Pendahuluan
Untuk mempersiapkan lulusan masa depan
untuk dapat sukses dalam kehidupannya, sekolah harus menyelaraskan
pengajaran dan proses mereka dengan kemajuan teknologi.
Di milenium baru, teknologi mulai masuk ke dalam proses pendidikan, dan baik siswa maupun guru mulai memanfaatkan
teknologi secara mendasar (atau dikenal sebagai Education 2.0).
Seiring kemajuan teknologi ini, termasuk
infiltrasi massal dari internet yang lebih banyak dibuat oleh pengguna, Education
3.0 dibentuk.
Siswa sekarang memiliki akses mereka
sendiri ke informasi, pilihan untuk belajar secara virtual, dan platform untuk
terhubung dengan mudah dengan fakultas dan siswa lainnya.
Pendidikan tidak lagi berpusat pada
bolak-balik antara siswa dan guru, melainkan mengambil pendekatan yang lebih
berjejaring, dengan siswa memiliki koneksi langsung mereka sendiri ke berbagai
sumber informasi yang berbeda.
Hal ini mendorong pengembangan cara belajar
yang lebih personal di mana kemandirian siswa dan pendekatan unik untuk belajar
dirayakan.
Namun, kita sekarang berada di puncak fase baru; Pendidikan 4.0.
Perbedaan revolusi industri ke-4 dengan revolusi yang pernah
terjadi sebelumnya adalah teknologi yang berkembang saat ini tidak lagi sekedar
untuk mendukung manusia dalam bekerja atau mereduksi para pekerja fisik, namun teknologi
yang dikembangkan sudah menggantikan pekerjaan kognitif dan fisik sekaligus. Sepanjang
dekade ini, teknologi berkembang sangat pesat. Salah satunya adalah teknologi
automasi dan robot yang secara pelan namun pasti menggantikan peran manusia
dalam industri.
Dinamika perubahan yang cepat seiring dengan munculnya revolusi industri
4.0, berimbas pada dunia pendidikan. Mau tidak mau pendidikan harus terus
menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi untuk mempersiapkan murid menghadapi
dinamika revolusi industri 4.0. Education 4.0 adalah konsep pendidikan
yang merespon kemunculan revolusi industri 4.0. Pada artikel ini, akan dibahas
kemunculan dan perkembangan Education 4.0.
Apa itu Pendidikan 4.0 ?
Pendidikan 4.0 adalah pendekatan
pembelajaran yang diinginkan yang sejalan dengan munculnya revolusi industri
keempat. Revolusi industri ini berfokus pada
teknologi pintar, kecerdasan buatan, dan robotika; yang semuanya sekarang
berdampak pada kehidupan kita sehari-hari. Agar sekolah dapat terus menghasilkan
lulusan yang sukses, mereka harus mempersiapkan siswa mereka untuk dunia di
mana sistem cyber-fisik ini lazim di semua industri. Ini berarti mengajar siswa tentang teknologi ini sebagai bagian dari
kurikulum, mengubah pendekatan pembelajaran secara keseluruhan, dan
memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan pengalaman sekolah dengan lebih baik.
Revolusi industri keempat juga akan
berdampak pada soft skill yang akan dibutuhkan siswa di masa depan. Beberapa soft skill yang mereka klaim akan segera menjadi sangat diperlukan
termasuk pemecahan masalah yang kompleks, keterampilan sosial, dan keterampilan
proses. Teknologi juga memungkinkan kita untuk
terus terhubung, dan sebagai hasilnya, peran pekerjaan menjadi lebih fleksibel
dan mudah beradaptasi.
Apa Saja Karakteristik Pendidikan 4.0 ?
Terdapat beberapa pergeseran konsep belajar dalam Education 4.0, diantaranya
(Fisk, 2017), yaitu:
1.
Diverse time and place (keragaman waktu dan tempat belajar).
Siswa memiliki kesempatan belajar pada waktu dan tempat yang bebas. Siswa juga dapat mengatur seberapa lama waktu yang ia investasi untuk mempelajari sesuatu. Peserta diidk yang memiliki kemampuan belajar lambat pada materi tertentu, dapat menginvestasikan waktu yang lebih lama untuk mengulang materi atau melakukan latihan-latihan.Sedangkan mereka yang dapat lebih cepat memahami materi dapat segera berpindah ke materi yang lain.
Tempat belajar juga sangat
fleksible. Salah satu sarana untuk memfasilitasi kesempatan ini adalah E-learning. Kelas dapat
dilakukan dengan konsep flip-classroom atau blended
learning. Teori dapat dipelajari menggunakan berbagai macam
alat, sumber belajar, teknik, dan program sesuai dengan yang diinginkan oleh
murid. sedangkan, praktik dapat dilakukan dengan tatap muka interaktif.
Baca juga Pembelajaran Flipped Classroom DISINI
Baca juga Pembelajaran Blended Learning DISINI
2.
Personalized learning (pembelajaran pribadi)
Siswa belajar dengan sumber
atau media belajar yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik
masing-masing. Siswa dengan kemampuan di atas rata-rata dapat mempelajari
materi lebih mendalam/sulit dengan tugas yang lebih kompleks. Sedangkan siswa
yang kemampuannya di bawah rata-rata dapat memiliki kesempatan untuk latihan
terus-menerus hingga diperoleh level penguasaan yang diinginkan.
