Saat ini sudah
mulai dirasakan kebutuhan komunitas belajar, apa lagi dengan adanya Program
Merdeka Belajar berupa Implementasi Kurikulum Merdeka, Rapor Pendidikan sampai
pada Pengelolaan Kinerja pada Plattform Merdeka Mengajar. Guru, kepala sekolah,
dan pengawas satuan Pendidikan harus bersinergi dalam bentuk kolaborasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
yang akan berdampak pada hasil belajar peserta didik.
“Kompetisi
membuat kita (bekerja) lebih cepat, kolaborasi membuat kita (bekerja) lebih
baik”
-unknown-
Kolaborasi
adalah keterampilan bekerja sama secara koperatif untuk mencapai tujuan
bersama. Keterampilan ini adalah salah satu keterampilan abad 21 yang harus dimiliki
semua orang termasuk Guru dan Kepala Sekolah. Kolaborasi akan membuat pekerjaan
lebih efektif dan efisien untuk sampai ke tujuan karena pengetahuan, keterampilan
dan sumber daya dibagi bersama para kolaborator.
Menurut Surat
Edaran Dirjen GTK Kemendikbudristek No. 4263/B/HK.04.01/2023 tentang
Optimalisasi Komnuitas Belajar: “Setiap satuan pendidikan harus memiliki
komunitas belajar dalam sekolah yang berpusat pada pembelajaran murid dengan
siklus inkuiri”. Kemudian juga dalam surat edaran ini disampaikan bahwa
satuan pendidikan perlu melakukan belajar bersama di dalam komunitas belajar
antar sekolah yang berfokus pada pembelajaran murid dengan siklus inkuiri dan komunitas
belajar dalam dan antar sekolah dapat berbagi praktik baik melalui webinar pada
tautan yang tersedia dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Oleh karena itu
para guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah perlu meningkatkan kualitas
praktik pembelajaran di satuan pendidikan dengan meningkatkan kompetensi
secara berkala yang dapat dilakukan melalui komunitas belajar.
Apa itu Komunitas
Belajar?
Menurut SE
Dirjen GTK Kemendikbudristek No. 4263/B/HK.04.01/2023 tentang Optimalisasi Komunitas
Belajar, “Komunitas belajar merupakan wadah bagi guru dan tenaga
kependidikan untuk belajar bersama dan berkolaborasi secara rutin, memiliki
tujuan yang jelas dan terukur dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga
berdampak pada hasil belajar murid”.
Komunitas
belajar sangat penting karena komunitas belajar menjadi wadah untuk merealisasikan
terjadinya kolaborasi antar GTK. GTK dapat belajar bersama (tidak terisolasi),
dan bersepakat bahwa pendidikan semua murid adalah tanggung jawab kolektif.
Dengan adanya komunitas belajar, ketimpangan kompetensi antar GTK, khususnya
guru baru dapat diminimalisir, sehingga murid memperoleh pengalaman belajar
dengan kualitas yang sama siapapun pendidiknya. Selain itu, semua guru memiliki
kesempatan untuk belajar, dan hasil belajar dalam komunitas dapat segera dipraktikkan
di kelas masing-masing untuk memfasilitasi pembelajaran yang berkualitas dan meningkatkan
hasil belajar murid.
Apa
tujuan dari komunitas belajar dalam sekolah?
Komunitas
belajar dalam sekolah diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pendidik dan
membangun budaya belajar bersama yang berkelanjutan, sehingga berdampak pada
peningkatan hasil belajar peserta didik.
Mengapa komunitas belajar dalam sekolah sangat penting?
Komunitas
belajar dalam sekolah sangat penting karena komunitas belajar menjadi wadah
untuk merealisasikan terjadinya kolaborasi antar pendidik. Pendidik belajar
bersama (tidak terisolasi), pendidik bersepakat tentang standar umum seperti
pembelajaran yang efektif, rubrik/indikator penilaian, pendidik bersepakat
bahwa pendidikan semua peserta didik adalah tanggung jawab kolektif.
