Slide 1

Berbagai macam moda pembelajaran

Slide 2

Literasi

Slide 3

Kegiatan Pramuka

Slide 4

Kerucut Pengalaman

Slide 5

Pembelajaran Aktif

Senin, 17 Mei 2021

PEMBELAJARAN DIFERENSIASI, PEMBELAJARAN MELAYANI KEUNIKAN SISWA

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang bisa memberikan dan memfasilitasi kebutuhan dari setiap siswanya. Berpuluh-puluh tahun yang lalu sampai dengan sekarang ini, pendidikan di Indonesia masih belum banyak perubahan, di mana masih menerapkan sistem pembelajaran lama yang menganggap semua siswa adalah sama, lebih berpusat pada guru, tanpa memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

Siswa hanya duduk diam mendengarkan guru tanpa melakukan sesuatu yang akan menambah pengalaman belajar bagi mereka. Guru seolah-olah hanya mengajar satu orang siswa saja dalam satu kelas, sedangkan di dalam kelas ada kurang lebih 30-40 siswa yang mempunyai keunikan, kemampuan dan keberagaman pengalaman belajar yang berbeda. Tidak jarang anak-anak merasa frustasi dan akhirnya tidak memiliki motivasi untuk belajar, karena mereka datang ke sekolah hanya untuk ujian, ujian dan ujian. Maka dengan adanya pembelajaran diferensiasi semoga merubah kondisi tersebut.

Diferensiasi adalah praktik dimana guru menyampaikan pembelajaran dengan penyesuaian pada kesiapan, minat, jenis kecerdasan dan gaya belajar siswa.

 

Guru dapat memodifikasi strategi mengajarnya pada konten, proses, dan produk. Tapi sebelumnya, guru perlu melakukan asesmen agar punya informasi mengenai tingkat kesiapan siswa dan apa minat serta gaya belajar yang mereka miliki. Untuk lebih memahami tentang pembelajaran diferensiasi dapat disimak pada pemaparan di bawah ini termasuk juga bagaimana menentukan gaya belajar, jenis kecerdasan, dan lainnya serta bagaimana melaksanakan pembelajaran diferensiasi secara online.

Sabtu, 15 Mei 2021

Cara Menanamkan Keterampilan Abad 21 di Sekolah Anda, Agar Lulusannya Siap Menghadapi Tantangan Masa Depan

Saat ini terjadi perubahan yang sangat cepat di segala bidang dan terutama didalam bidang teknologi informasi.

Semuanya maju cepat sekarang, smartphone dan tablet ramping dan selalu berubah, layanan streaming telah mengubah cara kita mengonsumsi hiburan, dan ekonomi global yang semakin meningkat telah mengubah cara kita melakukan segalanya mulai dari belanja bahan makanan hingga liburan.

Dalam menghadapi perubahan yang begitu cepat, para pendidik dan praktisi pendidikan mempromosikan keterampilan abad ke-21 untuk mempersiapkan siswa menghadapi masa depan yang tidak diketahui dan pekerjaan yang selalu berubah tuntutannya.

Apa keterampilan abad ke-21 itu?

Keterampilan abad ke-21 adalah berbagai kompetensi, yang diajarkan di semua tingkat pendidikan, yang memberi siswa keterampilan yang mereka butuhkan untuk memandu angkatan kerja yang selalu berubah.

Menurut Bernie Trilling dan Charles Fadel, penulis 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times, keterampilan abad ke-21 mencerminkan gagasan bahwa "dunia telah berubah secara mendasar dalam beberapa dekade terakhir sehingga peran pembelajaran dan pendidikan di zaman kehidupan hari ini juga telah berubah selamanya. "

Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Negara Maju, Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) mencatat bahwa keterampilan abad ke-21 mengubah siswa menjadi "ahli serba bisa," yaitu, siswa yang dapat "menerapkan kedalaman keterampilan ke lingkup situasi dan pengalaman yang semakin luas, memperoleh kompetensi baru, membangun hubungan dan mengambil peran baru. "

Selasa, 11 Mei 2021

KUPAS TUNTAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI

Sesuai dengan pembelajaran pada kurikulum 2013 terdapat empat model pembelajaran yang disarankan yaitu model pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran discovery learning, pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran berbasis proyek. Ke depan juga model-model pembelajaran ini memang harus kita terapkan dalam pembelajaran di kelas sekolah-sekolah kita. Misalnya untuk pembelajaran pada sekolah penggerak akan mengedepankan pembelajaran berbasis inkuiri ini selain juga penekanannya pada model pembelajaran berbasis proyek.

