Slide 1

Berbagai macam moda pembelajaran

Slide 2

Literasi

Slide 3

Kegiatan Pramuka

Slide 4

Kerucut Pengalaman

Slide 5

Pembelajaran Aktif

Minggu, 15 Maret 2020

5 Jejaring Sosial Gratis untuk Pembelajaran Jarak Jauh

Tulisan ini 5 tahun lalu penulis publikasikan, namun sangat relevan dengan keadaan sekarang ketika kita disibukkan dengan penanggulangan penyebaran virus corona. Jejaring sosial untuk pembelajaran jarak jauh sebenarnya banyak terdapat secara gratis di dunia maya. Tetapi 5 jejaring sosial ini yang terbaik dari sisi mudah penggunaanya maupun dari sisi bahasa yang digunakan. Edmodo sebagai contoh penulis sudah menggunakan lebih dari 10 tahun dan saat ini ada versi bahasa Indonesia dan dapat digunakan dengan smartphone anda.
Jejaring sosial untuk pembelajaran (Social Learning Network) merupakan suatu hubungan interpersonal melalui interaksi dengan tujuan utama untuk pengembangan pengetahuan. Dengan menggunakan jejaring sosial untuk pembelajaran ini siswa, guru dan orang tua dapat berinteraksi antara satu dengan yang lainnnya.
Berikut beberapa contoh SLN:
  1.  Edmodo (www.edmodo.com) adalah sebuah media untuk melaksanakan pembelajaran secara daring. Edmodo menggabungkan sebagian fitur dari Learning Management System (LMS) dan sebagian fitur dari Jejaring Sosial (Social Network), menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dan mudah digunakan.  Edmodo ini juga dapat digunakan untuk tes online.
  2. Sophia (www.sophia.org) merupakan SLN yang menyediakan ribuan tutorial akademik yang diajarkan oleh guru dengan berbagai model instruksional, dan dapat diikuti oleh pembelajar dengan berbagai model belajar. 
  3. RemixLearning (www.remixlearning.com) yang juga didukung oleh The Bill & Melinda Gates Foundation menyediakan sebuah SLN yang dapat diatur sesuai selera oleh sekolah, perpustakaan, museum, dan institusi lainnya yang membutuhkan. 
  4. Schoology (www.schoology.com) merupakan LMS yang dilengkapi dengan SLNs. 
  5. Twiducate (www.twiducate.com) merupakan jejaring social khusus untuk sekolah.

Rabu, 11 Maret 2020

Kompetisi Sains Nasional, Soal dan Kunci Jawaban

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 10 Maret 2020 baru saja kita mengikuti Kompetisi Sains Nasional Tingkat Kabupaten/Kota yang dahulu disebut dengan istilah Olimpiade Sains Nasional (OSN). Kompetisi Sains Nasional (KSN) pada tahun 2020 akan dilaksanakan oleh Pusat Prestasi Nasional dan untuk tingkat nasionalnya akan diselenggarakan di Provinsi Bangka Belitung.
KSN diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi bakat, minat, dan prestasi peserta didik di bidang sains. Selain itu, kompetisi Sains diharapkan mampu membentu siswa berprestasi yang jujur, disiplin, sportif, tekun, kreatif, tangguh, dan cinta tanah air.

Sabtu, 08 Februari 2020

Cara Menyusun Soal Ujian Sekolah Tahun 2020



A.       Pendahuluan
                  Sesuai dengan permendikbud No 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian yang Diselenggarakan Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional untuk tahun 2020 ini tidak ada lagi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Namun ujian yang ada hanya ujian diselenggarakan oleh satuan pendidikan dengan biasanya kita sebut dengan Ujian Sekolah (US). Ujian sekolah ini mempunyai tantangan tersendiri bagi sekolah atau guru di satuan pendidikan masing-masing. Artinya diminta kreativitas sekolah atau guru dalam mengelola dan melaksanakan ujian sekolah ini.
                 Pada pasal 5 Permendikbud no 43 ini menyebutkan bentuk ujian dapat berupa portofolio, penugasan, tes tertulis dan/atau bentuk lainnya. Bentuk lain ini lah yang menuntut kreativitas sekolah atau guru dalam melaksanakan bentuk dan jenis ujian yang bisa dilakukan. Bentuk ujian lain ini bisa saja berupa kerja nyata siswa di masyarakat, melaksanakan projek/penelitian sederhana, ujian praktek tentang pengusaaan sikap/keterampilan yang berkaitan dengan keagamaan, atau lainnya sesuai dengan keunggulan sekolah masing-masing.
                 Selain bentuk ujian yang bisa dikembangkan waktu pelaksanaan bentuk ujian tersebut bisa juga dilaksanakan pada semester ganjil dan/atau semester genap pada akhir jenjang. Artinya satuan pendidikan bisa mulai melaksanakan bentuk penilaian nya di semester ganjil atau semester 5 tanpa menunggu semester 6. Hal ini juga menuntut sekolah dan guru perlu merencanakan ujian sekolah pada awal tahun pelajaran berlangsung.