Dengan adanya
komunitas belajar dalam sekolah, ketimpangan kompetensi antar pendidik dapat
diminimalisir, sehingga peserta didik memeroleh pengalaman belajar dengan
kualitas yang sama siapapun pendidiknya. Proses belajar dalam komunitas yang
terjadi secara berkelanjutan akan membentuk ekosistem dan budaya belajar yang
pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil
belajar peserta didik.
Apa
yang menjadi acuan dalam mengelola komunitas belajar?
Acuan
dalam mengelola komunitas belajar merujuk pada DuFour, et al. (2021) tentang
Professional Learning Community. Terdapat 3 (tiga) ide besar untuk
mengoptimalkan terbangunnya komunitas belajar yang berpusat pada pembelajaran peserta
didik.
1. Fokus pada
Pembelajaran
Ketika belajar
bersama di dalam komunitas, pendidik diharapkan berfokus pada pembelajaran
peserta didik. Empat pertanyaan kunci menjadi acuan pendidik supaya fokus
belajar dan diskusi dalam komunitas belajar adalah pembelajaran peserta didik.
Berikut 4 (empat) pertanyaan kunci
tersebut.
· Apa yang harus
dipelajari peserta didik? Apakah tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta
didik?
· Bagaimana
mengetahui bahwa peserta didik telah belajar? Bagaimana cara memantau pembelajaran
peserta didik?
· Apa yang harus
dilakukan pendidik jika beberapa peserta didik tidak belajar? Dukungan seperti
apa yang diberikan kepada mereka?
· Apa yang harus
dilakukan pendidik jika beberapa peserta didik telah belajar? Pengayaan seperti
apa yang akan diberikan kepada mereka?
2. Membudayakan
Kolaborasi dan Tanggung Jawab Kolektif
Pendidik perlu membangun budaya
kolaboratif untuk bekerja bersama dan memikul tanggung jawab kolektif demi
membantu peserta didik mengoptimalkan proses belajarnya. Kualitas belajar
peserta didik yang optimal sulit tercapai jika pendidik bekerja secara
individual (terisolasi). Kolaborasi yang dilakukan pendidik di satuan pendidikan
diharapkan tidak hanya berhenti pada kegiatan berdiskusi dan berbagi praktik
baik pengajaran, namun berlanjut sampai pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar
di kelasnya masing-masing. Oleh karenanya sikap saling membantu, memiliki
pemikiran terbuka, dan senang memecahkan masalah bersama perlu menjadi
kebiasaan sehari-hari. Perkembangan belajar peserta didik tidak lagi menjadi tanggung
jawab pribadi masing-masing pendidik, namun menjadi tanggung jawab bersama yang
perlu diupayakan secara berkelanjutan.
3. Berorientasi
pada Hasil Belajar Peserta Didik
Menggeser fokus dari mengajar menjadi
belajar diharapkan akan membantu pendidik agar tidak hanya memastikan bahwa ia
telah mengajar tetapi juga memastikan peserta didiknya belajar. Cara untuk
memastikan peserta didik belajar adalah dengan melakukan asesmen yang
berkelanjutan dan mendapatkan bukti bahwa peserta didik telah memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Oleh karenanya, output serta
acuan terbangunnya komunitas belajar di satuan pendidikan yang efektif bukan
pada seberapa baiknya rencana yang telah disusun dan dilaksanakan, tapi pada seberapa
berdampaknya hal tersebut pada peningkatan hasil belajar peserta didik.
Hasil belajar peserta didik dalam konteks
pembahasan ini bukan berupa nilai angka yang menunjukkan kemampuan
kognisi semata, namun berupa tercapainya kompetensi yang diharapkan sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Dalam prosesnya, satuan pendidikan harus secara
sistematis memantau pembelajaran peserta didik dan menggunakan bukti pencapaian
untuk segera membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dan mendorong
perbaikan berkelanjutan. Dengan mengoptimalkan bantuan dalam proses
pembelajaran, diharapkan hasil belajar peserta didik dapat terus meningkat
seiring berjalannya waktu.
