Sabtu, 30 Oktober 2021

Apa Itu Pendidikan 4.0 dan Apa Saja Karakteristiknya ?

Pendahuluan

Untuk mempersiapkan lulusan masa depan untuk dapat sukses dalam kehidupannya, sekolah harus menyelaraskan pengajaran dan proses mereka dengan kemajuan teknologi.

Di milenium baru, teknologi mulai masuk ke dalam proses pendidikan, dan baik siswa maupun guru mulai memanfaatkan teknologi secara mendasar (atau dikenal sebagai Education 2.0).

Seiring kemajuan teknologi ini, termasuk infiltrasi massal dari internet yang lebih banyak dibuat oleh pengguna, Education 3.0 dibentuk.

Siswa sekarang memiliki akses mereka sendiri ke informasi, pilihan untuk belajar secara virtual, dan platform untuk terhubung dengan mudah dengan fakultas dan siswa lainnya.

Pendidikan tidak lagi berpusat pada bolak-balik antara siswa dan guru, melainkan mengambil pendekatan yang lebih berjejaring, dengan siswa memiliki koneksi langsung mereka sendiri ke berbagai sumber informasi yang berbeda.

Hal ini mendorong pengembangan cara belajar yang lebih personal di mana kemandirian siswa dan pendekatan unik untuk belajar dirayakan.

Namun, kita sekarang berada di puncak fase baru; Pendidikan 4.0.

Perbedaan revolusi industri ke-4 dengan revolusi yang pernah terjadi sebelumnya adalah teknologi yang berkembang saat ini tidak lagi sekedar untuk mendukung manusia dalam bekerja atau mereduksi para pekerja fisik, namun teknologi yang dikembangkan sudah menggantikan pekerjaan kognitif dan fisik sekaligus. Sepanjang dekade ini, teknologi berkembang sangat pesat. Salah satunya adalah teknologi automasi dan robot yang secara pelan namun pasti menggantikan peran manusia dalam industri.

Dinamika perubahan yang cepat seiring dengan munculnya revolusi industri 4.0, berimbas pada dunia pendidikan. Mau tidak mau pendidikan harus terus menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi untuk mempersiapkan murid menghadapi dinamika revolusi industri 4.0. Education 4.0 adalah konsep pendidikan yang merespon kemunculan revolusi industri 4.0. Pada artikel ini, akan dibahas kemunculan dan perkembangan Education 4.0.


Apa itu Pendidikan 4.0 ?

Pendidikan 4.0 adalah pendekatan pembelajaran yang diinginkan yang sejalan dengan munculnya revolusi industri keempat. Revolusi industri ini berfokus pada teknologi pintar, kecerdasan buatan, dan robotika; yang semuanya sekarang berdampak pada kehidupan kita sehari-hari. Agar sekolah dapat terus menghasilkan lulusan yang sukses, mereka harus mempersiapkan siswa mereka untuk dunia di mana sistem cyber-fisik ini lazim di semua industri. Ini berarti mengajar siswa tentang teknologi ini sebagai bagian dari kurikulum, mengubah pendekatan pembelajaran secara keseluruhan, dan memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan pengalaman sekolah dengan lebih baik.

Revolusi industri keempat juga akan berdampak pada soft skill yang akan dibutuhkan siswa di masa depan. Beberapa soft skill yang mereka klaim akan segera menjadi sangat diperlukan termasuk pemecahan masalah yang kompleks, keterampilan sosial, dan keterampilan proses. Teknologi juga memungkinkan kita untuk terus terhubung, dan sebagai hasilnya, peran pekerjaan menjadi lebih fleksibel dan mudah beradaptasi.

Apa Saja Karakteristik Pendidikan 4.0 ?

Terdapat beberapa pergeseran konsep belajar dalam Education 4.0, diantaranya (Fisk, 2017), yaitu:

1.         Diverse time and place (keragaman waktu dan tempat belajar).

Siswa memiliki kesempatan belajar pada waktu dan tempat yang bebas. Siswa juga dapat mengatur seberapa lama waktu yang ia investasi untuk mempelajari sesuatu. Peserta diidk yang memiliki kemampuan belajar lambat pada materi tertentu, dapat menginvestasikan waktu yang lebih lama untuk mengulang materi atau melakukan latihan-latihan.Sedangkan mereka yang dapat lebih cepat memahami materi dapat segera berpindah ke materi yang lain.

Tempat belajar juga sangat fleksible. Salah satu sarana untuk memfasilitasi kesempatan ini adalah  E-learning. Kelas dapat dilakukan dengan konsep flip-classroom atau blended learning. Teori dapat dipelajari menggunakan berbagai macam alat, sumber belajar, teknik, dan program sesuai dengan yang diinginkan oleh murid. sedangkan, praktik dapat dilakukan dengan tatap muka interaktif.


Baca juga Pembelajaran Flipped Classroom DISINI

 

Baca juga Pembelajaran Blended Learning DISINI


2.         Personalized learning (pembelajaran pribadi)

Siswa belajar dengan sumber atau media belajar yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik masing-masing. Siswa dengan kemampuan di atas rata-rata dapat mempelajari materi lebih mendalam/sulit dengan tugas yang lebih kompleks. Sedangkan siswa yang kemampuannya di bawah rata-rata dapat memiliki kesempatan untuk latihan terus-menerus hingga diperoleh level penguasaan yang diinginkan.

