Senin, 17 Mei 2021

PEMBELAJARAN DIFERENSIASI, PEMBELAJARAN MELAYANI KEUNIKAN SISWA

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang bisa memberikan dan memfasilitasi kebutuhan dari setiap siswanya. Berpuluh-puluh tahun yang lalu sampai dengan sekarang ini, pendidikan di Indonesia masih belum banyak perubahan, di mana masih menerapkan sistem pembelajaran lama yang menganggap semua siswa adalah sama, lebih berpusat pada guru, tanpa memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Siswa hanya duduk diam mendengarkan guru tanpa melakukan sesuatu yang akan menambah pengalaman belajar bagi mereka. Guru seolah-olah hanya mengajar satu orang siswa saja dalam satu kelas, sedangkan di dalam kelas ada kurang lebih 30-40 siswa yang mempunyai keunikan, kemampuan dan keberagaman pengalaman belajar yang berbeda. Tidak jarang anak-anak merasa frustasi dan akhirnya tidak memiliki motivasi untuk belajar, karena mereka datang ke sekolah hanya untuk ujian, ujian dan ujian. Maka dengan adanya pembelajaran diferensiasi semoga merubah kondisi tersebut.

Diferensiasi adalah praktik dimana guru menyampaikan pembelajaran dengan penyesuaian pada kesiapan, minat, jenis kecerdasan dan gaya belajar siswa.

 

Guru dapat memodifikasi strategi mengajarnya pada konten, proses, dan produk. Tapi sebelumnya, guru perlu melakukan asesmen agar punya informasi mengenai tingkat kesiapan siswa dan apa minat serta gaya belajar yang mereka miliki. Untuk lebih memahami tentang pembelajaran diferensiasi dapat disimak pada pemaparan di bawah ini termasuk juga bagaimana menentukan gaya belajar, jenis kecerdasan, dan lainnya serta bagaimana melaksanakan pembelajaran diferensiasi secara online.

Apa itu pembelajaran diferensiasi?

Pembelajaran diferensiasi adalah metode pembelaran yang melibatkan penyesuaian pembelajaran dengan kebutuhan individu siswa. Biasanya, pembelajaran yang dibedakan diberikan di tingkat kelas. Pembelajaran diferensiasi dapat dibentuk dengan membagi siswa kelas menjadi kelompok yang sesuai atau bahkan dapat memerlukan tugas dan penilaian unik untuk setiap siswa. Diferensiasi juga dapat dipilih sendiri oleh siswa (dengan menyelaraskan topik tugas dengan minat siswa), daripada dipaksakan oleh guru. Faktor-faktor yang biasanya dipertimbangkan saat membuat pengelompokan untuk diferensiasi mencakup pengetahuan, minat, latar belakang budaya, dan kefasihan siswa sebelumnya dalam bahasa pada saat pembelajatan biasa di kelas.

Di ruang kelas biasa, pembelajaran sering kali mengikuti pendekatan satu ukuran untuk semua. Beberapa siswa berhasil, sementara yang lain berjuang. Guru akan membuat penyesuaian dengan cepat jika ternyata pelajaran tidak cukup berfungsi.

Pembelajaran diferensiasi, juga dikenal sebagai pembelajaran yang dibedakan, adalah filosofi pembelajaran yang mempertimbangkan kebutuhan semua siswa, meskipun mereka berada di kelas (virtual) yang sama. Artinya, bahan ajar, tugas, dan penilaian mempertimbangkan gaya belajar yang beragam, jenis kecerdasan berbeda, serta faktor lain seperti jenis kelamin, budaya, etnis, status sosial ekonomi, dan minat pribadi.

“Pada tingkat yang paling dasar, pembelajaran diferensiasi berarti 'mengguncang' apa yang terjadi di kelas sehingga siswa memiliki banyak pilihan untuk mengambil informasi, memahami ide, dan mengekspresikan apa yang mereka pelajari,” menurut Carol Ann Tomlinson, ketua kepemimpinan pendidikan, yayasan dan kebijakan di University of Virginia — yang secara luas dianggap sebagai salah satu pemikir paling terkemuka dalam topik ini.

