Slide 1

Berbagai macam moda pembelajaran

Slide 2

Literasi

Slide 3

Kegiatan Pramuka

Slide 4

Kerucut Pengalaman

Slide 5

Pembelajaran Aktif

Rabu, 04 April 2012

CARA MEMBUAT PROPOSAL PTK


SISTEMATIKA PROPOSAL PTK
BAB I
PENDAHULUAN
JUDUL
Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK bukan sosok penelitian formal.
1.      LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam latar belakang permasalahan ini hendaknya diuraikan urgensi penanganan permasalahan yang diajukan itu melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkkan fakta – fakta yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka. Dukungan berupa hasil penelitian –penelitian terdahulu, apabila ada juga akan lebih mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui PTK yang diusulkan itu. Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin dalam uraian di bagian ini.
2.      PERMASALAHAN
Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah hendaknya benar – benar di angkat dari masalah keseharian di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan yang dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik di luar jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di tangani itu nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan perumusan masalah tersebut. Dalam bagian inipun, sosok PTK harus secara konsisten tertampilkan.
3.      CARA PEMECAHAN MASALAH
Dalam bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Alternatif pemecahan yang diajukan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Disamping itu, juga harus terbayangkan kemungkinan kemanfaatan hasil pemecahan masalah dalam rangka pembenahan dan/atau peningkatan implementasi program pembelajaran dan/atau berbagai program sekolah lainnya.Juga harus dicermati artikulasi kemanfaatan PTK berbeda dari kemanfaatan penelitian formal.
4.      TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas.paparkan sasaran antara dan akhir tindakan perbaikan.perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian – bagian sebelumnya. Dengan sendirinya,artikulasi tujuan PTK berbeda dari tujuan formal. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalaui penerapan strategi PBM yang baru, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM baru bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverfikasi secara obyektif.Syukur apabila juga dapat dikuantifikasikan.
Disamping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan – keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa sebagai pewaris langsung (direct beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan – rekan guru lainnya serta bagi para dosen LPTK sebagai pendidik guru. Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi pengembangan ilmu. Teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam konteks PTK, meskipun kemungkinan kehadirannya tidak ditolak.

Jumat, 30 Maret 2012

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF


Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan Model Pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Model pembelajaran inovatif lahir dari adanya keresahan terhadap cara belajar klasikal. Dimana peserta didik tidak dapat terlibat aktif dalam hal intelektual maupun fisik. Karena itu, dirancanglah sebuah model pembelajaran yang bisa mengaktifkan seluruh indera dan intelektualitas peserta didiknya.
Yang termasuk ke dalam model pembelajaran inovatif adalah pembelajaran berbasis quantum teaching, pembelajaran berbasis multiple intelegencies, e-learning, active learning, integrated learning, cooperative learning, pembelajaran berbasis sumber, konteksual learning, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Model pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaksnya (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Disini akan dikemukakan  beberapa model pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran, antara lain:

A.     Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
                  Model pembelajaran langsung bertumpu pada prinsip-prinsip psikologi perilaku dan teori belajar sosial, khususnya tentang pemodelan (modelling). Menurut Bandura, belajar yang dialami manusia sebahagian besar diperoleh dari suatu pemodelan yaitu meniru prilaku dan pengalaman orang lain. Pada pembelajaran langsung tugas guru adalah membantu siswa memperoleh pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu dan memahami pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu (yang diungkapkan dengan kata-kata). Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang testruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. 