Seperti
apa siklus belajar dalam komunitas belajar?
Siklus
belajar dalam komunitas belajar rnenunjukkan bahwa kegiatan belajar dalam
komunitas merupakan proses utuh dan berkelanjutan mulai dari refleksi awal
sampai kembali lagi ke refleksi awal. Siklus ini memastikan hasil belajar dalam
komunitas diimplementasikan dalarn pembelajaran, dan refleksi dari implementasi
pembelajaran menjadi bahan pembicaraan dalam komunitas agar terjadi perbaikan
pembelajaran.
Refleksi Awal: Refleksi awal dibuat berdasarkan catatan hasil evaluasi. Berdasarkan pengalaman mengelola komunitas belajar, refleksi yang dilakukan fokus pada permasalahan yang dihadapi anggota saat melakukan proses pembelajaran.
Perencanaan: Perencanaan
pembelajaran disusun berdasarkan hasil refleksi bersama dalam komunitas
belajar. Aktivitas yang dilakukan adalah melakukan perbaikan rencana
pembelajaran yang telah dibuat. Intinya
adalah pada alur ini komunitas belajar menyusun rencana pembelajaran secara
kolaboratif melalui diskusi.
Tahap perencanaan dalam siklus komunitas belajar di sekolah adalah
langkah kritis di mana anggota komunitas merumuskan rencana tindakan yang akan
diambil untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Hal-hal yang dapat
dilakukan saat perencanaan yaitu Klarifikasi Tujuan Pembelajaran, Penetapan
Prioritas, Penyusunan Rencana Aksi, Pembentukan Tim Kerja atau Kelompok Tugas,
Penyusunan Rencana Pengembangan Profesional, Identifikasi Sumber Daya yang
Diperlukan, Pengembangan Alat Evaluasi, Komunikasi dan Keterlibatan Pihak-pihak
Terkait, Penyusunan Jadwal dan Rencana Pelaksanaan, Pengembangan Strategi
Komunikasi dan Kolaborasi, Pengukuran dan Pemantauan Kemajuan.
Dengan merinci rencana aksi ini, komunitas belajar di sekolah dapat
memastikan bahwa semua langkah yang diambil sesuai dengan visi dan tujuan
pembelajaran bersama. Tahap perencanaan juga memungkinkan komunitas untuk
bersiap mengatasi potensi hambatan dan mengoptimalkan peluang untuk mencapai
hasil pembelajaran yang diinginkan.
Implementasi: Pada alur implementasi, guru sebagai anggota
komunitas menerapkan rencana pembelajaran di kelas. Rencana pembelajaran
yang digunakan sebagai panduan proses pembelajaran adalah yang telah
mendapatkan umpan balik dan masukan perbaikan dari sesama anggota. Proses pembelajaran berjalan sesuai
perencanaan sebagai panduan. Namun, tetap menyesuaikan dengan strategi
masing-masing guru. Guru
diberikan kemerdekaan memodifikasi rencana pembelajaran secara teknis di
lapangan dengan batasan tetap sesuai tujuan pembelajaran yang disepakati
bersama.
Tahap implementasi dalam siklus komunitas belajar di sekolah adalah
langkah di mana rencana aksi yang telah dirancang diterapkan dan dilaksanakan.
Langkah-langkah dalam tahap implementasi antara lain yaitu Sosialisasi Rencana
Aksi, Pengorganisasian Tim atau Kelompok Kerja, Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran, Pemantauan dan Evaluasi Terus-menerus, Kolaborasi dan
Keterlibatan Aktif, Dukungan dan Bimbingan, Adaptasi dan Perbaikan, Fasilitasi
Diskusi dan Refleksi, Penggunaan Teknologi Dukung, Peningkatan Keterlibatan
Orang Tua, Pelaporan dan Dokumentasi.
Tahap implementasi adalah saat di mana konsep-konsep teoritis dan
rencana aksi diuji dalam konteks nyata. Pada akhir tahap ini, komunitas belajar
dapat melihat sejauh mana pencapaian tujuan pembelajaran dan mempersiapkan diri
untuk tahap refleksi lebih lanjut dalam siklus pembelajaran.
