Lingkungan belajar meliputi
susunan kelas secara personal, sosial, dan fisik. Lingkungan belajar juga harus
disesuaikan dengan kesiapan dan minat siswa dalam belajar, agar
memiliki motivasi yang tinggi.
Lingkungan kelas memiliki dampak besar pada
cara siswa dari segala usia belajar. Meskipun setiap siswa belajar dengan cara yang sepenuhnya
mandiri, dengan awalnya menetapkan batasan dan standar, menciptakan lingkungan
yang aman dan inklusif dan konsisten dalam penyampaian kurikulum, asesmen dan refleksi, seorang guru dapat
menyediakan lingkungan belajar yang optimal.
Tujuan dari
mengkondisikan lingkungan belajar ini adalah dalam rangka memberikan dukungan untuk
keleluasaan, kenyamanan dan keamanan belajar bagi siswa dari segi fisik dan
psikis.
Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik merupakan lingkungan yang memungkinkan untuk memberikan gerak dan penyegaran pikiran saat mengikuti proses pembelajaran. Lingkungan fisik meliputi sarana dan prasarana pembelajaran seperti pencahayaan, ventilasi, meja, kursi, dan sebagainya.
Strategi lingkungan fisik:
1. Mengubah tata
letak ruang kelas secara fleksibel untuk menyesuaikan dengan aktivitas
pembelajaran.
2. Memanfaatkan
lingkungan sekolah untuk memfasilitasi pembelajaran seperti perpustakaan, laboratorium,
kantin, kebun sekolah dan fasilitas lainnya.
3. Membuat kondisi
lingkungan sekolah yang tenang, nyaman, bersih dan sejuk akan membuat siswa
berkonsentrasi dengan baik.
Contoh
pengondisian lingkungan belajar:
1. Menyiapkan
meja dan kursi peserta didik yang mudah untuk dipindah tempatkan dan
diatur tata letaknya untuk menyesuaikan dengan aktivitas pembelajaran.
2. Sediakan sudut
baca kelas untuk mendekatkan peserta didik pada buku sebagai salah satu
sumber belajar.
3. Buat jam
kunjung perpustakaan, agar peserta didik dapat meluangkan waktu secara
khusus mengakses informasi dalam buku tanpa terganggu tugas atau aktivitas
lainnya.
4. Gunakan semua
tempat di sekolah untuk memfasilitasi pembelajaran, misal: kantin untuk
mengajarkan dan mencontohkan gaya hidup sehat, kebun sekolah untuk pembelajaran
IPAS, dll.
5. Melibatkan
peserta didik untuk membantu mengatur, menata, menyusun tempat yang aman dan
nyaman dimana mereka bisa mengakses dan memilih sumber belajar sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan berani mencoba aktivitas belajar baru.
Lingkungan Non Fisik (Personal dan Sosial)
Berikut adalah tujuh hal yang perlu
dipertimbangkan guru ketika bekerja menuju ruang
kelas yang ideal sesuai dengan lingkungan non fisik.
Merasa aman, termasuk, dipahami, dan sukses sangat penting bagi pikiran siswa untuk belajar. Jika seorang siswa tahu
bahwa mereka didukung, dihormati, dan dihargai, mereka lebih mungkin untuk membuka
diri terhadap tantangan. Lingkungan aman yang meningkatkan kesejahteraan
dapat dicapai dengan menetapkan batasan, menguraikan standar dan harapan,
berkomunikasi dengan siswa dan keluarga mereka, membuat rencana pembelajaran
mandiri untuk siswa berkebutuhan khusus, mendengarkan dan peduli.
Selain itu, sesuai dengan pembelajaran
pada kurikulum merdeka dengan siswa belajar sesuatu yang sesuai dengan tingkat perkembangan
dan pencapaian mereka, maka siswa tersebut tidak akan mudah merasa cemas
karena mereka tahu mereka bisa memenuhi tuntutan pembelajaran dari guru dan merasa
aman dan nyaman belajar di sekolah. Kemudian juga kesejahteraan psikologis yang
baik berbanding lurus dengan keberhasilan akademik siswa dan semangat
mereka untuk bersekolah.
2.
Pengambilan
Risiko yang Sehat dan Kreativitas
Siswa membangun kepercayaan diri
ketika mereka dapat mengatasi
tantangan. Dengan mendorong kreativitas di dalam kelas, memberikan ruang bagi siswa
untuk tumbuh dan mengambil risiko, dan penghargaan atas prestasi yang dapat menciptakan lingkungan belajar di
mana siswa berusaha untuk menyerap kompetensi/pemahaman lebih banyak. Tentu saja, di mana kesehatan mental merupakan faktor,
tantangan harus dijaga dalam parameter kenyamanan dan kemauan anak, tetapi
setiap kali seorang siswa melangkah keluar dari area nyaman itu dan
mencapainya, adalah waktunya untuk perayaan dan memberikan ucapan
selamat.
3.
Asesmen dan Refleksi
Asesmen adalah ukuran yang sangat
baik tentang bagaimana kinerja seorang guru, serta bagaimana siswa mencapainya.
Asesmen secara reguler
harus dilakukan di kelas untuk memastikan semua orang berada pada tahap yang
sama dan siswa mendapat informasi dan terlibat. Tetapi penilaian tidak
harus dalam bentuk tes, tugas, proyek, atau rubrik yang menakutkan. Lembar
umpan balik harus bekerja dengan baik, kuis dan
survei online menyenangkan, dan tugas kelompok dan lisan dapat menghilangkan
tekanan ketika biasanya dengan tanda
centang dan silang. Mencampur tugas dengan berbagai pilihan penilaian kreatif,
lisan, tertulis dan multimodal dapat mengoptimalkan lingkungan belajar untuk
berbagai gaya belajar.