Dengan kata lain, ruang kelas yang berbeda memberikan jalan berbeda untuk memperoleh konten, memproses atau memahami ide, dan mengembangkan produk sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif,” katanya.

Tetapi penting untuk membedakan pembelajaran diferensiasi dengan pembelajaran individual. Meskipun masih berdasarkan kebutuhan individu, diferensiasi tidak berarti Anda harus membuat rencana pelajaran yang disesuaikan untuk setiap siswa tentunya akan melelahkan dan mungkin tidak berkelanjutan.

Sebaliknya, pembelajaran diferensiasi “menganjurkan memperhatikan siswa sebagai individu, itu tidak mengasumsikan tugas terpisah untuk setiap siswa,” kata Tomlinson. Juga tidak kacau; sebaliknya, apa yang dia sebut sebagai "fleksibilitas yang teratur" adalah ciri pembeda, di mana perilaku siswa lebih terfokus dan produktif.

Beberapa manfaat utama dari pendekatan ini termasuk meningkatkan keterlibatan siswa dan meningkatkan motivasi mereka untuk belajar, sementara juga memungkinkan mereka mengambil lebih banyak tanggung jawab untuk pembelajaran mereka. Ini dapat bermanfaat bagi berbagai siswa, dari yang berprestasi hingga mereka yang memiliki ketidakmampuan belajar dan semua orang di antaranya. Misalnya, siswa yang menerima nilai rata-rata mungkin berkembang dalam lingkungan di mana mereka dapat menyesuaikan pembelajaran dengan pilihan dan minat mereka.

Mengapa pengajaran yang dibedakan penting di sekolah saat ini?

Populasi siswa di sekolah lebih beragam dari sebelumnya. Siswa memasuki sekolah dengan berbagai tingkat kemahiran, perilaku, preferensi, dan minat. Pembelajaran diferensiasi membantu memenuhi kebutuhan individu siswa dan mendorong keterlibatan tingkat tinggi, yang telah terbukti meningkatkan hasil pembelajaran secara signifikan.

Hampir semua orang dapat mempelajari banyak hal dengan lebih dari satu cara. Namun, sementara satu pendekatan mungkin membuat proses pembelajaran tampak lebih alami atau dapat diakses oleh siswa tertentu pada waktu tertentu, pendekatan lain mungkin mengacaukan proses untuk pelajar yang sama. Meskipun preferensi individu untuk belajar dapat berubah-ubah, tergantung pada keadaan atau konteksnya, ketidaksesuaian antara bagaimana seorang siswa belajar dengan baik dalam konteks tertentu dan bagaimana guru mengharapkan siswa untuk belajar dapat menghambat proses pembelajaran.

Mengapa guru perlu melakukan pembelajaran diferensiasi?

Untuk mencapai pembelajaran bagi semua siswa, guru harus menyesuaikan pembelajaran mereka untuk memenuhi kebutuhan individu siswa.

Penelitian otak mendukung penggunaan diferensiasi — ini membantu guru memahami mengapa berbagai pengalaman belajar menguntungkan siswa. Ketika siswa terlibat dalam zona perkembangan proksimal mereka di mana mereka tidak bosan atau terancam — ketika mereka berada dalam suasana kewaspadaan yang santai — mereka siap untuk pembelajaran yang optimal. Guru kemudian dapat menargetkan kefokusan siswanya dan membantu mereka mentransfer pembelajaran mereka ke dalam memori jangka panjang.

Apa perbedaan pembelajaran biasa dengan pembelajaran diferensiasi ?

Apa saja persiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran diferensiasi?

Pada dasarnya semua siswa itu belajar, tetapi mereka mempunyai kemampuan yang berbeda-beda di dalam kelas yang sama. Seorang guru harus teliti dan menyadari tingkat kemampuan dari masing-masing siswa sebelum memberikan suatu pembelajaran. Lebih jelasnya Hollas dalam workshop (senin, 8 Juli 2013) menjelaskan mengenai tahapan cara dalam memulai pembelajaran diferensiasi.

