Slide 1

Berbagai macam moda pembelajaran

Slide 2

Literasi

Slide 3

Kegiatan Pramuka

Slide 4

Kerucut Pengalaman

Slide 5

Pembelajaran Aktif

Rabu, 18 April 2012

KUMPULAN BUKU GENERAL CHEMISTRY

AP CHEMISTRY FOR DUMMIES, PDF, 7,77 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku : 
Buku ini berisikan panduan untuk mengikuti ujian kimia, ringkasan materi, soal dengan penjelasan jawabannya.

 PROBLEM SOLVERS CHEMISTRY, PDF, 35,88 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku :
Buku ini berisi kumpulan soal dengan cara penyelesaiannya untuk setiap konsep yang terdapat dalam pembelajaran kimia.

CHEMISTRY SUCCESS IN 20 MINUTES A DAY, PDF, 12,12 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku :
Buku ini dilengkapi dengan soal pretest untuk mengukur kemampuan awal sebelum mempelajari konsep-konsep kimia lebih mendalam. Konsep-konsep kimia yang ada dalam buku ini juga dilengkapi dengan tips atau cara singkat untuk menyelesaikannya dan pada akhir buku ini dilengkapi dengan kunci jawaban dari soal latihan.

GENERAL CHEMISTRY, PDF, 150 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku :
Buku ini merupakan salah satu pegangan untuk belajar kimia di universitas. Buku ini dilengkapi dengan banyak gambar yang memudahkan kita memahami konsep kimia. Buku ini juga memuat contoh soal dengan cara penyelesaiannya tahap demi tahap yang dilengkapi dengan strategi penyelesaian dan soal latihan untuk menguji kemampuan anda.

 SCAHUM'S OUTLINES COLLEGE CHEMISTRY, PDF, 22,38 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Keterangan Buku :
Buku ini merupakan buku yang berbentuk ringkasan materi yang dilengkapi dengan puluhan soal untuk setiap konsep yang dibahas dan dilengkapi dengan kunci jawaban. Buku ini baik digunakan untuk belajar secara mandiri untuk memperkuat pemahaman konsep kimia.


SPARK CHARTS CHEMISTRY, PDF, 1,75 MB
LINK DOWNLOAD : MEDIAFIRE
Ringkasan Charta :
Charta ini berisi ringkasan materi kimia dasar yang dilengkapi dengan gambar dan warna yang menarik.


Minggu, 15 April 2012

STRATEGI PENINGKATAN MUTU GURU


Menggantungkan harapan peningkatan kemampuan profesi hanya pada penyelenggaraan penataran bukan strategi melainkan tragedi. Ada beberapa alasan mengapa itu berbahaya, Pertama semakin banyak penataran yang guru ikuti sesungguhnya kontra produktif pada peningkatan efektivitas belajar siswa. Semakin banyak penataran semakin banyak kegiatan belajar siswa terganggu.  Alasan lain jumlah guru pada masa otonomi ini semakin banyak. Karena itu, jika pembinaan peningkatan mutu bergantung pada sistem penataran, maka akan semakin tinggi biaya yang dibutuhkan. Secara empirik terbukti bahwa tidak pernah penataran dapat dinikmati oleh seluruh guru, hanya guru-guru yang memiliki kompetensi tertentu yang banyak mendapatkan peluang.
Pengalaman menunjukkan pula penyebarluasan hasil penataran kepada guru-guru lain di sekolah sebagai produk pemusatan latihan guru secara nasional mapun lokal pada umumnya tidak berjalan efektif. Pelatihan yang selama ini dilaksanakan telah meningkatkan kompetensi guru namun belum tentu berpengaruh pada meningkatnya kompetensi siswa. Selain itu juga, kadang-kadang guru yang mengikuti pelatihan atau  penataran yang mereka cari bukan ilmunya melainkan sertifikat yang akan mereka peroleh.
Kemudian juga masih banyak sekolah yang belum mengidentifikasi standar kompetensi yang perlu dikuasai siswa di samping kompetensi yang berasal dari standar isi. Diharapkan dengan terindentifikasinya kompetensi siswa, maka sekolah juga dapat menentukan kompetensi guru di dalam membimbing siswa untuk mencapai kompetensi siswa tersebut. Setelah kompetensi guru diindentifikasi maka baru dapat ditentukan strategi untuk meningkatkan kompetensi guru tersebut.
Terdapat empat strategi untuk meningkatkan mutu kompetensi guru di sekolah yaitu:
Pertama, peningkatan melalui pendidikan dan pelatihan (off the job training). Guru dilatih secara individual maupun dalam kelompok untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terbaik dengan menghentikan kegiatan mengajarnya. Kegiatan pelatihan seperti ini memiliki keunggulan karena guru lebih terkonsentrasi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Namun demikian kegiatan seperti ini tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan terlalu sering. Semakin sering pelatihan seperti ini dilakukan, semakin meningkat dampak kontra produktifnya terhadap efektivitas belajar siswa.

