Dampak pandemi
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) masih berkepanjangan dan sangat dirasakan
dunia pendidikan. Sistem pembelajaran tatap muka di sekolah pada tahun ajaran
2020/2021 yang telah dimulai pada Bulan
Januari 2021 pun belum berjalan normal. Masih banyak daerah tergolong zona
merah, kuning dan oranye belum bisa melakukan sistem pembelajaran secara tatap
muka. Tentu saja hal ini membuat kepala sekolah dan guru berpikir keras apa
yang harus dilakukan agar layanan pendidikan tetap berjalan dengan baik.
Dengan kondisi tersebut,
sangat mungkin kedatangan siswa ke sekolah akan dibatasi, baik jumlah hari
maupun jumlah siswa per kelas. Bisa jadi, siswa hanya belajar 2 atau 3 hari di
sekolah, selebihnya belajar di rumah. Begitu juga agar jaga jarak bisa
dilakukan, setiap kelas diisi separuh siswa saja, separuh lagi masuk hari
berikutnya. Kemudian juga ketika siswa tatap muka di sekolah hanya 3,5 jam
berada di sekolah dengan 3 mata pelajaran. Kalau hanya mengandalkan
pembelajaran di sekolah ketika tatap muka maka tidak akan cukup waktu dalam
pembelajaran tersebut. Dengan kondisi seperti ini, para kepala sekolah dan guru
terus mencari model pembelajaran efektif dan efisien digunakan pada kondisi di
tersebut.
Untuk mengatasi hal
tersebut agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat menghasilkan hasil belajar
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum maka ada beberapa model pembelajaran yang
dapat digunakan. Model tersebut adalah model pembelajaran terbalik (Flipped
Classroom). Pada tulisan ini penulis akan menjelaskan apa itu pembelajaran
terbalik, seperti apa prosedurnya, langkah-langkahnya, sampai tautan video, dan
video yang menjelaskan tentang pembelajaran terbalik ini.
Apa itu Model Pembelajaran Terbalik (Flipped Classroom)?
Dalam bukunya Flip Your Classroom: Reach Every Student in Every Class Everyday (2012), Jonathan
Bergmann dan Aaron Sams menulis:
“Basically the concept of a flipped class is
this: that which is traditionally done in class is now done at home, and that
which is traditionally done as homework is now completed in class.”
Artinya, “Pada dasarnya konsep flipped class adalah sebagai berikut:
bahwa yang secara tradisional dilakukan di kelas sekarang dilakukan di rumah,
dan yang secara tradisional dikerjakan sebagai PR (pekerjaaan rumah) kini
diselesaikan di kelas.”
Pembelajaran terbalik (flipped
learning) atau kelas terbalik (flipped classroom) atau campuran
pembelajaran di dalam dan di luar kelas (blended learning inside and outside
classroom) merupakan metode pembelajaran kelas tatap muka ataupun
pembelajaran dalam jaringan yang mana siswa melihat video, mendengar audio,
membaca buku atau lembar kerja ketika di rumah kemudian pada pertemuan tatap
muka atau melalui dunia maya atau video conference, guru dan siswa
mengadakan interaksi pembelajaran sesuai materi yang telah dipelajari siswa sebelumnya.
Dalam pertemuan tatap maya atau melalui video conference guru bisa
membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil (breakout room) agar
sesama siswa dapat saling berbagi pengetahuan; atau bisa juga kelompok-kelompok
proyek untuk mempresentasikan hasil belajar kelompoknya melalui dunia maya. Lebih
lanjut bisa dilihat perbedaan antara kelas tradisional dengan kelas terbalik
pada gambar di bawah ini.
Metode ini juga
digunakan oleh guru ketika ada siswa yang tidak hadir di kelas karena sesuatu
hal. Guru bisa membuat video apa yang diajarkannya dan diberikan kepada yang
tidak masuk kelas tersebut. Jon Bergmann dan Aaron Sams, yaitu guru kimia SMA
Woodland Park di Colorado, Amerika Serikat, menggunakan metode ini untuk
membantu para siswanya yang tidak masuk kelas dengan membuat video pembelajaran
apa yang sudah mereka ajarkan. Hasilnya sangat bagus, siswa bisa mengikuti
pelajaran dan tidak ketinggalan. Model ini akhirnya dipakai juga oleh siswa
yang sudah belajar di kelas sebagai bahan memperdalam materi yang sudah
dipelajarinya.
