Sabtu, 22 Agustus 2020

Cara Membuat dan Melakukan Assessmen Non Akademik untuk Pembelajaran Jarak Jauh

Asesmen adalah upaya untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki, hambatan/kesulitan yang dialami, mengetahui latar belakang mengapa hambatan atau kesulitan itu muncul dan untuk mengetahui bantuan apa yang dibutuhkan oleh yang bersangkutan. Berdasarkan data hasil asesmen tersebut dapat dibuat program pembelajaran yang tepat bagi anak itu.

Asesmen perkembangan (non-akademik) meliputi asesmen perkembangan kognitif, persepsi, motorik, social-emosi, perilaku dan asesmen perkembangan bahasa. Seorang guru yang akan melakukan asesmen perkembangan harus memahami secara mendalam tentang perkembangan anak, jika tidak maka asesmen hambatan perkembangan sulit untuk dilakukan.

Bagaimana langkah-langkah menyusun sebuah instrumen asesmen?, secara umum (1) menetapkan dan merumuskan tujuan melakukan asesmen, (2) menetapkan aspek kemampuan anak yang akan diasesmen, (3) menetapkan dan menyusun instrumen asesmen yang akan dipergunakan. Akan lebih baik, jika instrumen sudah tersusun kemudian mengajak teman-teman sejawad untuk mengkajinya bersama-sama agar mendapatkan instrumen yang lebih baik. Maka untuk assessmen non akademik ini sebaiknya dibuat oleh Guru Bimbingan Konseling (BK) dan dilakukan dalam Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

 

Menurut Sumardi dan Sunaryo (2006), tujuan dari assessmen adalah sebagai berikut:

a.     Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat, dan konfrehensif tentang kondisi anak saat ini

b.  Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya, serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak.

c.  Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususnya dan memonitor kemampuannya.

 

Sesuai dengan pedoman penyesuaian kebijakan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 seperti yang dipaparkan pada gambar di atas. Maka assessmen non kognitif bertujuan untuk mengukur aspek psikologis dan kondisi emosional siswa. Ada pun poin-poin nya berupa kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa; aktivitas selama belajar dari rumah; dan kondisi keluarga siswa.

Aspek yang dapat dijadikan indikator perilaku terkait dengan kesejahteraan siswa di rumah yakni kondisi rumah (fisik dan organisasi, layanan dan keamanan), relasi sosial (murid, orang tua, saudara lainnya), pemenuhan diri (kesempatan belajar sesuai dengan kapabilitas, mendapatkan umpan balik, semangat), dan status kesehatan. Selain itu dapat juga berdasarkan keluarga, teman-teman, kesehatan, penampilan, penggunaan waktu luang, masa depan, rumah, uang dan kepemilikan, dan pilihan dalam hidup.

Asesmen diagnostik non akademik ini dilakukan secara berkala (setiap bulan) oleh sekolah melalui guru BK atau wali kelas untuk mengetahui psikologis siswa dalam pembelajaran jarak jauh dan sekolah bisa mencarikan solusi yang terbaik kalau ada kendala yang berdampak terhadap pembelajaran siswa. Bisa saja menggunakan google form atau aplikasi survey yang lain untuk mendapatkan hasil dari asesmen ini.

Asesmen diagnostik non akademik ini berisikan tiga komponen, yakni kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa; aktivitas selama belajar dari rumah; dan kondisi keluarga. Asesmen diagnostik non akademik ini dapat dilakukan guru dengan bantuan gambar ekspresi emosi (emoticon) dan daftar pertanyaan kunci. Daftar pertanyaan kunci itu dapat berupa pertanyaan:

a.    Apa saja aktifitas kamu selama belajar dari rumah?

b.  Hal apa saja yang paling menyenangkan atau tidak menyenangkan?

c.     Apa harapan kamu?

Selanjutnya guru dapat memberikan gambar emosi kepada siswa meminta kepada mereka untuk mengepresikan perasaan mereka selama belajar dari rumah dengan bercerita melalui gambar atau tulisan. Kemudian guru mengindentifikasi siswa-siswa dengan ekspresi emosi negatif.

Pada minggu pertama siswa-siswa yang terindentifikasi dengan ekspresi emosi negatif diajak untuk berbicara empat mata. Kemudian mengindentifikasi siswa-siswa yang memiliki tantangan, dan berdiskusi dengan dewan guru dan kepala sekolah untuk menentukan langkah tindak lanjut, serta bila diperlukan menindaklanjuti dengan siswa dan orang tuanya.

Di bawah ini ada beberapa contoh item pertanyaan yang bisa digunakan untuk asesmen non akademik tersebut. Namun item ini masih banyak kekurangannya dan perlu diperbaiki atau disesuaikan dengan kebutuhan Bapak/Ibu di sekolah masing-masing.

 

 
 

0 comments:

Posting Komentar