Minggu, 08 April 2012

Kriteria Guru yang Mengajar pada Program Akselerasi


Siswa berbakat intelektual merupakan sekelompok siswa yang memiliki keunggulan dan karakteristik unik yang berbeda dari siswa biasa.  Sebab itu mereka memerlukan guru khusus yang sesuai untuk mengajar  mereka.  Dan  dalam  menyediakan  guru-guru  untuk  siswa berbakat intelektual harus bertitik tolak dari kondisi dan ciri-ciri khas siswa berbakat intelektual tersebut.
Dalam proses pendidikan siswa berbakat intelektual, semua yang terlibat  harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa tersebut, termasuk juga guru.  Bahkan guru yang merupakan masukan terpenting karena gurulah dalang dalam proses belajar mengajar itu. Mengingat ciri-ciri khas siswa berbakat intelektual yang menuntut pelayanan secara khas pula dari pihak guru, maka seyogyanya jika guru dipersiapkan secara khusus.
Guru untuk siswa berbakat intelektual harus memiliki  karakteristik  khusus.  Karakteristik  yang diharapkan ada  pada  guru  siswa  berbakat  intelektual   dapat digolongkan menjadi  karakteristik   filosofis,   profesional, dan kepribadian.  Karakteristik  filosofis  penting  karena  pandangan  guru mengenai pendidikan ikut menentukan pendekatan terhadap siswa di dalam  atau pun di luar kelas. Guru siswa berbakat intelektual perlu mencerminkan  sikap  kooperatif  dan  demokratis,  serta  mempunyai kompetensi  dan  minaterhadap proses  pembelajaran. Karakteristik professional meliputi strategi untuk  mengoptimalkan belajar siswa berbakat intelektual, keterampilan bimbingan dan  penyuluhan, pengetahuan dan pemahaman psikologi siswa berbakat  intelektual. Karakteristik pribadi meliputi empati, toleransi, kesejatian, aktualisasi diri, dan antusisme atau semangat.

Rabu, 04 April 2012

PROGRAM SISWA CERDAS ISTIMEWA ATAU BERBAKAT ISTIMEWA (AKSELERASI)


Oleh:
Adi Saputra, M.Pd
Program siswa berbakat adalah program pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata atau cerdas istimewa (CI) atau berbakat istimewa (BI) untuk dapat menyelesaikan program pendidikannya dalam waktu lebih cepat dari siswa lainnya. Program pendidikan yang dimaksud di atas disebut Program Percepatan Belajar atau program siswa berbakat akademik dimana siswa SMA dapat menyelesaikan pendidikannya dalam waktu dua tahun. Landasan hukum untuk melaksanakan program siswa berbakat adalah Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat 4 dan Pasal 12 ayat 1. Di samping itu juga program akselerasi ini lebih murah dari segi biaya dibandingkan dengan kelas reguler, karena hanya membutuhkan waktu 2 tahun untuk menamatkan pendidikan di SMA.