Sayangnya selama ini, sistem pendidikan tradisional telah membuat guru kita susah untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran sehingga menghambat proses alami penyelidikan. Siswa menjadi kurang untuk mengajukan pertanyaan saat mereka di dalam kelas, kalaupun iya guru bertanya dengan jawaban siswa yang serempak. Di sekolah tradisional, siswa belajar untuk tidak terlalu banyak bertanya, melainkan mendengarkan dan mengulang jawaban yang diharapkan.

Pembelajaran berbasis inkuiri merupakan pendekatan pedagogis yang mengajak siswa untuk bereksplorasi konten akademis melalui unjuk kerja, menyelidiki, dan menjawab pertanyaan. Juga dikenal sebagai pengajaran berbasis masalah atau hanya sebagai 'inkuiri', pendekatan ini menempatkan 'pertanyaan siswa di tengah kurikulum, dan menempatkan nilai pada keterampilan komponen penelitian seperti yang dilakukannya pada pengetahuan dan pemahaman konten.

Penelitian tentang pengajaran berbasis inkuiri sering difokuskan pada penerapannya dalam sains dan pendidikan matematika, tetapi pendekatannya sama-sama cocok untuk pengajaran di sastra. Demikian pula, beberapa orang percaya bahwa pendekatan berbasis penyelidikan tidak mungkin dilaksanakan sampai akhir karir sekolah siswa, tetapi proses mengajar dan belajar melalui penyelidikan pribadi cocok untuk siswa dari prasekolah melalui sekolah pascasarjana.

Peran guru dalam kelas berbasis inkuiri sangat berbeda dengan guru di ruang kelas konvensional. Alih-alih memberikan instruksi langsung kepada siswa, guru membantu siswa membuat pertanyaan terkait konten mereka sendiri dan memandu investigasi yang mengikuti prosedur. Karena peran guru dalam berbasis inkuiri pada ruang kelas tidak konvensional, terkadang disalahpahami. Pihak sekolah, orang tua, atau bahkan siswa mungkin tidak menyadari kerja keras yang dilakukan untuk perencanaan dan menerapkan pendekatan berbasis inkuiri pada kenyataannya, mungkin tampak bahwa guru “tidak melakukan apa saja ”saat siswa berjuang untuk merumuskan pertanyaan dan mencari jawaban.

Minggu, 25 April 2021

MENDESAIN ULANG LABORATORIUM KOMPUTER SEPERTI LABORATORIUM MULTI MEDIA UNTUK PEMBELAJARAN

Pengantar

Di dalam Permendikbud No 24 Tahun 2007 yang merupakan Permendikbud yang mengatur standar sarana dan prasarana tidak ada menyebutkan adanya laboratorium multi media. Namun kita tahu bersama bahwa standar yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui kemdikbud merupakan standar minimal yang harus dimiliki oleh satuan pendidikan. Jadi menurut penulis boleh saja suatu satuan pendidikan mempunyai atau mendesain ulang laboratorium komputernya untuk dijadikan laboratorium multi media yang bisa dipakai untuk pembelajaran bagi siswa. Sambil juga menunggu Permendikbud yang baru tentang standar sarana dan prasarana.

Karena kegiatan multi media dapat mendorong siswa untuk bekerja dalam kelompok, mengungkapkan pengetahuannya dengan berbagai cara, memecahkan masalah, merevisi karya sendiri, dan mengkonstruksi pengetahuan. Sehinggga keuntungan mengintegrasikan Multi-media di kelas sangat banyak.

Ada beberapa alasan sekolah perlu melakukan desain ulang laboratorium komputer menjadi laboratorium multi media, antara lain adalah sebagai berikut:

1.   Sejak tahun ini (2021) ujian nasional sudah ditiadakan dan diganti dengan ujian satuan pendidikan/ujian sekolah dengan berbagai macam dan model penilaian. Sehingga laboratorium komputer secara keseluruhan kurang terpakai jadinya. Paling-paling nanti laboratorium komputer hanya untuk kegiatan Seleksi Kompetisi Sains Nasional (KSN) dan Asesmen Nasional dan setelah itu tidak digunakan lagi kecuali hanya untuk pembelajaran informatika.

2. Pembelajaran ke depan lebih mengutamakan pendekatan pembelajaran diferensiasi. Diferensiasi adalah suatu pendekatan sistematis untuk merancang kurikulum dan instruksi pembelajaran bagi siswa yang beragam kemampuannya, minatnya serta kebutuhan belajarnya. Pada pendekatan ini sekolah harus menyiapkan sarana pembelajaran sesuai dengan bakat dan minatnya ataupun sampai ke jenis kecerdasannya. Sehingga untuk dijadikan model maka dimulai dari laboratorium multi media ini sebelum semua kelas mengakomodasi beragamnya kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Ideal nya sesuai dengan bakat, minat, dan jenis kecerdasan siswa maka di dalam kelas ada pusat-pusat belajar sesuai dengan karakteristik setiap siswa tersebut.

