Minggu, 05 Februari 2023

25 Cara Sekolah Dapat Mendorong Program Literasi dan Kemandirian Membaca bagi Siswa

Di zaman keaksaraan modern sekarang dan penekanannya pada meminta siswa memilih teks yang lebih menantang, membaca mandiri dan sesuai pilihan mereka merupakan suatu keharusan. Apa lagi dengan kurikulum merdeka dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Kemdikbudristek seperti masuk perguruan tinggi negeri melalui tes kemampuan literasi dan numerasi atau diistilahkan “Tes Skolastik”. Tes Skolastik merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan bernalar dan pemecahan masalah bagi siswa dan akan diterapkan mulai tahun 2023 ini.

Jadi dengan kemampuan bernalar dan pemecahan masalah itu dapat dilakukan melalui pembelajaran yang melibatkan kompetensi literasi dan numerasi. Literasi dan numerasi adalah kompetensi yang sifatnya general dan mendasar. Kemampuan berpikir tentang, dan dengan, bahasa serta matematika diperlukan dalam berbagai konteks, baik personal, sosial, maupun profesional. Dengan mengukur kompetensi yang bersifat mendasar (bukan konten kurikulum atau pelajaran), pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa sekolah dan guru diharapkan berinovasi mengembangkan kompetensi siswa melalui berbagai program dan pembelajaran literasi/numerasi yang berpusat pada siswa. 

Sekali lagi siswa ditekankan untuk menguasai kompetensi literasi dan numerasi bukan konten materi pelajarannnya. Karena kalau sudah menguasai kompetensi ini, maka siswa dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat dengan kemampuan bernalar dan memecahkan masalah dalam menjalani kehidupannya kelak....

Motivasi dan pilihan memainkan peran kunci dalam membaca. Dan, pembaca yang kuat dan cakap adalah mereka yang membaca secara luas dan beragam dalam berbagai genre dan jenis teks.

Dalam upaya untuk membangun pembaca yang cakap, mempromosikan membaca mandiri dan dipilih sendiri tetap menjadi kuncinya. Membuat siswa melahap semua bacaan, pembaca seumur hidup tidak terjadi begitu saja, dibutuhkan budaya sekolah untuk membantu mencapai tujuan itu.

Kita ingin siswa membaca lebih banyak. Kita ingin mereka senang membaca. Kita tahu bahwa membaca membangun kosa kata, kelancaran, dan latar belakang pengetahuan. Jadi, mari lakukan bagian kita untuk menyukseskan program lietrasi dan mendorong membaca mandiri di seluruh sekolah kita. Berikut adalah 25 cara sekolah dapat menciptakan budaya membaca untuk literasi mandiri.

1.   Sisihkan waktu untuk membaca mandiri. Waktu untuk membaca mandiri tidak terjadi begitu saja. Rencanakan dengan menjadikannya prioritas dalam jadwal di seluruh ruang kelas. Anda mungkin perlu menjadi kreatif dengan mencuri menit di sana-sini, tetapi temukan setidaknya 15 menit sehari (disarankan 20 menit) untuk membaca mandiri dan memilih sendiri bacaannya.

2.     Ciptakan Lingkungan yang Kaya Literasi di setiap Kelas. Lingkungan yang kaya literasi, penuh dengan bahan cetak, dinding dengan berbagai tulisan kata, buku, dan bahan bacaan tidak hanya mendukung pertumbuhan akademik, tetapi juga menyediakan lingkungan yang mendorong dan mendukung berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis dalam berbagai cara yang otentik melalui media cetak & digital. Prioritaskan agar setiap ruang kelas menjadi lingkungan yang menarik dan kaya sumber belajar yang mendukung membaca mandiri dan pembelajaran siswa.