Langkah memulai dalam pengajaran diferensiasi menurut Hollas (Senin, 8 Juli 2013) adalah dengan berawal dari tujuan pembelajaran itu sendiri, focus pada apa yang akan murid pelajari kemudian baru berpikir bagaimana mengajarnya, sesuai dengan pernyataanya sebagai berikut: “Start with learning  goals, first focus on his learning then think about teaching.”

Hubungan dengan tabel tersebut di atas adalah bahwa dalam tahap preparing/menyiapkan pembelajaran diferensiasi, kita harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari pembelajaran murid-murid di kelas kemudian dilakukan asesmen.

Asesmen dalam hal ini bukan synonim dengan tes, tetapi arti asesmen dalam DI adalah tahap mengumpulkan informasi untuk menyusun tujuan dalam membimbing pembelajaran tersebut. Dasar pemikiran dari diadakan asesmen ini adalah bahwa setiap murid itu berbeda. Berbeda pada tingkat kesiapan (readiness) dalam menerima konten  pembelajaran yang akan diajarkan, minat atau ketertarikan (interest) dan juga bagaimana cara mereka belajar dengan baik. Ketiga hal tersebut akan dilakukan asesmen. Adapun hal-hal yang diasesmen dari ketiga elemen yang memiliki perbedaan tersebut adalah sebagai berikut.

Poin penting yang akan guru dapatkan dalam  melakukan asesmen dari tingkat kesiapan (readiness), ketertarikan (interest) dan juga learning profile adalah sebagai berikut.

1. Readiness (kesiapan), dengan melakukan asesmen tingkat kesiapan murid, guru akan mengetahui tingkat pencapaian dan juga pemahaman apa yang sudah murid capai.

Kuisioner Kesiapan Mengikuti Pembelajaran Online: Klik DISINI

2. Interest (ketertarikan), setiap murid adalah berbeda, perbedaan tersebut bisa dalam hal hobi, kesenangan dan juga ketidaksukaan dari murid-murid di kelas. Dengan melakukan asesmen dari tiap ketertarikan murid ini, maka guru akan bisa mengetahui bagaimana cara murid mempertahankan motivasinya dalam belajar.

Test Karir : Klik Tautan 1 DISINI; Tautan 2 DISINI; Tautan 3 DISINI.

3. Learning Profile (profil belajar), dengan mengetahui bagaimana profile belajar dari tiap murid-muridnya yaitu tentang gaya belajar, kecerdasan majemuk dan juga factor sosial/emosi, maka guru akan bisa mengetahui bagaimana cara belajar belajar anak sehingga dalam belajar akan lebih efektif.

Untuk menentukan kesiapan, ketertarikan, dan profil belajar siswa kita, maka dapat digunakan kuisioner atau test secara online dengan tautan di bawah ini.

Kuisioner untuk gaya belajar: Klik Tautan 1 DISINI; Tautan 2 DISINI

                                              Tautan 2 DISINI; Tautan 3: DISINI

Kuisioner Kecerdasan Ganda: Klik Tautan 1 DISINI; Tautan 2 DISINI; Tautan 3

                                              DISINI; Tautan 4 DISINI; Tautan 5 DISINI.

Tes Minat Bakat : Klik Tautan 1 DISINI; Tautan 2 DISINI.

Test Kompetensi : Klik Tautan 1 DISINI; Tautan 2 DISINI.

Test Kepribadian: Klik Tautan 1 DISINI; Tautan 2 DISINI; Tautan 3 DISINI

                            Tautan 4 DISINI; Tautan 5 DISINI.

Kuisioner Kekuatan dan Kelemahan : Klik Tautan DISINI.

Tes Kemampuan Bahasa Inggris: Klik Tautan DISINI.

Apa pilar utama atau komponen desain pembelajaran untuk pembelajaran diferensiasi?