3.  Perkembangan teknologi informasi sudah semakin pesat dan hal ini berdampak terhadap teknologi dalam pembelajaran yang lebih cenderung dengan teknologi bergerak/mobil seperti handphone/gadget, laptop atau peralatan lainnya yang sudah terhubung dengan jaringan internet yang memungkinkan terakses secara global. Sehingga kalau laboratorium komputer tidak didesain ulang maka akan mubazir karena akan jarang digunakan untuk pembelajaran.

Sebenarnya ada beberapa alasan lain misalnya bagi sekolah yang banyak peminatnya ketika PPDB bisa juga laboratorium multi media ini dijadikan kelas pembelajaran.

Maka berdasarkan alasan-alasan di atas maka sebaiknya satuan pendidikan sudah semestinya mendesain ulang laboratorium komputernya seperti laboratorium multi media. Untuk penjelasan selanjutnya kita bahas mengenai laboratorium multi media mulai dari defenisi dan sampai cara mendesain laboratorium multi media tersebut yang dapat digunakan untuk pembelajaran.

Minggu, 04 April 2021

CARA PEMBUATAN SURAT KETERANGAN LULUS DAN TATA CARA PENGISIAN IJAZAH SMA TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Berdasarkan Peraturan SekJen Kemdikbud No 23 Tahun 2020 tentang Spesifikasi teknis, Bentuk, dan Tata Cara Pengisian Blanko Ijazah Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Tahun Pelajaran 2020/2021 ada beberapa informasi sebagai panduan kita pihak sekolah dalam membuat Surat Keterangan Lulus (SKL) dan tata cara pengisian blanko ijazah pada tingkat SMA termasuk juga SMA Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK). Aturan tersebut akan dijabarkan pada tulisan di bawah ini.

Minggu, 28 Maret 2021

PEMBELAJARAN CAMPURAN (BLENDED LEARNING) SEBAGAI PEMBELAJARAN TERBAIK DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Perkembangan teknologi dan masa pandemi Covid-19 ini mendorong guru untuk lebih kreatif dan memahami serta memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran agar bisa menciptakan lingkungan belajar yang dinamis. Apa lagi saat ini siswa sudah mulai pembelajaran tatap muka di beberapa daerah dengan pembelajaran secara bergilir dan bisa jadi setiap siswa sekali dalam seminggu ke sekolah dengan waktu yang terbatas. Sehingga kalau kita guru atau pihak sekolah tidak merancang pembelajaran dengan baik, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat. Guru ataupun pihak sekolah pasti sudah mencoba dengan berbagai strategi/metode ataupun model pembelajaran yang berkembang saat ini. Salah satu contohnya mulai berkembangnya model pembelajaran seperti model Blended Learning.

Blended Learning ini sejalan dengan Era Revolusi Industri 4.0 termasuk dalam dunia pendidikan harus menyesuaikan. Di samping itu juga dari beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa Blended Learning lebih baik hasil pembelajaran yang didapatkan dibandingkan tatap muka ataupun pembelajaran online semata.

Pada awalnya istilah Blended Learning digunakan untuk menggambarkan pembelajaran yang mencoba untuk menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Konsep Blended Learning pun mulai berkembang dengan adanya beberapa ahli yang mengembangkan dan mendefinisikan model Blended Learning. Maka pada tulisan ini penulis akan memaparkan tentang pengertian, tantangan, tujuan, jenis, sampai penerapannya di kelas ataupun sekolah.

Minggu, 21 Maret 2021

Bagaimana Cara Otak Bekerja Saat Kita Belajar?

Akhirnya, kita sekarang tahu apa yang sebenarnya terjadi di otak saat kita belajar. Penjelasan apapun yang rumit dan membuatnya lebih mudah dipahami dan ada bahaya menjadi terlalu sederhana dan, sebagai akibatnya, tidak akurat. Tetapi pada dasarnya apa yang terjadi akan dijelaskan dalam paragraf berikutnya.

Otak kita memiliki sekitar 100 miliar sel otak yang disebut neuron. Ketika otak bereaksi dengan suatu pengalaman yang merangsang neuron terhubung satu sama lain. Jika pengalaman yang merangsang seperti ini dipertahankan maka hubungan antara neuron diperkuat.

MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (FLIPPED CLASSROOM) SEBAGAI PEMBELAJARAN TERBAIK UNTUK PEMBELAJARAN TATAP MUKA PADA TATANAN BARU TAHUN 2021

Dampak pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) masih berkepanjangan dan sangat dirasakan dunia pendidikan. Sistem pembelajaran tatap muka di sekolah pada tahun ajaran 2020/2021 yang telah dimulai pada  Bulan Januari 2021 pun belum berjalan normal. Masih banyak daerah tergolong zona merah, kuning dan oranye belum bisa melakukan sistem pembelajaran secara tatap muka. Tentu saja hal ini membuat kepala sekolah dan guru berpikir keras apa yang harus dilakukan agar layanan pendidikan tetap berjalan dengan baik.

Dengan kondisi tersebut, sangat mungkin kedatangan siswa ke sekolah akan dibatasi, baik jumlah hari maupun jumlah siswa per kelas. Bisa jadi, siswa hanya belajar 2 atau 3 hari di sekolah, selebihnya belajar di rumah. Begitu juga agar jaga jarak bisa dilakukan, setiap kelas diisi separuh siswa saja, separuh lagi masuk hari berikutnya. Kemudian juga ketika siswa tatap muka di sekolah hanya 3,5 jam berada di sekolah dengan 3 mata pelajaran. Kalau hanya mengandalkan pembelajaran di sekolah ketika tatap muka maka tidak akan cukup waktu dalam pembelajaran tersebut. Dengan kondisi seperti ini, para kepala sekolah dan guru terus mencari model pembelajaran efektif dan efisien digunakan pada kondisi di tersebut.

Untuk mengatasi hal tersebut agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat menghasilkan hasil belajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum maka ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan. Model tersebut adalah model pembelajaran terbalik (Flipped Classroom). Pada tulisan ini penulis akan menjelaskan apa itu pembelajaran terbalik, seperti apa prosedurnya, langkah-langkahnya, sampai tautan video, dan video yang menjelaskan tentang pembelajaran terbalik ini.

Minggu, 14 Maret 2021

Cara Membuat Penugasan dengan Mengedepankan Umpan Balik Menggunakan LMS Formatif

Saat ini sudah banyak sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka, namun masih ada juga yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Bagi sekolah yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap mukanya pun masih ada secara campuran antara yang ada di sekolah dengan siswa yang ada di rumah. Maka para guru harus kreatif untuk mencari pembelajaran alternatif yang menggabungkan tatap muka dengan belajar daring.

Di sinilah Formative sebagai salah satu alat teknologi kelas favorit oleh guru saat ini. Ini adalah alat penilaian gratis yang memungkinkan Anda…

·    Membuat berbagai pertanyaan (pilihan ganda, benar / salah, jawaban singkat dan pertanyaan "tunjukkan pekerjaan Anda" yang dapat digambar) untuk disampaikan kepada siswa.

·    Menambahkan konten lain ke pertanyaan (gambar, teks, coretan papan tulis, atau video YouTube)

·      Menyaksikan saat siswa menjawab dari sisi situs guru.

·      Memberikan umpan balik waktu nyata dalam bentuk nilai dan komentar tertulis.

·   Kemudian Anda dapat menyampaikan pertanyaan/konten kepada siswa melalui ruang kelas yang Anda atur di Formatif atau hanya dengan memberi siswa kode singkat untuk penilaian yang dapat mereka masukkan di goformative.com/join.

Kamis, 25 Februari 2021

APLIKASI UNTUK MENYUSUN RENCANA KERJA SEKOLAH (RKJM, RKT, DAN RKAS) BERDASARKAN RAPOR MUTU DAN VISI/MISI SEKOLAH

Di dalam lingkungan sekolah/madrasah, perencanaan sebagai salah satu fungsi manajemen memegang peran penting untuk sebuah upaya kemajuan sekolah. Rencana diibaratkan seperti suatu peta. Ketika rencana telah dibuat, anda dapat selalu melihat sejauh mana kemajuan yang telah dibuat, dan seberapa jauh posisi anda dari tujuan yang telah dicanangkan. Dengan mengetahui dimana posisi anda sekarang, anda dapat mengambil keputusan kemana akan pergi atau apa yang akan anda lakukan berikutnya.

Mengingat betapa pentingnya perencanaan ini, setiap sekolah/madrasah membutuhkan perencanaan yang terprogram dan terarah, yang meliputi   rencana jangka menengah dan pendek. Hal ini diperkuat dengan diterbitkannya Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan yang menyatakan bahwa sekolah harus membuat Rencana Kerja Sekolah yang terdiri dari Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT).  RKJM menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun, sedangkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) dicapai dalam kurun waktu tahunan. Permendiknas tersebut juga menyatakan bahwa RKT adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-S/M).