Sesuai dengan salah satu prinsip asesmen, yaitu asesmen
merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran,
dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk guru, siswa,
dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran
selanjutnya. Asesmen dan refleksi ini dilaksanakan misalnya
melalui penilaian diri, penilaian antarteman, dan refleksi metakognitif
terhadap proses belajarnya.
Baca Juga : Jenis, Teknik, dan Contoh Instrumen Asesmen pada Kurikulum Merdeka, ASESMEN AWAL DALAM MENDESAIN PEMBELAJARAN DIFFERENSIASI SESUAI PRINSIP PEMBELAJARAN PADA KURIKULUM MERDEKA DAN BERBAGAI APLIKASI ONLINE UNTUK ASESMEN AWAL
4.
Pembelajaran Diferensiasi
Semua siswa belajar secara berbeda dan
dalam berbagai cara. Untuk mendapatkan yang terbaik dari pengalaman belajar
mereka, dan untuk memastikan keberhasilan bagi semua, pembelajaran
diferensisasi sangat penting. Memvariasikan cara
penilaian dalam tugas apa pun dapat membuat semua perbedaan bagi siswa
dengan kebutuhan belajar tertentu. Pilihan untuk memberikan penilaian secara
lisan, bukan tertulis atau sebaliknya dapat sangat berarti bagi rasa pencapaian
siswa. Memodifikasi tugas adalah ide yang baik ketika ada gaya dan level
belajar yang beragam, namun, penting untuk tidak memilih satu siswa saja, jadi
memberikan berbagai pilihan kepada siswa untuk dipilih dapat mengurangi stres.
Pembelajaran diferensiasi ini dapat dibagi berdasarkan kesiapan
siswa, minat, dan kebutuhan belajar. Berdasarkan kesiapan siswa
misalnya dengan cara diskusi kelas dengan pertanyaan yang berbeda level kesulitannya
dan tutor sebaya menjelaskan teman yang kesulitan. Berdasarkan minat siswa
misalnya dengan cara diskusi kelas dengan pertanyaan yang berbeda sesuai minat
peserta didik dan tutor sebaya yang memiliki minat yang sama. Sedangkan
berdasarkan kebutuhan belajar siswa melalui cara diskusi kelas melalui chatting
di media online, podcast, talk show dan tutor sebaya di
kelompok besar (kelas), kecil, individu, lewat video, gambar, lagu.
Baca Juga : Pembelajaran Diferensiasi, Pembelajaran Melayani Keunikan Siswa, Cara Merancang Pembelajaran Difrensiasi
5.
Mendorong
Kepemimpinan dan Kemampuan Beradaptasi
Kepemimpinan dan tanggung jawab memberi
siswa rasa pencapaian. Hal ini juga memungkinkan siswa untuk melihat berbagai gaya kepemimpinan. Pemberian peran kepemimpinan
di kelas dasar dan pemberian penghargaan berdasarkan prestasi di kelas menengah
akan sangat membantu dalam mendorong siswa untuk berusaha. Pastikan setiap
siswa memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin. Mereka mungkin memilih untuk
menerima tantangan, atau mereka mungkin memilih untuk tidak, tetapi
memiliki pilihan untuk bekerja menuju kepemimpinan adalah keterampilan hidup
yang berharga.
6.
Keterlibatan
Keterlibatan tidak hanya datang dari
membuat hal-hal menyenangkan di kelas. Ada banyak cara untuk melibatkan siswa
yang akan menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Membangun pembelajaran
sebelumnya dan pengalaman serta minat siswa akan menciptakan kelompok siswa
yang terlibat siap untuk mendengarkan dan belajar. Kesempatan belajar
kolaboratif menggunakan keterlibatan sosial untuk memungkinkan siswa berkembang.
Memanfaatkan humor, bermain dan pembelajaran berbasis masalah akan
membuat anak berpikir, bertanya-tanya, tertawa dan ingin belajar.
Baca Juga : Kupas Tuntas Pembelajaran Inkuiri
7.
Pembelajaran Mandiri
Lingkungan belajar yang optimal adalah lingkungan di mana siswa mengembangkan keterampilan untuk mengatur mereka untuk hidup. Mempromosikan pembelajaran sepanjang hayat adalah cara untuk melibatkan dan menginspirasi siswa, dan akan mengembangkan anak-anak yang sadar sosial dan memberi mereka kesempatan untuk menjadi orang dewasa yang sukses. Tugas terbuka dengan berbagai mode penilaian memberi siswa kesempatan untuk memilih dan bereksperimen dengan keterampilan mereka. Pembelajaran berbasis masalah dan proyek penelitian di mana siswa harus berhipotesis, mengeksplorasi dan menemukan akan meningkatkan pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan masalah. Aset berharga ini akan menyiapkan anak-anak untuk sukses akademis karena mereka akan belajar berpikir sendiri dan membuat deduksi, penemuan, kesalahan, dan terobosan.
Baca Juga: CARA MERANCANG PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA, CARA MENYUSUN MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Sumber:
Kemdikbudristek.
2022. Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Jakarta: Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
0 comments:
Posting Komentar