Minggu, 14 Agustus 2022

Cara Menciptakan Lingkungan Belajar yang Optimal bagi Siswa Sesuai dengan Kurikulum Merdeka

Lingkungan belajar meliputi susunan kelas secara personal, sosial, dan fisik. Lingkungan belajar juga harus disesuaikan dengan kesiapan dan minat siswa dalam belajar, agar memiliki motivasi yang tinggi.

Lingkungan kelas memiliki dampak besar pada cara siswa dari segala usia belajar. Meskipun setiap siswa belajar dengan cara yang sepenuhnya mandiri, dengan awalnya menetapkan batasan dan standar, menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif dan konsisten dalam penyampaian kurikulum, asesmen dan refleksi, seorang guru dapat menyediakan lingkungan belajar yang optimal.

Tujuan dari mengkondisikan lingkungan belajar ini adalah dalam rangka memberikan dukungan untuk keleluasaan, kenyamanan dan keamanan belajar bagi siswa dari segi fisik dan psikis.

Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik merupakan lingkungan yang memungkinkan untuk memberikan gerak dan penyegaran pikiran saat mengikuti proses pembelajaran. Lingkungan fisik meliputi sarana dan prasarana pembelajaran seperti pencahayaan, ventilasi, meja, kursi, dan sebagainya.

Strategi lingkungan fisik:

1.   Mengubah tata letak ruang kelas secara fleksibel untuk menyesuaikan dengan aktivitas pembelajaran.

2.  Memanfaatkan lingkungan sekolah untuk memfasilitasi pembelajaran seperti perpustakaan, laboratorium, kantin, kebun sekolah dan fasilitas lainnya.

3.   Membuat kondisi lingkungan sekolah yang tenang, nyaman, bersih dan sejuk akan membuat siswa berkonsentrasi dengan baik.

Contoh pengondisian lingkungan belajar:

1. Menyiapkan meja dan kursi peserta didik yang mudah untuk dipindah tempatkan dan diatur tata letaknya untuk menyesuaikan dengan aktivitas pembelajaran.

2.    Sediakan sudut baca kelas untuk mendekatkan peserta didik pada buku sebagai salah satu sumber belajar.

3.     Buat jam kunjung perpustakaan, agar peserta didik dapat meluangkan waktu secara khusus mengakses informasi dalam buku tanpa terganggu tugas atau aktivitas lainnya.

4.     Gunakan semua tempat di sekolah untuk memfasilitasi pembelajaran, misal: kantin untuk mengajarkan dan mencontohkan gaya hidup sehat, kebun sekolah untuk pembelajaran IPAS, dll.

5.  Melibatkan peserta didik untuk membantu mengatur, menata, menyusun tempat yang aman dan nyaman dimana mereka bisa mengakses dan memilih sumber belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan berani mencoba aktivitas belajar baru.

Lingkungan Non Fisik (Personal dan Sosial)

Berikut adalah tujuh hal yang perlu dipertimbangkan guru ketika bekerja menuju ruang kelas yang ideal sesuai dengan lingkungan non fisik.

 1.    Keamanan dan Kesejahteraan

Merasa aman, termasuk, dipahami, dan sukses sangat penting bagi pikiran siswa untuk belajar. Jika seorang siswa tahu bahwa mereka didukung, dihormati, dan dihargai, mereka lebih mungkin untuk membuka diri terhadap tantangan. Lingkungan aman yang meningkatkan kesejahteraan dapat dicapai dengan menetapkan batasan, menguraikan standar dan harapan, berkomunikasi dengan siswa dan keluarga mereka, membuat rencana pembelajaran mandiri untuk siswa berkebutuhan khusus, mendengarkan dan peduli.

Selain itu, sesuai dengan pembelajaran pada kurikulum merdeka dengan siswa belajar sesuatu yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pencapaian mereka, maka siswa tersebut tidak akan mudah merasa cemas karena mereka tahu mereka bisa memenuhi tuntutan pembelajaran dari guru dan merasa aman dan nyaman belajar di sekolah. Kemudian juga kesejahteraan psikologis yang baik berbanding lurus dengan keberhasilan akademik siswa dan semangat mereka untuk bersekolah.

 

2.    Pengambilan Risiko yang Sehat dan Kreativitas

Siswa membangun kepercayaan diri ketika mereka dapat mengatasi tantangan. Dengan mendorong kreativitas di dalam kelas, memberikan ruang bagi siswa untuk tumbuh dan mengambil risiko, dan penghargaan atas prestasi yang dapat menciptakan lingkungan belajar di mana siswa berusaha untuk menyerap kompetensi/pemahaman lebih banyak. Tentu saja, di mana kesehatan mental merupakan faktor, tantangan harus dijaga dalam parameter kenyamanan dan kemauan anak, tetapi setiap kali seorang siswa melangkah keluar dari area nyaman itu dan mencapainya, adalah waktunya untuk perayaan dan memberikan ucapan selamat.

 

3.    Asesmen dan Refleksi

Asesmen adalah ukuran yang sangat baik tentang bagaimana kinerja seorang guru, serta bagaimana siswa mencapainya. Asesmen secara reguler harus dilakukan di kelas untuk memastikan semua orang berada pada tahap yang sama dan siswa mendapat informasi dan terlibat. Tetapi penilaian tidak harus dalam bentuk tes, tugas, proyek, atau rubrik yang menakutkan. Lembar umpan balik harus bekerja dengan baik, kuis dan survei online menyenangkan, dan tugas kelompok dan lisan dapat menghilangkan tekanan ketika biasanya dengan tanda centang dan silang. Mencampur tugas dengan berbagai pilihan penilaian kreatif, lisan, tertulis dan multimodal dapat mengoptimalkan lingkungan belajar untuk berbagai gaya belajar.