Siswa memiliki cara belajarnya masing-masing. Dalam proses belajar individu ini, siswa akan berusaha melalui caranya untuk dapat menguasai/memahami materi yang diinginkan dengan menggunakan berbagai macam alat bantu. Proses belajar individu akan memberikan penguatan positif kepada siswa,  meskipun terkadang terdapat berbagai kendala  selama proses yang dijalani, siswa akan memiliki kepercayaan diri yang lebih terhadap kemampuannya sendiri setelah berhasil melewati proses tersebut.


Baca juga Pembelajaran Diferensiasi DISINI


3.         Free choice (pilihan bebas)

Untuk mencapai tempat tujuan tertentu, kita dapat menempuh  berbagai macam rute. Hal ini sama dengan pengalaman belajar personal setiap siswa. Siswa bebas dalam menentukan atau memodifikasi proses belajarnya dengan menggunakan sumber atau alat yang sesuai dengan karakter masing-masing siswa.

4.         Project based learning (pembelajaran berbasis proyek)

Seperti yang teramati pada fenomena revolusi industri 4.0, pekerjaan atau karir yang dijalani oleh seseorang akan terus berubah sesuai dengan perkembangan industri, ekonomi, dan teknologi. Di masa mendatang, perubahan akan terus terjadi. Siswa yang saat ini belajar harus dapat beradaptasi secara cepat pada pekerjaannya di masa mendatang.

Project based learning adalah salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melatih siswa dalam beradaptasi pada dunia kerja yang dinamis di masa depan. Dalam project based learning, siswa dilatih untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pada berbagai macam situasi tugas. Dalam proses project based learning, siswa juga berlatih prinsip organisasi, kolaborasi, dan pengaturan waktu. Keterampilan tersebut akan digunakan seterusnya dalam jenjang akademik maupun karir.


Baca juga Penugasan Berbasis Proyek DISINI


5.         Field experience (Pengalaman lapangan)

Teknologi dapat memfasilitasi penguasaan domain pengetahuan  yang lebih efektif dan efiesien, misalnya dengan menggunakan teknologi E-learning. Dengan demikian, pemaparan teori melalui tatap muka tidak perlu banyak dilakukan. Di sisi lain, ini memberikan ruang yang dapat memfasilitasi pengembangan keterampilan yang memerlukan interaksi dengan manusia lain. Pengalaman ‘lapangan’ dapat memperkuat pembelajaran. Sekolah atau lembaga pendidikan menyediakan kesempatan yang lebih luas pada siswa untuk memperoleh keterampilan riil yang bisa relevan dengan pekerjaan siswa di masa mendatang. Oleh karena itu, kurikulum perlu dirancang untuk memberikan ruang bagi siswa untuk melakukan internship (magang), proyek mentoring, dan proyek kolaborasi. 

6.         Data interpretation (Interpretasi Data)

 Salah satu literasi yang diperlukan saat ini dan masa mendatang adalah literasi data. Komputer dapat melakukan analisis data dan menggambarkan tren dari sebuah data untuk memprediksi keadaan di masa mendatang. Kemampuan matematis untuk melakukan kalkulasi dan analisis mungkin sudah tidak begitu penting, karena komputer sudah dapat melakukannya. Namun yang lebih penting adalah interpretasi yang dilakukan oleh orang terhadap hasil analisis data tersebut. Pengembangan literasi data akan menjadi salah satu komponen yang tidak dapat ditinggalkan pada kurikulum pembelajaran di masa depan.

7.         Perubahan Sistem Ujian (Assessment)

Seiring kemajuan akses terhadap platform belajar yang lebih beragam, sistem penilaian tradisional dengan menggunakan ujian tertulis untuk mengukur kompetensi akan semakin tidak relevan. Ujian dinilai sudah tidak valid untuk menilai bahwa murid sudah berkompetensi. Ujian juga tidak dapat menentukan kesiapan seseorang dalam memasuki dunia kerja.

Pengetahuan faktual yang dimiliki oleh siswa data diukur selama proses belajar, dan aplikasi dari pengetahuan yang diperoleh dapat diuji melalui pekerjaan mereka pada sebuah proyek.

8.         Student ownership to curricula (Kurikulum juga dimiliki siswa)

Siswa akan menjadi lebih terlibat dalam menyusun kurikulum belajarnya. Kurikulum yang kontemporer, up-to-date dan bermanfaat dapat terwujud jika ada keterlibatan dari professional pendidikan dan para siswa itu sendiri.

9.         Pentingnya Program Mentoring

Dalam pendidikan, siswa dilatih untuk mandiri dalam belajar. Selama proses tersebut, peran pendidik professional sebagai mentor sangatlah signifikan. Pendidik memiliki peran sentral untuk membantu siswa memilih bahan belajar dari sekian banyak sumber informasi yang ada. Pendidik juga memberikan bimbingan pada siswa bagaimana caranya mengeksplorasi diri dengan berbagai macam pengalaman yang dapat meningkatkan kapabilitas peserta didik sehingga menjadi lebih optimal.

Walaupun platform belajar digital ke depan akan semakin tersedia dan diminati, peran guru dan institusi akademik tetap penting pada pendidikan seseorang. 

Sumber:

Elisabeth Pratidhina, Education 4.0: Pergeseran pendidikan sebagai konsekuensi revolusi industri 4.0. Widya Mandala Catholic University Surabaya, Indonesia

https://www.qs.com/everything-you-need-to-know-education-40/

0 comments:

Posting Komentar