Evaluasi : Alur evaluasi dilaksanakan setelah implementasi
rencana pembelajaran. Pada alur ini guru berbagi cerita terkait kendala atau
permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran. Melalui diskusi,
guru lain sebagai anggota komunitas belajar saling memberikan umpan balik dan
masukan. Sebelum evaluasi dilakukan,
terlebih dahulu dilakukan pemberian apresiasi atas proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan oleh guru. Contoh konkret di sekolah terkait evaluasi
yang telah dilakukan, yaitu melalui pertemuan yang dilakukan sebelum
dilanjutkan refleksi awal. Hasil
evaluasi bersama ini akan menjadi dasar dan acuan dalam melakukan refleksi awal
siklus berikutnya. Demikian siklus inkuiri komunitas belajar yang
dapat diterapkan guru sebagai anggota di sekolah masing-masing.
Tahap evaluasi
dalam siklus komunitas belajar di sekolah adalah saat di mana anggota komunitas
belajar merenungkan hasil dan dampak dari upaya pembelajaran bersama yang telah
dilakukan. Berikut adalah beberapa langkah dan pertimbangan yang dapat membantu
dalam tahap evaluasi antara lain Pengumpulan Data Hasil Pembelajaran, Survei
dan Umpan Balik dari Anggota Komunitas, Evaluasi Proses Pembelajaran,
Pemantauan Partisipasi, Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif, Penilaian
Dampak Jangka Panjang, Perbandingan dengan Tujuan Awal, Identifikasi
Pembelajaran dan Prestasi, Penghargaan dan Pengakuan Prestasi, Refleksi
Bersama, Penyesuaian Rencana Aksi, Rencana untuk Siklus Selanjutnya.
Tahap evaluasi
adalah momen penting untuk mengukur dampak dan efektivitas komunitas belajar,
serta untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Evaluasi yang cermat dan
reflektif membantu memastikan bahwa komunitas belajar terus berkembang dan
memberikan kontribusi positif terhadap pembelajaran di sekolah.
Bagaimana
Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah?
Komunitas
belajar dalam sekolah terdiri atas sekelornpok guru mata pelajaran, atau guru
kelas, atau lintas kelas/Iintas mata pelajaran atau tenaga kependidikan atau
guru bersama tenaga kependidikan. Penjelasan komunitas belajar dalam sekolah
pada panduan ini akan berfokus pada komunitas belajar guru mata
pelajaran/kelas/lintas, belum pada tenaga kependidikan sekolah.
Komunitas
belajar dalam sekolah terdiri dari para pendidik yang ada pada satu sekolah.
Sekolah dapat menyesuaikan strategi penyelenggaraan komunitas belajar dalam
sekolah sesuai dengan karakteristik/kondisi sekolahnya masing-masing.
Komunitas
belajar dalam sekolah dimungkinkan untuk dibuatkan menjadi
klaster/kelompok-kelompok berdasarkan mata pelajaran (untuk jenjang
SMP/SMA/SMK), kelas rendah dan kelas tinggi (untuk jenjang SD), ataupun
pengelompokkan lainnya. Pengelompokkan ini biasanya disebut MGMP mata pelajaran
ataupun KKG mini di sekolah. Disarankan MGMP/KKG (komunitas belajar dalam
sekolah) ini tidak lebih dari 10 (sepuluh) orang agar kolaborasi pendidik dapat
lebih efektif dan fokus. Pendidik yang tergabung di komunitas belajar dalam
sekolah membahas secara mendalam perangkat ajar, fasilitasi dan asesmen
pembelajaran peserta didik. Mereka juga dapat saling mengamati pembelajaran di
kelas dan melakukan refleksi bersama. Pertemuan pendidik di komunitas belajar
dalam sekolah dilakukan secara rutin, umumnya setiap minggu minimal 1 (satu)
jam terjadwal dan terstruktur.