Isi: Ini melibatkan penggunaan beragam materi dan metode pembelajaran di kelas untuk mencakup konten kursus. Beberapa siswa mungkin agak akrab dengan konsep dalam pelajaran, sementara yang lain mungkin tidak terbiasa; beberapa bahkan mungkin menunjukkan tanda-tanda penguasaan awal. Membedakan konten berarti menggunakan materi dan metode pembelajaran yang berbeda untuk membantu siswa di semua tingkat pemahaman, tanpa menurunkan standar kinerja. Dengan kata lain, konten tetap konsisten, tetapi cara siswa mengakses konten dapat dibedakan.

Proses: Ini berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang membantu siswa menguasai konten pembelajaran. Ini dapat mencakup tugas berjenjang di mana siswa yang berbeda ditawarkan berbagai tingkat tantangan atau kompleksitas, atau dapat melibatkan waktu yang berbeda-beda yang dibutuhkan siswa yang berbeda untuk menyelesaikan tugas. Selain bacaan yang ditugaskan, Anda dapat menawarkan pilihan untuk mendengarkan podcast atau menonton video — atau memvariasikan pembelajaran individu dengan kerja kelompok — untuk menarik berbagai gaya belajar.

Produk: Ini mengacu pada 'produk' seperti tes, laporan, proyek, dan tugas di mana siswa menunjukkan penguasaan konten berdasarkan preferensi belajar mereka. Bagi beberapa siswa, menunjukkan pengetahuan tidak bisa dicapai dengan baik dengan laporan 10 halaman. Siswa dapat diberikan pilihan tugas seperti membuat video, menulis posting blog, mengembangkan podcast atau membuat objek 3-D. Ini bisa, tentu saja, juga melibatkan penulisan laporan 10 halaman, karena beberapa siswa akan lebih memilih metode ini.

Untuk pemahaman lebih lanjut maka pembelajaran diferensiasi dapat di lihat pada peta konsep di bawah ini.


Bagaimana pendekatan guru melaksanakan pembelajaran diferensiasi?

Pendekatannya dapat dengan dua cara utama:

Pembelajaran diferensiasi yang dipilih siswa: Memberikan opsi dan membiarkan siswa memilih

Pembelajaran diferensiasi yang dipilih guru: Menugaskan pekerjaan rumah dan proyek yang berbeda kepada siswa

Pembelajaran diferensiasi yang dipilih siswa biasanya paling baik jika dibedakan berdasarkan preferensi belajar dan minat siswa. Metode ini umumnya juga paling baik untuk meningkatkan keterlibatan.

Namun, dalam banyak situasi pembedaan yang dipilih guru lebih disukai, seperti ketika ada perbedaan nyata dalam populasi kelas dalam hal pengetahuan dan keterampilan sebelumnya dan / atau ketika standar esensial berbeda di antara siswa.

Misalnya, Anda tidak ingin membiarkan pembedaan yang dipilih siswa antara makalah, diorama, atau pidato jika Anda tahu bahwa satu atau lebih siswa yang enggan perlu meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum. Dalam contoh lain, jika seorang guru memiliki kelas Aljabar II dan separuh siswa mengambil Aljabar I tahun sebelumnya dan separuh lainnya mengambil Geometri I, akan masuk akal bagi guru untuk menentukan sebelumnya bahwa harus ada setidaknya dua kelompok yang dibedakan dan mengajar sesuai. Dalam situasi seperti ini, biasanya yang terbaik adalah guru yang memutuskan.

Seperti apa tampilan pembelajaran diferensiasi di dalam kelas?

Ada banyak bagian yang membentuk ruang kelas yang berbeda — ini bukanlah implementasi dari satu strategi atau ide. … Gregory dan Chapman (2007) menjelaskan enam elemen berikut dari ruang kelas yang dibedakan.

1.    Iklim pembelajaran berorientasi pada perkembangan ..

2.    Guru mengenal siswa ...

3.    Penilaian adalah bagian dari proses ...

4.    Tugas dapat disesuaikan ...

5.    Strategi pembelajaran bervariasi ...

6.    Berbagai model kurikuler digunakan ...

Bagaimana cara melaksanakan penilaian pada pembelajaran diferensiasi?