Guru sebelum membahas
materi yang akan di ajarkan memberikan tugas terlebih dahulu kepada siswa untuk
mempelajari materi yang ada dalam media pembelajaran. Model belajar seperti ini
membuat siswa dituntut untuk lebih mandiri karena mereka mempelajari bahan
terlebih dahulu sebelum ada pertemuan di kelas. Model ini juga membuat
siswa lebih aktif karena dorongan keingintahuan mereka juga lebih tinggi.
Model ini juga cocok
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Era Industri 4.0.
Perubahan model belajar ini tentu membutuhkan pelatihan dan kesiapan guru,
tenaga kependidikan, dan para pejabat pendidikan dalam merancang rencana
pelaksanaan pembelajaran dan media pembelajaran yang compatible dengan
perkembangan teknologi saat ini.
Bagaiman Prosedur Pembelajaran Terbalik (Flipped Classroom)?
Guru bisa dengan mudah
mengunduh materi yang akan dipelajari siswa dari berbagai learning management system (LMS) yang sudah tersedia, baik dari Kemdikbud, yaitu
Rumah Belajar dan TV Edukasi, maupun menggunakan LMS dari swasta yang dapat diunduh
secara gratis. Materi diserahkan kepada siswa dengan diberi penjelasan apa yang
harus dikerjakan dan akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
Sedangkan pada sekolah
penulis menggunakan sites dari akun belajar id Kemdikbud. Pada sites guru ini
diletakkan tautannya pada website sekolah dan melalui tautan ini siswa akan
mengakses sites guru sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Setiap sites
guru berisikan halaman absensi, halaman materi, halaman penugasan, halaman
penilaian dan halaman kolom karya siswa.
Berkaitan dengan model
pembelajaran kelas terbalik ini, maka setiap guru sesuai dengan mata pelajaran
masing-masing memuat video, modul, ataupun buku sesuai materi yang dipelajari.
Maka melalui sumber belajar inilah siswa akan belajar secara mandiri melalui
video ataupun sumber belajar lainnya. Halaman salah satu sites guru bisa
dilihat pada gambar di bawah ini.
Setelah
siswa belajar mandiri dengan berbagai sumber belajar yang diberikan oleh guru
maka pada saat siswa datang ke sekolah, guru tinggal membahas dengan mereka,
misalnya siswa diminta mempresentasikan apa yang telah dipelajari. Dengan
demikian, siswa terlatih mengomunikasikan apa yang dipelajari kepada teman
sejawat. Untuk memperdalam materi yang dipelajari, guru juga bisa mengajak
siswa berdiskusi dalam kelompok kecil. Guru berperan sebagai fasilitator dan
berkeliling kelas untuk memotivasi sekaligus memantau keaktifan siswa dalam
berdiskusi. Guru tidak lagi sebagai penyaji informasi; sebaliknya, guru lebih
banyak mengambil peran sebagai tutor. Waktu guru dihabiskan untuk berinteraksi dengan dan
membantu murid-murid. Dalam hal ini, siswa yang
paling lemah justru paling banyak mendapatkan bantuan guru.
Secara ringkasnya siklus
proses pembelajaran/kelas terbalik dapat dilihat pada gambar di dibawah ini.
Pada gambar di atas,
siswa memulai kegiatannya dengan pada bagian atas lalu ke kanan dan seterusnya.
Dengan model ini, siswa
tidak perlu hadir ke sekolah tiap hari. Jadi, seandainya tahun ajaran baru
nanti siswa harus masuk sekolah di selang-seling, metode ini sangat bagus.
Siswa akan mengerjakan tugas pada saat di rumah selama tiga hari dan masuk ke
sekolah belajar di kelas selama tiga hari. Model ini cocok untuk mengoptimalkan
waktu di kelas yang terbatas dan juga akan melatih siswa untuk mengelola waktu
dengan baik.
Prosedur untuk
pembelajaran terbalik ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Ini adalah
contoh prosedur dari pembelajaran terbalik yang menggunakan rumah belajar.
Bagaimana Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terbalik (Flipped
Classroom)?
Menurut Adhitiya dkk
(2015), langkah-langkah model pembelajaran dengan metode flipped classroom
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Sebelum tatap muka guru
memberikan materi dalam bentuk video pembelajaran.
b. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
c. Guru menyampaikan secara garis
besar materi yang akan dipelajari.
d. Memberi tugas siswa untuk membuat
rangkuman dari video.