3. Mendukung Perpustakaan Kelas Berkualitas Tinggi. Siswa membutuhkan akses ke buku dan materi yang menarik baik dalam bentuk cetak maupun online. Ketika siswa diberikan perpustakaan kelas yang dirancang dengan baik, mereka lebih banyak berinteraksi dengan buku, menghabiskan lebih banyak waktu membaca, menunjukkan sikap yang lebih positif terhadap membaca, dan menunjukkan tingkat pencapaian membaca yang lebih tinggi. Selain itu, perpustakaan kelas berbasis penelitian mendukung pembelajaran keaksaraan yang seimbang. Dukung guru dalam membangun perpustakaan kelas melalui anggaran sekolah, hibah, dan drive buku.

4.     Dorong Membaca Dengan Keras. Dalam laporan Becoming a Nation of Readers (1985), para ahli melaporkan bahwa ”satu-satunya kegiatan terpenting untuk membangun pengetahuan yang dibutuhkan untuk keberhasilan membaca pada akhirnya adalah membacakan dengan suara keras kepada anak-anak”. Para ahli tidak hanya menyarankan membaca dengan suara keras di rumah, tetapi mereka juga menyarankan membaca dengan suara keras di sekolah. Membaca dengan keras tidak hanya memungkinkan guru untuk mencontohkan bahwa membaca adalah cara yang bagus untuk menghabiskan waktu tetapi juga memaparkan siswa pada kosa kata yang lebih kompleks daripada yang biasanya mereka dengar atau baca.

Dan, itu tidak mengecualikan membaca untuk siswa tingkat yang lebih tinggi juga. Kadang-kadang membaca teks yang lebih sulit dengan suara keras memberikan kesempatan untuk diskusi yang kaya dan pengembangan kosa kata.

5.  Buat Kampanye 'Tertangkap Membaca' yang menampilkan Guru sebagai Pembaca. Menciptakan budaya membaca di seluruh sekolah penting untuk mempromosikan membaca sebagai gaya hidup. Siswa perlu melihat guru mereka sebagai pembaca. Buat poster guru dan staf yang sedang membaca buku favorit mereka dan pajang di lorong-lorong di seluruh sekolah. Anda juga dapat membuat bookmark yang menampilkan pilihan buku favorit guru untuk membantu membimbing siswa saat mereka memilih buku untuk dibaca secara mandiri.

6.     Undang Pembaca Tamu ke Ruang Kelas. Cara apa yang lebih baik untuk mempromosikan membaca selain dengan meminta pembaca tamu membacakan dengan lantang kepada siswa. Undang orang tua dan anggota masyarakat untuk memilih buku atau artikel untuk dibacakan dan didiskusikan dengan siswa. Anda bahkan dapat membuatnya menyenangkan dengan mengumumkan mereka sebagai 'pembaca misteri' dan memberikan petunjuk selama seminggu untuk menciptakan antisipasi bagi pembaca tamu.

7.   Mendorong Siswa Membaca Secara Luas. Terkadang siswa terjebak dalam kebiasaan dan tidak membaca melebihi genre atau penulis favorit mereka. Dorong siswa untuk membaca di luar genre yang mereka sukai. Untuk membangun kosa kata yang luas dan latar belakang pengetahuan yang luas, siswa perlu membaca dalam berbagai genre dan jenis teks. Melalui bincang-bincang buku, membaca dengan suara keras, dan pajangan buku, buka mata siswa terhadap penulis, genre, dan jenis teks baru.

8.      Buat Hashtag Twitter untuk Berbagi Buku. Bergerak melampaui resensi buku tradisional dengan membuat #hashtag Twitter di seluruh sekolah seperti #GESTitleTalk atau #PS41FavBooks di mana siswa dan guru menulis ulasan super singkat dan menyoroti buku yang baru dibaca. Selain itu, pustakawan dapat membangkitkan minat terhadap buku dengan memposting judul-judul baru di tagar sekolah. Guru juga dapat membuat tagar kelas, seperti #4thReads.