A.       Karakteristik Siswa Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa
Berikut adalah perbedaan karakteristik antara anak CI+BI dengan anak cerdas:
Cerdas/Berbakat istimewa
(Gifted-talented)
Cerdas
(Bright/ High Achiever)
Mempersoalkan pertanyaan
Menjawab pertanyaan dengan benar
Penasaran dengan sesuatu
Berminat dengan sesuatu
Terlibat secara emosional, mental dan fisik
Menunjukkan perhatian
Punya gagasan yang aneh, konyol dan di luar keumuman
Punya gagasan yang bagus, populer
Jarang belajar, hasil ujian bagus
Bekerja keras untuk sukses ujian
Memperluas konteks jawaban
Menjawab soal sesuai dengan yang ditanyakan
Di luar kelompok, berprestasi normal
Di puncak daftar peserta didik berprestasi
Gemar kompleksitas
Suka linearitas
Pengamat yang kritis, bawel
Pemerhati yang baik
Menyimak untuk siap berdebat
Mendengarkan dengan penuh minat
1-2 kali pengulangan untuk menguasai materi
6-8 kali pengulangan untuk menguasai materi
Membentuk gagasan sendiri
Memahami gagasan orang lain dengan baik
Lebih suka bergaul dengan orang dewasa atau lebih tua
Senang berteman dengan teman sebaya
Mempertanyakan keputusan
Menarik kesimpulan
Memulai proyek sendiri
Menyelesaikan tugas yang diberikan
Bagus dalam menciptakan sesuatu yang baru
Pintar menyalin, meniru
Suka belajar
Suka sekolah
(sumber: CGIS-Net Assessment System, 2008 dalam kumpulan makalah Konferensi Nasional ke-1 Pengembangan pendidikan Khusus untuk siswa Cerdas/Berbakat Istimewa, Malang, 5-8 Februari 2010).

CARA MEMBUAT PROPOSAL PTK


SISTEMATIKA PROPOSAL PTK
BAB I
PENDAHULUAN
JUDUL
Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK bukan sosok penelitian formal.
1.      LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam latar belakang permasalahan ini hendaknya diuraikan urgensi penanganan permasalahan yang diajukan itu melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkkan fakta – fakta yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka. Dukungan berupa hasil penelitian –penelitian terdahulu, apabila ada juga akan lebih mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui PTK yang diusulkan itu. Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin dalam uraian di bagian ini.
2.      PERMASALAHAN
Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah hendaknya benar – benar di angkat dari masalah keseharian di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan yang dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik di luar jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di tangani itu nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan perumusan masalah tersebut. Dalam bagian inipun, sosok PTK harus secara konsisten tertampilkan.
3.      CARA PEMECAHAN MASALAH
Dalam bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Alternatif pemecahan yang diajukan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Disamping itu, juga harus terbayangkan kemungkinan kemanfaatan hasil pemecahan masalah dalam rangka pembenahan dan/atau peningkatan implementasi program pembelajaran dan/atau berbagai program sekolah lainnya.Juga harus dicermati artikulasi kemanfaatan PTK berbeda dari kemanfaatan penelitian formal.
4.      TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas.paparkan sasaran antara dan akhir tindakan perbaikan.perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian – bagian sebelumnya. Dengan sendirinya,artikulasi tujuan PTK berbeda dari tujuan formal. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalaui penerapan strategi PBM yang baru, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM baru bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverfikasi secara obyektif.Syukur apabila juga dapat dikuantifikasikan.
Disamping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan – keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa sebagai pewaris langsung (direct beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan – rekan guru lainnya serta bagi para dosen LPTK sebagai pendidik guru. Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi pengembangan ilmu. Teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam konteks PTK, meskipun kemungkinan kehadirannya tidak ditolak.

Jumat, 30 Maret 2012

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF


Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan Model Pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Model pembelajaran inovatif lahir dari adanya keresahan terhadap cara belajar klasikal. Dimana peserta didik tidak dapat terlibat aktif dalam hal intelektual maupun fisik. Karena itu, dirancanglah sebuah model pembelajaran yang bisa mengaktifkan seluruh indera dan intelektualitas peserta didiknya.
Yang termasuk ke dalam model pembelajaran inovatif adalah pembelajaran berbasis quantum teaching, pembelajaran berbasis multiple intelegencies, e-learning, active learning, integrated learning, cooperative learning, pembelajaran berbasis sumber, konteksual learning, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Model pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaksnya (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Disini akan dikemukakan  beberapa model pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran, antara lain:

A.     Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
                  Model pembelajaran langsung bertumpu pada prinsip-prinsip psikologi perilaku dan teori belajar sosial, khususnya tentang pemodelan (modelling). Menurut Bandura, belajar yang dialami manusia sebahagian besar diperoleh dari suatu pemodelan yaitu meniru prilaku dan pengalaman orang lain. Pada pembelajaran langsung tugas guru adalah membantu siswa memperoleh pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu dan memahami pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu (yang diungkapkan dengan kata-kata). Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang testruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. 

