Slide 1

Berbagai macam moda pembelajaran

Slide 2

Literasi

Slide 3

Kegiatan Pramuka

Slide 4

Kerucut Pengalaman

Slide 5

Pembelajaran Aktif

Minggu, 22 Juli 2012

LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN SISTEM KREDIT SEMESTER UNTUK SMA


Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Kredit Semester dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak terstruktur. Dalam panduan ini “Sistem Kredit Semester” disingkat dengan “SKS” dan “satuan kredit semester” disingkat dengan “sks”.
Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Indonesia saat ini merupakan suatu upaya inovatif untuk meningkatkan mutu pendidikan. Pada hakikatnya, SKS merupakan perwujudan dari amanat Pasal Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal tersebut mengamanatkan bahwa “Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak, antara lain: (b) mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; dan (f) menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan. Amanat dari pasal tersebut selanjutnya dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Sebagaimana diketahui bahwa Standar Isi merupakan salah satu standar dari delapan Standar Nasional Pendidikan.
Jadi tujuh tahun setelah permendiknas tersebut disyahkan seharusnya SKS sudah diterapkan. Maka saat ini pemerintah melalui direktorat pembinaan SMA mewajibkan sekolah yang termasuk sekolah SSN (Kategori Mandiri) dan sekolah RSBI untuk melaksanakan SKS ini untuk tahun pelajaran 2013-2014. Pelaksanaan ini tentunya tergantung dengan kemampuan sekolah masing-masing. Demikian juga untuk pelaksanaan Moving Class tidaklah merupakan suatu keharusan tergantung pada kemampuan sekolah masing-masing.
Di bawah ini langkah-langkah yang bisa dilaksanakan sekolah di dalam mempersiapkan pelaksanaan SKS.
  1. Langkah pertama. Sekolah dapat melakukan sosialisasi kepada semua guru, tanaga kependidikan, komite, dinas pendidikan. Namun sebelumnya juga dapat dilakukan studi banding ke sekolah yang sudah melaksanakan SKS.
  2. Langkah kedua. Membentuk tim penyelenggaraan SKS. Tim ini bisa terdiri dari kepala sakolah, semua waka, tim pengembang kurikulum, ketua MGMP interen, tim ICT, TU akademik.
  3. Langkah ketiga. Tim pengembang kurikulum menentukan struktur kurikulum. Struktur kurikulum ini mencakup merubah atau mengkonversi sistem paket ke SKS.
  4. Langkah keempat. Tim pengembang kurikulum membuat serial mata pelajaran. Serial mata pelajaran ini diperoleh setelah menentukan struktur kurikulum. Serial ini bisa sebanyak 4 serial atau 6 serial tergantung kondisi sekolah. Mata pelajaran dengan 4 serial bertujuan untuk mengakomodasi siswa cerdas istimewa/berbakat istimewa atau sekolah yang mempunyai kelas akselerasi.
  5. Langkah kelima. Koordinator MGMP internal bersama guru dalam satu mata pelajaran melakukan pemetaan SK/KD untuk menentukan SK/KD mana yang akan digabung sesuai dengan serial mata pelajaran pada langkah keempat.
  6. Langkah keenam. Hasil pemetaan dari MGMP internal pada langkah lima di rapatkan dalam tim penyelenggaraan SKS untuk mendapatkan masukan dari guru mata pelajaran lain.
  7. Langkah ketujuh. Tim penyelenggaraan SKS mendistribusikan mata pelajaran ke dalam semester-semester.
  8. Langkah kedelapan. Tim penyelenggaraan SKS membuat panduan peraturan akademik, panduan penasehat akademik, panduan BK.
  9. Langkah kesembilan. Tim ICT mempersiapkan daftar kehadiran siswa, lembar hasil belajar, kartu rencana studi, format penilaian, dan lain-lain yang berhubungan dengan adminitrasi.
  10. Langkah kesepuluh. Mempersiapkan izin ke dinas pendidikan dan direktorat pembinaan SMA.
  11. Langkah kesebelas. Siap melaksanakan SKS. 
Di bawah ini ada contoh program persiapan pelaksanaan SKS dan file-file pendukung lainnya.
 