Penilaian adalah pendamping mengubah produk. ["Produk" didefinisikan dalam pertanyaan sebelumnya.] Menilai produk berarti meminta pertanggungjawaban siswa atas pilihan mereka tentang bagaimana mereka menunjukkan bukti pembelajaran mereka. Penilaian tidak hanya menilai kuantitas pembelajaran itu, tetapi juga kualitasnya.

Perlu diperhatikan bahwa ketika guru membedakan pembelajaran dengan mengubah faktor akuntabilitas, bukan berarti siswa tidak bertanggung jawab atas pembelajaran tersebut. Artinya, guru dalam tim pembelajaran lainnya memberikan cara berbeda bagi siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajaran.

Untuk memvariasikan langkah-langkah akuntabilitas bila memungkinkan dan untuk mencari gambaran yang kuat tentang pembelajaran siswa, guru menggunakan penilaian sumatif dan formatif serta rencana penilaian yang seimbang yang mencakup penilaian tradisional, verbal / linguistik; portofolio artefak dan refleksi; dan data kinerja dengan kriteria dan indikator kualitas yang telah ditentukan.

Berkaitan dengan situasi saat ini yang masih pada masa pandemi Covid-19, maka di bawah ini dijabarkan juga tentang pembelajaran diferenasiasi secara Daring atau online.

Bagaimana melaksanakan pembelajaran diferensiasi secara Online?

Aspek keempat dari diferensiasi terkait dengan lingkungan belajar itu sendiri — menciptakan kondisi untuk pembelajaran yang optimal di dalam kelas. Ini dapat mencakup apa saja mulai dari tata letak fisik kelas hingga suasana keseluruhan. Tapi bagaimana cara kerjanya di ruang kelas digital?

Prinsip umum yang sama untuk ruang kelas fisik dapat diterapkan secara online. Menggunakan ruang yang tampak profesional dengan pencahayaan yang baik untuk video kuliah, menawarkan ruang pertemuan virtual kelompok kecil, forum obrolan yang dipimpin siswa, dan jam kantor virtual dapat sangat membantu dalam menciptakan ruang virtual yang nyaman bagi siswa.

Pembelajaran memungkinkan akan beresonansi dengan kelompok siswa yang lebih luas jika itu menargetkan indra visual, pendengaran, sentuhan, dan kinestetik. Ini berarti menerapkan beberapa pendekatan pengajaran yang berbeda dalam pelajaran Anda, seperti menonton video, mendengarkan klip audio, bermain game edukasi, dan membagi siswa menjadi pasangan atau kelompok di ruang istirahat virtual, serta memberikan arahan lisan dan tertulis.

Anda juga dapat menggunakan alat seperti kuesioner online, kuis, dan jajak pendapat untuk menunjukkan konten apa yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa — menanyakan kepada mereka tentang kegiatan kelas favorit mereka, misalnya, atau tentang jenis latihan apa yang membantu mereka mengingat poin-poin penting.

Bagaimana strategi pembelajaran diferensiasi untuk ruang kelas digital?

Bagi beberapa siswa, memberikan presentasi online di depan teman sekelas adalah sesuatu yang menakutkan. Orang lain akan berada di elemen mereka. Itulah mengapa diferensiasi memadukan instruksi individu, kelompok kecil, kelompok besar, dan seluruh kelas di seluruh konten, proses, dan produk. Ini juga memperhitungkan kesiapan pelajar, profil pembelajaran dan minat belajar.

Masih ada ruang untuk ceramah tradisional (meskipun dalam bentuk video) dan diskusi kelas online, terutama ketika membahas materi dasar. Tetapi pembelajaran diferensiasi dapat diterapkan ke kelas digital Anda dengan cara yang akan melibatkan siswa, sambil membantu mereka memenuhi tujuan pembelajaran.