Minggu, 29 Desember 2019

22 Tips Terbaik untuk Menghasilkan Pertanyaan Efektif pada Pembelajaran


Sejumlah besar badan riset menegaskan bahwa pertanyaan masih menjadi alat pembelajaran yang paling sering digunakan. Namun, tidak semua pertanyaan dibuat akan menghasilkan sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Beberapa sangat efektif; yang lain bisa tidak berguna atau bahkan berbahaya. Ada seni dan ilmu untuk pertanyaan yang efektif. Apalagi sekarang diharapkan pertanyaan tersebut bisa mengajak peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan analitis atau kita membiasakan peserta didik dengan pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skill). Jadi sebagai seorang guru harus mempunyai keterampilan di dalam membuat dan mengajukan pertanyaan. Sehingga diharapkan pada akhirnya menghasilkan pembelajaran yang efektif.
Berikut adalah dua puluh dua tips yang diperoleh dari guru dan hasil penelitian yang luar biasa untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan pertanyaan di dalam pembelajaran:

 1.  Buatlah pertanyaan sebagai bagian dari perencanaan pelajaran, buatlah daftar pertanyaan proses untuk ditanyakan.
Pertanyaan dengan kata-kata yang efektif dapat membuat pembelajaran yang baik menjadi luar biasa. Kembangkan urutan logis dan upayakan kejelasan di daftar pertanyaan Anda.
2.        Tantang seluruh kelas untuk merespons secara mental pertanyaan Anda.
Saat Anda mengajukan pertanyaan, buat jeda dan lalu pilih orang yang akan menanggapi. Memilih penjawab secara acak memberikan kesempatan bahkan bagi anak yang paling kurang aktif untuk terlibat dalam diskusi kelas. Guru memberikan motivasi dan dukungan sehingga dapat mengurangi kecemasan dan menjadikan pembelajaran menghasilkan pengalaman belajar. Yang terbaik bagi guru untuk membangun kesuksesan kecil dengan meminta pertanyaan terbuka bukan pertanyaan faktual. Sayangnya, peneliti telah mengamati bahwa guru mengajukan lebih sedikit pertanyaan kepada peserta didik berkemampuan rendah memuji mereka lebih jarang ketika mereka merespons dengan benar.


Kamis, 26 Desember 2019

Beberapa Informasi Seputar RPP Terbaru Sesuai Surat Edaran Mendikbud No 14 Tahun 2019


Melalui tulisan ini penulis berusaha menafsirkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan kebijakan Kemdikbud dengan nama “Merdeka Belajar”. Format RPP memang disederhanakan, namun harapannya pembelajarannya janganlah dibuat sederhana pula. Karena RPP yang dibuat harus berorientasi kepada peserta didik. Pada tulisan ini juga penulis menampilkan format lesson plan juga yang dapat dipakai sebagai referensi. Pada bagian akhir tulisan ini juga terdapat tanya jawab seputar RPP terbaru ini.Pada bagian akhir ada link download surat edaran Mendikbud dan contoh format RPP terbaru sesuai dengan surat edaran tersebut.
Selamat berkreasi guru kita, Anda adalah pelukis masa depan untuk anak didik kita.

Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjadi salah satu inisiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam mengeluarkan kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar”. Menurut Mendikbud, inisiatif penyederhanaan RPP ini didedikasikan untuk para guru agar meringankan beban administrasi guru. RPP yang sebelumnya terdiri dari belasan komponen, kini disederhanakan menjadi tiga komponen inti yang dapat dibuat hanya dalam satu halaman tetapi tetap berkualitas. Hal ini mirip dengan lesson plan yang biasa dibuat oleh para guru di luar negeri sana.

Selanjutnya Mendikbud juga menekankan tentang pentingnya refleksi bagi guru di dalam pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat oleh guru tersebut. Jadi bukan kepada sekedar penulisan RPP-nya namun kepada refleksi terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan terutama dalam prosesnya.