Selain pertemuan
rutin yang terstruktur seperti itu, diskusi dan refleksi informal tentang
pembelajaran peserta didik dapat dilakukan di ruang pendidik atau di lingkungan
sekolah. Untuk mendukung hal tersebut, disarankan untuk mendekatkan tempat
duduk para pendidik dalam satu komunitas belajar yang sama.
Untuk mendukung komunitas belajar dalam sekolah, semua pendidik dalam sekolah dapat dikumpulkan lintas kelas/mata pelajaran untuk mendapatkan pembekalan ataupun penyegaran materi baru tentang kurikulum ataupun transformasi pembelajaran, atau berbagi praktik baik, dan agenda lainnya. Pertemuan ini dilakukan di dalam sekolah secara periodik misalnya satu minggu, satu bulan atau dua bulan sekali untuk mempelajari materi baru.
Di tahap awal membangun komunitas
belajar dalam sekolah, disarankan
melakukan langkah-langkah sederhana
tetapi bermakna. Penjelasan dari
setiap langkah diuraikan sebagai
berikut.
1.
Membentuk tim kecil
Kepala sekolah mengawali komunitas
belajar dalam sekolah dengan membentuk tim kecil yang akan membantu kepala
sekolah merealisasikan jalannya komunitas belajar dalam sekolah. Tim ini
terdiri atas tim manajemen dan guru yang memiliki 3 potensi, yaitu:
· menggerakkan rekan
sesama guru,
· memiliki
komitmen tinggi, dan
· keterampilan
dalam memfasilitasi kegiatan komunitas belajar.
Tim
komunitas belajar ini dapat saja terdiri dari koordinator, bendahara, sekretaris,
tim konten/program, tim logistik, dan tim dokumentasi. Dapat juga minimal seperti pada contoh di bawah ini.
2.
Telaah data hasil belajar murid
Kepala sekolah bersama dengan tim kecil
melakukan telah data hasil belajar murid dengan mencermati dan merefleksikan
rapor pendidikan, dan hasil belajar murid lainnya. Tujuan dari kegiatan ini
adalah untuk mengetahui kondisi belajar murid sebagai dasar penentuan fokus dan
prioritas belajar guru di satuan pendidikan tersebut.
Namun dapat juga dilakukan analisis kebutuhan belajar guru dan tenaga kependidikan dengan melakukan berbagai cara, antara lain:
3. Melakukan sosialisasi dan penguatan tentang pentingnya komunitas belajar kepada seluruh warga sekolah, membuat komitmen bersama, dan menyepakati tata nilai
Strategi sosialisasi dan penguatan
menyesuaikan dengan konteks sekolah masing-rnasing, khususnya jumlah GTK di
sekolah tersebut. Misalnya, jika jumlahnya tidak banyak, maka kepala sekolah
bersama tim kecil dapat Iangsung melakukan penguatan secara Iangsung dengan
semua GTK. Namun, jika jumlah GTK banyak, tim kecil dapat melakukan penguatan
di timnya masing-masing.
Pada tahap ini, ada 3 target yang akan
dicapai, yaitu
· Penguatan
pentingnya komunitas belajar.
· Pembuatan
komitmen bersama.
· Penyepakatan
tata nilai
Setelah memahami pentingnya komunitas
belajar dalam sekolah bagi pendidik, peningkatan kualitas pembelajaran murid
dan pencapaian visi sekolah, kepala sekolah bersama seluruh GTK membuat
komitmen bersama dan tata nilai dalam menjalankan komunitas belajar. Komitmen dan
tata nilai sangat penting karena akan digunakan sebagai acuan GTK dalam
berperilaku ketika belajar dalarn komunitas. Contoh komitmen bersama dan tata
nilai komunitas belajar dalam sekolah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
4.