2. Kegiatan di kelas
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa.
b. Membahas video yang telah ditonton siswa dengan diskusi dan tanya jawab.
c. Melalui tanya jawab dengan siswa guru menguatkan konsep.
d. Guru memberikan latihan pemecahan masalah melalui LKS.
e. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menyelesaikan masalah.
f. Peran guru saat diskusi adalah memfasilitasi siswa agar mampu menuliskan ide atau gagasannya terkait masalah yang diberikan.
g. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan yang lain menanggapinya.
h. Guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
i. Memberikan video pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya
Langkah-langkah
pembelajaran di atas dapat disesuaikan dengan kondisi sekarang dalam mengikuti protokol
kesehatan, misalnya dalam pembuatan kelompok.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh RPP di bawah ini:
Download Doc : RPP Model Flipped Classroom
Apa saja Pilar Model Pembelajaran Terbalik (Flipped Classroom)?
Menurut Flipped
Learning Network (https://flippedlearning.org), ada empat pilar dalam penggunaan metode Flipped Learning:
1. Suasana belajar yang luwes (flexible environment) yaitu kebebasan
bagi guru untuk mengatur situasi pembelajaran seperti kebebasan mengatur
lingkungan kelas untuk belajar dalam kelompok dan belajar individual, kebebasan
waktu dalam mencapai ketuntasan pembelajaran dan kebebasan dalam penilaian.
2. Budaya belajar (learning culture) yaitu peranan utama
partisipasi aktif pada peserta didik untuk melakukan eksplorasi isi pelajaran
dan diskusi mendalam oleh sesama peserta didik dalam merumuskan atau membangun
pengetahuan (knowledge construction) serta melakukan evaluasi oleh
mereka sendiri yang dipandang sesuai dan bermakna bagi diri mereka.
3. Isi pelajaran yang terarah (intentional content) yaitu
adanya persiapan guru yang memilih topik pembelajaran yang memiliki arah yang
jelas sehingga peserta didik dapat melakukan eksplorasi pengetahuan,
mendapatkan pembelajaran yang penuh makna, menguasai isi secara mendalam dengan
menerapkan prosedur berpikir secara ilmiah.
4. Pendidik profesional (professional educator) yaitu
keberadaan guru yang aktif melakukan pengamatan terhadap kegiatan peserta
didik, memberikan umpan balik kepada peserta didik, dan melakukan penilaian,
menjalin hubungan dengan sesama guru untuk meningkatkan profesionalitasnya,
terbuka terhadap kritik ataupun masukan, serta tetap menjadi sumber inspirasi
bagi peserta didiknya yang aktif dalam belajar.
Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan metode flipped classroom lebih baik?
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan di Amerika dan juga beberapa sekolah di Indonesia
yang sudah mempraktikkan flipped classroom, hasilnya sangat menggembirakan dan kualitasnya lebih baik.
Para siswa yang mempraktikkan metode ini motivasi belajarnya sangat tinggi,
kreativitasnya meningkat, tanggungjawab meningkat, siswa lebih aktif dalam PBM
di kelas, dan nilai akademiknya lebih baik jika dibandingkan cara belajar
tradisional. Begitu juga para guru juga merasa punya waktu lebih untuk
berinteraksi dengan siswa.
Dengan model ini, tujuan
kita untuk membekali kemampuan siswa untuk berpikir kritis (critical thinking), bekerjasama (collaborative), kemampuan berkomunikasi (comunication skills), dan berpikir kreatif dan inovatif (creative/innovative) dapat kita laksanakan dengan baik. Guru tidak mendominasi
waktu di kelas. Interaksi guru dan siswa semakin baik dan semakin menyenangkan.
Semoga flipped classroom bisa menjadi salah satu alternatif model pembelajaran saat pandemi Covid-19 masih menghantui kita semua. Semoga Anak-anak kita tetap bisa belajar dengan nyaman.
Tautan video pembelajaran untuk pembelajaran terbalik
1.
Rumah Belajar
Kemdikbud
(https://belajar.kemdikbud.go.id/ )
2. Video Pendidikan Indonesia (https://www.youtube.com/channel/UC9x2I5HjtxyzAuxb1m3Jtfg/videos )
3. Channel Youtube Direktorat SMA (https://www.youtube.com/playlist?list=PLA951KnKprNtlbeqaIpqk19k-ylTSVVSH)
4. TV Edukasi
(http://video.kemdikbud.go.id/ )
5. Khan Academy
(https://www.youtube.com/c/khanacademy/featured )
Video Penjelasan dan
Contoh Penerapan Flipped Classroom
Video 1
Video 2
Sumber:
Abi Sujak. 2020. Mengajar Generasi Z. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Kemdikbud. 2020. Panduan Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta :
Pusdatin
Mudarwan. Pengunaan Model
Pembelajaran Flipped Classroom dengan Moodle Sebagai Implementasi
dari Blended Learning; Bagian Kurikulum dan Evaluasi BPK PENBUR Jakarta
0 comments:
Posting Komentar