Minggu, 24 November 2019

Empat Kategori Guru

Pada peringatan hari guru kali ini ijinkan penulis memuat tulisan tentang empat kategori guru. Kategori guru ini dikelompokkan berdasarkan tingkat kompetensi/berpikir abstrak dan komitmen. Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi bahan refleksi bagi kita dan bisa memperkirakan kita berada pada kategori mana. Harapannya kita semua berada pada kategori I sebagai Guru Profesional. Apalagi seandainya kita sebagai guru yang sudah menerima tunjangan sertifikasi, seharus yang kita terima paling tidak sama dengan yang kita sumbangkan terhadap anak didik kita dan bisa menjadi teladan bagi guru yang lain di sekolah masing-masing. Amien.
 
1.   Kategori Pertama : Kuadran I (Guru Professional)
Guru yang profesional memiliki tingkat kompetensi/abstraksi yang tinggi dan tingkat komitmen yang tinggi. Ia benar-benar professional melalui peningkatan kemampuan yang terus menerus. Orang yang profesional selalu punya kemampuan untuk mengembangkan dirinya terus menerus.   Ia tidak hanya mampu mencetuskan ide-ide, aktivitas maupun sarana penunjang tetapi ia juga terlihat secara aktif dalam melaksanakan suatu rencana sampai selesai. Ia adalah seorang pemikir dan sekaligus pelaksana.

2.   Kategori Kedua : Kuadran II (Guru Analytical Observer)
Guru Analytical Observer memiliki tingkat kompetensi/abstaksi tinggi tetapi tingkat komitmen rendah. Ia pandai, sangat menyukai suka mengkritik, mempunyai kemampuan bicara yang tinggi, selalu mencetuskan ide-ide yang besar tentang apa yang bisa dikerjakan di kelas atau secara keseluruhan di sekolah. Ia bisa mengajukan ide atau rencana-rencana besar secara gamblang dan memikirkan langkah langkah pelaksanaannya demi tercapainya program itu. Ide-idenya tak pernah/jarang terwujud. Ia tahu apa yang harus ia kerjakan tetapi tidak bersedia mengorbankan waktu, energi dan perhatian khusus untuk melaksanakannya.

3.   Kategori Ketiga : Kuadran III (Guru Drop-Out)
Guru Drop-Out mempunyai tingkat kompetensi/abstraksi dan tingkat komitmen yang rendah. Ia termasuk guru yang kurang bermutu. Guru seperti ini memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu: hanya melakukan tugas rutin tanpa tanggung jawab, perhatiannya hanya sekedar untuk mempertahankan pekerjaannya, memiliki sedikit sekali inovasi untuk memikirkan perubahan apa yang perlu dibuat dan puas dengan melakukan tugas rutin yang dilakukan dari hari kehari.

4.   Kategori Keempat : Kuadran IV (Guru Unfocused Worker)
Guru Unfocused Worker memiliki tingkat kompetensi/abstraksi yang rendah, tetapi tingkat komitmennya tinggi. Ia terlalu sibuk, sangat energetik, anthusias dan penuh kemauan. Ia berkeinginan untuk menjadi guru yang lebih baik dan membuat situasi kelas lebih menarik sesuai dengan keadaan peserta didiknya. Ia bekerja sangat keras dan biasanya meninggalkan sekolah penuh dengan pekerjaan yang akan dibuat di rumah. Sayangnya tujuan-tujuan yang baik tersebut terhalang oleh kurangnya kemampuan guru untuk menyelesaikan persoalan dan jarang sekali melaksanakan segala sesuatu secara realistis.

Sumber:
Modul Supervisi Akademik, Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Calon Pengawas Sekolah Penguatan Kompetensi Pengawas Sekolah. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2018.

Minggu, 13 Oktober 2019

Pengertian, Karakteristik, dan Pola Pendekatan STEM dalam Pembelajaran

Pengertian STEM

Sekarang ini para pendidik mulai sering mendengar STEM, pada hal sebelumya kita para pendidik disibukkan dengan HOTS (Higher Order Thinking Skill). "STEM" adalah singkatan dari Sains, Teknologi, Enginering, dan Matematika. Namun, ketika kita mulai akan mengenal STEM ini, kebanyakan kita pendidik masih bingung tentang apa arti STEM?, apalagi untuk mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran kita. Maka tulisan ini mudah-mudahan bisa memberikan sedikit gambaran tentang STEM.

