Oleh :
Adi Saputra, M.Pd
Adi Saputra, M.Pd
Sesuai dengan kurikulum 2013
pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan saintifik yang mengedepankan siswa
yang aktif dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik ini dipengaruhi oleh aliran
konstruktivisme. Konstruktivisme ini memantapkan
teori-teori belajar sebelumnya dan memberikan pencerahan bagi peralihan dari konsep
belajar yang berpusat pada guru (teacher-centred learning) ke arah konsep belajar
yang berpusat pada peserta didik (student-centred
learning).
Orientasi yang berpusat kepada peserta didik pada akhirnya diwujudkan dalam pendekatan belajar aktif (active learning approach).
Kriteria penerapan pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik dikemukakan dalam bentuk
indikator proses belajar. Indikator dirumuskan agar dapat digunakan
sebagai pedoman observasi
di tingkat sekolah.
1. Indikator Sekolah yang Melaksanakan Pembelajaran yang Berpusat
Pada Peserta Didik
Indikator (tanda-tanda) terjadinya
proses belajar yang aktif dan kreatif pada setting
sekolah, ditinjau dari aspek sumber daya manusia, ekspektasi/harapan sekolah, tata tertib, fokus kurikulum, kegiatan sekolah, lingkungan, fasilitas, nilai dan norma, serta kreativitas
dan inovasi, adalah sebagai
berikut:
a. Ekspektasi sekolah, kreatifitas, dan inovasi
1) Prestasi belajar peserta didik lebih ditekankan pada ”menghasilkan”daripada ”memahami.”
2) Sekolah menyelenggarakan ajang ‘kompetisi’ yang mendidik dan sehat.
3) Sekolah ramah lingkungan (misalnya; ada tanaman atau pohon, pot bunga, tempat sampah).
4) Lebih baik lagi jika terdapat produk/karya peserta didik yang mempunyai nilai artistik dan ekonomis/
kapital untuk dijual.
5) Lebih baik jika ada pameran karya peserta didik dalam kurun waktu tertentu, misalnya sekali
dalam satu tahun.
6) Karya peserta didik lebih dominan daripada pemasangan beragam atribut sekolah.
7) Kehidupan sekolah terasa lebih ramai, ceria, dan riang.
8) Sekolah rapi, bersih, dan teratur.
9) Komunitas sekolah santun, disiplin, dan ramah.
10) Animo masuk ke sekolah itu makin meningkat.
11) Sekolah menerapkan seleksi khusus untuk menerima peserta didik baru.
12) Ada forum penyaluran keluhan peserta didik.
13) Iklim sekolah lebih demokratis.
14) Diselenggarakan lomba-lomba antarkelas secara berkala dan di tingkat pendidikan menengah
ada lomba karya ilmiah peserta didik.
15) Ada program kunjungan ke sumber belajar di masyarakat.
16) Kegiatan belajar pada silabus dan RPP menekankan keterlibatan peserta didik secara aktif.
17) Peserta didik mengetahui dan dapat menjelaskan tentang lingkungan sekolah (misalnya, nama
guru, nama kepala sekolah, dan hal-hal umum di sekolah itu).
18) Ada program pelatihan internal guru (inhouse training) secara rutin.
19) Ada forum diskusi atau musyawarah antara kepala sekolah dan guru maupun tenaga
kependidikan lainnya secara rutin.
20) Ada program tukar pendapat, diskusi atau musyawarah dengan mitra dari berbagai pihak yang terkait
(stakeholders).
a. Ekspektasi sekolah, kreatifitas, dan inovasi
1) Prestasi belajar peserta didik lebih ditekankan pada ”menghasilkan”daripada ”memahami.”
2) Sekolah menyelenggarakan ajang ‘kompetisi’ yang mendidik dan sehat.
3) Sekolah ramah lingkungan (misalnya; ada tanaman atau pohon, pot bunga, tempat sampah).
4) Lebih baik lagi jika terdapat produk/karya peserta didik yang mempunyai nilai artistik dan ekonomis/
kapital untuk dijual.
5) Lebih baik jika ada pameran karya peserta didik dalam kurun waktu tertentu, misalnya sekali
dalam satu tahun.
6) Karya peserta didik lebih dominan daripada pemasangan beragam atribut sekolah.
7) Kehidupan sekolah terasa lebih ramai, ceria, dan riang.
8) Sekolah rapi, bersih, dan teratur.
9) Komunitas sekolah santun, disiplin, dan ramah.
10) Animo masuk ke sekolah itu makin meningkat.
11) Sekolah menerapkan seleksi khusus untuk menerima peserta didik baru.
12) Ada forum penyaluran keluhan peserta didik.
13) Iklim sekolah lebih demokratis.
14) Diselenggarakan lomba-lomba antarkelas secara berkala dan di tingkat pendidikan menengah
ada lomba karya ilmiah peserta didik.
15) Ada program kunjungan ke sumber belajar di masyarakat.
16) Kegiatan belajar pada silabus dan RPP menekankan keterlibatan peserta didik secara aktif.
17) Peserta didik mengetahui dan dapat menjelaskan tentang lingkungan sekolah (misalnya, nama
guru, nama kepala sekolah, dan hal-hal umum di sekolah itu).
18) Ada program pelatihan internal guru (inhouse training) secara rutin.
19) Ada forum diskusi atau musyawarah antara kepala sekolah dan guru maupun tenaga
kependidikan lainnya secara rutin.
20) Ada program tukar pendapat, diskusi atau musyawarah dengan mitra dari berbagai pihak yang terkait
(stakeholders).