Memasukkan jam efektif guru di sekolah
Belajar bersama di luar jam kerja
terkesan memberatkan guru. Memasukkan minimal jam belajar di komunitas sebagai
bagian dari jam kerja guru di sekolah, diharapkan menumbuhkan kesadaran bahwa belajar
rnerupakan bagian dari pekerjaan seorang guru, dan tidak bias dipisahkan dari
mengajar. Dengan adanya rutinitas ini, akan tumbuh pembiasaan guru untuk
berdiskusi di komunitas belajar yang berpusat pada pembelajaran murid sehingga
tercipta budaya belajar di dalam satuan pendidikan. Bagi sekolah yang ingin
menarnbahkan kegiatan belajar dalam komunitas di luar jam kerja guru,
diserahkan kepada kebijakan pihak sekolah masing-masing.
5. Merealisasikan Belajar Bersama dan Berbagi Praktik
dan Menciptakan lingkungan belajar yang ramah guru
Setelah guru memahami pentingnya belajar
di komunitas dan menyepakati komitmen bersama serta tata nilai dalam menjalankan
komunitas belajar, segera lakukan belajar bersama di dalam komunitas.
Kepala sekolah bersama tim kecil
merumuskan pengelompokkan komunitas belajar dalam sekolah sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan. Komunitas belajar dapat dikelompokkan dalam mata pelajaran,
kelas, dan lintas mata pelajaran/kelas.
Setiap guru akan dapat belajar secara
maksimal jika lingkungan belajarnya mendukung pembelajaran mereka. Setiap guru mendapatkan
hak untuk berpendapat dan didengarkan pendapatnya dengan baik oleh anggota
lainnya. Di dalam komunitas belajar diciptakan rasa saling membutuhkan antar
guru. Dengan belajar bersama, pekerjaan mereka akan semakin ringan. Guru dapat
meningkatkan pernahaman mereka dan dapat menjalankan peran mereka secara lebih
baik.
Untuk menciptakan lingkungan belajar
yang ramah guru, kepala sekolah bersama tim dapat melakukan berbagai strategi
untuk menciptakan komunitas belajar yang ramah guru. Ragam strategi yang dapat
dilakukan antara lain:
· selalu mengingatkan
nilai-nilai yang telah disepakati pada pertemuan-perternuan komunitas belajar;
· memberikan umpan
balik secara santun dan membangun pada guru yang belum mengirnplementasikan
nilai yang disepakati;
· tim kecil dan
kepala sekolah menjadi role model (contoh) dalam mengimplementasikan nilai yang
disepakati;
· membuka ruang
untuk guru rnenyampaikan keresahannya; dan mendiskusikan secara terbuka dengan
anggota komunitas bagaimana aktivitas di kornunitas belajar bisa lebih nyaman
untuk guru.
Anggota tim kecil juga berperan mengamati
interaksi antar guru dan merasakan suasana dan dinamika belajar guru. Hasil
pengamatan disampaikan dan didiskusikan bersama di komunitas tim kecil untuk merumuskan
langkah perbaikan lingkungan belajar yang ramah guru. Selanjutnya hasil diskusi
disampaikan ke kepala sekolah.
Pelaksanaan Kegiatan Komunitas Belajar dalam Sekolah
Guru belajar di dalam komunitas belajar
menggunakan siklus inkuiri sebagai acuan mereka untuk belajar secara
berkelanjutan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan murid di sekolah. Adapun
siklus yang digunakan yaitu refleksi awal, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Berikut elaborasi dari setiap tahapan siklus inkuirinya.
Refleksi Awal
Guru berdiskusi
mengenai analisis hasil belajar murid yang bersumber dari beragam data murid
pada mapel/kelas tersebut, seperti hasil asesmen, hasil penilaian pembelajaran,
atau data lain yang relevan.
Berdasarkan
hasil diskusi ini, guru melakukan refleksi dan menentukan agenda atau topik prioritas
yang ingin mereka diskusikan di komunitas belajarnya. Mereka juga menentukan tujuan
dan target belajar yang dikaitkan dengan peningkatan pembelajaran murid.
