampuannya, minatnya serta kebutuhan belajarnya. Pada pendekatan ini sekolah harus menyiapkan sarana pembelajaran sesuai dengan bakat dan minatnya ataupun sampai ke jenis kecerdasannya. Sehingga untuk dijadikan model maka dimulai dari laboratorium multi media ini sebelum semua kelas mengakomodasi beragamnya kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Ideal nya sesuai dengan bakat, minat, dan jenis kecerdasan siswa maka di dalam kelas ada pusat-pusat belajar sesuai dengan karakteristik setiap siswa tersebut.

3.  Perkembangan teknologi informasi sudah semakin pesat dan hal ini berdampak terhadap teknologi dalam pembelajaran yang lebih cenderung dengan teknologi bergerak/mobil seperti handphone/gadget, laptop atau peralatan lainnya yang sudah terhubung dengan jaringan internet yang memungkinkan terakses secara global. Sehingga kalau laboratorium komputer tidak didesain ulang maka akan mubazir karena akan jarang digunakan untuk pembelajaran.

Sebenarnya ada beberapa alasan lain misalnya bagi sekolah yang banyak peminatnya ketika PPDB bisa juga laboratorium multi media ini dijadikan kelas pembelajaran.

Maka berdasarkan alasan-alasan di atas maka sebaiknya satuan pendidikan sudah semestinya mendesain ulang laboratorium komputernya seperti laboratorium multi media. Untuk penjelasan selanjutnya kita bahas mengenai laboratorium multi media mulai dari defenisi dan sampai cara mendesain laboratorium multi media tersebut yang dapat digunakan untuk pembelajaran.