Siswa memiliki cara
belajarnya masing-masing. Dalam proses belajar individu ini, siswa akan
berusaha melalui caranya untuk dapat menguasai/memahami materi yang diinginkan
dengan menggunakan berbagai macam alat bantu. Proses belajar individu akan
memberikan penguatan positif kepada siswa, meskipun terkadang terdapat berbagai
kendala selama proses yang dijalani, siswa
akan memiliki kepercayaan diri yang lebih terhadap kemampuannya sendiri setelah
berhasil melewati proses tersebut.
Baca juga Pembelajaran Diferensiasi DISINI
3.
Free choice (pilihan bebas)
Untuk mencapai tempat tujuan tertentu, kita
dapat menempuh berbagai macam rute. Hal
ini sama dengan pengalaman belajar personal setiap siswa. Siswa bebas dalam
menentukan atau memodifikasi proses belajarnya dengan menggunakan sumber
atau alat yang sesuai dengan karakter masing-masing siswa.
4.
Project based learning (pembelajaran berbasis proyek)
Seperti yang teramati pada
fenomena revolusi industri 4.0, pekerjaan atau karir yang dijalani oleh
seseorang akan terus berubah sesuai dengan perkembangan industri,
ekonomi, dan teknologi. Di masa mendatang, perubahan akan terus terjadi. Siswa
yang saat ini belajar harus dapat beradaptasi secara cepat pada pekerjaannya di
masa mendatang.
Project based learning adalah salah satu sarana yang dapat digunakan untuk
melatih siswa dalam beradaptasi pada dunia kerja yang dinamis di masa depan.
Dalam project based learning, siswa dilatih untuk menerapkan pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki pada berbagai macam situasi tugas. Dalam proses project
based learning, siswa juga berlatih prinsip organisasi, kolaborasi, dan
pengaturan waktu. Keterampilan tersebut akan digunakan seterusnya dalam jenjang
akademik maupun karir.
Baca juga Penugasan Berbasis Proyek DISINI
5.
Field experience (Pengalaman lapangan)
Teknologi dapat
memfasilitasi penguasaan domain pengetahuan yang lebih efektif dan efiesien, misalnya
dengan menggunakan teknologi E-learning. Dengan demikian, pemaparan
teori melalui tatap muka tidak perlu banyak dilakukan. Di sisi lain, ini
memberikan ruang yang dapat memfasilitasi pengembangan keterampilan yang
memerlukan interaksi dengan manusia lain. Pengalaman ‘lapangan’ dapat
memperkuat pembelajaran. Sekolah atau lembaga pendidikan menyediakan kesempatan
yang lebih luas pada siswa untuk memperoleh keterampilan riil yang bisa relevan
dengan pekerjaan siswa di masa mendatang. Oleh karena itu, kurikulum perlu
dirancang untuk memberikan ruang bagi siswa untuk melakukan internship
(magang), proyek mentoring, dan proyek kolaborasi.
6.
Data interpretation (Interpretasi Data)
Salah satu literasi yang
diperlukan saat ini dan masa mendatang adalah literasi data. Komputer
dapat melakukan analisis data dan menggambarkan tren dari sebuah data untuk
memprediksi keadaan di masa mendatang. Kemampuan matematis untuk melakukan
kalkulasi dan analisis mungkin sudah tidak begitu penting, karena komputer
sudah dapat melakukannya. Namun yang lebih penting adalah interpretasi yang
dilakukan oleh orang terhadap hasil analisis data tersebut. Pengembangan
literasi data akan menjadi salah satu komponen yang tidak dapat ditinggalkan
pada kurikulum pembelajaran di masa depan.
7.
Perubahan
Sistem Ujian (Assessment)
Seiring kemajuan akses
terhadap platform belajar yang lebih beragam, sistem penilaian
tradisional dengan menggunakan ujian tertulis untuk mengukur kompetensi akan
semakin tidak relevan. Ujian dinilai sudah tidak valid untuk menilai bahwa
murid sudah berkompetensi. Ujian juga tidak dapat menentukan kesiapan seseorang
dalam memasuki dunia kerja.
Pengetahuan faktual yang
dimiliki oleh siswa data diukur selama proses belajar, dan aplikasi dari pengetahuan
yang diperoleh dapat diuji melalui pekerjaan mereka pada sebuah proyek.
8.
Student ownership to curricula (Kurikulum juga dimiliki siswa)
Siswa akan menjadi lebih terlibat
dalam menyusun kurikulum belajarnya. Kurikulum yang kontemporer, up-to-date
dan bermanfaat dapat terwujud jika ada keterlibatan dari professional
pendidikan dan para siswa itu sendiri.
9.
Pentingnya
Program Mentoring
Dalam pendidikan, siswa dilatih
untuk mandiri dalam belajar. Selama proses tersebut, peran pendidik
professional sebagai mentor sangatlah signifikan. Pendidik memiliki peran
sentral untuk membantu siswa memilih bahan belajar dari sekian banyak sumber
informasi yang ada. Pendidik juga memberikan bimbingan pada siswa bagaimana
caranya mengeksplorasi diri dengan berbagai macam pengalaman yang dapat meningkatkan
kapabilitas peserta didik sehingga menjadi lebih optimal.
Walaupun platform
belajar digital ke depan akan semakin tersedia dan diminati, peran guru dan
institusi akademik tetap penting pada pendidikan seseorang.
Sumber:
Elisabeth Pratidhina, Education 4.0: Pergeseran pendidikan sebagai konsekuensi revolusi industri 4.0. Widya Mandala Catholic University Surabaya, Indonesia
https://www.qs.com/everything-you-need-to-know-education-40/
0 comments:
Posting Komentar