Perencanaan
Pada
tahap ini, guru dapat berkolaborasi mengembangkan perencanaan pembelajaran atau
mereview perencanaan pembelajaran yang sudah ada sebelum digunakan di kelas
masing-masing ataupun di kelas guru model. Empat Pertanyaan Kunci dapat
digunakan guru ketika mendiskusikan perencanaan pembelajaran, yaitu:
· apakah hal ini
yang kita ingin murid capai?;
· bagaimana kita
mengetahui bahwa murid sudah mencapai hal tersebut?;
· jika murid belum
mencapai tujuan pembelajaran apa yang akan kita lakukan?; dan
· jika murid sudah
mencapai tujuan pembelajaran, pengayaan apa yang harus kita lakukan?.
Namun,
keempat pertanyaan ini tidak harus digunakan semua pada satu sesi belajar di
komunitas.
Implementasi
Setelah
kolaborasi dalam perencanaan pembelajaran, para guru mempraktikkan perencanaan
pembelajaran tadi di kelasnya masing-masing. Saat memfasilitasi pembelajaran
murid, guru melakukan asesmen formatif untuk mengetahui perkembangan belajar murid.
Implementasi
perencanaan pembelajaran dapat juga dilakukan pada salah satu kelas guru model,
guru lainnya melakukan observasi proses pembelajaran di kelas tersebut dengan
fokus yang telah disepakati sebelumnya.
Evaluasi
Setelah
implementasi pembelajaran di kelas masing-masing atau di kelas guru model, para
guru kembali ke komunitas belajar untuk mendiskusikan hasil pembelajaran di
kelas. Setiap anggota komunitas belajar melakukan refleksi bersama tentang apa
yang sudah berjalan efektif dan apa yang berjalan kurang efektif untuk
perbaikan di tahap selanjutnya. Apresiasi dilakukan pada capaian-capaian dan
perilaku-perilaku efektif yang sudah dilakukan oleh anggota komunitas.
Semua
tahapan siklus ini dilaksanakan dengan mengintegrasikan Tiga lde Besar yang
rnenggunakan Empat Pertanyaan Kunci. Durasi satu siklus inkuiri disesuaikan
dengan kebutuhan para pendidik. Hal yang dibicarakan pada komunitas belajar
dalam sekolah adalan pembelajaran rnuricl. Semua kesepakatan pada komunitas
belajar mernpertirnbangkan nal yang terbaik untuk pembelajaran murid.
Komunitas
belajar dalam sekolah rnerupakan salah satu strategi untuk meningkatkan
kompetensi guru. Strategi peningkatan kompetensi guru di dalam satuan
penolidikan dapat juga dilakukan melalui in-House Training (IHT), workshop,
pendampingan, mentoring, coaching, dan lainnya.
Bagaimana membentuk
komunitas belajar dalam sekolah?
Untuk memulai
komunitas belajar dibutuhkan komitmen dari semua anggota komunitas belajar
dalam sekolah. Kepala sekolah diharapkan memahami bagaimana membangun komunitas
belajar dalam sekolah. Kepala sekolah memberikan dukungan, menjadi teladan
dalam belajar dan berperilaku, serta ikut terlibat belajar dalam komunitas walaupun
tidak pada setiap pertemuan. Sebelum proses belajar dalam komunitas dilakukan,
diperlukan persiapan-persiapan untuk menyiapkan komunitas belajar beraktivitas. Aktivitas tersebut termasuk dalam menentukan narasumber untuk kegiatan. Ada pun cara untuk mencari narasumber dapat dilakukan antara lain seperti pada penjelasan di bawah ini.
1. Kepala sekolah
mengumpulkan para pendidik di sekolah untuk berdiskusi dan menyamakan persepsi
tentang pentingnya komunitas belajar dalam sekolah untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik
2. Pendidik di
dalam setiap komunitas belajar dalam sekolah menyepakati norma komunitas
belajar (misalnya hadir tepat waktu, mendengarkan ketika rekan pendidik sedang
berbicara, membuka hati untuk mendengarkan pendapat rekan pendidik, transparan/jujur
terhadap masalah pengajaran dan pembelajaran yang sedang dihadapi, toleransi
terhadap praktik yang belum berhasil, selebrasi keberhasilan, dan lain-lain)
3. Kepala sekolah
dan pendidik bersama-sama menentukan tujuan yang ingin dicapai bersama dalam
kurun waktu tertentu.