Sabtu, 21 September 2019

5 MODEL PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 BESERTA CONTOH KEGIATAN PEMBELAJARANNYA (Discovery Learning, Inquiry Learning, Problem Based Learning, Project Based Learning, dan Pedagogi Genre)

Model pembelajaran sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 dan Permendibud Nomor 22 Tahun 2016 adalah model pembelajaran yang menonjolkan aktivitas dan kreativitas, menginspirasi, menyenangkan dan berprakarsa, berpusat pada peserta didik, otentik, kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan peserta didik sehari-hari. Maka guru harus kreatif memilih model yang akan digunakan.
Untuk saat ini model pembelajaran yang akan digunakan tidak ada batasannya, namun harus diingat untuk  pengintegrasian kecakapan Abad 21 (4C), PPK, Literasi, pembelajaran dan atau penilaian HOTS ke dalam langakah/sintaks pembelajarannya. Ketika untuk mengintegrasikan empat komponen tadi guru-guru masih banyak yang kesulitan membuat kegiatan pembelajarannya. Kesulitan tersebut antara lain perubahan paradigma untuk mengaktifkan peserta didik di dalam pembelajaran, kurang pahamnya dalam pemilihan model untuk materi tertentu, dan kurang kreatifitas guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran.
Maka tulisan ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau inspirasi bagi guru saat memilih dan mengimplementasikan berbagai model pembelajaran sesuai mata pelajarannya masing-masing. Dimulai model discovery learning sampai model pedagogi genre untuk mata pelajaran Bahasa. Di bawah ini ada link download untuk mengunduh naskah aslinya. Mudah-mudahan bermanfaat.

Sabtu, 20 Juli 2019

Merevitalisasi Penilaian Sikap Di Sekolah



Penilaian sikap menjadi sangat penting dalam memberikan kontribusi terhadap pendidikan karakter peserta didik di sekolah. Kadang-kadang kita sering mengabaikan hal ini dan lebih mementingkan penilaian pengetahuan dan keterampilan. Sehingga penilaian sikap yang ditulis pada rapor hanya formalitas semata dengan deskripsi yang hampir sama untuk semua peserta didik. Pada hal karakter yang muncul dari setiap peserta didik ketika didalam pembelajaran atau diluar pembelajaran pastilah berbeda.
Seandainya semua guru menerapkan penilaian sikap sesuai dengan aturannya maka sikap peserta didik pastilah berubah kearah yang lebih baik. Anggap saja satu hari pembelajaran terdapat empat mata pelajaran dengan empat orang guru dan seandainya peserta didik yang sama membuat perilaku yang kurang baik maka akan ada empat laporan dalam bentuk jurnal yang akan diterima oleh wali kelas. Kalau dikalikan dalam seminggu sudah berapa jurnal yang terkumpul pada wali kelas. Kemudian juga jurnal yang dikumpulkan itu sudah pasti melalui proses tindak lanjutnya.
Sebagai saran dari penulis untuk proses perekapan jurnal ini sebaiknya dibuat jurnal dalam bentuk kartu atau lembaran-lembaran lepas yang diletakkan di ruang majelis guru. Ketika guru keluar dari kelas akan dapat langsung mengisi lembaran jurnal tersebut disamping juga dicatat di dalam buku penilaian masing-masing guru tersebut dan selanjutnya lembaran jurnal diserahkan segera ke wali kelas untuk direkap. Sehingga proses selanjutnya bisa dilakukan segera oleh wali kelas.
Belajar dari pengalaman tersebut maka penulis berusaha untuk memberikan pemaparan tentang tata cara mengolah penilaian sikap mulai dari teknik, instrument, perekapan sampai dengan deskripsi di rapor peserta didik.
 Teknik Penilaian Sikap
Teknik penilaian sikap menggunakan observasi atau pengamatan sebagai Teknik utama dan penilaian diri dan penilaian antar teman sebagai penunjang. Mata pelajaran selain agama dan PKn dapat saja dengan hanya menggunakan teknik observasi dengan instrument jurnal. 

Selasa, 09 Juli 2019

Pedoman Pengenalan Lingkungan Sekolah Tahun Pelajaran 2019/2020 Berdasarkan Permendikbud No 18 Tahun 2016 dan Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Tahun 2019


Tulisan ini memuat tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) yang dulu dikenal dengan MOS (Masa Orientasi Sekolah. Mulai dari pengertian sampai materi dan contoh program PLS ini. Karena beberapa hari ke depan PLS ini akan dilaksanakan oleh pihak sekolah untuk menyambut peserta didik baru. Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian kita sebagai guru atau waka kesiswaan atau kepala sekolah dalam melaksanakan PLS ini. Sebagai panduan kita dalam melaksanakan PLS ini adalah Permendikbud No 18 Tahun 2016 dan Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Tahun 2019.