Sesuai dengan salah satu prinsip asesmen, yaitu asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk guru, siswa, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Asesmen dan refleksi ini dilaksanakan misalnya melalui penilaian diri, penilaian antarteman, dan refleksi metakognitif terhadap proses belajarnya.


Baca Juga : Jenis, Teknik, dan Contoh Instrumen Asesmen pada Kurikulum MerdekaASESMEN AWAL DALAM MENDESAIN PEMBELAJARAN DIFFERENSIASI SESUAI PRINSIP PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM MERDEKA DAN BERBAGAI APLIKASI ONLINE UNTUK ASESMEN AWAL

 

4.    Pembelajaran Diferensiasi

Semua siswa belajar secara berbeda dan dalam berbagai cara. Untuk mendapatkan yang terbaik dari pengalaman belajar mereka, dan untuk memastikan keberhasilan bagi semua, pembelajaran diferensisasi sangat penting. Memvariasikan cara penilaian dalam tugas apa pun dapat membuat semua perbedaan bagi siswa dengan kebutuhan belajar tertentu. Pilihan untuk memberikan penilaian secara lisan, bukan tertulis atau sebaliknya dapat sangat berarti bagi rasa pencapaian siswa. Memodifikasi tugas adalah ide yang baik ketika ada gaya dan level belajar yang beragam, namun, penting untuk tidak memilih satu siswa saja, jadi memberikan berbagai pilihan kepada siswa untuk dipilih dapat mengurangi stres.

Pembelajaran diferensiasi ini dapat dibagi berdasarkan kesiapan siswa, minat, dan kebutuhan belajar. Berdasarkan kesiapan siswa misalnya dengan cara diskusi kelas dengan pertanyaan yang berbeda level kesulitannya dan tutor sebaya menjelaskan teman yang kesulitan. Berdasarkan minat siswa misalnya dengan cara diskusi kelas dengan pertanyaan yang berbeda sesuai minat peserta didik dan tutor sebaya yang memiliki minat yang sama. Sedangkan berdasarkan kebutuhan belajar siswa melalui cara diskusi kelas melalui chatting di media online, podcast, talk show dan tutor sebaya di kelompok besar (kelas), kecil, individu, lewat video, gambar, lagu.


Baca Juga : Pembelajaran Diferensiasi, Pembelajaran Melayani Keunikan Siswa, Cara Merancang Pembelajaran Difrensiasi

 

5.    Mendorong Kepemimpinan dan Kemampuan Beradaptasi

Kepemimpinan dan tanggung jawab memberi siswa rasa pencapaian. Hal ini juga memungkinkan siswa untuk melihat berbagai gaya kepemimpinan. Pemberian peran kepemimpinan di kelas dasar dan pemberian penghargaan berdasarkan prestasi di kelas menengah akan sangat membantu dalam mendorong siswa untuk berusaha. Pastikan setiap siswa memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin. Mereka mungkin memilih untuk menerima tantangan, atau mereka mungkin memilih untuk tidak, tetapi memiliki pilihan untuk bekerja menuju kepemimpinan adalah keterampilan hidup yang berharga.

 

6.    Keterlibatan

Keterlibatan tidak hanya datang dari membuat hal-hal menyenangkan di kelas. Ada banyak cara untuk melibatkan siswa yang akan menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Membangun pembelajaran sebelumnya dan pengalaman serta minat siswa akan menciptakan kelompok siswa yang terlibat siap untuk mendengarkan dan belajar. Kesempatan belajar kolaboratif menggunakan keterlibatan sosial untuk memungkinkan siswa berkembang. Memanfaatkan humor, bermain dan pembelajaran berbasis masalah akan membuat anak berpikir, bertanya-tanya, tertawa dan ingin belajar.


Baca Juga : Kupas Tuntas Pembelajaran Inkuiri

 

7.    Pembelajaran Mandiri

Lingkungan belajar yang optimal adalah lingkungan di mana siswa mengembangkan keterampilan untuk mengatur mereka untuk hidup. Mempromosikan pembelajaran sepanjang hayat adalah cara untuk melibatkan dan menginspirasi siswa, dan akan mengembangkan anak-anak yang sadar sosial dan memberi mereka kesempatan untuk menjadi orang dewasa yang sukses. Tugas terbuka dengan berbagai mode penilaian memberi siswa kesempatan untuk memilih dan bereksperimen dengan keterampilan mereka. Pembelajaran berbasis masalah dan proyek penelitian di mana siswa harus berhipotesis, mengeksplorasi dan menemukan akan meningkatkan pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Aset berharga ini akan menyiapkan anak-anak untuk sukses akademis karena mereka akan belajar berpikir sendiri dan membuat deduksi, penemuan, kesalahan, dan terobosan.


Baca Juga: CARA MERANCANG PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILACARA MENYUSUN MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Sumber:

Kemdikbudristek. 2022. Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia

https://www.lifeskillsgroup.com.au/blog/7-steps-to-creating-an-optimal-learning-environment-for-students

0 comments:

Posting Komentar