  1. Contoh program persiapan pelaksanaan SKS
  2. Juknis penyelenggaraan SKS
  3. Bahan presentasi SKS (PPT)
  4. Panduan SKS
  5. Contoh struktur kurikulum SKS


Selasa, 03 Juli 2012

STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN JENIS KECERDASAN


Strategi Pembelajaran Berdasarkan Jenis Kecerdasan (Multiple Intelegences)
Oleh:
Adi Saputra, M.Pd
Kecerdasan yang dimiliki setiap individu terdiri dari linguistik, logika-matematis, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal,  intrapersonal dan naturalis. Melalui delapan  jenis kecerdasan ini, setiap individu mengakses informasi yang akan masuk ke dalam dirinya. Karena itu Amstrong menyebutkan kecerdasan tersebut merupakan modalitas untuk melejitkan kemampuan setiap siswa dan menjadikan mereka sebagai sang juara, karena pada dasarnya setiap anak cerdas. Maka tugas gurulah yang akan menyediakan sarana/mengelola pembelajaran agar semua kecerdasan tersebut dapat tergali. Di bawah terdapat tabel kecerdasan dan strategi yang dapat dilakukan guru di dalam pembelajarannya.

No
Jenis Kecerdasan
Strategi Pembelajaran
1
Lingustik
·      Menjelaskan dengan kata-kata
·      Menyediakan kesempatan untuk membaca, menulis, berbicara, mendengar, mencari informasi.
·      Membuat jurnal/laporan
·      Menceritakan suatu bacaan/materi pelajaran
2
Logika-Matematis
·      Memberi kesempatan untuk menjelaskan alasan, meneliti, mengevaluasi dan analisa (berpikir ilmiah)
·      Membuat hubungan antara beberapa konsep
·      Melakukan penghitungan, pengklasifikasian dan pengkategorian
·      Membuat grafik/kode/urutan/pola/susunan gambar
3
Musikal
·      Menggunakan suara dan musik di dalam presentasi, proyek dan lingkungan belajar
·      Memberi kesempatan untuk menyusun dan mengapresiasi musik/ritmik
·      Membuat hubungan musik dengan materi pelajaran
4
Spasial
·      Menyediakan kesempatan untuk melihat dan menonton video/photo/diagram
·      Menggunakan peta pikiran
·      Menyediakan sumber belajar yang mengandung berbagai macam gambar, warna, dan bentuk.
5
Kinestetik
·      Menyediakan kesempatan untuk bergerak
·      Manggunakan teknik teater, drama, dan pantomin dalam pembelajaran
·      Menjelaskan konsep dengan pergerakan tangan atau badan
6
Interpersonal
·      Mendorong kerjasama kelompok dan diskusi
·      Melakukan simulasi
·      Melakukan board games (misalnya role play)
·      Berbagi rasa dengan teman
7
Intrapersonal
·      Menyediakan kesempatan siswa untuk belajar mandiri
·      Memberi pilihan terhadap tugas atau proyek
·      Sesi refleksi satu menit
·      Menyediakan kesempatan untuk membuat jurnal belajar
8
Naturalis
·      Menyediakan kesempatan untuk belajar di ruang terbuka dan kunjungan lapangan
·      Gambarkan perhatian pada ciri-ciri dunia alami
·      Hadirkan informasi dalam bentuk hirarki dan taksonomi
·      Mengkaitkan pelajaran dengan alam sekitar (ekostudi)

Kamis, 14 Juni 2012

MEDIA PEMBELAJARAN


A.      PENDAHULUAN
Media pembelajaran perlu digunakan oleh guru untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Media dapat digunakan  dalam pembelajaran untuk membangkitkan motivasi siswa , mengkonkritkan materi yang menjelaskan konsep yang sifatnya abstrak sehingga lebih mudah dipahami siswa. Banyak jenis dan macam media pembelajaran yang dapat dibuat dan digunakan. Untuk  memilih media pembelajaran yang akan digunakan, guru harus memahami tentang macam-macam media dan kriteria memilih media yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa.   