9.   Mengadakan Klub Buku untuk Siswa dan Orang Tua. Komunitas pembaca terkadang terjadi secara alami; namun, klub buku adalah cara sempurna untuk mendorong konektivitas seputar buku dan membaca. Siswa bahkan dapat menyelenggarakan klub buku mereka sendiri di dalam kelas, tingkat kelas, atau sekolah.

Membaca juga penting bagi orang tua. Selenggarakan klub buku di sekolah atau online untuk membantu menciptakan komunitas pembaca dewasa dan membangun dukungan orang tua yang kuat untuk membaca. "Books and Bagels" bisa menjadi duo yang sempurna untuk klub buku pagi hari.

10.  Mendukung Perpustakaan Sekolah Secara Finansial. Di era pengetatan anggaran, perpustakaan sekolah/media center perlu terus mendapat dukungan dana. Sementara perpustakaan kelas sangat penting untuk program keaksaraan yang seimbang, pusat media juga demikian. Masing-masing melayani tujuan yang jelas berbeda dalam mendukung pembaca. Dan, pusat media harus dikelola oleh pustakawan berlisensi yang ahli dalam literatur anak-anak dan cara membangun serta memelihara koleksi berkualitas tinggi yang mendukung pembacaan, penelitian, dan pengajaran mandiri.

11. Bekerja sama dengan Perpustakaan Daerah. Bekerja sama dengan perpustakaan setempat untuk mempelajari dan mendukung program, layanan, dan sumber daya mereka bagi siswa. Undang mereka ke sekolah Anda agar siswa dapat dengan mudah mendapatkan kartu perpustakaan dan belajar tentang bagaimana perpustakaan umum dapat mendukung kebutuhan membaca dan penelitian mereka.

12.  Berikan Peluang untuk Membaca Musim Libur Slide bacaan musim livur itu nyata. Sekolah dapat memainkan peran penting dalam memberikan kesempatan agar siswa dapat membaca selama musim libur. Mulai dari memberikan buku hingga menyediakan jam perpustakaan musim libur, ada banyak cara sekolah dapat mendukung membaca mandiri selama bulan-bulan musim libur.

13.  Mendukung Kunjungan Penulis. Siswa perlu belajar tentang bagaimana penulis mendapatkan ide-ide mereka dan mengubah ide-ide tersebut menjadi buku. Kunjungan penulis membantu membuat koneksi tersebut terlihat oleh siswa. Jika anggaran Anda terbatas, bekerjalah dengan perpustakaan setempat atau distrik sekolah lain untuk membantu mensponsori kunjungan penulis secara finansial.

14. Sponsori Konferensi Penulis Muda. Bersamaan dengan kunjungan penulis, konferensi 'penulis muda' menyediakan tempat bagi pembaca untuk memamerkan tulisan mereka. Beberapa sekolah mengundang penulis dan ilustrator sambil memamerkan buku siswa. Ini adalah kesempatan sempurna untuk menghubungkan membaca, menulis, dan mengilustrasikan. Dan, orang tua dan anggota masyarakat dapat ikut serta dalam perayaan literasi.

15.  Baca apa yang Siswa Baca. Menciptakan budaya membaca termasuk guru juga. Siswa perlu membaca, begitu juga Anda. Sebagai guru kelas dan pustakawan, penting untuk membantu siswa menemukan buku yang menarik perhatian dan minat mereka. Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menjaga agar pengetahuan buku Anda tetap terkini.

Tidaklah mudah mengikuti buku-buku baru dalam literatur anak-anak dan dewasa muda; namun, ada banyak daftar buku, ulasan, situs web, dan blog yang bagus untuk mengarahkan Anda ke arah yang benar. Saat Anda menjelajahi daftar buku, situs web, blog, dan feed twitter, saya yakin Anda akan menemukan beberapa yang akan menjadi favorit Anda! Dan, siswa akan mendapat manfaat dari pengetahuan tangan pertama Anda tentang buku.