Senin, 26 Maret 2012

LIMA BELAS TIPS UNTUK MENJADI GURU HEBAT


Oleh
Adi Saputra

Mengajar adalah profesi yang kompleks dan menantang, dan beberapa guru lebih berhasil dari yang lain. Siswa yang mereka ajar mendapatkan nilai lebih baik pada tes, lebih mungkin untuk berhasil pada pendidikan selanjutnya, dan mereka akan selalu ingat dengan guru mengajar dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Banyak guru berhasil dalam memfasilitasi siswa mereka secara akademis serta perkembangan kepribadiannya. Mereka mengajar secara totalitas dan tanpa pamrih yang hanya mengedepankan pengabdian di dalam mencerdaskan anak didiknya. Selain itu juga, guru terbaik juga menikmati pekerjaannya, percaya pada apa yang mereka ajarkan, pekerja keras, menghabiskan banyak waktu untuk membuat perencanaan pembelajaran, menggunakan pola pengasuhan, peduli kepada kebutuhan siswa serta dan mengaktifkan semua siswa di dalam pembelajaran. Selanjutnya guru-guru ini mempunyai pandangan bahwa setiap pribadi siswa mempunyai potensi yang bisa dikembangkan dan tugas gurulah untuk membangkitkan potensi tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut adalah kumpulan temuan dari penelitian tentang karakteristik dari guru hebat: (Tulisan ini juga dilengkapi dengan Daftar Ceklis untuk menguji apakah Anda termasuk guru hebat atau belum)
1.        Menetapkan standar yang tinggi, dengan mengajarkan cara mencapainya.
2.        Hari pertama menjanjikan kepada siswa, bahwa mereka akan belajar. Disusun bersama dengan siswa.
Ø Suasana kasih sayang dan kepedulian yang murni, ketika ia berjanji kepada siswa-siswanya bahwa kalian akan berhasil.
Ø       Kalian harus membantu saya untuk menolong diri kalian sendiri.
Ø       Jika kalian tidak memberikan apa pun, jangan mengharapkan apa pun.
Ø Kesuksesan tidak datang menghampiri kalian, tetapi kalianlah yang harus datang menghampirinya.
3.        Kesenangan terhadap proses pembelajaran yang luar biasa.
Ø Jika para siswa tidak bermain sesuai  irama, itu karena mereka  belum mempelajari caranya.
Ø       Bakat adalah kualitas yang dapat diperoleh.
4.        Suasana asuh, penuh kepercayaan  dan tidak menghakimi.
5.        Sangat ketat, disiplin dan penuh kasih sayang.
6.        Berprinsip dengan tantangan dan asuhan.
7.        Mengajari siswa untuk mencapai standar yang tinggi dengan kerja keras.
8.        Mencintai pembelajaran bukan pengajaran.
9.        Mengungkapkan yang sebenarnya kekurangan siswa dan kemudian memberi mereka cara untuk menutupi kekurangan tersebut.
10.    Mengajarkan kemandirian kepada siswa.
11.    Memberikan pemahaman bahwa sekolah adalah untuk kepentingan  siswa.
12.    Terus menerus belajar bersama siswa,  dan membiarkan siswa untuk tahu terlebih dahulu tentang sesuatu.
13.    Mempunyai prinsip semua orang bisa belajar.
14.    Lebih cenderung memberikan motivasi dari pada mengkritik siswa.
15.    Menggunakan berbagai strategi atau metode pembelajaran dalam pelajarannya.

 
CEKLIS GURU HEBAT
Untuk menguji Apakah Anda termasuk guru hebat atau belum dapat digunakan daftar ceklis berikut dengan cara memberi angka satu pada samping kiri pertanyaan (di atas garis) yang sesuai menurut Anda dan angka nol untuk yang tidak sesuai.