B.  HAKIKAT MEDIA PEMBELAJARAN
Kata “Media” berasal dari bahasa Latin yang berarti “perantara”, yaitu perantara antara pengirim pesan dan penyampai pesan. Materi pembelajaran merupakan pesan-pesan yang harus disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Jadi media adalah alat untuk menyampaikan atau menghantarkan pesan-pesan pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu ( teknologi, sarana fisik, sarana komunikasi)  yang dapat menyampaikan pesan, merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga mendorong terjadinya proses belajar dan tercapainya tujuan pembelajaran. Secara sederhana dapat diartikan bahwa media pembelajaran adalah seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan guru  dalam rangka berkomunikasi dengan siswa. Alat bantu itu disebut sebagai media pembelajaran sedangkan komunikasi adalah sistem penyampaiannya.  

Minggu, 03 Juni 2012

GAMBAR LUCU DAN ANEH

Anak Jangan Dipaksa Belajar

Anak Ayam Super

Saling Membantu, Walau Pun dalam Mengungkapkan Rasa Kasih Sayang

Kerjasama yang Baik Antara Anak dan Orang Tua

Angkutan Massal Masa Depan, Irit BBM

Tidur Nyenyak Bukan Hanya Milik Orang Kaya, Mereka pun Bisa

BENTUK DAN JENIS TES


Bentuk tes yang digunakan di sekolah dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes non-objektif. Objektif di sini dilihat dari sistem penskorannya, yaitu siapa saja yang memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Tes non-objektif adalah tes yang sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tes objektif adalah tes yang sistem penskorannya objektif, sedang tes non-objektif sistem penskorannya dipengaruhi oleh subjektivitas pemberi skor.
Jenis-Jenis tes dilihat dari cara pelaksanaannya, tes dapat dibedakan  menjadi tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Tes tulisan bisa berupa tes esai dan tes objektif. Tes esai adalah bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk menjawab pertanyaan secara terbuka yaitu menjelaskan atau menguraikan melalui kalimat yang disusun sendiri. Sementara tes objektif adalah bentuk tes yang mengharapkan siswa memilih jawaban yang sudah ditentukan, contoh; BS, tes pilihan ganda, menjodohkan, dan bentuk melengkapi. Tes perbuatan adalah tes dalam bentuk peragaan.
Berikut beberapa bentuk soal yang dipakai dalam sistem penilaian berbasis kompetensi. Bentuk soal tes yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a.    Benar-Salah: Soal benar-salah merupakan salah satu dari tes bentuk objektif dimana butir-butir soal yang diajukan dalam tes prestasi belajar tersebut berupa pernyataan (statement), dimana dalam tes itu ada pernyataan yang benar dan ada pula pernyataan yang salah. Tugas peserta tes adalah membubuhkan tanda tertentu (simbol) atau mencoret huruf B, jika peserta tes yakin bahwa pernyataan yang diberikan tersebut benar. Sebaliknya mencoret huruf S jika peserta tes yakin bahwa pernyataan itu salah.
b.    Melengkapi: Soal  bentuk melengkapi merupakan salah satu bentuk tes objektif dengan ciri-ciri yaitu: a) tes tersebut terdiri dari susunan kalimat yang bagian-bagiannya sudah dihilangkan (sudah dihapuskan); b) bagian yang dihilangkan itu diganti dengan titik-titik (....); c) tugas peserta tes adalah mengisi titik-titik tersebut dengan jawaban yang sesuai (benar).