16. Buat Acara Host Read-In. Kombinasi buku, pizza, dan festival bisa sangat menyenangkan! Jadilah inventif. Undang orang tua, anggota komunitas, dan tokoh olahraga untuk menjadi pembaca misteri yang dibacakan setiap jam. Bungkus buku-buku baru dan ungkapkan selama pembacaan. Undang penulis lokal. Sebuah cara yang menyenangkan untuk menghidupkan membaca.

17.  Minta Sumbangan dari Toko Buku Lokal. Di hari pengetatan anggaran, membangun perpustakaan kelas dapat menjadi beban keuangan bagi sekolah dan guru individu. Toko buku lokal seperti Buku Setengah Harga sering rela menyumbangkan buku ke sekolah. Ini bisa menjadi cara yang hemat biaya untuk membuat koleksi buku di ruang kelas untuk mendukung siswa.

18.  Bagikan Buku melalui BookTalks. Pembaca perlu berbagi buku satu sama lain. Pembicaraan Buku adalah cara sempurna bagi guru dan siswa untuk berbagi buku satu sama lain.

19. Buat Kotak Baca untuk Mempromosikan Membaca di Seluruh Sekolah. Tampilan baru dapat melakukan keajaiban untuk menyorot buku favorit, rilis baru, dan penulis yang paling disukai. 'Kotak baca', tentu saja, merupakan permainan dari 'kotak merah'. Ini adalah cara kreatif untuk menampilkan buku, membangkitkan minat, dan mendukung pilihan membaca.

20. Selenggarakan Acara Terkait Membaca di Sekolah. Banyak sekolah menyelenggarakan acara Buku Skolastik sebagai cara untuk mempromosikan membaca dan menghadirkan buku yang terjangkau ke tangan pembaca. Bagaimana kalau menggabungkan acara buku dengan drama sekolah karena banyak orang tua akan mengunjungi sekolah Anda?

21.  Buat Iklan Buku Video. Membuat video lebih mudah dari sebelumnya dan orang senang melakukannya. Mintalah siswa, guru, staf, dan anggota masyarakat membuat iklan buku yang mempromosikan buku atau penulis favorit. Tampilkan di situs web sekolah Anda atau di halaman khusus untuk perpustakaan. Jika Anda memiliki pengumuman pagi melalui sistem produksi, Anda dapat menampilkan iklan buku langsung atau menampilkan entri terbaru.

22.   Buat Pajangan Buku yang Menarik. Tampilkan pajangan buku yang menarik di seluruh sekolah Anda. Buat pajangan buku di tempat yang mungkin dan tidak mungkin seperti kantor depan, kantor kepala sekolah, di ruang kelas, laboratorium, etalase, dan perpustakaan sekolah.

23.  Dorong Siswa & Guru untuk Menulis Resensi Buku. Pembaca perlu saling berbagi buku dalam bentuk resensi buku. Bereksperimenlah dengan formulir. Misalnya, resensi atau cuplikan buku pendek dapat ditampilkan di serangkaian bookmark. Resensi buku yang lebih panjang dapat ditampilkan di perpustakaan sekolah atau perpustakaan kelas atau diselenggarakan secara online.

24.    Bermitra dengan Orang Tua. Sekolah dapat melakukan bagian mereka untuk mendukung dan mendorong membaca; Namun, orang tua juga memainkan peran kunci. Dukung orang tua dengan memberi tahu mereka tentang jam perpustakaan sekolah dan sumber daya yang tersedia di sekolah dan perpustakaan umum.

25.  Selenggarakan Hari Check-Out Misteri. Ciptakan sedikit misteri seputar buku. Bungkus buku-buku pilihan dengan kertas cokelat dan dorong siswa untuk melihat buku misteri. Setelah mereka memeriksa bukunya, mereka dapat membukanya untuk mengungkapkan pilihan mereka. Pilihan misteri dapat mendorong siswa dengan cara yang menyenangkan untuk menjelajah lebih jauh dan mencoba genre, pengarang, atau serial baru.

 

Sumber: https://www.teachthought.com/literacy/independent-reading/

0 comments:

Posting Komentar