Senin, 26 Maret 2012

LIMA BELAS TIPS UNTUK MENJADI GURU HEBAT


Oleh
Adi Saputra

Mengajar adalah profesi yang kompleks dan menantang, dan beberapa guru lebih berhasil dari yang lain. Siswa yang mereka ajar mendapatkan nilai lebih baik pada tes, lebih mungkin untuk berhasil pada pendidikan selanjutnya, dan mereka akan selalu ingat dengan guru mengajar dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Banyak guru berhasil dalam memfasilitasi siswa mereka secara akademis serta perkembangan kepribadiannya. Mereka mengajar secara totalitas dan tanpa pamrih yang hanya mengedepankan pengabdian di dalam mencerdaskan anak didiknya. Selain itu juga, guru terbaik juga menikmati pekerjaannya, percaya pada apa yang mereka ajarkan, pekerja keras, menghabiskan banyak waktu untuk membuat perencanaan pembelajaran, menggunakan pola pengasuhan, peduli kepada kebutuhan siswa serta dan mengaktifkan semua siswa di dalam pembelajaran. Selanjutnya guru-guru ini mempunyai pandangan bahwa setiap pribadi siswa mempunyai potensi yang bisa dikembangkan dan tugas gurulah untuk membangkitkan potensi tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut adalah kumpulan temuan dari penelitian tentang karakteristik dari guru hebat: (Tulisan ini juga dilengkapi dengan Daftar Ceklis untuk menguji apakah Anda termasuk guru hebat atau belum)
1.        Menetapkan standar yang tinggi, dengan mengajarkan cara mencapainya.
2.        Hari pertama menjanjikan kepada siswa, bahwa mereka akan belajar. Disusun bersama dengan siswa.
Ø Suasana kasih sayang dan kepedulian yang murni, ketika ia berjanji kepada siswa-siswanya bahwa kalian akan berhasil.
Ø       Kalian harus membantu saya untuk menolong diri kalian sendiri.
Ø       Jika kalian tidak memberikan apa pun, jangan mengharapkan apa pun.
Ø Kesuksesan tidak datang menghampiri kalian, tetapi kalianlah yang harus datang menghampirinya.
3.        Kesenangan terhadap proses pembelajaran yang luar biasa.
Ø Jika para siswa tidak bermain sesuai  irama, itu karena mereka  belum mempelajari caranya.
Ø       Bakat adalah kualitas yang dapat diperoleh.
4.        Suasana asuh, penuh kepercayaan  dan tidak menghakimi.
5.        Sangat ketat, disiplin dan penuh kasih sayang.
6.        Berprinsip dengan tantangan dan asuhan.
7.        Mengajari siswa untuk mencapai standar yang tinggi dengan kerja keras.
8.        Mencintai pembelajaran bukan pengajaran.
9.        Mengungkapkan yang sebenarnya kekurangan siswa dan kemudian memberi mereka cara untuk menutupi kekurangan tersebut.
10.    Mengajarkan kemandirian kepada siswa.
11.    Memberikan pemahaman bahwa sekolah adalah untuk kepentingan  siswa.
12.    Terus menerus belajar bersama siswa,  dan membiarkan siswa untuk tahu terlebih dahulu tentang sesuatu.
13.    Mempunyai prinsip semua orang bisa belajar.
14.    Lebih cenderung memberikan motivasi dari pada mengkritik siswa.
15.    Menggunakan berbagai strategi atau metode pembelajaran dalam pelajarannya.

 
CEKLIS GURU HEBAT
Untuk menguji Apakah Anda termasuk guru hebat atau belum dapat digunakan daftar ceklis berikut dengan cara memberi angka satu pada samping kiri pertanyaan (di atas garis) yang sesuai menurut Anda dan angka nol untuk yang tidak sesuai.

Sabtu, 17 Maret 2012

KISI-KISI UJIAN PRAKTEK KIMIA KELAS XII


P E M E R I N T A H   K O T A   BATAM
D I N A S    P E N D I D I K A N
  SMA NEGERI 3 BATAM

      KISI – KISI SOAL UJIAN PRAKTEK KELAS XII
Mata Pelajaran          : Kimia
Satuan Pendidikan     : SMA/MA
Program                    : Ilmu Alam
Jumlah Soal              : 1
Bentuk Penilaian       : Praktek
Tahun Pelajaran        : 2011/2012

Standar Kompetensi       : 3.      Memahami sifat-sifat  larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

Kompetensi Dasar          : 3.1 Mengidentifikasi  sifat larutan non-elektrolit dan
                                              elektrolit berdasarkan data hasil percobaan.

Indikator Kompetensi     : Mengelompokkan beberapa larutan kedalam larutan
                                        elektrolit atau non elektrolit melalui percobaan

Indikator Soal                 : Siswa dapat mengelompokkan beberapa larutan ke dalam
                                        larutan elektrolit atau non-elektrolit melalui percobaan

No Soal                          : 1

Soal                               : Lakukan percobaan untuk mengelompokkan larutan A, B, C, dan D ke dalam larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah atau non-elektrolit

Pedoman Penskoran        :
No
Aspek yang Dinilai
Skor
A
Persiapan


1. Menyediakan alat-alat untuk percobaan, yaitu :


  • Jas laboratorium
5

  • Alat uji elektrolit
5

  • Gelas kimia
5

  • Gelas ukur
5

  • Larutan A, B, C, dan D
5
B
Proses


1.      Merangkai alat uji elektrolit sehingga berfungsi dengan baik
10

2.      Memasukkan larutan 15 ml larutan A kedalam gelas kimia
10

3.      Menguji daya hantar listrik larutan A dan mencatat hasil pengamatannya
10

4.      Mengulangi perlakuan dengan larutan B, C dan D
( Catatan : Setiap menguji larutan batang electrode dalam keadaan bersih )

10
C
Hasil Pengamatan


1.    Kelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan larutan non elektrolit
20
D
Pertanyaan
5

1.    Kalau seandainya larutan A, B, C, dan D secara acak adalah larutan gula, garam, natrium klorida, dan cuka, maka cocokkan masing-masing larutannya.
5

2.    Tuliskan reaksi ionisasinya
5
Skor Maksimum
100