Dalam mendesain pembelajaran diferensiasi, akan sangat membantu untuk memahami apa yang iya — dan apa yang bukan. Diferensiasi tidak berarti bahwa siswa 'mahir' dapat melewatkan pekerjaan rumah mereka, atau bahwa siswa 'mahir' harus dipasangkan dengan siswa yang 'masih perlu berjuang'. Tetapi itu bisa berarti mengelompokkan siswa berdasarkan kekuatan dan kelemahan mereka sehingga mereka semua dapat belajar dari satu sama lain.

Sebaiknya hindari membedakan siswa berdasarkan kecepatan belajar mereka. “Siswa yang belajar cepat mungkin hanya memiliki pemahaman konsep yang dangkal, sementara siswa yang bergerak lambat mungkin memiliki fasilitas yang lebih besar dengan konsep yang sama dan kemampuan yang lebih besar untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan itu. Dalam hal ini, siswa yang bergerak lebih cepat mungkin harus banyak belajar dari siswa yang bergerak lebih lambat, ”menurut Steven Mintz, direktur eksekutif Institute for Transformational Learning di The University of Texas di Austin, dalam sebuah artikel untuk Inside Higher Ed.

Berikut cara membedakan pembelajaran untuk memenuhi berbagai kebutuhan siswa — bahkan di kelas digital:

Tugas berjenjang: Tugas kelompok siswa untuk tugas tertentu menurut pemahaman mereka dengan  untuk tujuan pembelajaran yang sama, tetapi pada tingkat tantangan dan kompleksitas yang berbeda. Siswa dapat dikelompokkan menurut tingkat tantangan (di mana kelompok yang berbeda menangani tugas yang berbeda) atau kompleksitas (di mana kelompok yang berbeda menangani tugas yang sama pada tingkat kompleksitas yang berbeda).

Kerja kelompok berdasarkan gaya belajar: Setelah mengajarkan pelajaran, bagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil menggunakan ruang istirahat virtual. Siswa dapat dikelompokkan berdasarkan gaya belajar mereka (seperti visual atau auditori), daripada kemampuan. Tentu saja, tidak semua siswa mengetahui gaya belajar mereka — dan mereka mungkin memiliki lebih dari satu gaya belajar — jadi kuis pra-penilaian dapat membantu menentukan cara mengelompokkan siswa.

Pengelompokan fleksibel: Pendekatan kerja kelompok ini memungkinkan siswa untuk bergilir masuk dan keluar dari pengelompokan sementara (baik berpasangan atau kelompok kecil) untuk melengkapi gaya belajar mereka sendiri. Namun, ini membutuhkan beberapa perencanaan sebelumnya. Melihat profil pembelajaran siswa akan membantu membuat kelompok dan memastikan siswa bergilir masuk dan keluar dari pengelompokan yang paling sesuai.

Kurikulum berlapis: Ini menawarkan siswa pilihan tugas, meskipun mereka masih diharuskan untuk menunjukkan penguasaan materi kursus agar bisa lulus. Ini adalah pilihan yang baik untuk instruktur yang mengajar kelas online yang besar tetapi tetap ingin memberikan perbedaan.

Proyek independen: Minta siswa untuk mengemukakan ide proyek mereka sendiri dan mempresentasikannya kepada Anda. Proyek tersebut masih harus memenuhi standar akademik, jadi siswa harus terbuka terhadap revisi atau penyempurnaan Anda.

Sistem respons siswa: Sistem ini memungkinkan kolaborasi waktu nyata, membantu pendidik mengukur pemahaman siswa dengan lebih baik untuk membedakan pengajaran. Anda dapat membuat kuis online, misalnya, yang secara otomatis menetapkan aktivitas atau tugas tindak lanjut yang dibedakan berdasarkan skor siswa (dan pemahaman materi).

Pembelajaran berbasis game: Game edukasi dapat digunakan di berbagai mata pelajaran. Cari platform yang memungkinkan Anda untuk memantau siswa, bahkan mungkin menghasilkan laporan, untuk menilai pembelajaran dan di mana ada celah. Mereka juga dapat mempromosikan pembelajaran mandiri; beberapa game akan menyesuaikan dengan kebutuhan 'pemain'.