4. Kepala sekolah
dan pendidik bersama-sama menyusun agenda dan jadwal kegiatan komunitas belajar
setiap minggu.
Pelaksanaan
Pembelajaran dalam Komunitas Belajar dalam Sekolah
Pendidik dalam
kelompok kecilnya dapat melakukan berbagai aktivitas. Namun perlu diingat,
aktivitas ini haruslah berfokus pada pembelajaran peserta didik. 3 (tiga) ide
besar dan 4 (empat) pertanyaan kunci di atas menjadi pegangan pendidik dalam
beraktivitas di komunitas belajar dalam sekolah.
Komunitas
belajar dalam sekolah wajib memastikan terjadinya 5 hal sebagai berikut:
· Tim bekerja
secara kolaboratif dan mengambil peran dan tanggung jawab bersama.
· Menerapkan
kurikulum pada setiap tahapannya.
· Memantau
pembelajaran siswa dengan proses penilaian berkelanjutan.
· Menggunakan
hasil penilaian umum untuk melatih anggota komunitas, membangun kapasitas tim
komunitas, memperluas pembelajaran dengan memfokuskan pada peningkatan hasil
belajar siswa.
· Memberikan
intervensi dan pengayaan yang sistematis.
Berikut ini
ragam aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan di komunitas belajar dalam sekolah:
1. Bersama-sama
menyiapkan dan mereviu RPP/Modul Ajar yang telah disusun. Empat pertanyaan
kunci dijadikan acuan untuk melihat apakah RPP yang telah susun sudah berpusat
pada peserta didik. Empat pertanyaan kunci yang dapat ditanyakan para pendidik
dalam komunitas belajar ketika berdiskusi mereviu RPP/modul ajar sebagai berikut.
· Apakah tujuan pembelajaran ini yang ingin dicapai
peserta didik?
·
Apakah langkah- langkah pembelajaran ini sudah
optimal melayani peserta didik dengan keragaman mereka?
· Jika ada peserta yang belum belajar apa saja yang
dapat dilakukan?
· Jika sudah belajar, supaya tidak bosan, apa saja
yang harus diberikan kepada peserta didik?
· Apakah asesmen yang ditulis sudah sesuai dengan
pencapaian tujuan pembelajaran?
2. Mendiskusikan rubrik
penilaian bersama sehingga memiliki persepsi yang sama dalam menginterpretasikan
rubrik.
3.Berbagi masalah
pembelajaran yang dihadapi peserta didik, dan mendiskusikan alternatif
pemecahan masalah bersama-sama.
4. Bertukar menilai
hasil belajar peserta didik
5.Saling
mengobservasi pembelajaran di kelas masing-masing dan melakukan refleksi hasil
observasi bersama-sama (misalnya seperti pada Lesson Study)
6. Berbagi praktik
baik yang telah dilakukan.
7. Melakukan riset
bersama terhadap masalah pembelajaran yang dihadapi
8. Selebrasi
keberhasilan komunitas belajar
Bahan yang dapat diunduh:
1. Panduan Optimalisasi Komunitas Belajar
2. Belajar di Komunitas Praktisi
3. Buku Saku Penggerak Komunitas Belajar
4. Petunjuk Awal Membangun Komunitas Belajar dalam Sekolah
5. Surat Edaran Dirjen GTK Tentang Optimalisasi Komunitas Belajar
Sumber:
Kemendikburistek. 2023.
Panduan Optimalisasi Komunitas Belajar. Jakarta: Dirjen GTK Kemendikbudristek.
Kemendikburistek. 2022.
Petunjuk Awal Membangun Komunitas Belajar Dalam Sekolah. Jakarta: Dirjen GTK Kemendikbudristek.
https://www.linkedin.com/advice/1/how-do-you-create-learning-communities-your
0 comments:
Posting Komentar