Diskusi interaktif: Daripada menjadi orang bijak di atas panggung — yang sulit dilakukan di ruang kelas virtual, bahkan untuk dosen yang paling memukau — gunakan alat digital untuk memfasilitasi pertemuan, diskusi, dan debat online interaktif.

Kegiatan langsung: Pada awalnya, ini mungkin tampak sulit untuk dilakukan di lingkungan online, tetapi ini dapat menginspirasi kreativitas yang mengejutkan pada siswa Anda saat mereka mencari benda rumah tangga untuk digunakan dalam proyek seni atau ilmiah. Dan itu akan menarik bagi siswa yang merupakan pembelajar taktil atau kinestetik.

Peran penilaian dalam pembelajaran diferensiasi?

Konten, proses, dan produk yang Anda pilih untuk dimasukkan ke dalam rencana pelajaran Anda harus didasarkan pada data dari penilaian siswa (dan alat terkait). Sama seperti tidak ada dua siswa yang sama, tidak ada dua kelas yang sama, jadi kegiatan instruksional harus fleksibel, berdasarkan kebutuhan siswa dan kelas secara keseluruhan.

“Dalam ruang kelas yang berbeda, penilaian tidak lagi didominasi sesuatu yang terjadi di akhir unit untuk menentukan 'siapa yang mendapatkannya.' Prapenilaian diagnostik secara rutin dilakukan saat unit dimulai, untuk menjelaskan kebutuhan dan minat khusus individu dalam kaitannya dengan tujuan unit, ”kata Tomlinson.

Di seluruh unit, instruktur menilai tingkat kesiapan, minat, dan pendekatan belajar siswa yang sedang berkembang, katanya, dan kemudian merancang pengalaman belajar berdasarkan pemahaman terbaru tentang kebutuhan belajar siswa.

Prapenilaian: Agar diferensiasi menjadi efektif, Anda perlu menentukan pemahaman siswa sebelum unit studi. Prapenilaian harus informal, memberikan umpan balik kualitatif untuk mengidentifikasi preferensi dan minat belajar, serta pengetahuan, kekuatan dan bidang kelemahan siswa. Ini dapat dilakukan melalui daftar periksa online, kuis, latihan refleksi diri, dan jenis alat pra-penilaian lainnya.

Penilaian berkelanjutan: Penting untuk terus menilai dan menyesuaikan konten secara teratur untuk memenuhi kebutuhan siswa yang terus berkembang. Penilaian formatif — seperti tugas, kuis, dan tes — dapat membantu menginformasikan strategi instruksional Anda. Namun, mereka juga dapat membantu Anda mempelajari tentang preferensi belajar siswa sehingga Anda dapat menyesuaikan dan menyesuaikan strategi Anda.

Pengujian bakat: Evaluasi pemahaman dengan cara yang menguji bakat yang berbeda — bukan hanya jawaban tertulis (meskipun itu masih akan menarik bagi beberapa siswa). Pilihan artistik atau kinestetik dapat membantu beberapa siswa mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang konten dengan cara yang berbeda, seperti menyampaikan presentasi, melakukan monolog, atau membuat seni visual.

Dalam hal pengajaran yang berbeda, penting untuk diketahui bahwa "instruktur bukan hanya spesialis bidang konten atau pengevaluasi pekerjaan siswa, melainkan, desainer pengalaman pendidikan," menurut Mintz.

Ada banyak hal yang harus dipelajari dalam paradigma baru pengajaran online ini. Namun saat kami bergerak ke arah personalisasi yang lebih di kelas, diferensiasi akan membantu memenuhi kebutuhan semua pelajar — bahkan di dunia digital.

Sumber:

Marlina. 2020. Panduan Pelaksanaan Model Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Inklusif. Universitas Negeri Padang.

Dinar Westri Andini, 2016.Differented Instruction: Solusi Pembelajaran dalam Keberagaman Siswa di Kelas Inklusif. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, Vol. 2, Nomor 3, Mei 2016.

https://tophat.com/blog/differentiated-instruction/

https://www.solutiontree.com/knowledge-base/differentiated-instruction

0 comments:

Posting Komentar